Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Al Islam dan Kemuhammadiyahan


Muallaf

Nama : Wahyu Saputra

NIM : 1807041009

Fakultas : Pascasarjana

Program Studi : Magister Pendidikan Fisika

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta


2018
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................... ii


1. Peneliti Inggris Jadi Mualaf Usai Pelajari Alquran ......................................... 1
2. Reni jadi mualaf karena 'temukan' Tuhan di Alquran ..................................... 3
3. Dr. Gary Miller: Mencari Kesalahan Al Quran, Berakhir Jadi Muslim .......... 6
4. Ustad Ku Wie Han, Pria Tionghoa yang Masuk Islam karena Terpikat
Surat Al-Ikhlas ................................................................................................ 11
5. Profesor yang masuk Islam karena surat az-Zumar ayat 42 ........................... 14
Sumber ..................................................................................................................... 16

ii
Peneliti Inggris Jadi Mualaf Usai Pelajari Alquran

Yang paling menyenangkan dalam Islam, menurut Dean, adalah perintah agama
tersebut untuk membuktikan semua ayat-ayat Alquran jika mampu. Jon Dean menjadi
seorang muslim setelah mempelajari kehidupan muslim di Arab Saudi, di mana dia
bekerja sebagai seorang ahli di industri kesehatan dan nutrisi.
Perjalanan Dean menjadi mualaf diawali saat dia pindah ke Riyadh, Arab Saudi
untuk bekerja sekitar 2008-2009. Dean tidak tahu apa-apa tentang Islamsebelumnya,
terlepas dari fakta bahwa ia telah melihat berita-berita miring tentang Islam di TV.
Dia melihat bahwa Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah tercabik-cabik
oleh perang. Orang di sana suka meledakkan diri mereka di sana-sini. Sehingga dia
beranggapan bahwa Islam sangat kaku. Sedikit saja keluar dari jalur maka akan
berada dalam penjara, dicambuk bahkan tangan dipotong.
Jadi hal pertama yang Dean lakukan adalah memahami Islam secara benar
untuk memastikan dia tidak berakhir di penjara. Dia mulai membaca sedikit tentang
Islam. Saat menginjakkan kakinya di Arab Saudi, Dean melihat pakaian
perempuannya benar-benar tertutup. Sementara semua laki-laki mengenakan pakaian
tradisional mereka. Dean mendapatkan Saudi bukan negara yang murah senyum.
Orang-orang tidak banyak tersenyum saat berpapasan di jalan.
Namun Dean memperhatikan satu hal, semakin banyak dia berbicara kepada
mereka, semakin ramah mereka. Dean pun berpikir, sebelum datang ke sini, dia
sempat mengira orang-orang ini sangat kaku, tapi ternyata itu tidak terbukti. Dean
juga tidak perlu khawatir berjalan sendirian pada malam hari meski melewati
segerombolan anak muda yang sedang nongkrong di depan mal. Dan yang paling
mengherankan Dean, di sini tidak ada kekerasan atau peperangan yang sering
didengarnya di berita-berita. Hal itu menuntun Dean ke dalam satu kesimpulan,
mungkin agama mereka tidak mengajarkan kekerasan. Dia berpikir apa yang sudah
dilihatnya ini ternyata tidak seperti yang digambarkan di TV di negaranya selama ini.

1
Untuk meyakinkan apa yang dialami itu, Dean mulai banyak bertanya tentang agama
orang-orang tersebut, yakni Islam kepada rekannya.
Setiap kali bertanya 'bagaimana bisa Anda menjalani hidup seperti tidak boleh
melakukan ini dan itu?', teman Dean selalu menjawab dengan jawaban yang sama.
Mereka selalu memulai dengan berbicara tentang keteladanan Nabi Muhammad.
Dean pun berpikir, 'wow, orang ini pasti hebat'. Jadi, dia mulai membaca lebih
banyak tentang Nabi Muhammad dan Islam. Dean akhirnya mendapat banyak
informasi yang benar Islam. Sebagai seorang peneliti, Dean sangat tertarik
mempelajari Alquran dan hadis. Dia sangat terkejut karena mendapatkan banyak
bukti ilmiah yang secara gamblang diungkapkan dalam kitab suci agama
Islamtersebut.
Dean mendapati Alquran begitu sederhana bahasanya sehingga mudah
dipahami. Ayat-ayatnya sangat mudah untuk diintegrasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari. Ini sangat mengejutkannya. Sangat bertolak belakang dengan asumsinya
bahwa Alquran sangat kaku dalam mengatur kehidupan umat muslim. Dean
mendapat penjelasan dari seorang rekannya yang lain bahwa agama Islam juga
berfungsi seperti panduan hidup.
Yang paling menyenangkan dalam Islam, menurut Dean, adalah perintah agama
tersebut untuk membuktikan semua ayat-ayat Alquran jika mampu. Agama Islam
juga menyarankan untuk terus belajar kepada pemeluknya. Dean bersyukur bisa
bertemu orang-orang yang mampu membuka matanya bahwa yang dipercayainya
selama ini tentang Islam ternyata salah. Dan ketika dia mulai mempelajarinya, agama
tersebut ternyata mudah dipahami dan masuk akal. Setelah menyadari hal tersebut,
Dean mengungkapkan keinginannya untuk menjadi mualaf. Ditemani dua rekannya,
Dean mengucapkan dua kalimat syahadat.

2
Reni jadi mualaf karena 'temukan' Tuhan di Alquran

Reni Melani lahir dari keluarga beragam, bapaknya yang asal Medan beragama
Protestan dan ibu asal Jawa Barat beragama Islam. Dia memilih ikut keyakinan
bapaknya.
Reni mengaku penganut Protestan taat, dia lebih sering ke gereja bersama
temannya dibanding bareng bapaknya. Al Kitab juga menjadi bahan bacaannya
sehari-hari. Namun saat beranjak usia matang, Reni merasa hampa. Banyak
pertanyaan dalam hatinya mengenai spiritualnya. Al Kitab menjadi pelariannya, tetapi
malah muncul banyak pertanyaan lagi.
Suatu ketika di pertengahan 2016, cewek lulusan SMA 17 Agustus 1945 ini
bertemu dengan pria teman SMP nya, Rohman namanya. Dia beragama Islam.
Hubungan mereka semakin dekat, namun belum ada status. Tiba-tiba obrolan mereka
fokus ke agama masing-masing yang dianut. Khususnya tentang Tuhan.
"Dia (Rohman) bilang, jika ada satu pasal di Al Kitab yang menyuruh
penganutnya untuk menyembah Yesus (Nabi Isa AS), maka dia akan masuk agama
saya," ujar Reni kepada merdeka.com di Jakarta.

'Aku adalah Tuhan, sembahlah Aku'


Dia pun mencari itu di kitabnya, namun tak ada pasal yang spesifik yang
menerangkan suruhan untuk menyembah Yesus atau pengakuan bahwa Yesus adalah
Tuhan. Berbalik pertanyaan tersebut ke temannya, Reni minta ditunjukkan ayat di
Alquran yang menyebutkan tentang Tuhan.

Pria itu menunjukkan surah Thaha ayat 14:


Innanii anaallahu laa ilaaha illaa anaa faa'budnii wa aqimish-shalaata
lidzikrii.
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku."

3
Reni terdiam. Air mata mengalir deras dari kedua matanya. Seiring berjalan
waktu, banyak pertanyaan di kepala Reni soal spiritualnya. Reni memborbardir pria
itu dengan pertanyaan alasan wanita diwajibkan menutup aurat hingga salat.

Surah Al-Ahzab ayat 59:


Yaa ayyuhaannabiyyu qul azwaajika wa banaatika wa nisaaaa-il mu`miniina
yudniina 'alaihinna min jalaabiibihinna dzaalika adna an yu'rafna falaa yu`dzaina
wa kaanallahu ghafuuran rahiimaa(n).
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri
mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih
mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga
mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."

