Anda di halaman 1dari 16

36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Topografi Daerah Penelitian


Peta topografi merupakan sumber informasi mengenai bentuk
permukaan dan elevasi suatu daerah. Peta topografi juga memudahkan dalam
menggambarkan bentuk dua dimensi dari permukaan bumi. Dalam
penggunaannya, data topografi dijadikan acuan atau sebagai dasar dalam
membuat desain Pit. Maka, sebelum mendesain atau merancang suatu bentuk
Pit tambang, harus di pelajari topografi rencana pit tersebut. Data topografi yang
akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan sequence pit dalam
penelitian ini adalah Peta topografi progress EOM June 2018 pit south yang
dapat dilihat pada gambar (Gambar 19).
Peta topografi digambarkan dalam garis kontur. Garis kontur adalah
garis yang menghubungakan titik-titik dengan elevasi yang sama.
Selanjutnya dari garis kontur tersebut dibuat triangulasi yang nantinya akan
dipergunakan untuk menghitung cadangan dan dapat melihat perbedaan
warna yang menunjukan perbedaan elevasi topografi, Elevasi tertinggi
terletak pada ketinggian 115 mdpl di bagian Barat Pit berwarna merah,
sedangkan elevasi terendah terletak 21 mdpl di bagian timur Pit berwarna
ungu yang merupakan lahan bekas tambang. Terlihat pada (Tabel 5), letak
koordinat elevasi tertinggi dan terendah topografi.
Tabel 5. Koordinat Elevasi
Batas Elevasi X Coordinate Y Coodinate
Elevasi Tertinggi 115 mdpl 346952.764 9584736.229
Elevasi Terendah 21 mdpl 348852.831 9584637.169

Selain itu, yang berwarna biru merupakan pit yang sedang dilakukakn
proses penambangan dapat dilihat pada gambar triangulasi topografi progress
EOM June 2018 pit south (Gambar 20).
37

Gambar 20. Peta topografi progress EOM June 2018 Pit South
38

Gambar 20. Triangulasi Topografi Progress EOM June 2018 Pit Sout

4.2 Pemodelan Kontur Struktur


Dari data eksplorasi PT. Dizamatra Powerindo yang melakukan
pemboran sebanyak 69 koordinat titik bor (dapat dilihat pada Gambar 21)
sehingga didapatkan masing-masing jenis lithology permodelan endapan
batubara, kemudian diolah menjadi drillhole maka hasil dari pengolahan data
tersebut diperoleh peta kontur struktur.

Gambar 21. Koordinat Titik Bor

Peta Kontur struktur merupakan penggambaran penyebaran letak


atau posisi lapisan batubara pada bagian atap (Roof) maupun pada bagian
lantai (Floor). Peta kontur struktur dapat digunakan untuk mengetahui
penyebaran, arah umum dan ketebalan masing-masing seam batubara. Selain
itu, peta kontur struktur batubara juga dapat digunakan untuk menentukan
ketebalan lapisan tanah penutup (overbuerden) dan lapisan yang diantara seam
batubara (interburden). Ketebalan tersebut dapat dihitung dari perpotongan
kontur struktur dengan kontur topografi, dimana ketebalan tanah penutup ini
dapat digunakan sebagai batasan awal dari penentuan Pit limit.
39

Kontur struktur batubara yang terdapat di Pit PT. Dizamatra


Powerindo terdiri dari 9 seam dan 6 sub-seam yang dilakukan pengambilan
sampel secara acak untuk menentukan rata-rata ketebalan batubara yang
mana ketebalan masing-masing berbeda dapat dilihat pada (Tabel 6).
Tabel 6. Rata-rata ketebalan seam batubara
Sub- No. of Data Coal Thickness (m)
Formasi Seam
seam Points Rata-rata Minimum Maximum
F A2 2 0.8 0.5 1
O A1 15 1.3 0.8 1.8
R
AoU 4 0.9 0.7 1.1
M
A aoL 5 1.3 0.9 1.9
S AU 4 11.9 10.3 12.7
I A 36 13.3 11 15.9
AL 4 1.6 1.1 2.6
M
B1 U 12 0.5 0.2 0.9
U
A B1 13 1 0.3 2.2
R B1 L 12 0.5 0.2 0.9
A B 45 17 6 19.8
C 57 7.5 4.4 9.6
E
SoU 2 0.6 0.6 0.6
N
I So 2 0.8 0.8 0.8
M SoL 2 0.8 0.8 0.8

