Anda di halaman 1dari 24

GOPROCESSING, DATA QUERY, DAN LAYOUT

MUHAMMAD FARID A.W. HASAN


A156180011

ILMU PERENCANAAN WILAYAH DEPARTEMEN ILMU


TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN SEKOLAH
PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Memasuki zaman teknologi informasi yang seperti saat ini,membuat perangkat-
perangkat informasi berkembang sangat cepat. Hal ini membuat internet yang merupakan salah
satu contoh dari perkembangan teknologi informasi yang memudahakan orang untuk bekerja,
, mencari referensi, mengirim file dari jarak jauh, dan dan lain sebagainya. Seiring dari
berkembangnya teknologi informasi yang ada sehingga menghasilkan banyak penemuan-
penemuan perangkat yang dilakukan untuk menciptakan teknologi informasi. Salah satu
penemuan dalam bidang teknologi infomasi adalah Sistem infomasi geografis atau
Geographic information system (GIS).
Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan di bidang apapun, khususnya di bidang
perencanaan. Untuk dapat menyajikan sebuah sistem informasi yang bermanfaat dalam bidang
perencanaan Fungsi dari gis adalah system informasi spasial yang dapat membantu dalam
pembuatan pemetaan, gis Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan di bidang apapun,
khususnya di bidang perencanaan. Untuk dapat menyajikan sebuah sistem informasi yang
bermanfaat dalam bidang perencanaan,
Dengan SIG akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif
yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data
spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta
bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang
penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat
dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan
menjadi lebih mudah.(Buana,2010).
Secara umum, geo-processing memiliki pengertian sebagai proses pengolaha atau
analisis terhadap unsus-unsur spasial (sebagian di antaranya telah dibahas pada bab sebelumya
dalam bentuk tidak jauh berbeda). Tujuan dasar sebagai geo-processing adalah menggunakan
para pengguna ArcGIS, untuk memnfaatkan fasilitas otomasi tugas-tugas SIG. Di lain pihak,
tidak seperti pendahuluanya (areview 3.x) di lingkungan ArcGIS, fungsi-fungsi geo-processing
telah “di pecah” ke dalam beberapa tools yang tersedia. Oleh sebab itu, para pengguna perlu
terlebih dahulu panel atau window “ArcToolbox”- nya dan kemudian mencari & men-double-
click tool yang bersangkutan. Sehubungan dengan pentingnya hal ini, maka bab ini akan
membahas beberapa fungsi praktis geo-processing milik aplikasi ArcGIS Desktop dengan
asumsi bahwa panel “ArcToolbox”-nya telah dimunculkan di dalam lingkungan aplikasi
ArcMap.(Eddy Prahasta, 2011: 437).
Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data,
penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout
dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses
atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini
akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan
yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu
menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout,
sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya
layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui praktikum ini
praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai layout dan dapat
mengaplikasikannya untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan
disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu.
Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat
berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah
layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya (Faculty
Petra, 2011).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ,memahami pemakaian Gis
diantaraya meregistrasi peta atau biasa disebut georefensing,digitasi dan ,atribung table. Tujan
lainnya adalah agar mahasiswa mampu mngoperasikan aplikasi Gis untuk kepentingan yang
lainnya.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat hardware
(leptop) yang mempunyai kapasitas kerja untuk mendukung sodftware ArcGIS 10.5 bekerja
secara optimal dan peta pola ruang Sukabumi berbentuk jpeg.
Tempat dan Waktu
