Dosen Pembimbing
Demes Nurmayanti, ST, M.Kes
Penyusun :
Kelompok A Sub 4
1) Dyan Asrie Septiani P27833116022
2) Atiyatus Eka Putri P27833116023
3) Sazkia Nuhaa Sabrina P27833116026
b. Pengendalian bahaya
2. Informasi K3
a. Tujuan
- Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 yang terencana, terstruktur,
terukur, dan terintegrasi
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen dan pekerja
- Menciptakan tempaata kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas karyawan
b. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain
Hasil temuan atau identifikasi bahaya yang dinilai telah dibandingkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pihak bengkel
menjamin bahwa peraturan perundang-undangan maupun persyaratan lain yang
digunakan dapat dengan mudah diidentifikasi.
Pihak Bengkel menginformasikan dan mengomunikasikan kepada
seluruh pihak yang berhubungan dengan penerapan K3 mengenai peraturan
perundangan-undangan dan persyaratan lain yang digunakan oleh Bengkel
dalam menerapkan K3 di lingkungan Bengkel.
3. Target (sasaran) dan Program-program K3
Sasaran Program Wewenang
Mencegah dan MerencanakanSistem Manajemen HRD
mengurangi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
terjadinya Penerapannnya serta melakukan
kecelakaan kerja identifikasi bahaya dan rencana
Ketua
Atiyatus Eka Putri
Wakil
Sazkia Nuhaa Sabrina
Sekretaris Anggota
Dyan Astrie Septiani Bunny
2. Peran dan Wewenang P2K3
Peran Wewenang
3. Program Kerja
a. Identifikasi Masalah K3
Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan penyakit akibat
kerja disetiap Bagian/ Group dalam rangka perlindungan tenaga kerja.
Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalikan dan
mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan upaya
peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.
Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan perundangan.
Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan jaminan akan
keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum khususnya dilingkungan
tempat kerja.
b. Pendidikan dan Pelatihan
Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan sesuai dengan
kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).
Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3, membuat film-film
tentang K3.,buletin,majalah tentang K3.
Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang tenaga
ahli K3.
c. Menyediakan Prasarana Dan Sarana Yang Memadai Prasarana dan sarana yang
disediakan meliputi:
1) Organisasi/Unit yang bertanggung jawab di bidang K3
2) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
Prosedur operasi/kerja dibengkel
Sebelum pengerjaan :
1. Pengaturan parkir sepeda motor
2. Pemberian nomor urut
3. Memasang pelindung sepeda motor
4. Pendaftaran servis
5. Pengecekan awal (SP7) dan pemasangan SOP – Card
6. Persilahkan konsumen ke ruang tunggu
7. Koordinasi pekerjaan dengan teknisi
Saat pengerjaan :
1. Pemahaman surat perintah kerja
2. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
3. Proses pengerjaan
a) Pengecekan sistem injeksi
b) Penyetelan ECM (Engine Control Module) dan sensor PGM FI
c) Pengecekan saringan udara
d) Pengecekan oli mesin dan oli transmisi untuk tipe matik
e) Pembersihan busi
f) Penyetelan dan pelumasan rantai
g) Pengecekan dan penyetelan sistem pengereman
h) Pengecekan battery atau aki
i) Pengecekan lampu-lampu dan klakson
4. Bekerja sesuai dengan SOP
5. Pemeriksaan hasil akhir
6. Merapikan peralatan dan membersihkan sepeda motor
Setelah pengerjaan :
1. Pemeriksaan akhir seluruh pekerjaan
2. Melakukan final check (tekanan ban, RPM dan kekencangan motor)
3. Melepas pelindung sepeda motor
4. Tes fungsi dan laik jalan
5. Penjelasan hasil kerja dan penyerahan part bekas
6. Penyelesaian administrasi
Pada setiap jenis pekerjaan dan dibuat melalui analisa pekerjaan berwawasan K3 (Job
Safety Analysis) oleh personil yang kompeten.
1. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Dalam melakukan konsultasi, motivasi dan kesadaran SMK3, pengusaha
dan/atau pengurus harus memberi pemahaman kepada tenaga kerja atau pekerja/buruh
tentang bahaya fisik, kimia, ergonomi, radiasi, biologi, dan psikologi yang mungkin
dapat menciderai dan melukai pada saat bekerja, serta pemahaman sumber bahaya
tersebut. untuk itu dibentuklah suatu divisi khusus yang nantinya menangani masalah
mengenai K3. Divisi tersebut diberi nama Tim K3 atau P2K3. TIM K3 yang bertugas
untuk penerapan Keselamatan dan melakukan konsultasi, motifasi dan kesadaran dalam
penerapan K3 bagi para tenaga kerja.
2. Dokumentasi
Sistem dokumentasi dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja meliputi antara lain :
3. Prosedur pelaporan
1. Internal, yang harus ditetapkan untuk menangani:
a) Laporan terjadinya insiden
b) Laporan ketidaksesuaian
c) Laporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
d) Laporan identifikasi sumber bahaya.
2. Eksternal, yang harus ditetapkan untuk menangani:
a) Laporan yang dipersyaratkan peraturan perundang- undangan
b) Laporan kepada pemegang saham atau pihak lain yang terkait.
Laporan harus disampaikan kepada pihak manajemen dan/atau pemerintah.
2. Pemantauan Kinerja
a. Belum ada evaluasi dan update laporan kegiatan pengukuran dan pemantauan
kinerja K3.
3. Evaluasi Kebijakan K3
a. Tidak ada dokumen evaluasi kebijakan K3 secara tertulis.
b. Tidak konsisten dalam evaluasi legal, serta tidak mematuhi hukum dan
persyaratan secara berkala.
E. Ulang Manajemen
Tinjauan Manajemen focus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap kebijakan K3 Bengkel.
2. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
operasional dan aktivitas Bengkel
3. Keefektifan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil-
hasil yang diinginkan.