PENDAHULUAN
1
pun bentuk,jenis dan ukuran organisasi yang dipimpinnya. Khususnya untuk mahasiswa
administrasi pendidikan angkatan 2106 sebagai peserta mata kuliah pengambilan keputusan
ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Keputusan
3
b. Pengertian Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh
para ahli, yang dikutip dalam :
https://www.academia.edu/8524388/MAKALAH_PENDAHULUAN_ANALISIS_PENGA
MBILAN_KEPUTUSAN_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_Mata_Kuliah_Analisis_Pengam
bilan_Keputusan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) M e n u r u t G e o r g e R . T e r r y
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada.
2) M e n u r u t S . P . S i a g i a n
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa : pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
4
2.3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI INTI KEPEMIMPINAN
Pada analisa terakhir efektifitas kepemimpinan seseorang di-ukur dari kecekatan,
kemahiran dan kemampuannya mengambil keputusan yang rasional, logis, berdasarkan daya
pikir yang kreatif dan inovatif, digabung dengan pendekatan yang intuitif denan
memanfaatkan berbagai pelajaran yang diperoleh dari pengalaman.
Menurut Siagian (1988:19) Pengambilan keputusan merupakan inti kepemimpinan
karena pengambilan keputusan adalah kegiatan intelektual yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang sehingga lebih menjamin bahwa hal-hal yang dihadapi oleh organisasi telah
diperhitungkan sebelumnya dan dengan demikian terhindar dari berbagai jenis pendadakan.
Penelitian para ahli dan pengalaman para praktisi menunjukkan keputusan yang baik
adalah keputusan yang memenuhi berbagai persyaratan. Syarat-syarat itu antara lain:
1) Keputusan yang dibuat,baik yang bersifat strategis, taktis maupun operasional, harus
berkaitan langsung dengan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
2) Keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti
menuntut pendekatan ilmiah berdasarkan berbagai teori dan asas yang telah berhasil
dikembangkan oleh para ahli.
3) Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya
pikir yang kreatif,inovatif, intuitif dan bahkan emosional.
4) Keputusan yang diambil harus dapat dilaksanakan.
5) Keputusan yang diambil harus diterima dan dipahami baik oleh kelompok pimpinan yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam melaksanakan
keputusan itu maupun oleh para pelaksana kegiatan operasional.
5
menghasilkan pilihan yang layak, membuat ke-putusan, dan mengimplementasikan dan
mengevaluasi.
6
produksi yang canggih” merupakan persyaratan utama untuk meraih kemakmuran.
Kemakmuran bahkan dikaitkan dengan aset tersebut, dan tidak lagi dikaitkan dengan aset
lainnya. Hal ini hanya dapat terwujud bila organisasi telah mengembangkan sebuah sistem
informasi yang canggih, yang dapat membantu organisasi dalam melakukan pengambilan
keputusan secara baik.
Sistem infromasi merupakan “interrelated components working together to
collect,process,store and disseminate information to support dicisionaking.
Coordination,control,analysis adn visualization in an organization” K.C Loundon dan J.P
loundon 2000 ( dalam Dermawan, 2016:33). Sistem tersebut berisi informasi penting tentang
berbagai variabel lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal. Karakteristik utama
dari sistem ini adalah penerapan perangkat elektronik yang canggih,komputer, perangkat
keras dan lunaknya, serta sistem informasi lain yang terhubung luas. Seluruh perangkat keras
dan lunak dipakai untuk menemukan informasi yang bernilai tinggi bagi proses pengambilan
keputusan. Selain itu, tujuan lain dari sistem ini bagi pengambilan keputusan adalah
mengolah secara ekonomis data menjadi informasi atau pengetahuan, maka mereka terlebih
dahulu harus mencaro dan mengolah data. Tiga konsep ini sering saling dipergantikan dalam
penggunaannya. Seluruhnya menjadi rangkaian “bahan baku informasi” bagi pengambilan
keputusan.