Pada peta kontur struktur seam A diketahui elevasi tertinggi yaitu 100 m
dan elevasi terendah yaitu -160 m dengan ketebalan 13.3 m (Gambar. 22).
Pada peta kontur struktur seam Au diketahui elevasi tertinggi yaitu 95 m dan
terendah 35 m dengan ketebalan berkisar 11.9 m (Gambar. 23). Pada peta
kontur struktur seam B diketahui elevasi tertinggi yaitu 95 m dan terendah -
165 m dengan ketebalan berkisar 17 m (Gambar 24). Pada peta kontur struktur
seam C diketahui elevasi tertinggi yaitu 95 m dan terendah -220 m dengan
ketebalan berkisar 7.5 m (Gambar 25).
Selain itu, peta kontur struktur batubara juga dapat digunakan untuk
menentukan ketebalan lapisan tanah penutup (overbuerden) dan lapisan yang
diantara seam batubara (interburden). Sama seperti batubara dilakukan
perhitungan rata-rata ketebalan interburden yang dapat dilihat pada (Tabel 7.)
Tabel 7. Ketebalan interburden
Interburden Thickness (m)
seam
Averange Minimum Maximum
A2 -> A1 24.8 15.6 34
A1 -> AoU 21.8 21.5 22
AoU -> AoL 3 2.1 5.5
Aol -> A 8.2 7.8 8.8
A -> B1 6.5 3.5 9.2
B1 -> B 3.7 2.7 5.6
B -> C 42.7 28.6 53.7
C -> So 9.4 8.3 10.5
40

Gambar 22. Peta Kontur Struktur Seam A


41

Gambar 23. Peta Kontur Struktur Seam A1


42

Gambar 24. Peta Kontur Struktur Seam B


43

Gambar 25. Peta Kontur Struktur Seam C


44

3. Rancangan design Pit


Penambangan pada pit barat untuk periode triwulan III Tahun 2018
merupakan lanjutan dari penambangan pada pit yang telah dilakukan dari
bulan sebelumnya. Rancangan tambang yang dilakukan meliputi penentuan
batas penambangan, rancangan Blok penambagan, rancangan jalan angkut,
rancangan geometri jenjang dan pembuatan rancangan sequence Pit .
Batas Akhir Penambangan (Boundary)
Batas akhir Penambangan merupakan penentuan berapa besar
cadangan batubara yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan batubara. Batas akjir
penambangan yang digunakan sebagai langkah awal dalam merancang desain
pit. Adapun parameter-parameter yang digunakan sebagai acuan dalam
penentuan batas akhir penambangan adalah sebagai berikut :
1. Peta topografi daerah penelitian dan peta kontur struktur batubara.
Pada daerah penelitian memiliki elevasi tertinggi terletak pada 110 mdpl
dan elevasi terendah terletak pada elevasi 35 mdpl.
2. batas-batas lahan yang telah dibebaskan oleh pihak perusahaan (land
aqquitition)
3. Target produksi bulana dan tahunan yang telah di tetapkan oleh
perusahaan.
Dari parameter-parameter diatas yang telah dijelaskan, maka dapat dirancang
batas penambangan (boundary). Hasil rancangan boundary pit barat triwulan III
tahun 2018 dapat dilihat pada Gambar 26. Dibawah ini.

Gambar 26. Boundary Pit Barat Triwulan III Tahun 2018

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Departement Mine


Engineering PT. Dizamatra Powerindo dengan batasan untuk tahun 2018 seluas
45

60 hektar. Adapun sisa cadangan batubara cadangan batubara tertambang (coal


reserves) dengan surface based on EOM April 2018 adalah sebanyak 1.532.511
ton dan volume cut Overbureden sebanyak 5.234.971 BCM dengan besaran
Stripping ratio (SR) 1 : 3,4. Cadangan batubara tersebut dihitung menggunakan
menggunakan metode triangular. Namun, pada saat ini kegiatan penambangan
sudah berjalan hingga triwulan III adapun luasan daerah penelitian yang
dilakukan pada pit barat triwulan III tahun 2018 adalah seluas 20 Ha.