Ditentang keluarga
Pria tersebut memberanikan diri datang ke rumah orangtua Reni untuk melamar.
Sudah diperkirakan, orangtua Reni menolak mentah-mentah. Bahkan Reni
diperingatkan, jika tetap membina hubungan maka bapaknya tak mau mengurusinya.
"Hati saya sudah terpaut sama Alquran. Saya bilang ke papa, 'Reni mau ikut
agama Islam pa. Hati Reni tetap pa'. Ketika papa diam dan tak peduli lagi," kata Reni.
Reni sempat dibujuk oleh keluarganya untuk berpikir kembali dengan
keputusannya tersebut. Namun hatinya sudah mantab, dia terus mempelajari Islam.
Hingga pada bulan Januari 2017, dia memutuskan untuk bersyahadat di Bandung,
Jawa Barat.
"Waktu mau mengucapkan dua kalimat syahadat, banyak orang yang datang
mau menyaksikan. Ada sekitar hampir 100 orang, tapi enggak tahu mereka darimana.
Kirain cuma keluarga saja yang hadir," jelas dia. Usai syahadat, Reni diajarkan salat
lima waktu. Februari 2017, mereka menggelar acara lamaran di Bandung. Meski

4
mendapat penolakan, dia tetap mengabarkan ke orangtuanya. Usai lamaran, Reni
diajak menghadiri tabligh akbar yang dihadiri ribuan orang di kawasan Banten.

Dilarang lo gue ke orangtua


Reni kembali menangis mendengar lantunan selawat. "Ingat mama. Katanya
kalau doa dari anak, bisa sampai ke mama di akhirat," kata dia. Awal Mei 2017, Reni
menikah dengan pria tersebut. Meski sempat kecewa, bapaknya Reni akhirnya mau
menghadiri pernikahan itu di Bandung.
"Enggak tahu ya, sekarang tuh hidup saya lebih tertata. Kalau saya punya
pertanyaan ke suami, dia ngasih jawaban yang ada di Alquran. Dulu saya ke papa
pakai bahasa lu gue, suami marah dan melarang pakai bahasa itu. Datang dan pulang
ke rumah papa atau saudara yang lebih tua, harus cium tangan. Sekecil apapun
perilaku sudah diatur sama Alquran, jadi tenang," tutup dia.

5
Dr. Gary Miller: Mencari Kesalahan Al Quran, Berakhir Jadi Muslim

DR. Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada. Selain
menjadi anggota dewan ahli di universitas, Miller juga aktif sebagai misionaris
Kristen. Miller adalah ilmuwan yang sangat meminati bidang logika dan hal-hal
logis. Pada awalnya, dia berpikir bahwa Al-Qur’an yang turun 14 abad yang lalu itu
hanya membahas berbagai masalah di masa lalu.
Namun seiring dengan menguatnya arus Islam di Barat, Miller pun terdorong
untuk mempelajari Al-Quran lebih mendalam dengan tujuan mencari celah-celah
kesalahannya, sekaligus membuktikan ketidakotentikan kitab suci umat Muslim itu.
Miller mengatakan, “Mulai hari itu, saya membaca Al-Quran untuk mencari celah-
celah kesalahan kitab ini. Melalui usaha ini, saya berharap dapat mengangkat derajat
pemeluk agama Kristen di hadapan ummat Islam”.
Dikatakannya pula, “Karena Al-Quran diturunkan 14 Abad yang lalu di padang
pasir, saya berpikir bahwa kitab ini sangat terbelakang serta dipenuhi dengan
kekurangan. Namun semakin saya membaca Al-Quran, saya malah semakin
menemukan kebenaran yang membuat saya terkesima. Saya menyadari bahwa Al-
Quran ternyata membahas berbagai masalah yang sama sekali tak ditemukan di kitab
samawi lainnya.
Kitab ini membuat saya semakin penasaran untuk mempelajari lebih mendalam
lagi. Ketika membaca surat An-Nisa’ ayat 82, saya sangat terkejut. Ayat tersebut
menyebutkan; “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya
Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya”.
Tentunya, hal yang dialami oleh cendekiawan asal Kanada ini bukanlah yang
pertama kali terjadi bagi seorang non-muslim. Al-Quran adalah samudera yang tak
ada batasnya dan mengandung mutiara ilmu yang tak ada habis-habisnya untuk
digali.

6
Sejak 14 abad lalu, para pemikir dan cendikiawan dalam berbagai bidang
mengarungi lautan ilmu yang tertuang dalam kitab ini. Namun sedemikian luas dan
dalamnya samudera Al Quran, membuat mereka belum mampu menemukan tepi atau
akhir dari lautan ilmu ini.
Oleh karena itu, mereka hanya bisa pasrah sambil memuji keagungan dan
kebesaran Allah Swt. Al-Quran dalam surat Furqon ayat 1 menyebutkan: “Maha Suci
Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.
Sebagai seorang ilmuwan, Dr. Gary Miller memahami bahwa mengenali dan
membandingkan berbagai pendapat adalah salah satu metode ilmiah dalam rangka
membuktikan kebenaran. Dia juga mengatakan, “Al-Quran dengan ayat-ayat yang
sangat lugas mengajak manusia untuk berpikir. Di dunia ini, tak ada seorang penulis
pun yang menulis sebuah buku, kemudian dengan penuh keyakinan meminta semua
pihak untuk membuktikan kesalahan-kesalahannya”.
Dr. Miller juga mengatakan, “Di saat mempelajari Al-Quran, saya menanti ayat
yang menyinggung peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, seperti wafatnya Sayidah Khadijah atau kehidupan anak-anaknya.
Namun, saya malah dikejutkan oleh surat yang bernama Maryam. Sedangkan dalam
kitab Injil dan Taurat, tak ada satupun surat khusus dengan nama Maryam. Selain itu,
Al-Quran menyebut nama Isa Al-Masih sebanyak 25 kali, sedangkan kitab ini hanya
menyebut nama Rasulullah Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebanyak 5
kali. Bahkan, tak ada surat yang menyebutkan nama putri atau istri Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Namun, cendekiawan Barat ini masih belum mantap dengan apa yang
didapatkannya. Ia pun kembali melanjutkan mencari kesalahan-kesalahan Al-Quran.
Kali ini, ia dikejutkan oleh ayat lainnya, yaitu Surat Al Anbiya ayat 30,
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…”

7
Miller berkata, “Ayat ini menyinggung masalah ilmiah yang penemunya
mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1973. Ayat ini menjelaskan teori “Big
Bang” yang menghasilkan penciptaan dunia, langit, dan bintang-bintang.”
Miller melanjutkan, “Bagian akhir ayat tersebut menyebutkan bahwa air adalah
sumber kehidupan. Ini merupakan salah satu keajaiban penciptaan alam yang baru
dipahami oleh sains modern. Ilmuwan modern membuktikan bahwa sel hidup
terbentuk dari sitoplasma atau zat separuh cairan lekat, sedangkan bagian inti
sitoplasma bersumber dari air. Dengan mempelajari ayat ini, saya sama sekali tidak
lagi mempercayai klaim-klaim bohong yang menyebut Al-Quran sebagai buatan
Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wasallam semata. Bagaimana mungkin Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak bisa menulis dan membaca sebelum
diturunkannya Al-Quran, 1400 tahun yang lalu, tiba-tiba dapat berbicara soal materi
dan gas yang membentuk dunia?”
Akhirnya, riset panjang ini menyebabkan Dr. Gary Miller tunduk menerima
Islam sebagai agama yang benar. Dia kini aktif menulis berbagai makalah terkait
mukjizat-mukjizat sains yang tercantum dalam Al-Quran. Di antara karya-karya
Miller berjudul “Al-Qur’an Yang Menakjubkan”, “Perbedaan Al-Quran dan Kitab
Injil”, dan “Pandangan Islam tentang Metode-Metode Pemberian Kabar Gembira”.
Di samping berbicara mengenai mukjizat dan keagungan Al-Quran, Dr. Gary
Miller juga membahas masalah lainnya. Dia mengatakan, “Di antara mukjizat Al
Quran adalah menyampaikan ancaman-ancaman untuk manusia di masa mendatang
yang tak bisa diprediksikan oleh manusia. Hal ini tak bisa diprediksi oleh manusia
karena manusia seringkali menjadikan eksperimen sebagai tolak ukur kebenaran.
Al-Qur’an juga mengidentifikasi sahabat dan musuh ummat Islam. Selain itu,
kitab ini juga memperingatkan persahabatan dengan orang-orang musyrik dan
mengingatkan bahwa ummat kristiani adalah sahabat yang paling dekat dengan umat
Islam. Lebih dari itu, Al Quran mengemukakan data yang konkrit dan ini adalah di
antara metode Al-Quran yang luar biasa.”

8
Menurut Miller, “Al-Quran juga menarik perhatian para pembacanya pada hal-
hal yang spesifik, bahkan kitab ini juga menyampaikan informasi-informasi baru.
Informasi semacam ini tak pernah disinggung dalam kitab samawi lainnya. Sebagai
contoh, surat Al-Imran ayat 44 menyampaikan peristiwa undian untuk mengasuh
Sayidah Maryam as. Ayat tersebut menyebutkan, “Yang demikian itu adalah sebagian
dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal
kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah
mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam.
Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa”.
Dikatakannya pula, “Dalam Kitab Injil, jika kita ingin lebih mengetahui sebuah
cerita atau mengkaji permasalahan, seringkali kita tidak mendapatkan jawabannya di
kitab itu dan bahkan kita harus merujuk sumber-sumber referensi lainnya. Sementara
Al-Quran menyatakan, jika seseorang ragu akan kebenaran yang disampaikannya,
maka Al Quran sendiri yang akan menjawabnya. Namun, setelah saya mempelajari
kitab ini secara detail, saya menyimpulkan bahwa tak seorangpun dapat menanggapi
tantangan Al-Quran ini, karena pada prinsipnya, informasi-informasi dalam Kitab ini
mengungkap peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa mendatang”.
Pada tahun 1977, Miller terlibat debat terbuka dengan penceramah Islam
terkenal pakar Kristologi; Ahmad Deedat (gurunya DR Zakir Naik). Logikanya jelas
dan pembenarannya tampak berdasarkan niat baik untuk mencapai kebenaran tanpa
kebanggaan beragama atau prasangka buruk. Banyak orang yang kemudian
memperkirakan bahwa ia akan segera memeluk Islam setelah debat itu.
Pada tahun 1978 Miller memutuskan memeluk Islam dan mengganti namanya
menjadi Abdul Ahad Omar. Dia bekerja selama beberapa tahun di Universitas
Minyak & Mineral di Saudi Arabia dan kemudian mengabdikan hidupnya untuk
da’wah melalui program TV dan ceramah-ceramah umum tentang Islam.
Pesan Dr. Gary Miller kepada umat Muslim:

9
“Wahai ummat Islam, kalian tak mengetahui betapa Allah Subhanahu wa ta’ala
telah melimpahkan kemuliaan kepada kalian, yang tak dimiliki oleh agama-agama
lain. Untuk itu, bersyukurlah karena kalian telah menjadi muslim. Berpikirlah
mendalam untuk mengungkap kebenaran-kebenaran yang indah dalam Al-Quran.
Saya mempelajari Al-Quran secara mendalam, dan kitab inilah yang menyebabkanku
mendapatkan hidayah Ilahi”.

10
Ustad Ku Wie Han, Pria Tionghoa yang Masuk Islam karena Terpikat Surat Al-
Ikhlas

Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, saat membuka ceramahnya kerap


menggunakan bahasa mandarin, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia
maupun bahasa Sunda agar jemaahnya mengerti yang dia ucapkan.
Itulah ciri khas ustad Ku Wie Han, pria asal Kota Bandung. Ustad Ku Wie Han
merupakan seorang pria etnis Tionghoa yang menjadi mualaf hingga bisa menjadi
seorang ustad yang sering mengisi tausiyah.
Ketika mengisi tausiyah, pun, tak ada yang berbeda denga ustaz yang lain, ia
pun fasih ketika membacakan dalil atau lafadz Al-Quran. Pria yang telah mengganti
namanya menjadi Muhammad Karim Abdurrahman ini telah masuk islam sejak 30
tahun yang lalu atau ketika usianya menginjak 18 tahun.
Bisa menganut Agama Islam bagi ustad Ku Wie Han merupakan suatu hidayah
yang mampu membawanya ke kehidupan yang lebih tenang. Ketenangan itu
didapatnya setelah dirinya bisa membaca dan memahami setiap bacaan kitab suci
umat Islam yakni Al-qur'an.
"Saya mendapat hidayah setelah keluar SMA, setelah ayah saya sakit keras dan
masuk rumah sakit Borromeus waktu saya kelas 2 SMA tahun 1988," ujar ustad Ku
Wie Han saat ditemui Tribun Jabar usai mengisi tausiyah di Cibabat Park, Kota
Cimahi, Minggu (20/5/2018).
Saat itu, sang ayah mengalami sakit keras karena menderita penyakit diabetes
dan komplikasi hingga koma selama tiga bulan di rumah sakit. Melihat ayah
tercintanya terkapar di rumah sakit tidak sadarkan diri selama itu, ustaz Ku Wie
Han mengerti bahwa manusia tidak berdaya saat berhadapan dengan maut.
"Dari situ saya ingin mencari pegangan hidup yang ada pada agama, mungkin
selama ini saya kurang bersyukur karena saat itu belum mengenal Allah," ujar pria
berusia 49 tahun ini. Jauh sebelum menjadi mualaf, ustad berdarah tionghoa tersebut

11
bercerita, segala sesuatu dianggap bisa diselesaikan dengan uang ataupun yang dia
punya ketika hidup di dunia, sehingga melupakan sang pencipta.
Oleh karena itu, ia baru mengerti bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia
merupakan kehendak sang pencipta, sehingga dirinya ingin mencari jalan hidup yang
seharusnya ia tempuh. "Jadi saya ingin belajar agama yang bisa mendekatkan diri
kepada sang pencipta dan waktu saya belum masuk islam," ujar pria berkacamata ini.
Kemudian tak lama setelah dirinya mengalami keresahan itu, ayah tercintanya
meninggal hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari agama yang cocok untuk
dirinya. Dalam pencarian tersebut, ia tak hanya mempelajari agam islam saja, ustaz
Ku Wie Han mengaku mempelajari semua ajaran agama. "Karena dulu saya sekolah
nasrani, saya banyak belajar Al-Kitab seperti perjanjian lama, perjanjian baru dan
saya pelajari semuanya," katanya.
Namun, niat untuk mempelajari ajaran Islam itu terbuka setelah bertemu dengan
pamannya yang lebih dulu telah menjadi mualaf yakni H Muhammad Yamin atau
Yong Yun Kyang yang tinggal di Sumedang.
Saat pamannya pulang dari Singapura, ia dibawakan sebuah kitab yang belum
pernah ia baca sebelumnya atau kitab terakhir yang ia baca. "Kitab itu judulnya dalam
bahasa mandarin, ternyata al-quran. Waktu itu saya belum tahu itu Qur'an atau Islam
kemudian saya pelajari," katanya.
Saat pertama kali membuka Al-Quran untuk dipelajari, ia mengaku membuka
juz 30, tepatnya halaman terakhir yang isinya surat-surat pendek. Kemudian ia
tertarik pada satu surat yang judulnya Ike Lyang Se dalam bahasa mandarin atau
dalam bahasa Indonesianya keikhlasan dan itu merupakan surat Al-ikhlas. Surat
itulah yang membuat dirinya tertarik untuk masuk islam.
"Ternyata isinya sangat luar biasa, hingga saya tertegun. Di situ dikatakan
bagaimana islam memperkenalkan Allah-nya, bahwa Allah itu satu Esa dan
dijelaskan Esa itu segala sesuatu hanya bergantung kepadanya. Jadi tidak ada satupun
yang tidak bergantung kepada dia (Allah)," jelasnya. Dalam islam khususnya pada

12
surat tersebut, kata dia, ternyata Tuhannya dijelaskan sangat detail dan jelas, sehingga
dirinya tertegun dan tertarik untuk menganut dan belajar agama Islam.
Kemudian pamannya memberikan petunjuk, dirinya disuruh menemui seorang
ulama dan waktu itu ia belajar agama islam di salah satu pondok pesantren persatuan
islam di Pajagalan, Kota Bandung. Dalam proses belajarnya ia mengaku, pertama
kalinya belajar tentang rukun islam dan rukun iman kemudian semua tentang islam.
Butuh waktu 10 tahun dirinya untuk memperdalam semua tentang islam, hingga
akhirnya dipercaya untuk menyampaikan atau berdakwah. "Setelah lebih dari 10
tahun saya baru berani menyampaikan (berdakwah) sebelum itu hanya berani ke
individu," ujar ustaz Ku Wie Han.