Tempat praktikum ini di Laboratorium Penginderaan Jarak Jauh Departemen Ilmu
Tanah dan Sumber Daya Lahan Faklutas Pertanian Institut Pertanian Bogor, yang berlangsung
pada tanggal 2, dan 16 Oktober 2018.
Metode
Pelaksanaan praktikum ini adalah langkah – langkah yang dilakukan untuk menjalankan
program ArcGIS yang dimulai dari proses Georeferensi, Digitasi, Atributing
,Topologi, dan Rasterisasi yang akan dijelaskan pada bagian bab iii yaitu bab hasil dan
pembahasan.
Geoprocessing
Secara umum, geo-processing memiliki pengertian sebagai proses pengolaha atau
analisis terhadap unsus-unsur spasial (sebagian di antaranya telah dibahas pada bab sebelumya
dalam bentuk tidak jauh berbeda). Tujuan dasar sebagai geo-processing adalah menggunakan
para pengguna ArcGIS, untuk memnfaatkan fasilitas otomasi tugas-tugas SIG. Proses
Geoprocessing terbagi atas beberapa bagian yaitu Buffer, Clip, Intersect, dan Union. Adapun
penjelesan dan langkah- langkah proses Geoprocessing sebagai berikut :
1. Buffer
Buffer memiliki fungsi untuk Membuat zona buffer pada jarak tertentu dari fitur
(point, line, polygon). Buffer dipergunakan untuk membuat fecture type yang terseleksi.
adapun Langkah- langkah kerja yang dapat dilakukan untuk membuat buffer adalah
sebagai berikut :
1) Double-click menu/ item “ Analysis Tools kemudian pilih Proximity dan Buffer setelah
itu tunggu hingga muncul kotak dialog Buffer.
2) Pada kota dialog yang bbaru akan muncul folder, dan tekan open folder yang terdapat
disebelah kanan textbox, kemudian input features, untuk menentukakan layers
masukkan misalnya Sukabumi Kecamatan. Shp.
3) Aktifkan radio button “Linear Unit”, dan isikan nilai jarak buffer pada textbox, beserta
dengan satuan jaraknya
4) Tekan tombol ok . maka akan tampil unsur-unsur spasial yang telah di buffer yang telah
terseleksi.
2. Clip
Clip meliki fungsi untuk memotong unsur- unsur spasial (input ) dengan
menggunakan unsur-unsur spasial yang lain (clip feature). adapun Langkah- langkah kerja
yang dapat dilakukan untuk membuat Clip adalah sebagai berikut :
1) Munculkanlah kedua layer yang akan dikenakan oleh fungsi clip ; misalkan Jalan 1 .
shp (Tipe Line), dan Desa A. shp (Tipe Polygon).
2) Pilihlah (select) satu atau lebih unsur spasial ( milik layer Desa A. shp yang bertipe
polygon yang akan dijadikan sebgai pembatas pemotongan. Jika tidak maka secara
default, keseluruhan batas luar layer yang bersangkutan akan menjadi batas
pemotongan.
3) Pilih menu/ item” Analysis tools kemudian Extract dan Clip, hingga mucul kotak dialog
clip.
4) Pada kotak dialog yang baru akan muncul gambar folder tekan open yang terdapat pada
sebelah kanan textbox , input features untuk menentukan nama layer atau shapefile ,
kemudian feature class yang unsur- unsurnya aka dipotong, misalkan Jalan 1.
5) Tekan tombol open pada gambar folder yang terdapat disebelah kanan textbox click
feature class untuk menentukan nama layer atau shapefile feature class yang unsur-
unsurnya akan memotong atau membatasi unsur- unsur spasial , misalkan Desa A.
6) Tekan tombol open pada gambar folder yang terdapat disebelah kanan textbox output
feature class , untuk menemukan nama layer atau shapefile (feature class) yang
merupakan hasil proses fungsi geoprocessing clip misalkan Jalan 1.
7) Tekan tombol ok Tekan tombol ok . maka akan tampil unsur-unsur spasial yang telah
di clip.
3. Intersect
Intersect berfungssi untuk mengoverlapkan unsur-unsur spasial masukan (input)
dengan unsur spasial intersect (intersect feature) hingga menghasilkan sebuah feature class
tersendiri (Output) yang merupakan kombinasinya, pengguna dapat memanfaatkan fungsi
intersect. Adapun Langkah- langkah kerja yang dapat dilakukan untuk membuat Intersect
adalah sebagai berikut :
1) Munculkan kedua layer (plus data atributnya) masukkan di dalam dataframe Arcgis.
2) Double-click menu/ item “ Analysis Tools kemudian pilih overlay dan Intersect setelah
itu tunggu hingga muncul kotak dialog Intersect.
3) Pada kota dialog yang baru akan muncul folder, dan tekan open folder yang terdapat
disebelah kanan textbox, kemudian input features, untuk menentukakan layers
masukkan misalnya Sukabumi. Shp.
4) Pilih gambar folder tekan open yang terdapat pada sebelah kanan textbox , input
features untuk menentukan nama layer kedua (Intersect feature) yang menjadi
masukkan fungsi intersect ini ; misalkan Bogor.shp.
5) Pilih item “ NO_FID ” di dalam combobox “ join attributes ”.
6) Tekan tombol Ok, maka atribut table milik output feature class merupakan gabungan
dari atribut-atribut milik shapefile yang tergabung kedalam input feature.
4. Union
Union berfungsi untuk menggabungkan (dalam pergantian union) lebih dari satu
feature class ( input feature ) baik unsur-unsur spasial maupun table atributnya kedalam
feature class tersendiri ( output feature class ), digunakanlah fungsi Union. Adapun
Langkah- langkah kerja yang dapat dilakukan untuk membuat Intersect adalah sebagai
berikut :
1) Munculkan, di dalam dataframe, beberapa feature class (FC) yang akan dikenakan
operasi Union.
2) Double-click menu/ item “ Analysis Tools kemudian pilih overlay dan Union setelah itu
tunggu hingga muncul kotak dialog Union.
3) Pada kota dialog yang baru akan muncul folder, dan tekan open folder yang terdapat
disebelah kanan textbox, kemudian input features, untuk menentukakan layers
masukkan misalnya Sukabumi. Shp.
4) Sekali lagi tekan tombol open pada gambar folder yang terdapat pada sebelah kanan
textbox “ Input Features” untuk menemukan nama layers masukan lainnya: misalkan
“Flood.shp”.
5) Tekan tombol Ok. Maka hasil penggabunggan akan terlihat pada layers.
5. Merge
Merge bertujuan untuk menggabungkan file yang sama (point-point, line-line,
polygon-polygon) pada layer yang berbeda. Layer harus saling berbatasan dan boleh
overlap. Klik Geoprocessing pada menubar kemunian pilih merge setalah itu masukkan
Input selanjutnya pilih ouput sebagai lokasi penyimpanan dan yang terkhir tekan ok
6. Dissolve
Dissolve bertujuan untuk menggabungkan fitur yang memiliki kesamaan atribut
tertentu.
Klik Geoprocessing pada menu bar kemudian pilih Dissolve ,Masukkan Input serta pilih
Output dan beri nama file baru selanjutnya beri tanda centang pada field yang gunakan
untuk dissolve dan yang terkahir tekan ok
Data Query
Query adalah suatu user-request, semacam “permintaan”, atau “pertanyaan” yang pada
umumnya dikirimkan ke suatu sistem, DBMS, basis data, atau file basis data dalam rangka untuk
mendapatkan (memanggil) data (atau informasi) tertentu dengan syarat, kondisi, atau kriteria
tertentu pula. Dengan query, suatu sistem (termasuk perangkat SIG yang juga dapat berperan
sebagai sistem atau DBMS spasial) akan menelusuri semua record atau entitas (unsur) yang
terdapat di dalam tabel, layer, atau entity-set (feature-class) yang terkait dan kemudian
memilihnya (SELECT) yang sesuai dengan kriteria yang diberikan. Perangkat lunak SIG tentu
saja mengadopsi fitur penting ini hingga ia juga dapat menyediakan berbagai informasi yang
relevan berdasarkan permintaan yang diimplementasikan dalam query yang diterimanya. Adapun
penjelesan dan langkah- langkah pembuatan Layout sebagai berikut : (1) query spasial (query
yang terkait dengan aspek-aspek posisional dan atau geometri unsur spasial) dengan operator-
operatornya: “intersect", “contain” , “are within a distance of, "are completely within", "are
contained by", dan lain sejenisnya; (2) query nonspasial (atribut) dengan operator-operatornya:
"Like*, "Or”, “And “Not”, “ Is ”, “ %" , “<”, “>”, “<>”, “=”, “< =”, “> = “ , “0” , dan lain
sejenisnya. Meskipun demikian, secara praktis (akhirnya) banyak digunakan query yang
merupakan kombinasi dari kedua tipe query dasar ini. Sementara itu, secara umum, hasil query
disajikan dalam dua cara; (1) tampilan tabel atribut (dengan record terpilih yang tersorot dengan
warna default), dan [2] layer spasial atau feature class (dengan unsur-unsur spasial yang tersorot
dengan warna default). Sehubungan dengan pentingnya hal ini, maka berikut dibahas beberapa
tipe atau implementasi query yang dimiliki oleh ArcMap.
Layout
Layout di dalam terminologi perangkat lunak SIG adalah kumpulan elemen- elemen peta
yang diletakkan dan diorganisasikan di dalam sebuah halam page . layout juga merupakan proses
terkahir yang dilakukan dalam pembuatan sebuah peta .Adapun penjelesan dan langkah- langkah
pembuatan Layout sebagai berikut :
1) Tampilkan semua data pada layer yang diperlukan kedalam data frame aplikasi arcmap (data
view).
2) Setelah tampilan unsur-unsur spasial milik layer- layernya muncul didalam data frame (data
view) Arcmap, setiap pengguna juga dapat melihat unsur- unsur yang sama di dalam
komponen ( mode ) layout view dengan cara menekan tombol “layout view” yang secara
default berada berlokasi di sudut kiri- bawah dataframe yang bersangkutan.
3) Setelah tampilan unsur- unsur spasil pada layer telah muncul pada layout view langkah
selanjutnya adalah membuat pengaturan halaman dan cetakan dengan cara , pilih page
and print setup pada sub menu . kemudian rubah ukuran size kertas sesuai dengan yang
inginkan misalnya kertas A4 . setalah itu pilih orientasi halaman petanya pada radio button
yang tersedia misalnya orientasion landscape. Kemudia tekan ok.
4) Menyisipkan elemen- elemen pada peta / kartografis seperti menambahkan data frame/ insert
dengan cara memilih instert pada layout view , kemudian memilih data frame. Selanjutnya ;
(1) klick kanan pada kursor tepat diatas data frame yang bersangkutan hingga keluar menu
konteksnya ; (2) pada menu konteksnya , pilih sub menu propertis hingga muncul kotak
dialog data frame propertisnya ; (3) pada kondisi ini langkah- langkah seperti yang teah
dilakukan sebelumnya, khususnya yang berkaiatan dengan perubahan nama data frame ,
posisi, dan ukuran tab general dan size dan position.
5) Untuk menambahkan data atau layer shape file kedalam data frame baru, penggunaan perlu
menempuh langkah-langkah sebagai berikut : (1) munculkan menu konteks tepat diatas data
frame baru yang bersangkutan didalam layout view ; (2) pilih sub menu add data hingga
muncul kotak dialog add data ; (3) arahkan pointer file ke sub direktori dimana file layer
yang bersangkutan berada.
6) Setelah data fame utama beserta layernya ditambahkan secara otomatis ,pengguna dapat
segera menambahkan garis- garis grid atau graticule dengan langkah sebagai berikut : (1)
klick kanan data frame utama yang bersangkutan hingga muncul menu konteksnya seperti
diatas ; (2) pada menu konteks yang baru muncul, pilihlah sub menu propertis hingga muncul
dialog kotak dialog data frame propertis ; (3) pada kontaks dialog baru akan muncul aktifkan
tab grids dan tekan pula tombol new grid untuk membuat grid baru hingga muncul kota dialog
grids dan graticules wizard ; (4) pada kotak dialog ini , aktifkan / klick radio button graticule
divides map by meridians and parallels untuk menampilakn grid bagi halaman layout yang
memiliki system koordinat geodetic bujur lintang , aktifkan radio button measure grid :
divides map into a grisd of maps unit u ntuk menampilkan grid bagi absis (x) (y), atau
aktifkan radio button reference grid : divides map into a grid for indexing untuk menampilkan
grid bagi halamn layout yang memiliki system indeks (angka dan huruf).
7) Ketikkan nama grid barunya di dalam textbox grid name misalkan grid dan tekan tombol
next.
8) Pada kotak dialog yang muncul berikutnya , aktifkan radio button grid dan labels untuk
memunculkan grid beserta label- label koordinatnya , tekan tombol style untuk menentukan
warna dan style symbol garis girdnya, ketikan nilai- nilai interval grid-nya pada textbox (x
axis) dan (y axis), tekan tombol next.
9) Tekan tombol finish untuk menutup seri kotak dialog wizard membuat grid.
10) Tekan beberapa kali tombol apply dan ok untuk menutup kotak dialog data frame
propertisnya. Setelah data frame utamanya dimasukkan ke dalam halaman layout, biasanya,
pengguna juga memerlukan sebaris text sebagai title atau judul petanya. Berkaitan dengan hal
ini, berikut adalah langkah- langkah yang diperlukan untuk menambahkan tide peta ke dalam
halaman layout: (1) Ketika halaman layout-nyz aktif (model layout view), gunakan menu utama
"Insert-> Title" hingga secara otomatis muncul sebuah title (text) default "Layout" yang siap
dirubah.(2) Jika tittle default tersebut sudah tidak aktif (tidak tersorot) geserlah ( drag & drop)
elemen ini ke tempat yang diinginkan dan double~cliek-\ah hingga muncul kotak dialog
