Anda di halaman 1dari 21

MODUL 2

DASAR-DASAR GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

SKENARIO 2
Giginya Longgar Nih…

Ny. Kelles (41 tahun) datang ke praktik drg. Boni untuk dibuatkan gigi tiruan yang
baru karena gigi tiruan rahang atas yang lama terasa longgar. Dari pemeriksaan subyektif
diketahui bahwa Ny Kelles baru 1 tahun yang lalu gigi tiruan dipasang langsung saat
pencabutan seluruh gigi depan atas yang goyang .Ny Kelles juga ternyata menderita diabetes.
Hasil pemeriksaan intraoral : missing teeth 13, 12, 11, 21, 22, 23, 26, 27, 45,46; karies
profunda pada gigi 36, 37; ekstrusi gigi 16, 17; mesial drifting 47; mobility grade 2 pada gigi
32, 31, 41; kalkulus hampir disemua gigi. Drg. Boni menyarakan untuk dilakukan rontgen
panoramik terlebih dahulu karena prognosisnya agak meragukan.
Setelah menentukan diagnosis kasus Ny. Kelles, drg. Boni menawarkan beberapa
alternatif gigi tiruan yang bisa digunakan untuk kasus Ny. Kelles,dan perawatan yang harus
dilakukan sebelm gigi tiruannya dibuat. Akhirnya rencna perawatan yang dipilih adalah
GTSL akrlik RA dan GTS kerangka logam RB . Ny. Kelles menanyakan apakah gigi tiruan
yang akan dibuat sama dengan yang lama. Drg. Boni menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
antara gigi tiruan yang lama dan baru dari segi bahan ataupun bagian-bagiannya.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus yang dialami Ny. Kelles ?

I. Terminologi
- GTSKL : Gigi tiruan dari logam yang bisa di kombinasikan dengan plat akrilik
II. Identifikasi Masalah
1. Apa penyebab gigi tiruan lama pasien terasa longgar ?
2. Kenapa dan Apa fungsi dari rontgen panoramic ?
3. Kenapa prognosisnya agak meagukan ?
4. Mengapa RA menggunakan GTSL Akrilik & RB menggunakan GTSKL? Apa
perbedaannya dan apa faktor pertimbangan dalam pemilihan bahannya?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi GTSL kerangka logam ?
6. Apa penderita DM bisa diindikasikan untuk pemakaian GTSL dan GTSKL ?
7. Apa saja komponen dari GTSL kerangka logam dan GTSL Akrilik ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari GTSL kerangka logam ?
9. Apa yang membedakan perwatan Ny Kelles yang menderita DM dengan
pasien lainnya ?
10. Apa saja perawatan pendahuluan yang harus dilakukan ?

III. Analisa Masalah


1. Penyebab gigi tiruan lama pasien terasa longgar
 Resorbsi tulang alveolar, dimana diketahui di skenario bahwa gigi anterior
pasien di ekstraksi dan dijelaskan juga pasien sudah menggunakan gigi
tiruan selama 1 tahun, sehingga gigi tiruan menjadi longgar akibat tulang
alveolar pasien teresorbsi sehingga gigi tiruan yang awalnya pas menjadi
longgar.
 Kemungkinan pasien memiliki penyakit sistemik, pasien dengan penyakit
sistemik proses resorpsi tulang alveolarnya semakin cepat dan lebih meluas
dari pada pasien sehat.
 Oklusi berlebih, beban pengunyahan yang diterima oleh gigi tiruan yang
berlebihan tidak akan mampu ditahan oleh gigi tersebut sehingga nantinya
akan disalurkan kepada jaringan dibawahnya. Beban pengunyahan yang
diterima terlalu berat akan semakain mudah merusak tulang alveolar.

2. Untuk melihat rasio mahkota gigi dan rasio akar gigi pasien. Hasil rontgen pun
bisa mempengaruhi prognosis dan tindakan yang akan dilakukan .

