Anda di halaman 1dari 10

SHALAT LIMA WAKTU: HUKUM DAN TATA

CARANYA

Disusun oleh :
1. Rosyim Arifianto
2. Aditya Hari Sandi
3. Muhani’ah
4. Dwi Rahmadani

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


2016/2017
SHALAT LIMA WAKTU: HUKUM DAN TATA

CARANYA

A. Arti dan Kedudukan Shalat

Menurut bahasa, sholatberarti‫( الدُّ َعاء‬do’a)atau rahmat. Shalat dalam arti do’a dapat

ditemukan dalam QS.Al-Taubah : 103.

Artinya: Ambillah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah (zakat), supaya

dengannya engkau membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari

akhlak yang buruk) dan doakanlah untuk mereka, kerana sesungguhnya doamu itu

menjadi ketenteraman bagi mereka. Dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha

Mengetahui.(Q.S At Taubah :103)

Sedangkan shalat dalam arti rahmat bisa ditemukan dalam QS. Al-Ahzab:43,

Artinya: “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan

ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang

terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (QS. Al-

Ahzab : 43)

Adapun pengertian Shalat menurut istilah adalah yang artinya :“Suatu ibadah yang terdiri

dari ucapan dan perbuatan tertentu yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam.”

Dalam Islam, shalat mempunyai arti penting dan kedudukan yang sangat istimewa, antara

lain:

1. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Alloh SWT yang

perintahnya langsung di terima di Rasulullah saw pada malam isra’- mi’raj.


2. Shalat merupakan tiang agama. Nabi saw bersabda:

‫سنَا مه ا ْلج َها د‬ َّ ‫َرأْس ْاْل َ ْمر ْاْلس َْل م َو َعم ْو ده ا ل‬


َ ‫ص َل ة َوذ ْر َوة‬

“Pokok perkara adalah islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad.”

Sebagai tiang agama, maka shalat harus selalu ditegakkan dan tidak boleh

ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, baik itu dalam keadaan sakit,

musafir, atau bahkan saat perang.

3. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Nabi saw

bersabda:

َ ‫سب به ا ْل َعبْد َي ْو َم ْالق َيا َمة‬


‫صلَ ته‬ َ ‫…إ َّن أ َ َّو ل َما ي َحا‬

“Yang pertama kali dihisab (amalan) seorang hamba pada saat hari kiamat adalah

shalatnya. . . (HHR. Al- Tarmidzi).

Dalam riwayat al- Thabrani selanjutnya disebutkan :

“maka jika shalatnya baik maka baiklah semua amalnya, namun jika shalatnya

rusak maka rusaklah semua amalnya.”

Dijadikannya shalat sebagai standar awal dalam menilai keseluruhan amal

menunjukan bahwa kualitas pelaksanaan shalat seseorang dapat menunjukan

kualitas amalan orang tersebut.

Itu pulalah sebabnya sehingga Nabi Ibrahim a.s. berdo’a kepada Alloh SWT:

“Ya Tuhanku, jadikanlah hamba dan keturunan hamba orang-orang yang tetap

mendirikan shalat. Tuhan kami, perkenankanlah do’aku.” (QS. Ibrahim : 30)

B. Hukum Meninggalkan Shalat

Bagi muslim yang sudah baligh dan berakal, kemudia meninggalkan shalat dengan

sengaja, hukumnya syirik dan kufur. Nabi saw bersabda:


َّ ‫الرجل َوبَيْنَ الش ْرك َو ْالك ْفر ت َْرك ال‬
‫ص َلة‬ َّ َ‫بَيْن‬

“(Beda) antara seorang (mu’min) dan antara syirik dan kekafiran ialah meninggalkan

shalat.” (HSR. Muslim).

“(Beda) antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) itu, ialah: meninggalkan shalat.

Maka barang siapa meninggalkan shalat, sesungguhnya ia telah kufur.” (HHR Ahmad).

Hadist di atas begitu tegas menyatakan bahwa orang yang dengan sengaja meninggalkan

shalat maka ia disamakan telah melakukan tindakan kufur, bukan kafir haqiqi karena

bukan dalam masalah aqidah. Bagi orang seeperti ini harus dinasehati dengan baik

supaya mau segera bertaubat.

C. Tata Cara Shalat

Untuk terhindar dari bid’ah maka disini akan dijelaskan tentang bagaimana tata cara

shalat Nabi Muhammad saw.

Shalat merupakan ibadah yang pertama kali yang bakal dihisab diakhirat nanti. Ibadah

shalat sudah ada tuntunannya dari Rasulullah SAW, baik dari segi gerakan maupun

bacaannya. Bagaimana kita bisa tahu seperti apa gerakan maupun bacaan shalat yang

dicontohkan Nabi? Kita bisa tahu dari hadist-hadist beliau yang diriwayatkan oleh

sahabat-sahabat maupun istri beliau. Oleh karena shalat ini sudah ada tuntunannya, maka

kita sebagai umatnya tentu ibadah shalat yang kita lakukan juga harus sesuai dengan yang

dicontohkan beliau baik gerakan maupun bacaanya.