"Properties”, ; (3) Pada kotak dialog yang baru muncul ini, khususnya pada tab Text, gantilah
text default-nya dengan yang diperlukan; misalkan "East Coast Districts Area ; (4) Masih pada
tab yang sama, pengguna juga dapat menentukan horizontal abgnment-nya; left, center, right,
atau justify. Selain itu, leading dan character spacing-nyapun dapat ditentukan. ; (5) Sementara
itu, untuk menentukan font, warna, ukuran, dan style (di dalam kotak dialog "Symbol
Selector"), pengguna perlu menekan tombol "Change Symbol" yang ada didekatnya. ; (6)
Setelah parameter-parameter yang bersangkutan di-sef, tekan tekan tombol "OK" untuk
menutup kotak dialog "Symbol Selector . ; (7) kembali ke tampilam kotak dialog propertis ,
pengguna dapat mengaktifkan tabe size dan position untuk menentukan nama elemen ,
dimensi, dan letak yang bersangkutan secara akurat kehalaman layout . dan langkah yang
terkahir adalah tekan apply serta ok.
11) Jika pengguna masih memerlukan keterangan di dalam halaman petanya - sebagai misalkan
sub-title, author, source, keterangan mengenai proyeksi peta yang digunakan, dan lain
sejenisnya - maka ia dapat menambahkan elemen text. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
pengguna hanya perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) Gunakanlah menu
utama "Insert->Text” hingga elemen yang bersangkutan masuk ke dalam wilayah data frame
yang bersangkutan. (2) Geserlah (drag & drop) elemen text yang bersangkutan ke posisi yang
diinginkan.( 3 ) Double-click-\ah elemen tersebut hingga muncul kotak dialog ’’Properties”
untuk merubah beberapa properties-nya secara akurat seperti pada title di atas; teks, ukuran,
posisi, dan lain sejenisnya.
12) Jika pengguna memerlukan garis pinggir (frame) beserta warna latar- belakang dan shadow-
nya, ia dapat menambahkan elemen neatline dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Gunakan menu "Insert->Neatline” hingga muncul kotak dialog "Neatline”.(2) Pada kotak
dialog yang baru muncul ini, kliklah radio button yang paling sesuai dengan kebutuhan;
apakah neatline akan diberikan untuk elemen yang terpilih saja (selected), semua elemen,
atau di dalam margin. (3) Jika diperlukan, pilih pula warna latar-belakangnya, gap di antara
margin dan neatline, dan faktor pembulatan di setiap ujungnya. Selanjutnya tekan tombol ok
13) Untuk menyisipkan simbol arah utara (north arrow) ke dalam halaman layout, pengguna
hanya perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) gunakan menu utama ’’Insert-
>North Arrow” hingga muncul kotak dialog ”North Arrow Selector”. (2) Pada kotak dialog
yang baru muncul ini, pilih (klik) simbol arah utara yang diinginkan dan kemudian tekan
tombol "OK” hingga simbol yang bersangkutan muncul di dalam halaman layout yang
bersangkutan. (3) Kemudian, pada halaman layout-nya, geserlah simbol arah utara ke lokasi
yang diinginkan. (4) Meskipun demikian, untuk menentukan properties (posisi, I ukuran,
warna, sudut, ) simbol arah utara secara akurat, pengguna perlu men-double-click simbol
yang bersangkutan hingga muncul kotak dialog "North Arrow Properties".
14) Untuk menyisipkan grafik/simbol skala (scalebar) ke dalam halaman 1 layout, pengguna
hanya perlu menempuh langkah-langkah sebagai j berikut: (1) Gunakan menu utama "Insert-
^ Scale Bar” hingga muncul kotak dialog ”Scale Bar Selector”.(2) Pada kotak dialog yang
baru muncul ini, pilih (klik) simbol skala yang akan disisipkan ke dalam halaman layout-
nysi. (3) Tekan tombol “OK” hingga grafik skala yang bersangkutan muncul di dalam
halaman layout. (4) Klik, drag, dan drop-lah (geserlah) elemen skala grafis ini ke tempat yang
diinginkan.
15) Setelah scale-bar-nya diletakkan, pengguna dapat mengatur properties-nya lebih lanjut secara
akurat dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) Klik-kanan kursor tepat pada
elemen scale-bar hingga muncul menu konteksnya. (2) Pada menu konteks yang muncul,
pilih sub-menu '’Properties” hingga, sebagai contoh, muncul kotak dialog "Scale Line
Properties” atau "Scale Bar Properties” (yang juga akan muncul jika tombol ”Properties”
yang terdapat pada kotak dialog "Scale Bar Selector” ditekan). (3) Pada kotak dialog yang
