Anak laki-laki, usia 3 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit di USA. Anak
laki-laki tersebut mengalami kecelakaan mobil dengan keluarganya dan
mengalami patah tulang femur. Kondisi anak sadar, kesakitan dan lemah. Hb 7.5
(10.5–12.7) dan Ht 27 (31.7–37.7). Tatalaksana yang diperlukan adalah operasi
secepatnya dan transfusi darah. Keluarganya yang lain dalam keadaan sadar penuh
dan luka-luka. Keluarga menolak untuk transfusi darah, karna mereka penganut
Jehovah
4. Contextual features
Menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan
keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkait justice.
Pada kasus tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tindakan, yaitu faktor keluarga, agama, dan budaya yang mempengaruhi
keputusan karena mereka penganut Jehovah yang tidak dapat menerima
transfusi darah untuk segera dilakukan operasi. Jadi seorang dokter dalam
menggambil keputusan pengobatan harus meminta persetujuan dulu dari
orang tua pasien tersebut.
Faktor keluarga yang mempengaruhi keputusan tersebut, karena anak
tersebut masih orang tua yang bertanggung jawab penuh dalam mengambil
sebuah keputusan. Saya rasa bukan karena masalah keuangan namun karena
keppercayaan, karena menurut penganut Jehovah Perjanjian lama dan
perjanian baru dengan jelas memerintahkan untuk tidak menggunakan darah.
(kejadian Imamat 17:10; Ulangan 12:23; Kisah 15:28,29) Juga bagi
Allah,darah melambangkan kehidupan. (Imamat 17:14) jadi, kami
menghindar darah bukan hanya karena taat kepada Allah melainkan juga
respek kami kepada-Nya sebagai sang pember kehidupan. Berikut menurut
penganut Jehovah karena darah itu suci dan dilarang oleh kitab untuk
mentransfusikan kepada orang lain.
Beberapa keyakinan mempercayai bahwa suatu tindakan medis dapat
membahayakan kekayaan tertentu, akibatnya penolakan atas tindakan medis
pun terjadi. Situasi seperti ini menjadikan dilemma tersendiri bagi para medis
dimana menyeimbangkan keyakinan pasien dengan konsekuensi yang akan
dihadapi pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA