Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang


memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter
per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia.Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat
bervariasi.

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup
orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
fungsinya bagi kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain.
Air bersih dan air murni merupakan bahan yang sangat penting juga langka
dengan semakin majunya iptek, masyarakat dan peradaban industri.
Sebaliknya berkat perkembangan iptek, mutu air pun secara bertahap dapat
diperbaiki. Untuk mendapatkan air yang berkualitas maka dilakukan
pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Untuk menentukan kualitas air
maka dilakukan analisis air baik untuk fisika, kimia dan biologi.

Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestic yang semakin menurun. Kegiatan
industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya
air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup
yang bergantung pada sumber daya air tersebut (Effendi,2003). Pembangunan
di negara ini semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju pembangunan ini
menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat dihindarkan terhadap kualitas
lingkungan, antara lain terjadinya degradasi kualitas air. Dampak suatu
kegiatan terhadap keseimbangan lingkungan memang merupakan suatu hal
yang sulit dihilangkan sepenuhnya.Satu-satunya upaya yan dapat dilakukan
adalah meminimumkan pengaruh yang mungkin muncul. Sumber daya air
yang strategis dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas adalah air
sungai. Air sungai merupakan sumber daya alam yang potensial menerima
beban pencemaran limbah kegiatan manusia. Akibatnya kualitas dan kuantitas
air menjadi berkurang (Effendi, 2003).

B. Rumusan Masalah
- Bagaimana kuliatas bakteriologi (fecal coliform dan coliform) pada
sumur gali di daerah kabupaten lombok utara?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui bagaimana kualitas bakteriologi (fecal coliform dan
coliform) pada sumur gali di daerah kabupaten lombok utara.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Analisis kualitas Air


Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk
hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh
manusi bisa mneyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat
bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia belum
mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan
lemak. Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan
manusia
Analisa atau analisis atau analisis adalah suatu usaha untuk
mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan
komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih
lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang artinya
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti
kembali, dan luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka
artinya adalah melepas kembali atau menguraikan. Kata analisis ini di serap
kedalam bahasa inggris menjadi analysis yang kemudian di serap juga ke
dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air
dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga
menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan
manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi
kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.Berbagai
lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik
dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan
tertentu.Kondisi air bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi
lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi setempat
sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalam ilmu
lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi,
dan transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan
permukaan dari pertanian dan perkotaan.
Kualitas air sangat menentukan kesehatanmanusia. Menurut laporan United