baru muncul ini, aktifkan tab ’’Scale and Units” untuk menentukan division, sub-division,
satuan skala, (4) Tekan tab "Number and Marks” untuk menentukan angka-angka (number)
beserta tandanya (marks) di dalam grafik skalanya. (5) Aktifkan tab "Format” untuk
menentukan ukuran, font, dan warna beserta style grafik skalanya. (6) Klik tab "Frame” untuk
menentukan frame grafik skalanya. (7) Tekan tab "Size and Position” untuk menentukan
dimensi dan posisi scale-bar-ny secara akurat.
16) Jika pengguna tidak ingin menyatakan skala tampilan petanya dengan menggunakan objek
grafis (scale-bar) seperti di atas, tetapi ingin menyatakannya dengan teks sederhana (scale
text) yang menjelaskan skalanya, maka ia perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Pada saat halaman layout-nya muncul, gunakan menu utama "Insert-> Scale Text” hingga
muncul kotak dialog "Scale Text Selecttor”. (2) Pada kotak dialog yang baru muncul ini,
khususnya pada listbox yang tersedia, kliklah baris scale text yang ingin digunakan; misalkan
“1:1.000.000” (absolute scale). (3) Kemudian, tekan tombol “Properties ” yang terdapat di
sebelahnya hingga muncul kotak dialog “Scale Text”. (4) Pada kotak dialog yang baru
muncul ini, aktifkan tab “Scale Text” untuk kemudian menentukan style, format satuan skala,
dan I format bilangan skala. (5) Aktifkan tab "Format” untuk kemudian menentukan style,
font, warna, dan ukuran scale text yang bersangkutan.
17) Jika pengguna tidak ingin menyatakan skala tampilan petanya dengan menggunakan objek
grafis (scale-bar) seperti di atas, tetapi ingin menyatakannya dengan teks sederhana (scale
text) yang menjelaskan skalanya, maka ia perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Pada saat halaman layout-nya muncul, gunakan menu utama "Insert-> Scale Text” hingga
muncul kotak dialog "Scale Text Selecttor”. (2) Pada kotak dialog yang baru muncul ini,
khususnya pada listbox yang tersedia, kliklah baris scale text yang ingin digunakan; misalkan
“1:1.000.000” (absolute scale). (3) Kemudian, tekan tombol “Properties ” yang terdapat di
sebelahnya hingga muncul kotak dialog “Scale Text”. (4) Pada kotak dialog yang baru
muncul ini, aktifkan tab “Scale Text” untuk kemudian menentukan style, format satuan
skala, dan I format bilangan skala. (5) Aktifkan tab "Format” untuk kemudian menentukan
style, font, warna, dan ukuran scale text yang bersangkutan.
18) Untuk menyisipkan gambar atau logo institusi yang telak diimplementasikan ke dalam file
dengan format dtra (image) dijital (JPG, GIF, TIF, EMF, BMP, PNG, dan lain sejenisnya) ke
dalam halaman layout peta, pengguna dapat menempuh langkah-langkah seperti berikut: (1)
Pada saat layout yang bersangkutan muncul, gunakan menu utama “Insert-^Picture” hingga
muncul kotak dialog “Open”. (2) Pada kotak dialog yang baru muncul ini, arahkan pointer
file direktori atau sub-direktori dimana file logo yang bersangkutan berada. (3) Ketika logo
yang dimaksud muncul di atas halaman layout, geserlah (drag & drop) posisinya hingga
mencapai yang diinginkan. (4) Untuk menentukan properties-nya (posisi, ukuran, frame, dan
lain sejenisnya) lebih akurat, klik-kanan kursor di atas tampilan logo yang bersangkutan
hingga muncul menu konteksnya. Padamenu konteks yang muncul, pilih sub-menu
’’Properties” hingga muncul kotak dialog ”Piture Properties”. Pada kotak dialog yang baru
muncul ini, tentukanlah properties logo yang diinginkan.
19) Jika diperlukan, halaman layout ArcGIS juga bisa memuat informasi lain yang dibungkus
menjadi sebuah objek. Objek yang dimaksud adalah file-file PDF, image, layer peta dijital,
media clip, Ms liquation, grafik & lembar keija Ms. Excel, bahan presentasi / slide, pokmnen,
dan lain sejenisnya. Informasi yang sering diimplementasikan sebagai objek adalah tabel
basisdata, lembar keija, grafik, report, dan lain sejenisnya. Adapun langkah-langkah yang
diperlukan untuk menyisipkan objek ke dalam halaman layout adalah sebagai berikut: (1)
Ketika halaman layout-nya. sudah muncul, gunakan menu utama “Insert->Object” hingga
muncul kotak dialog "Insert Object”.(2) Pada kotak dialog yang baru muncul ini, pengguna
