Anda di halaman 1dari 7

Batu Ginjal

a. Definisi

Nefrolitiasis / Urolitiasis adalah proses formasi suatu batu padat mengandung

protein dan crystalline yang ada / melekat pada uroepithelium.1 Diperkirakan

sekitar 12% populasi dunia mengalami batu ginjal dengan tingkat rekurensi

yang cukup tinggi. Secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu yang melekat/

tidak melekat pada jaringan.2 Biasanya yang melekat mengandung calcium

oxalate monohydrate. Batu ginjal bisa menetap di tempat pembentukan awal

atau terbawa arus dan menimbulkan rasa sakit di tempatnya menetap.

b. Klasifikasi

Berdasarkan jenis batu ginjal dibagi menjadi 4 jenis:

1. Calcium oxalate

Merupakan batu ginjal terbanyak dialami pasien, disebabkan karena

terlalu banyak konsumsi kalsium, vitamin D, dll.

2. Struvite

Struvite terbentuk dari gabungan kalsium, amonium, dan fosfat.

Lebih banyak terjadi pada perempuan dan dapat tumbuh berukuran

lebih besar dari batu lainnya. Biasanya berasal dari infeksi ginjal.

3. Uric acid
Biasanya terjadi karena terlalu banyak konsumsi daging hewan yang

mengandung asam urat. Mengurangi konsumsi daging merah dapat

mencegah pembentukan batu.

4. Cystine

Batu ini sangat jarang, ditandai dengan adanya sistinuria, biasanya

disebabka karena defek genetik.

Selain 4 tipe di atas, batu ginjal juga dapat terbentuk karena konsumsi obat-

obatan seperti indinavir, sulfadiazine, triamterene.

c. Faktor risiko

Angka kejadian batu ginjal meningkat pada orang dengan faktor risiko berikut:

1. Kelainan anatomis: uretropelvic junction stenosis, polycystic renal

disease, dll.

2. Bila orang tua memiliki riwayat batu ginjal maka meningkatkan

risiko 3x lebih besar.

3. Gangguan metabolik: hipertensi, resistensi insulin, asidosis

metabolik, gout arthiritis, hyperparatiroidism, dll.

4. Output urin rendah: dengan output urin yang cukup dapat membawa

kristal yang terbentuk bersama urin, mencegah pembentukan

menjadi batu.

d. Epidemiologi
Batu ginjal merupakan penyakit yang hampir dialami seluruh populasi dunia,

dengan insidensi sekitar 5% di Amerika Utara dan Eropa. Angka kejadian batu

ginjal di Indonesia adalah 37.636 kasus baru dengan jumlah kunjungan 58.959

orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat 19.018 orang, dengan jumlah

kematian 378 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri), sebanyak 10% masyarakat di

negara maju memiliki risiko untuk menderita batu ginjal dan 50% pada mereka

yang pernah menderita, batu ginjal akan mengalami rekurensi. Batu ginjal

banyak diderita oleh laki-laki dengan angka kejadian 3-4 kali lebih banyak

dibanding pada wanita. Rentang umur penderita penyakit ini adalah 30-60

tahun. Biasanya laki-laki akan mengalami batu ginjal pada umur 40 tahun dan

meningkat drastis saat usia 70 tahun, sedangkan pada wanita pada usia 50 tahun

(Hediyani, 2012).

e. Patofisiologi

Batu ginjal bisa terbentuk ketika terjadi imbalance pada faktor yang

merangsang kristalisasi urin dengan faktor yang mengahambat (citrat,

magnesium, dll). Ada 2 penyebab utama yang dapat mengakibatkan batu ginjal

1. Meningkatnya ekskresi stone forming elements seperti kalsium,

fosfat, asam urat, oksalat, dan sistin pada urin.

2. Perubahan physio-chemical seperti pH urin, stone matrix, dll.


Kedua hal tersebut menyebabkan urin mengalami supersaturasi, dan mulai

membentuk nukleasi pembentukan kristal mulai terbentuk. Pada pH asam akan

membentuk kristal asam urat, dan sistin, sedangkan pada pH basa akan

membentuk kristal kalsium. Selain itu, kerusakan pada tubulus ginjal juga dapat

menyebabkan terjadi nukleasi kristal. Setiap kristal yang terbentuk memiliki

lokasi spesifik, kalsium oksalat biasanya terbentuk di tubulus kolektivus,

sementara kalsium fosfat biasa terbentuk di Randall’s plaque.

Retensi urin juga menjadi penyebab terbentuknya batu ginjal. Bila tidak terjadi

retensi maka kristal akan terbawa bersama urin. Rendahnya aliran urin, atau

stasis urin, atau akibat deplesi volume dapat memicu kristalisasi. Batu bisa

menetap pada tempat pembentukan awal, ataupun berpindah tempat sesuai

gravitasi. Beberapa loop diuretik tertentu dapat memicu pembentukan batu

ginjal. Hal ini berpengaaruh pada kadar kalsium yang meningkat di urin.

Sistinuria juga merupakan penyebab terbentuknya batu sistin meskipun tingkat

insidensinya rendah. Sistinuria terjadi karena defek autosomal pada transpor

asam amino, sehingga terdapat asam amino berlebih pada urin yang

menyebabkan kristalisasi sistin.

f. Diagnosis

Batu yang tidak menimbulkan gejala,vmungkin akan diketahui secara tidak

sengaja pada pemeriksaan urin rutin. Batu yang menimbulkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan nyeri kolik renalis, disertai nyeri pada selangkangan

tanpa sebab yang jelas.

Analisa urin mikroskpik dapat menunjukan hematuria, atau kristal batu yang

kecil. Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan kecuali diagnosis

belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah pengumpulan

urin 24 jam, dan pengambilan darah untuk melihat kadar kalsium, asam urat,

dan sistin sebagai promotor kristalisasi urin. Rontgen perut dapat

memperlihatkan batu struvit dan kalsium. Pemeriksaan lainnya mungkin dapat

dilakukan urografi intravena dan urografi retrogard.

g. Tatalaksana herbal

Berbagai tumbuhan herbal dari berbagai negara telah banyak diteliti dan

memiliki manfaat untuk mengobati batu ginjal, antara lain:

1. Aerva lanata, Ammannia baccifera, Asteracantha longifolia,

Homonia riparia, Imperata cylindrica, Mimosa pudica Rotula

aquatica - (memiliki ethanolic extract yang mencegah pembentukan

batu kalsium dan fosfat, dan ethyl acetate extract mencegah

pembentukan batu struvit dan oksalat.

2. Barberry root bark (Berberis vulgaris) , Black cumin seed

(Nigella sativa)- menghambat kristalusasi calcium oxylate dan

mencegah kerusakan ginjal dari stres oksidatif. Paling efektif

dengan ekstrak dari air. (Bashir, et al, 2010).


3. Chanca Piedra/Stonebreaker (Phyllanthus niruri) – mengurangi

kadar kalsium dalam urin pada pasien dengan hyperkalsiuria dan

menghambat pertumbuhan batu yang sudah terbentuk.

4. Evening primrose seed oil (Oenothera biennis) – meningkatkan

kadar sitrat dalam urin, sekaligus menghambat kristalisasi batu

oksalat dan kalsium.

5. Couch grass rhizome (Elymus repens), Marshmallow root

(Althea officinalis), Pellitory of the Wall herb (Parietaria diffusa)

- bersifat diuretik yang melancarkan keluarnya batu dan

meningkatkan sekresi asam urat dalam urin.

6. Horse Chestnut seed (Aesculus hippocastanum), Kava root

(Piper methysticum), Khella seed (Ammi visnaga) – memiliki efek

antiinflamasi, sehingga mengurangi bengkak dan rasa sakit pada

saluran kemih.

7. Punarnava herb (Boerhaavia diffusa) – memiliki fungsi restoratif


untuk perbaikan ginjal.
1. NEW FRONTIERS ON NEPHROLITHIASIS: PATHOPHYSIOLOGY AND
MANAGEMENT OF KIDNEY STONES. International Journal of Research in
Ayurveda and Pharmacy. 2011;2(3)775-786
2. Anand Tiwari et al. An Overview On Potent Indigenous Herbs For Urinary
Tract Infirmity : Urolithiasis Asian J Pharm Clin Res, 2012Vol 5, Suppl 1,7-12
3. Herbal and Nutritional treatment of Kidney Stones. David G Winston.
Volume 10 Number 2 Journal of the American Herbalists Guild. 2011

Anda mungkin juga menyukai