Nation

Enviromental Program (UNEP), setiap tahun


jumlah balita yang meninggal karena penyakit yang
berkaitan dengan buruknya kualitas air mencapai
1,8 juta jiwa (The Jakarta Post, 24 Maret 2010).
Negara-negara di dunia menerapkan baku mutu
yang tinggi untuk air minum sehingga airnya aman
untuk dikonsumsi, akan tetapi tidak semua negara
dapat menerapkan baku mutu dengan baik terutama
negara yang berkembang sehingga kualitas air
minumnya masih sangat buruk (Wiryono, 2013).
Di sebagian negara-negara berkembang
sungai dijadikan tempat pembuangan sampah,
kotoran manusia sekaligus dijadikan tempat untuk
mandi, mencuci pakaian bahkan mencuci peralatan
memasak. Pemanfaatan air untuk kegiatan seperti
di atas dapat menimbulkan penyakit. Secara
global, air yang tercemar mikroorganisme patogen
merupakan penyebab terbesar terjadinya penyakit
manusia. Organisme pencemar air dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu bakteri, virus dan parasit, dimana
organisme-organisme tersebut dapat menyebabkan
penyakit tipus, disentri, radang usus, kolera, polio,
hepatitis dan masih banyak lagi (Hill, 2010).
Air pada sumber air yang berada dalam dua atau
lebih wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
Timur menurut peruntukannya dibagi menjadi 4
(empat) kelas. Tingkatan mutu air dari setiap kelas
disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya
bagi suatu peruntukan air (designated beneficial
water uses). Pembagian kelas air berdasarkan
peruntukannya (Perda Kaltim no. 02 Tahun 2011
tentang PKA dan PPA) meliputi:
a. Kelas I (satu), air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum, dan/atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas II (dua), air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, dan/atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas III (tiga), air yang peruntukannya
digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan/
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas IV (empat), air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan/
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Berdasarkan hasil ujikualitas air yang telah
dilakukan dari tiga lokasi sumber mata air, yaitu
mata air desa Bukit Harapan di Kaliorang, sumber
air dingin desa Karangan Hilir dan sumber air panas
desa Batu Lepoq di Kecamatan Karangan dapat
dikatakan dalam katagori kurang baik terlihat dari
BOD, COD, dan total coliform yang relatif tinggi.
B. Jenis-Jenis Analisis Kualitas Air dan Parameter Kualitas Air
Parameter diartikan sebagai peubah bebas yang menjadi petunjuk
(indikator) karakteristik air. Parameter kualitas air dikelompokkan
berdasarkan sifat, jenis dan peran fungsionalnya (Wardoyo, 1992:). Kualitas
air ditenttukan oleh berbagai parameter antara lain parameter fisik (warna,
suhu, total padatan tersuspensi) dan parameter kimia (pH, DO, BOD, COD).
Jenis dan jumlah parameter yang dianalisis terhadap suatu badan air sangat
tergantung pada jenis kegiatan yang diprakirakan memberikan dampak
terhadap badan air tersebut. Menurut sifatnya, parameter kualitas air terdiri
atas:
1. Parameter Fisik
Ada beberapa parameter fisik yang menentukan kualitas air, antara lain:
a. Warna
Air alami, yang sama sekali belum mengalami pencemaran,
berwarna bening, atau sering dikatakan tak berwarna. Timbulnya
warna disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna, ekstrak senyawa-senyawa organik ataupun tumbuh-
tumbuhan dan karena terdapatnya mikro organisme seperti
plankton, disamping itu juga akibat adanya ion-ion metal alami
seperti besi dan mangan. Komponen penyebab warna, khususnya
yang berasal dari limbah industri kemungkinan dapat
membahayakan bagi manusia mau bagi biota air. Disamping itu
warna air juga memberi indikasi terdapatnya senyawa-senyawa
organik, yang melalui proses klorinasi dapat meningkatkan
pertumbuhan mikro organisme air.
b. Bau dan Rasa
Air alami yang sama sekali belum tercemar dikatakan tidak berbau
dan tidak berasa. Air yang berbau sudah pasti menimbulkan rasa
yang tidak menyenangkan.Adanya bau dan rasa pada air,
menunjukkan terdapatnya organisme penghasil bau dan juga
adanya bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu kesehatan.
c. Suhu
Dalam setiap penentuan kualitas air, pengukuran suhu merupakan
hal yang mutlak dilakukan. Pengukuran suhu air biasanya
dilakukan langsung di lapangan. Suhu air yang normal berkisar ± 3
0C dari suhu udara. Peningkatan suhu air bisa disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain, air (sungai) yang dekat dengan gunung
berapi, ataupun akibat adanya pembuangan limbah cair yang panas
ke badan air. Disamping itu adanya limbah bahan organik, yang
lebih lanjut mengalami proses degradasi baik secara biologis
maupun kima, seringkali meningkatkan suhu air. Kenaikan suhu air
dapat mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air menjadi
berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota air juga menjadi
terganggu .
d. Total padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid,TSS)
Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter
>1μm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori
0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad
renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang
terbawa ke dalam badan air. Materi yang tersuspensi mempunyai
dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi
matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.
2. Parameter Kimia
Ada banyak parameter kimia yang menentukan kualitas air, namun yang
umum ada beberapa parameter, diantaranya:
a. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui
konsentrasi/aktifitas ion hidrogen (H+). Secara matematis dinyatakan