dapat memilih tipe objek yang akan disispkan ke dalam halaman layout-nya dengan cara
meng-kliknya pada listbox “Object Type”.(3) Tekan tombol “OK”.
20) Untuk membuat legenda - sebagai salah satu elemen penting peta dan menyisipkannya ke
dalam halaman layout diperlukan langkah- langkah sebagai berikut: (1) Ketika halaman
layout-nya muncul, gunakan menu utama "InsertLegend” hingga muncul kotak dialog
"Legend Wizard". (2) Pada kotak dialog yang baru muncul ini, khususnya pada panel sebelah
kiri, pilihlah (klik) nama-nama layer (akan menjadi legend items pada panel kanan) yang
akan dilibatkan dalam legenda, kemudian tekan pula tombol Hi.(3) Tekan tombol up A dan
down m untuk mengatur posisi atau urutan baris legend items di dalam elemen
legendanya.(4) Pilih jumlah kolom legenda pada combobox “Set the number...”.(5) Jika
perlu, tekan tombol “Preview" untuk melihat sesaat legendanya di halaman layout-nya. (6)
Tekan tombol “Next” hingga muncul kotak dialog berikutnya. (7) Pada kotak dialog yang
baru muncul ini, tentukan judul (legend I title) legendanya (’’Legenda”), font, warna, ukuran,
justificationnya, dan tekan tombol ’’Preview” untuk melihat sekilas hasil setting-nya. pada
halaman layout. (8) Tekan tombol ’’Next” untuk beralih pada kotak dialog berikutnya. (9)
Pada kotak dialog berikutnya, tentukanlah batas pinggir {border), warna latar-bclakang
(background), gap, rounding, bayangannya {drop shadow), dan tekan pula tombol
’’Preview”. (10)Tekan tombol "Next” hingga muncul kotak dialog berikutnya. (11) Pada
kotak dialog yang muncul, tentukanlah parameter tinggi, lebar, tipe/pola garis pinggir, area,
bentuk simbol setiap item legendanya; dengan terlebih dahulu meng-klik baris item
legendanya (yang terdapat pada listbox sebelah kiri) yang bersangkutan. (12) Tekan tombol
’’Next” hingga muncul kotak dialog berikutnya. (13) Pada kota dialog yang baru muncul ini,
tentukan beberapa spasi yang diperlukan untuk legendanya. Kemudian tekan tombol
"Preview”. Tetapi jika tampilan spasi legendanya kurang memuaskan, rubah kembali spasi
spasinya. (14) Tekan tombol "Finish” untuk menyudahi proses pembuatan legenda di
halaman layout. (15) Jika legendanya sudah muncul di halaman layout, tetapi tampilannya
masih dipandang kurang memuaskan, maka pengguna dapat mengeditnya kembali dengan
cara men -double- click elemen yang bersangkutan hingga muncul kotak dialog “Legend
Properties". (16) Pada kotak dialog tersebut, dengan mengaktifkan beberapa tabnya
pengguna dapat memperbaiki atau merubah seting properties mdik legenda yang
bersangkutan.
21) Setelah hasil cetakannya nampak memuaskan, setiap pengguna juga dapat mengeksportnya
ke dalam format file image (bitmap) untuk digunakan lebih lanjut; EMF, EPS, PDF, SVG,
BMP, JPG, PNG, TIF, dan GIF. Adalah caranya adalah dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut (pada saat layout yang bersangkutan masih muncul): (1) Gunakan menu utama
”File-> Export Map” hingga muncul kotak dialog "Export Map”. (2) Pada kotak dialog yang
muncul, khususnya pada listbox "Save as I Type”, pilihlah (klik) format file yang akan dituju;
misalkan I ’PDF’. (3) Ketikkan nama filenya di dalam textbox "File Name”; misalkan Peta
Kab Sukabumi ”. (4) Tekan tombol "Save”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Geoprocessing
Secara umum, geo-processing memiliki pengertian sebagai proses pengolaha atau
analisis terhadap unsus-unsur spasial (sebagian di antaranya telah dibahas pada bab sebelumya
dalam bentuk tidak jauh berbeda). Tujuan dasar sebagai geo-processing adalah menggunakan
para pengguna ArcGIS, untuk memnfaatkan fasilitas otomasi tugas-tugas SIG. Di lain pihak,
tidak seperti pendahuluanya (arcview 3.x) di lingkungan ArcGIS, fungsi-fungsi geo-
processing telah “di pecah” ke dalam beberapa tools yang tersedia. Oleh sebab itu, para
pengguna perlu terlebih dahulu panel atau window “ArcToolbox”- nya dan kemudian mencari
& men-double-click tool yang bersangkutan. Sehubungan dengan pentingnya hal ini, maka
bab ini akan membahas beberapa fungsi praktis geo-processing milik aplikasi ArcGIS
Desktop dengan asumsi bahwa panel “ArcToolbox”-nya telah dimunculkan di dalam
lingkungan aplikasi ArcMap.
1. Buffer