Data merupakan deskripsi mendasar tentang sesuatu,peristiwa, aktivitas dan transaksi
yang direkam, diklarifikasi dan disimpan, namun tidak diorganisir untuk membawa satu
makna yang khusus. Data ini diolah menjadi informasi yang merupakan data yang telah
diorganisir sehingga data tersebut memiliki arti dan nilai bagi penerima. Pengetahuan terdiri
dari data atau informasi yang telah diorganisir dan diproses untuk menyampaikan
understanding,experience,accumulated learning dan expertise (E. Turban, E.Mclean, dan
J.Wetherbe 2001 dalam Dermawan, 2016:33) seketika pengambil keputusan menerapkan hal
tersebut pada penyelesaian masalah atau aktivitas pencapaian tujuan.
Semenjak organisasi merupakan “alat/wahana” yang digunakan orang untuk meraih
tujuan secara kolektif, dan organisasi juga merupakan sebuah “mesin pencipta keputusan”
yang mengakumulasikan seluruh daya kreasi setiap individu dalam mencaipta keputusan
terbaiknya, maka sistem informasi berfungsi sebagai “mesin penyuplai oksigen” bagi proses
penciptaan keputusan. Sistem ini juga membantu organisasi dalam menciptakan arus
komunikasi yang baik ke dalam dan ke luar organisasi. Komunikasi yang lebih merupakan
penghantar informasi terefektif yang dapat memberikan nilai tambah bagi penentuan
alternatif solusi. Secara sederhana kita dapat katakan bahwa pengambilan keputusan
7
merupakan “fungsi” dari sistem informasi. Semakin biak sistem informasi dibentuk semakin
baik keputusan yang dihasilkan. Relasi yang lebih mendalam dari sistem informasi dengan
pengambilan keputusan akan dijelaskan secara singkat pada bagian berikut ini.
8
Management Information System (MIS) dan Decision-Support System (DSS) dalam
menentukan keputusan yang diambil terkait dengan persiapan aggaran, sebagai contoh. Level
pengetahuan membutuhkan alat bantu informasi Office Automation System (OAS) dalam
penetapan jadwal proses kerja secara elektronik untuk jenis keputusan tersetruktur, serta
menggunakan Knowledge Work System (KWS) bila jenis keputusan yang dihadapi adalah
keputusan tidak terstruktur, seperti mendesain produk . level operasional pada umumnya akan
menggunakan Transaction Processing System (TPS) dalam keputusan terstruktur, misalnya:
menghitung piutang dagang dan penjadwalan proyek.
Tahap intelejen terdiri dari pendefinisian masalah, yang berangkat dari observasi
mendalam atas fenomena di lingkungan organisasi. Tahap ini berusaha menjawab
9
pertanyaan: mengapa, dimana dan dengna efek situasi terjadi. Tahap ini membutuhkan suplai
informasi yang bernilai tinggi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sistem informasi yang
dipakai pada umumnya adalah Management Information System (MSI) yang memasok
beragam informasi tentang lingkungan ekternal dan internal organisasi. Selama tahap desain
pengambilan keputusan, manajer menetapkan jumlah solusi yang masuk akal dan berpeluang
untuk mengatasi masalah. Aktivitas ini membutuhkan lebih banyak informasi, sehingga
manajer dapat merancang sebanyak mungkin solusi terhadap masalah. Decision Support
System (DSS) dan Knowledge Work System (KWS) merupakan dua sistem yang tepat untuk
memasok informasi bagi pengambil keputusan. Hal ini dimungkinkan oleh karekteristij dua
sistem tersebut, yang beroperasi berdasarkan model yang sederhana, dapat dikembangkan
dengan cepat dan dapat dioperasikan tanpa keterbatasan data. Tahap ketiga dari dalam
pengambilan keputuan terdiri dari penilaian satu diantara beberapa alternatif. Pada tahap ini
pengambil keputusan dapat menggunakan varian lain dari DSS yang berkaspasitas lebih besar
dalam hal pengolahan dan penyediaan data. Sistem ini membantu manajer dalam
mengembangkan analisis yang lebih rumit yang dibutuhkan untuk menghitung semua
konsekuensi. Tahap implementasi memerlukan sistem infromasi yang dapat menyampaikan
laporan langsung tenang implementasi dari solusi yang dipilih. Sistem yang dipakai juga
melaporkan sejumlah hambatan, kekurangan dan rintangan yang muncul dari implementasi
solusi. Umumnya Management Informasi System (MIS) dan Decision Support System (DSS)
yang berskala besar dan canggih digunakan untuk membantu para manajer pada tahap ini.