sebagai: pH = - log (H+).H+ selalu ada dalam keseimbangan yang
dinamis dengan air(H2O) yang membentuk suasana untuk semua
reaksi kimiawi yang berkaitan dengan masalah pencemaran air,
dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis. H+ tidak hanya
merupakan unsur molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur
banyak senyawa lain. Dalam air murni, banyaknya molekul H2O yang
terionkan ada sebanyak 10-7, sehingga pH air dikatakan 7. Bila
konsentrasi ion hidrogen bertambah, maka nilai pH akan turun dan
larutan disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion
hidrogen berkurang, menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut
bersifat basa. pH yang ideal bagi kehidupan biota air adalah antara
6,8 sampai 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan
logam-logam dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi
organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan
konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi
organisme air. pH air biasanya ditentukan langsung di lapangan
dengan alat pH-meter, atau dapat juga dengan kertas pH.
b. Oksigen terlarut (DO)
Adanya oksigen terlarut dalam air adalah sangat penting untuk
kelangsungan kehidupan ikan dan organisme air lainnya yaitu untuk
proses respirasi. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran
secara alamiah banyak tergantung pada cukup tidaknya kadar oksigen
terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari
proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air,
tergantung pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral
dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air, pada suhu 00C
yaitu sebesar 14,16 mg/L. Sejalan dengan meningkatnya suhu, maka
konsentrasi oksigen dalam air akan berkurang. Ada dua metode yang
umum digunakan untuk analisa oksigen terlarut dalam air yaitu
dengan metode titrasi cara Winkler dan metode elektrokimia dengan
alat DO-meter.
c. BOD
Angka BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau disebut juga
Kebutuhan Oksigen Biokimiawi adalah suatu analisa empiris yang
mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang
sebenarnya terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik untuk menguraikan
hampir semua zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi di
dalam air. Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan penduduk ataupun industri dan untuk
mendesain sistim pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut.
Penguraian zat organik adalah proses alamiah, yang kalau suatu badan
air dicemari oleh zat organik maka selama proses penguraiannya
mikroorganisme dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air
tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air.
Disamping itu kehabisan oksigen dapat mengubah keadaan menjadi
anaerobik sehingga dapat menimbulkan bau busuk. Pengukuran BOD
didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik oleh oksigen dalam air, dan
proses tersebut berlangsung disebabkan adanya bakter aerobik.
Menurut penelitian, untuk supaya 100% bahan organik terurai,
diperlukan waktu kira-kira 20 hari. Namun dalam waktu 5 hari, pada
temperatur inkubasi 20 0C, bahan organik yang dapat diuraikan
mencapai 75%, sehingga waktu ini sudah dianggap cukup. Maka
timbullah istilah BOD520 dapat ditentukan dengan mencari selisih
antara harga DO0-DO5 dengan metode Azida modifikasi.
d. COD
Angka COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen
Kimiawi adalah jumlah O2 (mg) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
total zat-zat organik yang terdapat dalam 1 liter sampel air. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh total zat-zat
organik baik yang dapat diuraikan secara biologis, maupun yang
hanya dapat diuraikan dengan proses kimia. Analisa COD berbeda
dengan analisa BOD, namun perbandingan antara angka COD dengan
angka BOD dapat ditetapkan. Secara umum perbandingan
BOD5/COD = 0,40 – 0,60. Pengukuran COD dilakukan dengan
metode refluks – titrimtri
3. Parameter biologi
a. Total Coliform
Total Coliform merupakan Tes yang paling dasar untuk
mendeteksi kontaminasi bakteri dari pasokan air. TotalColiform
termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae dan genus Escherichia
dengan karakteristik bakteri yang mempunyai bentuk batang, gram
negatif, sangat motil, tidak berspora, dan bersifat aerobik fakultatif
dengan memanfaatkan oksigen pada kondisi aerob dan melakukan
fermentasi pada kondisi anaerob.
Total coliforms: termasuk bakteri yang dapat ditemukan di
lingkungan tanah dan air yang telah terpengaruh oleh air permukaan
serta limbah pembuangan kotoran manusia dan hewan. Sehingga
cakupannya luas dan bermacam – macam. Total Coliform akan
memperlihatkan bagaimana keberadaan bakteri patogen lainnya.
Sehingga ketika tes Total Coliform menunjukkan hasil yang sangat
banyak, maka bisa dipastikan terdapat berbagai bakteri patogen
lainnya yang dapat merusak dan mengganggu kehidupan organisme
lain apabila mengkonsumsi air tersebut.Bakteri yang termasuk dalam
Total Coliform akan memberikan efek dan dampak yang tidak
langsung. Tetapi ketika angkanya besar, besar kemungkinan efek
yang diakibatkan dari pengonsumsian air tersebut akan banyak.
Umumnya akan mengakibatkan lebih dari 1 keluhan yang terjadi
setelah mengkonsumsi air tersebut. Hal ini diakibatkan karena
kemungkinan besar bukan hanya ada Bakteri coliform saja di air
tersebut tetapi ada bakteri patogen lain yang bisa jadi lebih
berbahaya apabila dikonsumsi dalam batasan tertentu.
Total coliform yang masih bersumber dari macam – macam
sumber, dapat sebagai indikasi bahwa pencemaran terjadi karena