Nah, pada postingan kali ini saya akan mengutip bacaan shalat yang telah diputuskan

oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Sebagaimana kita ketahui,

Muhammadiyah hanya memilih hadist-hadist yang Shahih atau yang kuat terutama dalam

masalah ibadah termasuk dalam ibadah shalat ini. Disamping itu Muhammadiyah juga
tidak taklid terhadap satu mahzab saja, sehingga terkadang Muhammadiyah mempunyai

pendapat yang sama dengan mahzab Syafi’i, terkadang Maliki, Hanafi maupun mahzab

Hambali. Berbeda dengan umat islam di Indonesia umumnya yang hanya berpegang dan

terpaku pada mahzab Syafi’i saja. Semoga bacaan shalat yang saya posting ini

bermanfaat bagi kita semua terutama warga maupun simpatisan Muhammadiyah.

1. Niat di dalam hati secara ikhlas karena Alloh semata (QS. Al-Bayyinah: 5).

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah

agama yang lurus”.(Q.S Al Bayyinah :5)

Niat adalah perbuatan hati, bukan perbuatan mulut sehingga tidak perlu di ucapkan.

Niat secara bahasa ialah mengyengaja sehingga siapapun yang menyengaja suatu

perbuatan maka sebenarnya ia telah mempunyai niat di dalam hatinya.

2. Berdiri sempurna menghadap arah qiblat.

3. Bertakbirdengan mengucapkan ‫ للا ا َ ْكبَر‬.

Takbir pertama ini disebut takbiratul-ihram. Disebut demikian karena setelah takbir

ini diharamkan melakukan gerakan lain diluar gerakan yang dituntunkan dalam

shalat hingga salam.

Cara melakukan takbiratul-ihram:

a. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan bahu sekaligus, sambil

bertakbir Allahu Akbar.

b. Meletakan tangan kanan di atas punggung pergelangan lengen kiri, dan

mengencangkan keduanya di atas dada.


c. Pandangan kearah tempat sujud, tidak boleh menutup mata, tidak boleh

menengadah ke atas, dan tidak memalingkan pandangan ke kanan-kiri.

Kemudian membaca do’a iftitah berikut :

“Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-kesalahanku

sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat.

Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih

dari kotoran.

Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”

4. Membaca surat al-fatihah secara tartil dengan sebelumnya bermohon

perlindungan dengan membaca ta’awudz tanpa dikeraskan, lalu membaca

basmalah.

5. Ruku’. Angkat kedua tangan seperti takbiratul-ihram sambil bertakbir Allohu

Akbar menuju ke posisi Ruku’, yang perlu diperhatikan adalah posisi kedua

tangan saat ruku’ ada pada kedua lutut dalam keadaan menggenggam, sehingga

sudut ruku’ diperkirakan 90 derajat.

Bacaan saat ruku’:

‫س ْب َحانَ َكالله َّم َربَّنا َ َوب َح ْمد َكاَلله َّما ْغف ْرلى‬

“Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan Allah

ampunilah aku”.
6. I’tidal setelah ruku’ yakni berdiri tegak dengan sempurna dan tenang

(thuma’ninah).

Do’a I’tidal

‫ار ًكا فيْه‬ َ ‫َربَّنَا َولَكَ اْل َح ْمد َح ْمدًا كَثي ًْرا‬
َ َ‫طيبًا مب‬

“Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang banyak, baik, dan

diberkahi padanya ”.

7. Sujud, bertakbirlah tanpa mengangkat tangan menuju gerakan sujud dengan

meletakan kedua lutut terlebih dahulu lalu kedua tangan, kemudian letakan wajah

(dahi dan hidung).

Bacaan saat sujud:

‫س ْب َحانَكَالله َّم َربَّنا َ َوب َح ْمد َكاَلله َّما ْغف ْرلى‬

“Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan Allah

ampunilah aku”.

8. Duduk diantara Dua Sujud

‫ارز ْقنى‬ َ ‫ىوا ْهدن‬


ْ ‫ىو‬ َ ‫ىواجْ ب ْرن‬
َ ‫ار َح ْمن‬ َ ‫اَلله َّما ْغف ْرل‬
ْ ‫ىو‬

“Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan

berilah rizki untukku”.

Lalu sujudlah untuk kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca do’a sujud

seperti sebelumnya.Ketika bangkit dari sujud kedua pada rakaat ganjil dan akan

berdiri pada rakaat genap, disunahkan untuk duduk istirahat sejenak .