10
paling tidak selalu terdapat informasi yang minim tentang sesuatu/peristiwa, yang dapat
digunakan sebagai input dalam menentukan keputusan. Nilai informasi dengan demikian
dibentuk matematiskan sebagai :
NI = MBI – MBI
Dimana:
NI : Nilai Informasi
MBI : Manfaat bersih dengan informasi
MBI0 : Manfaat bersih tanpa informasi
Model terbaik yang dapat dipakai untuk menilai informasi dalam pengambilan
keputusan adalah model nilai dari informasi yang sempurna. Model ini menilai informasi
ketika pengambilan keputusan dilakukan dalam kondisi resiko, dimana tingkat ketidakpastian
akan sebuah peristiwa sangat tinggi, dan tipe keputusan yang dihadapi adalah tidak
terstruktur.
Cara lain untuk memperkirakan nilai infomasi untuk kasus pengambilan keputusan
yang lebih rumit adalah melakukan eksperimen. Cara ini membandingkan keputusan dengan
atau tanpa informasi, baik dalam situasi kondisi dunia nyata atau dalam sebuah dunia buatan
laboraturium, yang mensimulasikan beberapa proses keputusan. Pendekatan ini kurang
berisiko, tetapi bukanlah hal yang mudah untuk mentranslasikan hasil keputusan yang didapat
dalam dunia laboratorium menjadi refleksi yang nyata dari nilai informasi dalam dunia
sebenarnya. Keputusan yang diambil melalui simulasi dalam lab memiliki bias subyektifitas
yang tinggi, sehingga jarang cara ini digunakan dalam mencari nilai informasi yang “tepat” .
adapun langkah lainnya adalah mengembangkan pedekatan subjective expected utility (SEU)
dalam menentukan nilai dari informasi. Tentunya pendekatan ini digabungkan dengan
sejumlah pendekatan kuantitatif lainnya guna mendapatkan hasil perhitungan yang baik atas
nilai manfaat dari informasi.
11
Gambar : Proses pengambilan keputusan dan sistem informasi yang dibutuhkan
(Sumber: Dermawan,Rizki.Pengambilan Keputusan.2016:38)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan
suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar
dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Sedangkan sistem infromasi merupakan “interrelated components working together to
collect,process,store and disseminate information to support dicisionaking.
Coordination,control,analysis adn visualization in an organization” K.C Loundon dan J.P
loundon 2000 ( dalam Dermawan, 2016:33). Sistem tersebut berisi informasi penting tentang
berbagai variabel lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal. Karakteristik utama
dari sistem ini adalah penerapan perangkat elektronik yang canggih,komputer, perangkat
keras dan lunaknya, serta sistem informasi lain yang terhubung luas. Seluruh perangkat keras
dan lunak dipakai untuk menemukan informasi yang bernilai tinggi bagi proses pengambilan
keputusan. Selain itu, tujuan lain dari sistem ini bagi pengambilan keputusan adalah
mengolah secara ekonomis data menjadi informasi atau pengetahuan, maka mereka terlebih
dahulu harus mencaro dan mengolah data. Tiga konsep ini sering saling dipergantikan dalam
penggunaannya. Seluruhnya menjadi rangkaian “bahan baku informasi” bagi pengambilan
keputusan.
3.2 SARAN
Hendaknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat
mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi
dengan berbagai pertimbangan yang telah diperutungkan secara matang. Dan gunakanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya dan jadikanlah makalah ini sebagai bahan referensi untuk
makalah yang sejenis.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15
Dermawan,Rizki.Hal.34. Pada makalah hal.8 Dermawan,Rizki.Hal.35. Pada makalah Hal. 9
16
Dermawan,Rizki.Hal.38
hu
zzzz
17
Siagian,hal 19. Pada makalah hal. 4-5
18
Prawirosentono,hal 95-96 . Pada makalah hal.4
19