lingkungan. Entah itu karena limbah yang dibuang oleh manusia,
pembusukan hewan yang telah meninggal, atau pencemaran lainnya.
b. Fecal Coliform
Fecal Coliform merupakan tes lanjutan setelah tes total
coliform dilakukan. Fecal coliform adalah kelompok total coliform
yang pada umumnya terdapat secara spesifik dalam saluran usus dan
feses hewan berdarah panas (warm-blooded animals). Karena
sumber dari fecal coliform lebih spesifik daripada sumber kelompok
bakteri total coliform, pengujian fecal coliform dianggap sebagai
indikasi yang lebih akurat terhadap adanya kontaminasi limbah
kotoran hewan atau manusia daripada pengujian total coliform.
Sehingga dapat dipastikan apabila terdapat air yang banyak
mengandung fecal coliform, maka terdapat banyak pencemaran tinja
di daerah tersebut. Pengaruh dari pencemaran air oleh tinja ini akan
dapat langsung dirasakan oleh orang yang mengkonsumsi air
tersebut dalam bentuk awal sakit perut. Konsumsi yang berlebihan
akan memberikan efek yang lebih parah seperti diare, thypus, dan
beberapa gangguan pencernaan lainnya.
Escherichia coli (E. coli) adalah spesies utama yang berada
dalam kelompok fecal coliform. Dari lima kelompok bakteri umum
yang tergabung dalam total coliform, hanya E.coli yang pada
umumnya tidak ditemukan tumbuh dan berkembang di lingkungan
(yang tidak terkontaminasi). Oleh karena itu, E. coli dianggap
sebagai spesies bakteri coliform terbaik untuk digunakan sebagai
indikator terjadinya polusi limbah toilet serta kemungkinan adanya
patogen.Escheria coli , dengan nama aslinya Bacterium coli,
diidentifikasi pertama kali pada tahun 1885 oleh seorang dokter anak
dari Jerman , Theodor Escherich. E.coli terdistribusi sebagian besar
pada usus besar manusia dan hewan berdarah panas serta merupakan
bakteri fakultatif anaerob yang sangat dominan pada usus besar.
Bakteri ini digunakan sebagai indikator dalam menganalisa bakteri
fecal coliform dalam air karena mampu bertahan hidup di luar sistem
pencernaan.E. coli terdapat pula pada usus besar manusia. Juga
terdapat pula pada feses yang dikeluarkan manusia, sehingga ketika
manusia sering membuang feses di daerah air seperti sungai, danau,
laut dan tempat tempat air lainnya, dapat dipastikan jumlah
pencemaran E. coli akan bertambah. Sehingga air yang digunakan
sebagai pembuangan hajat, besar kemungkinan bahwa air tersebut
tidak layak untuk segera dikonsumsi. Kualitas dari air tersebut juga
akan menurun seiring dengan banyaknya feses yang terbuang dan
banyaknya E. coli yang ada pada air tersebut.
Menurut jenisnya, parameter kualitas air terdiri atas:
1. Masking parameter, yaitu parameter yang menunjukkan gejala
umum(pH, alkalinitas, salinitas, kekeruhan)
2. Controlling parameter, yaitu parameter yang mengendalikan
sifat atau modus operandi parameter lain (suhu, intensitas
cahaya, pH)
3. Limiting parameter, yaitu parameter yang menjadi pembatas
parameter lain, khususnya terhadap parameter biologis (DO,
bahan beracun)
4. Derivative parameter, yaitu parameter turunan dari parameter
lain (BOD, COD, keragaman jenis).
Menurut peran fungsionalnya, parameter kualitas air terdiri atas:
1. Key parameter, yaitu parameter yang relative menentukan
peruntukan air (untuk kelas 1, kelas 2, dan lain-lain).
2. Supplement parameter, yaitu parameter yang menunjang fungsi
parameter kunci bagi suatu peruntukan (alkalinitas terhadap
pH).
3. Complement parameter, yaitu parameter yang melengkapi
fungsi suatu parameter lain (BOD terhadap DO bagi peruntukan
perikanan).
C. Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai ambang batas (NAB) adalah nilai atau batas tertinggi dimana
manusia mampu menahannya tanpa menumbulkan gangguan kesehatan
selama 40 jam atau 5 hari dalam seminggu. Mungkin seperti itulah gambaran
harfiah dari Nilai ambang batas.
Untuk zat-zat yang memiliki standar NAB, Udara, air, tanah, dan yang
sebenernya Nilai ambang batas ini lebih terkhusus pada zat-zat kimia
berbahaya, karena pertimbangan risiko, tingkat frekuensi dan tingkat
kefatalanyang ditimbulkan oleh zat kimia tersebut maka perlu diupayakan
adanya pengendalian. Berikut ini ialah beberapa kriteria parameter kualitas
air beserta penjelasannya:
1. DO atau dissolve oxygen ialah kadar oksigen yang terlarut dalam air.
semakin tinggi DO maka air tersebut akan semakin baik. pada suhu
20C. tingkat DO maksimal ialah 9ppm. ppm ialah satuan untuk
menunjukkan kadar atau satuan. ppm ialah singkatan dari part per
million atau sama dengan mg/L.
2. BOD atau biological oxygen demand ialah tingkat permintaan oksigen
oleh makhluk hidup dalam air tersebut. jadi semakin tinggi nilainya
maka semakin banyak mikrobanya dan membuat nilai DO turun.
Semakin tinggi nilai BOD maka akan semakin rendah kualitas air.
3. COD atau chemical oxygen demand mirip seperti BOD. bedanya disini
ialah tingkat kebutuhan senyawa kimia terhadap oksigen. bisa jadi
dipakai untuk mengurai dan sebagainya. nilai COD juga berbanding
terbalik dengn DO.
4. TDS atau total dissolve solid ialah jumlah zat padat yang terlarut
didalam air. semakin rendah TDS maka akan semakin bagus kualitas
air. banyak tds meter yang mudah untuk didapatkan dan bisa digunakan
hanya dengan mencelupkan ujung alat tersebut kedalam air.
Berikut ialah batas ambang berbagai parameter kualitas air yang
ditetapkan oleh pemerintah. namun seperti yang kita tahu, peraturan hanyalah
sebuah peraturan tanpa adanya penegakan dan tindak lanjut dari ketetapan
tersebut. semoga saja setiap batas batas kualitas air, udara dan tanah
diperhatikan dan dijaga agar tidak membuat alam ini dan penghuninya
menjadi rusak.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 03 Tahun 2010 Tanggal : 18 Januari 2010