9. Tasyahud, pada saat tasyahud,bacalah tahiyyat dengan posisi jari-jari tangan kiri

terjulur di atass lutut, sedangkan jari-jari tangan kanan dalam posisi mengepal

kecuali jari telunjuk yang menunjuk untuk berdo’a.


Do’a Tasyahud:

ُّ ‫سلَم َعلَيْكَ أَيُّها َ النَّب‬


‫ي‬ َّ ‫صلَ َوات َوال‬
َّ ‫ اَل‬.‫طيباَت‬ َّ ‫اَلتَّحيَّات ِل َوال‬

َّ ‫سلَم َعلَيْنا َ َو َعلَى عباَدللا ال‬


َ‫صالحيْن‬ َّ ‫ اَل‬.‫ َو َرحْ َمة للا َوبَ َركاَته‬.

‫أ َ ْش َهد ا َ ْن الَالَهَ االَّ للا َوأ َ ْش َهد أ َ َّن م َح َّمدًا َعبْده َو َرس ْوله‬.

“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah,

Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan

kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan

hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan

Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”.

Setelah membaca akhir do’a tasyahud awal,berdirilah untuk rakaat yang ketiga

dengan takbir sambil mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan telinga,

kemudian bacalah Al-Fatihah saja. Pada raka’at terakhir setelah membaca

tahiyyat akhir dan shalawat, Nabi saw menganjurkan untuk berlindung kepada

Allah dari empat hal dengan membaca do’a:

‫صلَّيْتَ َعلَى إب َْراهي َْم َوال إب َْراهي َْم َو‬


َ ‫صل َعلَى م َح َّمد َو َعلَى ال م َح َّمد َك َما‬
َ ‫اَلله َّم‬

‫ إنَّكَ َحميْد َمجيْد‬.‫ار ْكتَ َعلَى إب َْراهي َْم َوال إب َْراهي َْم‬
َ ‫بَار ْك َعلَى م َح َّمد َوال م َح َّمد َك َما َب‬.

“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan keluarganya,

sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya, berkahilah

Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan

keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia”.

Do’a sesudah Tasyahud Awal

َ ‫وب إالَّ أ ََثيرا ً َوالَ ي ََظ ْلما ً ك نَ ْفسي‬


‫ظلَ ْمت إني اللَّه َّم‬ َ ‫ إ ََ ْغفر الذُّن‬،‫ار َح ْمني‬
ْ ‫ فَا ْغف ْر لي َم ْغف َرة ً م ْن ع ْندكَ َو‬. َ‫ْنت‬

َّ ‫نَّكَ أ َ ْنتَ ْالغَفور‬


َ‫الرحيم‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang

banyak. Tiada sesiapa yang dapat mengampunkan dosa-dosa melainkan Engkau,

maka ampunilah bagiku dengan keampunan dariapda-Mu dan rahmatilah aku.

Sesungguhnya Engkau maha pengampun lagi maha penyayang.”

Do’a sesudah Tasyahud Akhir

ْ‫ َوم ْن فت‬,‫ َوم ْن َعذَاب ْالقَبْر‬,‫عذَاب َج َهنَّ َم‬


َ ‫اَلله َّم إنى أَع ْوذبكَ م ْن‬

‫ َوم ْن شَر فتْنَة ْال َمسيْح الدَّ َّجال‬,‫نَة ْال َمحْ يا َ َو ْال َم َمات‬

“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur,

begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal

(pengembara yang dusta)”.

10. Salam. Setelah berdo’a dalam tasyahud akhir, kemudian salamlah dengan

berpaling ke kanan dan ke kiri hingga terlihat pipimu dari belakang dengan

membaca:

‫سلَم َعلَيْك ْم َو َرحْ َمة للا َوبَ َركَاته‬


َّ ‫ال‬

“ Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah”

11. Dzikir Dan Do’a Setelah Shalat

Setelah shalat di sunnatkan untuk duduk sejenak sambil melafalkan istghfar yakni

permohonan ampun dengan do’a:‫( ا ْستَ ْغفرللا‬3 kali):”Hamba mohon ampun pada

Allah.”

Setelah istighfar, di tuntunkan membaca:

‫الله َّم اَ ْنتَ الس ََّل م َوم ْنكَ الس ََّل م تَبَا َر ْكتَ يَا ذَا ْال َج َل لش َو ْاال ْك َرام‬

“ Ya Allah engkau maha sejahtera , engkaulah sumber kesejahteraan,engkau maha

memberkahi wahai yang mempunyai keagungan dan kemuiaan.”


(H.R.Muslim,Ahmad,Al-nasa’i, dari Tsawban).

kemudian membaca subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahuakbar 33x, dan

kemudian di sempurnakan dengan tahlil 1x sehingga genap menjadi

100,kemudian di tutup dengan do’a.

Sumber: Buku Fiqh Ibadah

Anda mungkin juga menyukai