3. Karena gigi pasien mobility dan pasien tidak patuh .

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menetukan prognosis


 Faktor general
o Laju karies
o Pemahaman pasen dalam kontrol plak
o Kemampuan fisik dalam menjaga oh sendiri
o Kondisi sistemik
o Keadaan otot (hipertrofi atau tidak)
 Faktor Lokal
o Overlap gigi anterior berpengaruh pada distribusi beban
o Mobilitas gigi individual
o Angulasi akr
o Morfologi akar
o Rasio mahkota akar

4. -. Kenapa RA memakai GTSL Akrilik : Karena daerah edenulus


panjang,sedel menggantikan tulang alveolar,dan akrilik mendukung anasir gigi
tiruan
-. Kenapa RB memakai GTSKL : Karena edentulous yang pendek dan logam
leih tepat untuk kasus RB Ny Kelles

Faktor pemilihan bahan gigi tiruan : Daerah edentulous pasien, OHI pasien,
reaksi sensitifitas pasien (kalau pasien alergi logam bisa menggnakan full
akrilik)

5. Indikasi dan kontraindikasi GTSL kerangka logam


 Indikasi
 Pada kasus single denture
 Pasien yang memilih untuk tidak menggunakan GTC
 Pasien yang alergi akrilik
 Pada pasien yang memiliki riwayat GTSL patah berulang
 Pasien yang mampu secara finansial karena relatif mahal
 Abutment dengan t. alveolar yang baik
 OH baik
 Pasien tidak alergi cobalt dan cromium
 Kontraindikasi
 Overbite lebih dari 4mm
 Sedikit gigi yang tersisa dengan gerong minimal untuk resistensi
 Jarak interoklusal pada daerah posterior < 4mm
 Bilatral free end perluasan distal pada rahang atas dengan linggir
alveolar yang atrofi parah
 Bilatral free end perluasan distal dengan linggir tajam / torus lingual
pada rahang bawah
 Pasien dengan DV rendah dan mahkota pendek
6. Bisa , karena GTSL tidak memberikan kunyah yang besar, cangkolan gingiva
(rest di gingiva) karena penderita xerostomia, OHI buruk, GTSL bisa dilepas
pasang & dibersihkan, mengalami kerusakan tulang alveolar
7. Komponen dari GTSL kerangka logam
 Mayor konektor
 Minor konektor
 Rest
 Retainer (direct / indirect)
 Anasir
 Basis
8. Kelebihan dan kekurangan dari GTSL kerangka logam n
 Kelebihan
 Lebih nyaman dipakai karena dapat dibuat tipis
 Kaku
 Desain bagian-bagian gigi tiruan dapat dibua dengan maksimal dan
ideal
 Gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan dengan
baik
 Tidak mudah patah
 Kekurangan
 Kurang estetik jika logam terlihat
 Relatif mahal
 Jika kurang adaptasi tidak bisa direlining
9. Untuk orang DM kita harus hati-ati dalam melakukan tindakan karena jika
terjadi trauma maka penyembuhannya akan lama,pebderita DM tidak bisa
diberikan beban kuyah yang berat,jadi hanyak diberikan gingiva approach
karna lebih meminimalkan beban kunyah yang diterima ke gigi
10. Rencana perawatan untuk kasus Ny. Kelles
: Kalkulus  scalling dan root planing
Karies profunda  preparasi dan PSA
Mob grade 2  splinting
Ekstrusi  jika ringan dipertahakan dengan grinding anasir jika parah
diekstraksi
Jika linggir alveolar mengecil  augmentasi
Jika linggir tajam  alveolektomi
Jika ada torus dihilangkan
Gigi 47 mesial drifting disurvey untuk menentukan POI
IV. Skema
V.
Ny. Kelles ( 41 th )

Pemeriksaan subyektf Pemeriksaan Intraoral Pemeriksaan Penunjang

CC : pasien ingin missing teeth 13, 12, 11, 21, Rontgen


dibuatkan GT baru panoramik
22, 23, 26, 27, 45,46;
karies profunda pada gigi
36, 37;
ekstrusi gigi 16, 17;
mesial drifting 47; mobility
grade 2 pada gigi 32, 31,
41;
kalkulus hampir disemua
gigi

Diagnosis

Prognosis

Rencana perawatan : GTSL kerangka logam RB


dan GTSL Akrilik RA

Penegakan Perawatan Pemilihan Komponen


prognosis pendahuluan Bahan GTSL dan
dan GTSKL
diagnosis
VI. Memformulasikan tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang diagnosis dan


prognosis
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perawatan
pendahuluan
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pemilihan bahan gigi
tiruan
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang komponen GTSL
kerangka logam