13
Profesor yang masuk Islam karena surat az-Zumar ayat 42

Namaku Arthur Alison, seorang profesor yang menjabat Kepala Jurusan Teknik
Elektro Universitas London. Sebagai orang eksak, bagiku semua hal bisa dikatakan
benar jika masuk akal dan sesuai rasio. Karena itulah, pada awalnya agama bagiku
tak lebih dari objek studi.
Sampai akhirnya aku menemukan bahwa Al Quran, mampu menjangkau
pemikiran manusia. Bahkan lebih dari itu. Maka aku pun memeluk Islam. Itu bermula
saat aku diminta tampil untuk berbicara tentang metode kedokteran spiritual.
Undangan itu sampai kepadaku karena selama beberapa tahun, aku mengetuai
Kelompok Studi Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku sebenarnya telah
mengenal Islam melalui sejumlah studi tentang agama-agama.
Pada September 1985 itulah, aku diundang untuk mengikuti Konferensi Islam
Internasional tentang 'Keaslian Metode Pengobatan dalam Al Quran'di Kairo. Pada
acara itu, aku mempresentasikan makalah tentang 'Terapi dengan Metode Spiritual
dan Psikologis dalam Al Quran'.
Makalah itu merupakan pembanding atas makalah lain tentang 'Tidur dan
Kematian', yang bisa dibilang tafsir medis atas Quran surat Az Zumar ayat 42 yang
disampaikan ilmuwan Mesir, Dr. Mohammed Yahya Sharafi.
Fakta-fakta yang dikemukakan Sharafi atas ayat 42 surat az-Zumar yang
artinya, "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berpikir," telah membukakan mata hatiku terhadap Islam.
Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran, orang tidur dan orang mati
adalah dua fenomena yang sama. Yaitu dimana ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada
orang tidur, ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat orang itu
terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.

14
Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang yang bermimpi sadar dan
ingat bahwa ia telah bermimpi. Ia bisa mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi
ia sedang tidur. Al Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga menjadi penjelasan atas
orang yang mengalami koma. Secara fisik, orang yang koma tak ada bedanya dengan
orang mati. Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karena secara psikis ada suatu
kesadaran yang masih hidup.
"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam, bisa menjelaskan sebuah
fenomena yang oleh teori parapsikologis baru bisa dikonsepsikan pada abad ini?"
Jawaban atas pertanyaan inilah yang akhirnya meyakinkan aku untuk memeluk Islam.
Selepas sesi pemaparan kesimpulan dalam konferensi itu, disaksikan oleh
Syekh Jad Al-Haq, Dr. Mohammed Ahmady dan Dr. Mohammed Yahya Sharafi,
akupun menyatakan dengan tegas bahwa Islam adalah agama yang nyata benarnya.
Terbukti, isi Al Quran yang merupakan firman Allah pencipta manusia, sesuai
dengan fakta-fakta ilmiah. Kemudian dengan yakin, aku melafadzkan dua kalimat
syahadat yang sudah sangat fasih kubacakan. Sejak itu aku pun menjadi seorang
Muslim dan mengganti namaku menjadi Abdullah Alison.
Sebagai Ketua Kelompok Studi Spiritual dan Psikologi Inggris, aku telah
mengenal banyak agama melalui sejumlah studi yang dilakukan. Aku mempelajari
Hindu, Budha dan agama serta kepercayaan lainnya. Entah kenapa, ketika aku
mempelajari Islam, aku juga terdorong untuk melakukan studi perbandingan dengan
agama lainnya.
Walaupun baru pada saat konferensi di Mesir, aku yakin benar bahwa Islam
sebuah agama besar yang nyata perbedaannya dengan agama lain. Agama yang
paling baik diantara agama-agama lain adalah Islam. Ia cocok dengan hukum alam
tentang proses kejadian manusia. Maka hanya Islam-lah yang pantas mengarahkan
jalan hidup manusia.Aku merasakan benar, ada sesuatu yang mengontrol alam ini.
Dia itulah Sang Kreator, Allah Swt. Dari pengalaman bagaimana aku mengenal dan
masuk Islam, aku pikir pendekatan ilmiah Al Quran bisa menjadi sarana efektif untuk
mendakwahkan Islam di Barat yang sangat rasional itu.

15
Sumber

https://www.dream.co.id/your-story/kisah-peneliti-inggris-jadi-mualaf-usai-pelajari-
alquran-140711s.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-reni-jadi-mualaf-karena-temukan-tuhan-
di-alquran-ramadan-2017.html
https://kisahmuallaf.wordpress.com/2017/03/17/dr-gary-miller-mencari-kesalahan-al-
quran-berakhir-jadi-muslim/
http://jabar.tribunnews.com/2018/05/22/kisah-ustad-ku-wie-han-pria-tionghoa-yang-
masuk-islam-karena-terpikat-surat-al-ikhlas
https://namakugusti.wordpress.com/2010/07/29/prof-arthur-alison-masuk-islam-
karena-surat-az-zumar-ayat-42/

16

Anda mungkin juga menyukai