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


1 Ph – 6-9
2 TSS mg/L 150
3 BOD mg/L 50
4 COD mg/L 100
5 Sulfida mg/L 1
6 Amonia mg/L 20
7 Fenol mg/L 1
8 Minyak & Lemak mg/L 15
9 MBAS mg/L 10
10 Kadmium mg/L 0,1
11 Kromheksavalen mg/L 0,5
12 Krom total mg/L 1
13 Tembaga mg/L 2
14 Timbal mg/L 1
15 Nikel mg/L 0,5
16 Seng mg/L 10
17 Kuantitas air limbah max mg/L 0,8L/s lahan kawasan terpakai
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Pengambilan sampel air ini dilaksanakan di 5 dusun Desa Teniga,
Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 12 November 2018 dan analisis sampel
air dilakukan di Laboratorium Analisis Terpadu Dinas Kesehatan Lombok
Tengah. Prosedur dalam penelitian ini secara umum terdiri dari orientasi lapangan
dan pengambilan sampel air.
Sampel air yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan, untuk masing
masing lokasi diambil ±100 ml dengan diberi perlakuan tertentu agar suhu
konstan tetap terjaga bertujuan untuk mempertahankan dan mengawetkan sifat
fisik, kimia dan biologi sampel air tersebut. Parameter kualitas air yang akan diuji
adalah fecal coliform dan coli form.

Anda mungkin juga menyukai