Rancangan Blok penambagan


Setelah didapatkan batas penambangan (boundary) untuk triwulan III
tahun 2018. Lamgkah selanjutnya dalm merancang desain pit adalah membuat
rancangan blok penambangan yang dibagi lagi menjadi blok-blok kecil
berukuran 50 meter x 50 meter. Hal tersebut untuk menghasilkan perhitungan
yang lebih detil dan memudahkan dalam ketelitian penjadawalan tambang. P
Penamaan blok ini diurutkan dari arah utara ke selatan menyesuaikan
dengan arah kemenerusan lapisan batubara (strike) dan dip. Penamaan blok
ini, secara otomatis terbentuk pada saat pembuatan strip dan block. Pada
daerah penelitian, penamaan block dimulai dari B01 dan penamaan strip
dimulai dari S01 untuk sedangkan block merupakan perpotongan antara
strip dan panel , sehingga nama block pertama kali ialah B01S01 dan block
kedua ialah B01S02 dan untuk block selanjutnya menyesuaikan urutan.
Masing-masing blok tersebut memberikan informasi geometri dilapangan yang
dapat dilihat melalui perangkat lunak Mine Scape 5.7 informasi tersebut berupa
elevasi, titik koordinat dan kuantitas sehingga dapat memudahkan dalam
melakukan penjadwalan produksi batubara. Rancangan block menambangan
dapat dilihat pada (Gambar 27) dibawah ini.

Gambar 27. Rancangan Block penambangan


46

Perhitungan Geometri Jalan


Dalam menentukan desain geometri jalan tambang, maka harus terlebih
dahulu mengetahui spesifikasi alat apa saja yang digunakan PT. Dizamatra
Powerindo yang melintasi jalan yang akan direncanakan. Untuk menentukan
lebar jalan, maka yang menjadi acuan adalah lebar alat angkut terbesar yang
beroperasi di Pit penambangan dan jumlah jalur yang diinginkan. Rancangan
dimensi jalan angkut bukaan tambang mempertimbangkan lebar alat angkut
terbesar yang bekerja di pit barat PT. Dizamatra Powerindo menggunakan 3
jenis Dumptruck yaitu OHT Caterpillar 777, ADT Caterpillar 774 dan Dumptruck
HINO dimana OHT Caterpillar 777 merupakan unit terbesar, sehingga lebar
OHT Caterpillar 777 merupakan acuan untuk menentukan lebar jalan.
Sedangkan grade yang digunakan oleh PT. Dizamatra Powerindo
berkisar 8% - 10%. Hal ini berkaitan dengan biaya dan luas front penambangan.
Grade dibawah 8 % secara manuver alat angkut dapat optimal kecepatannya
sehingga bisa meningkatkan produksi tetapi menyebabkan luas front
penambangan lebih besar. Luas front bukaan tambang besar akan
menyebabkan air yang masuk ke front menjadi lebih besar sehingga akan
menganggu jam produksi. Grade jalan di atas 10 % secara bukaan tambang
akan lebih kecil tetapi manuver alat angkut akan sulit. Jalan angkut yang
terlalu terjal akan menyulitkan alat angkut serta meningkatkan konsumsi fuel
(bahan bakar) dari alat angkut tersebut.
Berdasarkan spesifikasi alat, lebar OHT Caterpillar 777 yaitu 6.105
meter (Lampiran 4), sedangkan jumlah jalur yang diinginkan adalah sebanyak
2 jalur. Sehingga, lebar jalan dapat dihitung sesuai ketentuan The American
Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), yaitu
sebagai berikut:
a. Lebar Jalan Lurus
Lebar jalan = n. Wt + (n + 1) (0,5. Wt)
= (2 x 6.105) + (2 + 1) (0,5 x 6.105)
= 12.21+ 9.15
= 21.815 ≈ 22 meter
b. Lebar Jalan Tikungan
Z = (U + Fa + Fb)/2
= (5.262 + 1.082 + 1,525)/2 = 3,93 m

Lebar jalan Tikungan = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C


= 2 (5.262 + 1.082 + 1,525 + 3,93) + 5
= 27.05 ≈ 27 meter
47

Dari hasil perhitungan diketahui jalan angkut yang harus dibuat


adalah 22 meter untuk jalan lurus dan 27 meter untuk jalan tikungan.
Perhitungan lebar jalan tersebut belum termasuk lebar tanggul dan parit. Pada
rancangan Pit tambang, dibutuhkan tanggul dan parit untuk mengalirkan air.
Apabila aliran air tidak diperhatikan, dapat mengganggu proses penambangan
yang ada. Oleh karena itu, lebar jalan yang direncanakan sebesar 30 meter.
Artinya, sisa 8 meter dijalan lurus digunakan untuk membuat rancangan
tanggul dan parit sebagai upaya keselamatan kerja dalam proses penambangan.
Geometri Jenjang Penambangan
Rancangan dimensi jenjang didasarkan pada aspek geomekanika batuan
penyusun lereng dan bentuk endapan geologi batubara pada daerah penelitian.
Rancangan dimensi jenjang penambangan yang dibuat juga harus
mempertimbangkan alat mekanis yang akan bekerja di jenjang front
penambangan.
Dimensi jenjang penambangan menurut rekomendasi Departemen
Geoteknik PT. Dizamatra Powerindo, pada bagian low wall atau dinding
tambang pada sisi terdangkal dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang 15 m
dan slope 20o . pada bagian side wall dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang 5
m dan slope 50o. pada sisi high wall atau dinding tambang pada sisi kimiringan
batubara terdalam dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjag, 5 m dan slope 50o.

Gambar 27. Geometri Jenjang Highwall dan Side wall

Lebar jenjang penambangan menyesuaikan dengan lebar alat mekanis


yang akan bekerja di front penambangan. Sehingga alat mekanis dapat bekerja
secapa optimal dan aman.
48

Rancangan Tahapan Penambangan ( Sequence PIT)


Rancangan tahapan penambangan pit barat untuk triwulan 3 seluas
20,78 Ha dengan boundary yang sama, akan tetapi setiap bulan mengalami
penurunan elevasi 10 meter kebawah dengan bukaan tambang ke arah barat.
Setiap bulan mengalami penambahan front penambangan sejauh 50 meter ke
arah Barat searah dari strike endapan Batubara.
Rancangan bukaan tambang harus memenuhi lebar front kerja alat. Lebar
minimum front kerja alat akan memperngaruhi manuver alat yang bekerja. Hal
ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas alat muat dan alat angkut
yang bekerja di front penambangan tersebut.

Penjadwalan produksi Batubara didasarkan pada target produksi


penambangan Batubara yang telah ditentukan oleh PT. Dizamatra Powerindo.
Pembuatan rancangan teknis penambangan untuk memenuhi target produksi
per bulan dilakukan sesuai dengan luas area yang telah ditentukan. Jumlah
volume lapisan overburden dan volume lapisan batuan diantara lapisan
Batubara (interburden) yang harus dibongkar bervariasi, dipengaruhi oleh
perubahan topografi permukaan, ketebalan overburden maupun volume lapisan
batuan antar lapisan Batubara (interburden) dan kedalaman lapisan Batubara
yang ditambang.
Volume overburden dan tonnase Batubara yang akan dibongkar pada
pit barat periode III tahun 2018 dengan target produksi dapat dilihat pada
(Tabel 6 - 7), Total volume overburden dan tonnase Batubara yang dipindahkan
berdasarkan reserve desain sequence pit periode triwulan III tahun 2018 sebesar
1.880.716 Bcm dan 736.635 Ton. Produksi yang diperoleh sesuai dengan target
produksi penambangan yang telah ditentukan PT. Dizamatra Powerindo Target
produksi penambangan overburden dan Batubara yang akan dipindahkan
adalah sebesar 1.826.249 Bcm dan 635.044 Ton.

Tabel 6. Target produksi Overburden

Productivity Juli Agustus September


FLEET S/N Type Total
(BCM/Hr) 2018 2018 2018

Fleet 1 XCE4020 390F 450 173,254 182,953 203,185 559,392


Fleet 2 XCE4001 374DL 350 126,975 142,297 156,370 425,642
Fleet 3 CE183 349DL 259 78,827 101,640 112,880 293,347
Fleet 4 XCE3066 34DL 225 91,627 91,476 101,592 284,695
Fleet 5 XCE2123 330DL 200 92,157 81312 90,304 263,173
Total 562,840 599,678 664,331 1,826,249