Gambar 1. Proses Buffer Jalan

Gambar 2. Hasil Buffer Jalan


Gambar 3. Proses Buffer Sungai

Gambar 4. Hasil Buffer Sungai


2. Hasil Clip

Gambar 5. Proses Clip


Gambar 6. Hasil Clip
3. Hasil Intersect

Gambar 7. Proses Intersect

Gambar 8. Hasil Intersect


4. Hasil Union

Gambar 9. Proses Union

Gambar 10. Hasil Union


5. Hasil Merge

Gambar 11. Proses Merge


Gambar 12. Hasil Merge
6. Hasil Dissolve

Gambar 13. Proses Dissolve

Gambar 14. Hasil Dissolve


Data Query
Query adalah suatu user-request, semacam “permintaan”, atau “pertanyaan” yang pada
umumnya dikirimkan ke suatu sistem, DBMS, basis data, atau file basis data dalam rangka
untuk mendapatkan (memanggil) data (atau informasi) tertentu dengan syarat, kondisi, atau
kriteria tertentu pula. Dengan query, suatu sistem (termasuk perangkat SIG yang juga dapat
berperan sebagai sistem atau DBMS spasial) akan menelusuri semua record atau entitas
(unsur) yang terdapat di dalam tabel, layer, atau entity-set (feature-class) yang terkait dan
kemudian memilihnya (SELECT) yang sesuai dengan kriteria yang diberikan. Perangkat
lunak SIG tentu saja mengadopsi fitur penting ini hingga ia juga dapat menyediakan berbagai
informasi yang relevan berdasarkan permintaan yang diimplementasikan dalam query yang
diterimanya. (deddy 2011: 345).

Gambar 15. Hasil Query


Layout

Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis
data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas
layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari
proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan.
Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan,
selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap
yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa
adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar
biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui
praktikum ini praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai layout dan
dapat mengaplikasikannya untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).

Gambar 16. Proses Page and Setup

Gambar 17. Proses Pembuatan Grids


Gambar 18. Proses Pembuatan North Narrow

Gambar 19. Proses Pembuatan Skala Text

Gambar 20. Proses Pembuatan Skala Bar


Gambar 21. Proses Pembuatan Legenda

Gambar 22. Proses Mengekspor Data

Gambar 22. Hasil Layout Peta


Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil praktikum gis kita dapat mengetahui cara pengoperasian Arc map seperti
Geoprocessing, Query, dan Pembuatan layout. Adapun hasil rangkuman secara keseluruhan
adalah, Tujuan dasar sebagai geo-processing adalah menggunakan para pengguna ArcGIS,
untuk memnfaatkan fasilitas otomasi tugas-tugas SIG. Proses Geoprocessing terbagi atas
beberapa bagian yaitu Buffer, Clip, Intersect, dan Union, Query adalah suatu user-request,
semacam “permintaan”, atau “pertanyaan” yang pada umumnya dikirimkan ke suatu sistem,
DBMS, basis data, atau file basis data dalam rangka untuk mendapatkan (memanggil) data
(atau informasi) tertentu dengan syarat, kondisi, atau kriteria tertentu pula. Dengan query,
suatu sistem (termasuk perangkat SIG yang juga dapat berperan sebagai sistem atau DBMS
spasial) akan menelusuri semua record atau entitas (unsur) yang terdapat di dalam tabel, layer,
atau entity-set (feature-class) yang terkait dan kemudian memilihnya (SELECT) yang sesuai
dengan kriteria yang diberikan. Dan Layout di dalam terminologi perangkat lunak SIG adalah
kumpulan elemen- elemen peta yang diletakkan dan diorganisasikan di dalam sebuah halam
page . layout juga merupakan proses terkahir yang dilakukan dalam pembuatan sebuah peta.
Saran
Saran dari praktikum ini adalah ketelitian pada praktikan saat melakukan
Geoprocessing dan Pembuatan Layout agar tidak banyak kesalahan yang terjadi agar peta
yang dibuat semakin sempurna . Latihan terus menerus agar menjadi lancer dalam
pengoperasian arc map
DAFTAR PUSTAKA
Buana P.W. 2010. Penemuan Rute Terpendek Pada Aplikasi Berbasis Peta. Lontar
Komputer ISSN . Universitas Udayana. 1(1): 2088-1541.
Budiyanto, Eko . 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS.
Yogyakarta: Andi
Eddy Prahasta . Tutorial ArcGIS Dekstop untuk Bidang Geodesi dan Geomatika. ISBN
978-602-8758-26-0. Informatika Bandung. 2011

Anda mungkin juga menyukai