VII. Memgumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

VIII. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang diagnosis dan


prognosis
Secara umum diagnosis adalah kesimpulan akhir dari serangkaian informasi atau
data tentang suatu kelainan atau penyakit. Jadi untuk menegakan diagnosis diperlukan
suatu rangkaian pengumpulan data dari pasien, berawal dari keluhan atau gejala yang
dirasakan oleh pasien. Pengumpulan informasi ini dikenal sebagai pemeriksaan.

Dalam bidang kesehatan, termasuk pula bidang prostodonsia, dikenal beberapa


cara pemeriksaan sebagai berikut :

1. Anamnesis : yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini
umumnya digunakan untuk mencari riwayat penyakit, dan data pribadi pasien
serta keluarga
2. Pemeriksaan Klinis : yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
dan mencari tanda-tanda langsung di tubuh / mulut pasien
3. Pemeriksaan laboratoris : yaitu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
untuk mencari data yang tidak dapat dilihat langsung secara visual. Pemeriksaan
ini biasa diperlukan untuk menunjang pemeriksaan klinis bila masih ada hal-hal
yang diragukan
3. Pemeriksaan radiografis : yaitu pemeriksaan dengan melihat gambaran
radiografis dari bagian tubuh yang diinginkan. Pemeriksaan ini juga merupakan
pemeriksaan penunjang, dan dilakukan untuk lebih meyakinkan hasil penemuan
pemeriksaan klinis

Anamnesis
Anamnesis juga dikenal sebagai tahap pencarian riwayat penyakit. Biasanya hasil
tanya jawab dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu status.

Khususnya untuk pasien yang akan dibuatkan gigi tiruan penuh, agar dapat
dikumpulkan keterangan sebanyak mungkin dari pasien, ada beberapa hal yang perlu
diketahui karena sangat berpengaruh pada

keberhasilan perawatan :

a. kemampuan dokter gigi berkomunikasi dengan pasien


b. pemilihan cara pendekatan yang tepat
Untuk semua ini, hubungan dokter gigi dan pasien sangat penting. Berhasil atau
tidaknya perawatan tidak hanya ditentukan oleh baik buruknya gigi tiruan yang
dibuat, tetapi juga tergantung pada motivasi pasien terhadap gigi tiruan tersebut.
Motivasi yang baik harus ditumbuhkan dan dibina sejak awal pasien berkeinginan
mendapatkan gigi tiruan.

Agar dapat berkomunikasi secara baik, drg harus menunjukkan sikap menghargai,
menghormati, dan jujur kepada pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan
perawatan dan tentang pembuatan dan pemakaian gigi tiruan. Janji-jani yang muluk
seyogianya tidak diberikan bila tidak ingin merugi.

Untuk dapat memilih cara pendektaan yang tepat, drg perlu memhami sikap mental
pasien, khusunya sikapn ya terhadap perawatan prostodontik dan terhadap pemakaian
gigi tiruan. Ini sangat penting bagi keberhasilan perawatan prostodontik. Sehubungan
dengan ini, ada beberapacara untuk mengenai tipe pasien prostodontik dengan melihat
sikap mentalnya. House (1937) mengelompokan pasien prostodontik berdasarkan
pandangan terhapa perawatan dan terhadap gigi tiruan.

Pemeriksaan Klinis

a. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi penampilan umum seperti warna kulit, berat badan,
cara berjalan dan lain sebagainya; serta tanda-tanda vital pasien seperti respirasi,
nadi, temperatur, dan tekanan darah.2
b. Pemeriksaan Ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi bentuk dan profil wajah, kesejajaran pupil dan
tragus, kesimetrisan hidung, kondisi rima oris, bentuk bibir, kondisi sendi rahang
(temporomandibular joint), kondisi otot-otot mastikasi, serta kelainan lain seperti
pembengkakan, celah bibir, angular cheilitis, dan lain sebagainya.1,2
c. Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan intraoral terdiri dari pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi geligi
dan tulang alveolar, serta pemeriksaan lain seperti keadaan vestibulum, prosesus
alveolaris, frenulum, palatum, tuberositas alveolaris, dan lain sebagainya.1
d. Pemeriksaan Gigi Geligi dan Tulang Alveolar
Pemeriksaan ini mencakup bentuk umum, fraktur, ketinggian tulang alveolar,
perbandingan mahkota-akar, dan lain sebagainya.
e. Pemeriksaan Periodontal
Pemeriksaan periodontal harus dapat menyediakan informasi mengenai status
akumulasi bakteri, respon jaringan host, dan derajat kerusakan (reversible atau
irreversible). Karena kesehatan jaringan periodontal berpengaruh penting pada
perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, maka penyakit periodontal harus
disembuhkan sebelum perawatan prostodontik dimulai. Pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan gingiva dan jaringan periodontal.2
f. Clinical Attachment Level
Informasi ini dapat membantu dokter gigi dalam menentukan jumlah kerusakan
periodontal yang terjadi.2
g. Tes Vitalitas
Tes ini dilakukan dengan melakukan perkusi dan palpasi terhadap gigi pasien
untuk memeriksa kesehatan pulpa. Tes vitalitas hanya menilai suplai saraf. Dapat
terjadi kesalahan diagnosis jika suplai saraf rusak tetapi suplai darah masih utuh.
Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan radiograf untuk lebih meyakinkan.2
Sikap Mental Pasien
Berdasarkan klasifikasi House, pasien pada skenario termasuk dalam kelompok
filosofis karena pasien datang kepada dokter gigi dengan kesadaran sendiri untuk
dibuatkan gigi tiruan.
Kumpulan Data Utama
Kumpulan Data Utama merupakan data yang berhubungan dengan perawatan yang
akan dilakukan, terdiri dari data yang dapat mempermudah atau mempersulit
perawatan, dan merupakan data-data yang diperlukan berkaitan dengan perawatan
yang akan dilakukan.
Pemeriksaan Radiografik
Radiograf menyediakan informasi esensial untuk melengkapi pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan penunjang ini biasanya dibutuhkan oleh pasien baru agar dapat
dilakukan perawatan gigi tiruan cekat yang komprehensif. Film panoramik dapat
memberikan informasi elemen gigi yang masih ada atau sudah hilang, impaksi gigi
molar ketiga, mengevaluasi keadaan tulang sebelum perawatan implant, dan
screening area edentulous untuk penanaman ujung akar. Tetapi, panoramik tidak
menyediakan detil yang cukup untuk menilai dukungan tulang, struktur akar, karies
atau penyakit periapikal.2
Radiograf spesial mungkin dibutuhkan untuk menilai kelainan TMJ dan variasi
patologis mulai dari kelainan tulang dan mineral hingga kelainan metabolik, kelainan
genetik dan kalsifikasi jaringan lunak.2
Diagnosis
Diagnosis dalam Prostodonsia adalah identifikasi, evaluasi, dan kesimpulan
mengenai kondisi yang ditemukan dalam pemeriksaan, beserta perawatan pilihan
yang akan dilakukan.
Prognosis
Prognosis adalah perkiraan keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang
kondisi yang ada.1 Prognosis mungkin sulit dibuat, tetapi sangat penting bagi
kesukesan perawatan pasien. Prognosis pada kelainan gigi dipengaruhi oleh faktor
umum seperti usia, resistensi dan lain sebagainya, serta faktor lokal seperti tekanan
yang diberikan pada gigi dan akses untuk oral hygiene.2
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perawatan
pendahuluan

Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak
maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan.
Keberhasilan atau gagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa
faktor diantarnya meliputi:
1. Kondisi mulut pasien
2. Keadaan periodontal gigi tang dipilih
3. Prognosa gigi tersebut
Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga untuk
menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan
pendukungnya. Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2
(dua) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.
2. Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan. Kedua hal
tersebut merupakan tindakan dasar dengan mengembalikan kesehatan mulut dan
menyingkirkan keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam tujuan
pemakaian gigitiruan. Langkah-langkah persiapan gigi dan mulut adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan dataran oklusal
2. Pengkonturan kembali permukaan proksimal posterior
3. Pengkonturan kembali permukaan proksimal anterior
4. pengkonturan kembali permukaan fasial dan lingual gigi
5. Pembuatan preparasi gigi sandaran
6. Pengahalusan preparasi gigi sandaran
7. Penghalusan dan pemolesan seluruh dasar permukaan
Perawatan ini meliputi:
1. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedah.
Umumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan lunak yang memerlukan waktu
penyenbuhan yang cukup sebelum pembuatan gigitiruan. Makin lama jarak waktu
pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan sehingga gigitiruan
lebih stabil.
Antara lain :
a. Pencabutan.
Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap gigi diperiksa apakah
cukup penting dan masih dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang
akan dibuat atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran
dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam
pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut.
b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi
Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal,
atau palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi
dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.
c. Kista dan tumor odontogenik
Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita harus
diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan
laporan akhir patologis.
d. Penonjolan tulang
Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan gigitiruan harus disingkirkan.
Misalnya :
• Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum
mole sehingga menghalangi adanya posteror palatal seal
• Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan
menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan.
• Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan debris.
e. Bedah periodontal
Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai
pendukung gigitiruan. Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase
dan eksisi surgical.
Misalnya :
• Gingivectomy
• Reposisi flep
2. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung. Hal
ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga
dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk
gigitiruan.
Antara lain :
• Menghilangkan kalkulus
• Menghilangkan pocket periodontal
• Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti
• Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung.
• Menghilangkan gangguan oklusal
3. Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat terhadap
gigi-gigi yang ada.
Antara lain :
• Penambalan
• Pembuatan inlay, dsb
• Kedudukan rest
4. Tindakan-tindakan ortodonti
Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti
terlebih dahulu sebelum pembuatan gigitiruan.

Aspek yang lebih signifikan dari perawatan desain gigitiruan sebagian lepasan adalah
rencana perawatan yang tepat dan persiapan mulut dan keakuratan hasil melalui
proses pembuatan. Perlu diperhatikan desain gigitiruan tidak akan berhasil tanpa
penyelesaian yang sangat teliti dan prosedur klinis serta prosedur laboratorium.
Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan persiapan di dalam mulut
yang teliti adalah sangat mendasar. Preparasi kedudukan sandaran yang tepat dan
pengepasan sandaran secara akurat akan mengarahkan gaya pengunyahan, sehingga
gigi dan desain gigitiruan sebagian lepasan akan
mendukung satu sama lain. Gaya yang seimbang dan didistribusikan dengan sesuai
dapat membantu mempertahankan struktur rongga mulut yang masih ada dan
restorasi. Akhirnya keadaan ini dapat menghasilkan ramalan, prognosa yang baik
untuk suatu restorasi. Setelah dilakukan perawatan pendahuluan yang baik, barulah
dapat dilakukan pengambilan cetakan pada pasien untuk pembuatan gigitiruan, karena
gigitiruan dapat bertindak sebagai pengganti fungsi gigi yang hilang dan
mengembalikan kesehatan jaringan mulut.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang jenis bahan dan


pertimbangan pemilihan bahan
a. Logam
Bahan logam telah digunakan sebagai bahan basis gigitiruan pada
abad ke-18 dan ke-20. Beberapa jenis logam yang digunakan pada
umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, dan stainless steel.
Meskipun bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap
fraktur dan abrasi, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan seperti
memerlukan biaya yang mahal serta estetis yang kurang baik.

b. Non-Logam
Bahan non logam terbagi menjadi dua jenis berdasarkan sifat
termalnya yaitu termoset dan termoplastik.
a. Termoset (Thermo-hardening polymer)
Resin akrilik dapat dibagi berdasarkan metode reaksi polimerisasinya,
yaitu :
1. Resin akrilik heat cured adalah resin yang polimerisasinya
memanfaatkan energi termal dan tekanan yang dipertahankan hingga
polimerisasi sempurna. Energi termal yang diperlukan untuk
polimerisasi bahan tersebut dapat diperoleh lewat pemanasan air.
2. Resin akrilik microwave polymerized-polymer yaitu resin yang terdiri
dari bubuk dan cairan poli(metil-metakrilat), dan penambahan
komposisi bahan berupa fiber glass reinforced resin. Proses
polimerisasi menggunakan energi microwave dengan kuvet
polikarbonat khusus (bukan logam).
3. Resin akrilik self cured yaitu resin yang proses polimerisasinya
menggunakan aktivator kimia sehingga tidak memerlukan energi
termal dan dapat dilakukan pada temperatur ruangan. Komposisinya
sama dengan resin akrilik heat cured kecuali pada komponen cairannya
mengandung bahan aktivator seperti dimetil-para-toluidin.
4. Resin akrilik light cured adalah resin yang diaktivasi menggunakan
sinar yang terlihat oleh mata, menggunakan empat buah lampu halogen
tungsten yang menghasilkan gelombang cahaya sebesar 400-500 nm.
Bahan ini digambarkan sebagai suatu komposit yang memiliki matriks
uretan dimetakrilat, silica ukuran mikro, dan monomer resin akrilik
berberat molekul tinggi. Butir-butir resin akrilik dimasukkan sebagai
bahan pengisi organic. Sinar yang terlihat oleh mata adalah aktivator,
sementara camphoroquinone bertindak sebagai aktivator polimerisasi.
5.
Resin akrilik teknik injeksi. Resin ini mengandung matriks uretan
dimetakrilat dengan kopolimer akrilik dan filler microfine silika yang
tersedia dalam bentuk lembaranatau gulungan. Polimerisasi resin di
dalam ruang cahaya memanfaatkan energi cahaya 400 sampai 500 nm.
Sistem polimerisasi ini berbeda dengan resin akrilik heat cured karena
tidak menggunakan flask, wax, dan penekanan.13 Kelebihan resin ini
adalah porositas lebih kurang dari resin akrilik self cured, tidak
mengandung metil metakrilat, menunjukkan penurunan penyusutan
polimerisasi dan tidak toksik. Namun kekurangan resin ini adalah
faktor-faktor seperti intensitas cahaya, sudut iluminasi, dan jarak resin
terhadap sumber cahaya dapat mempengaruhi jumlah radikal bebas
yang terbentuk, sehingga teknik ini menjadi lebih sensitif.2
6. Resin akrilik high impact merupakan bahan basis gigitiruan yang
memiliki kekuatan impak yang lebih besar.

b. Resin Termoplastik ( Thermoplastic)

Termoplastik adalah bahan yang tidak mengalami perubahan struktur


kimia sewaktu pembentukan yang hasil akhirnya adalah sama dengan
materil aslinya kecuali bentuknya. Bahan termoplastik dapat dilunakkan
dan dibentuk berulang-ulang dengan cara pemanasan. Termoplastik
mengeras setelah mould, dan larut dalam larutan organik. Termoplastik
dapat dibagi menjadi tiga jenis menurut bahan dasarnya, yaitu:14
1. Resin termoplastik asetal adalah bahan berbasis poli(oxy-metilen),
seperti homopolimer yang memiliki sifat mekanik jangka pendek
yang baik, tetapi sebagai kopolimer yang memiliki stabilitas
jangka panjang yang lebih baik.15 Contoh produk dari termoplastik
asetal: Estheshot®.3
2. Resin termoplastik polyster adalah resin polikarbonat yang
memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang baik, tetapi memiliki
ketahanan aus yang lebih rendah dibandingkan dengan resin asetal.
Polikarbonat bersifat translusensi alami dan memiliki finishing
yang baik.16 Contoh produk dari termoplastik polyester: Reigning®
dan Jet Carbo Resin®.
3. Resin termoplastik poliamida (nilon) merupakan basisi gigitiruan
yang fleksibel yang memiliki sifat fisik dan estetik yang khas.
Gigitiruan ini memiliki derajat fleksibilitas dan stabilitas yang
sangat baik dan dapat dibuat lebih tipis dengan ketebalan tertentu
yang telah direkomendasikan sehingga sangat fleksibel, ringan dan
tidak mudah patah.17 Contoh produk dari termoplastik nilon:
Valplast®, Lucitone FRS®, Flexite Supreme®.

Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik heat cured
adalah:
a. Harga relatif murah
b. Proses pembuatan mudah
c. Menggunakan peralatan sederhana
d. Warna stabil
e. Mudah dipoles
Kerugian pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik heat cured
adalah:
a. Mudah fraktur
b. Tidak tahan abrasi
c. Daya penghantar panas rendah

Resin Termoplastik Poliamida (Nilon)


Nilon merupakan resin yang berasal dari diamina dan monomer asam
dibasic. Nilon adalah nama umum untuk polimer termoplastik yang
dikenal sebagai poliamida. Resin termoplastik nilon adalah hasil dari
penelitian Wallace Carothers dan rekan-rekannya di DuPont pada tahun
1931. Salah satu produk yang termasuk termoplastik poliamida adalah
Lucitone FRS®.
Lucitone FRS® adalah resin injeksi termoplastik yang menawarkan
fleksibilitas superior, transparansi untuk estetika optimal dan ketahanan
stress retak. Bahan FRS sangat ringan dan nyaman. Lucitone FRS®
memberikan berbagai fleksibilitas dari desain yang lebih tangguh jika
ketebalannya 2mm, dan untuk mendapatkan super fleksibel
ketebalannya1.5mm.18
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pemakaian bahan termoplastik nilon adalah sebagai berikut:
a. Keakuratan dimensi
b. Bebas dari monomer
c. Mempunyai kekuatan impak yang baik
Kerugian pemakaian bahan termoplastik nilon adalah sebagai
berikut:
a. Memerlukan peralatan yang mahal dan kuvet khusus
b. Kesulitan dalam pembuatan mould
c. Kurangnya ketahanan terhadap craze
d. Kurangnya ketahanan terhadap creep
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang komponen GTSL
kerangka logam
I. Konektor
a. Konektor Utama/Mayor
Merupakan bagian dari GTKL yang menghubungkan bagian-bagian
gigitiruan yang terletak pada sisi kiri dan kanan rahang.
Beberapa syarat agar konektor ini berfungsi dengan baik yaitu :
1. rigid sehingga gaya-gaya yang bekerja pada gigitiruan dapat
didistribusikan secara efektif keseluruh bagian.
2. Lokasinya tidak menggangu pergerakan jaringan dan tidak menyebabkan
tergesernya jaringan.
3. Kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan tidak tajam
sehingga tidak mengganggu lidah.
Macam konektor utama untuk rahang atas :
1. Batang palatal tunggal (single palatal bar)
Terletak dibagian tengah palatum, dan besarnya disesuaikan dengan letak
dan jumlah gigi yang hilang.
Indikasi :
 Daerah tidak bergigi berujung tertutup dan ruang edentulus yang
pendek
 Kebutuhan dukungan palatum minimal
2. Batang palatal ganda (double palatal bar)
Indikasi :
 Untuk Klas I, II, IV Kennedy
 Gigi penyangga anterior dan posterior terpisah jauh
 Pasien yang tidak bisa beradaptasi dengan plat palatal penuh
 Torus palatinus besar, tapi tidak meluas sampai batas palatum keras
dan lunak.
3. Plat Palatal berbentuk U
Indikasi :
 Klas I, II Kennedy
 Torus palatinus meluas sampai batas posterior dari palatum keras
4. Plat palatal penuh
Menutupi palatum lebih luas dan penyaluran beban fungsional lebih
merata.
Indikasi :
 Klas I dan II Kennedy.

Bentuk-bentuk Konektor utama untuk rahang bawah :


1. Batang lingual (lingual bar)
Indikasi :
 Terdapat ruang yang cukup antara tepi gingiva bagian lingual dan
jaringan sulkus lingual
2. Batang Lingual Ganda (Double lingual bar)
Konektor ini menyalurkan tekanan kunyah pada semua gigi yang
dilewatinya sehingga mengurangi tekanan pada jaringan pendukung.
Indikasi :
Sebagai penahan gigi anterior yang bebas perawatan periodontal
Gigi yang sudah mendapat perawatan periodontal dengan ruang
interproksimal yang besar
3. Plat Lingual
Indikasi :
 Pada kasus dengan torus mandibularis besar
 Frenulum lingualis yang tinggi atau tempat yang ada lingual bar
terbatas
 Pada klas I Kennedy dengan resorpsi vertikal yang berat pada
prosesus alveolaris
 Stabilisasi gigi yang lemah setelah perawatan peiodontal.
4. Batang labial (labial bar)
Digunakan pada kasus dengan gigi anterior yang terlalu miring ke lingual.