Tabel 7. Target Produksi batubara


49

Productivity Juli Agustus September-


FLEET S/N Type Total
(BCM/Hr) 2018 2018 18
CAT
Fleet 1 XCE3079 250 104,916 104,510 122,176 331,602
340
Fleet 2 XCE2117 CAT330 225 94,424 99,059 109,959 303,442
Total 199,340 203,569 232,135 635,044

Rancangan Sequence pit bulan Juli 2018


Luas area penambangan pada Bulan Juli Tahun 2018 sebesar 20,4 Ha,
ketinggian crest terluar pada elevasi 90 m dan pit bottom pada 40 m.
Penambangan dimulai dari arah timur ke barat. Volume overburden yang
dipindahkan sebesar 562,741 Bcm dengan Tonase Batubara sebesar 262,136
Ton. Stripping Ratio (SR) 2,15.

Gambar 28. Rancangan Sequence bulan juli


Lapisan Batubara yang akan ditambang adalah seam A sebesar
104,310 ton, seam A1 sebesar 4,749 dan 153,076 untuk batubara seam B.
Jarak angkut menuju dumping area sejauh 1,281 km di sebelah utara pit jarak
angkut menuju stockroom sejauh 2,042 m kearah timur.

Tabel 8. Jumlah Overburden dan Batubara pit barat yang akan dibongkar di
Bulan Juli Periode Triwulan III Tahun 2018
Target Reserve
Bulan Material
Produksi desain
Overburden (Bcm) 599,678 562,741
Juli Batubara (Ton) 203,569 262,136
SR 2.74 2.15

Rancangan Sequence pit bulan Agustus 2018


Luas area penambangan pada Bulan Agustus Tahun 2018 terjadi
penambahan area sebesar 5 Ha sehingga boundary bukaan tambang sampai ke
pit limit tahun 2018 maka boundary pit bulan agustus sebesar 30 Ha. Akan
tetapi pada bulan ini mengalami penurunan elevasi setiap 10 m dan membuka
arah atau pelebaran di daerah side wall, ketinggian crest terluar pada elevasi 95
50

m dan pit bottom pada 40 m. Penambangan dimulai dari arah timur ke barat.
Volume overburden yang dipindahkan sebesar 691,041 Bcm dengan Tonase Batubara
sebesar 260,432 Ton. Stripping Ratio (SR) 2,65.

Gambar 29. Rancangan Sequence bulan Agustus


Lapisan Batubara yang akan ditambang adalah seam A dan seam dan
seam b. Jarak angkut menuju dumping area sejauh 1,281 km di sebelah utara
pit jarak angkut menuju stockroom sejauh 2,042 m ke arah timur.

Tabel 9. Jumlah Overburden dan Batubara pit barat yang akan dibongkar di
Bulan Agustus Periode Triwulan III Tahun 2018

Target Reserve
Bulan Material
Produksi desain
Overburden (Bcm) 599,678 691,041
Juli Batubara (Ton) 199,340 260,432
SR 2.82 2.65

Rancangan Sequence pit bulan September 2018


Luas area penambangan pada Bulan September Tahun 2018 sama seperti bulan
sebelum nya sebesar 30 Ha. Akan tetapi pada bulan ini mengalami penurunan
elevasi setiap 10 m dan membuka arah atau pelebaran seluas 60 m di daerah
side wall, ketinggian crest terluar pada elevasi 90 m dan pit bottom pada 40 m.
Penambangan dimulai dari arah timur ke barat. Volume overburden yang
dipindahkan sebesar 726,934 Bcm dengan Tonase Batubara sebesar 314,067 Ton.
Stripping Ratio (SR) 2,63.
51

Gambar 30. Rancangan Sequence bulan Agustus


Lapisan Batubara yang akan ditambang adalah seam A dan seam sebesar
seam b. Jarak angkut menuju dumping area sejauh 1,281 km di sebelah utara
pit jarak angkut menuju stockroom sejauh 2,042 m kea rah timur.

Tabel 10. Jumlah Overburden dan Batubara pit barat yang akan dibongkar
di Bulan September Periode Triwulan III Tahun 2018
Target Reserve
Bulan Material
Produksi desain
Overburden (Bcm) 664,331 626,934
Juli Batubara (Ton) 232,135 214,067
SR 2.82 2.62

Anda mungkin juga menyukai