b. Konektor Tambahan/Minor
Fungsi :
1. Menghubungkan bagian gigi tiruan dengan konektor mayor
2. Menyalurkan tekanan fungsional/tekanan kunyah ke gigi penyangga.
Bentuk :
 Harus mempunyai ketebalan yang cukup agar tetap tegar sehingga
penyaluran tekanan efektif.
Lokasi :
1. Didaerah embrasur lingual antara 2 gigi dan harus berbentuk lancip ke
arah gigi penyangganya.
2. Di daerah proksimal berdekatan dengan daerah tak bergigi.

II. Retainer

Merupakan bagian dari gigi tiruan yang berfungsi memberi retensi pada gigi
tiruan agar tetap pada tempatnya.

Ada 2 tipe penahan :

1. Ekstra koronal
Penahan yang dilekatkan pada permukaan gigi penyangga

Kelemahan penahan ekstra koronal :


 Kebersihan mulut yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya
karies dan penyakit periodontal
 Tidak estetis bila terletak pada bagian yang mudah terlihat
 Mudah terjadi distorsi.
2. Intra koronal
Penahan yang terletak dalam batas kontur anatomi mahkota gigi
penyangga.

A. Penahan Langsung (direct retainer)


Terletak pada gigi penyangga dan berfungsi mencegah lepasnya gigi tiruan.

Prinsip Dasar Cangkolan

Cangkolan merupakan penahan langsung dan berfungsi menahan ,


mendukung, danmenstabilkan GTSL

Cangkolan dapat berfungsi dengan baik jika merupakan satu kesatuan


yang mempunyai tiga fungsi yaitu :

5. Lengan retentif
 Tahanan  untuk menahan gigi tiruan tetap pada tempatnya. Terletak
dibawah garis survei dan bersifat fleksible.
 Pemeluk  mencegah gigi tiruan bergerak ke arah lateral. Terletak di
atas garis survei dan bersifat kaku.
4. Dukungan (support)  mencegah gigi tiruan bergerak ke arah gingiva.
Terletak pada permukaan oklusal dan bersifat kaku.
5. Lengan Resiprokal  berfungsi mengimbangi pergerakan horizontal atau
gaya yang ditimbulkan oleh lengan retentif. Terletak di atas garis survei
dan bersifat kaku.
B. Penahan Tidak langsung (indirect retainer)
Fungsinya
1. Mencegah pergerakan basis ujung bebas menjauhi linggir sisa
2. Mengurangi gaya horizontal pd gigi penyangga  anteroposterior
3. Splinting gigi ant lingual
4. Mencegah mayor konektor menekan jaringan  sebagai sandaran oklusal
tambahan
5. Kontak konektor tambahandg perk.vertikal gigi penyangga  stabilisasi
+++  pergerakan horozontal

III. Rest

Bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada permukaan oklusal atau insisal
dari gigi untuk memberi dukungan vertikal pada GTSL. Merupakan bagian
dari kesatuan cangkolan. Dapat juga berfungsi sebagai indirect retainer.

Fungsi Sandaran :

 Menyalurkan tekanan oklusal / tekanan kunyah ke gigi penyangga.


 Menahan lengan-lengan cangkolan tetap pada tempatnya. Sehingga
bentuk dan letaknya tidak berubah.
 Mencegah ekstrusi gigi penyangga.
 Menghindari tertumpuknya sisa makanan antara cangkolan dengan gigi
penyangga.
 Memperbaiki oklusi pada gigi malposisi sehingga dapat berkontak
dengan antagonisnya.
 Pada gigi anterior dapat menahan gaya antero-posterior dan efek splint
pada gigi asli anterior.
IV. Sadel
Bagian dari GTSL yang menggantikan tulang alveolar yang hilang dan
mendukung anasir gigi tiruan.
V. Anasir
Bagian dari GTSL yang menggantikan gigi asli yang hilang. Yang biasa
digunakan adalah dari akrilik, porselen dan logam.

DAFTAR PUSTAKA
Carr, Alan & David Brown. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics 12th Ed.
2012. Mosby Elsevier

Anda mungkin juga menyukai