SKENARIO 2
Giginya Longgar Nih…
Ny. Kelles (41 tahun) datang ke praktik drg. Boni untuk dibuatkan gigi tiruan yang
baru karena gigi tiruan rahang atas yang lama terasa longgar. Dari pemeriksaan subyektif
diketahui bahwa Ny Kelles baru 1 tahun yang lalu gigi tiruan dipasang langsung saat
pencabutan seluruh gigi depan atas yang goyang .Ny Kelles juga ternyata menderita diabetes.
Hasil pemeriksaan intraoral : missing teeth 13, 12, 11, 21, 22, 23, 26, 27, 45,46; karies
profunda pada gigi 36, 37; ekstrusi gigi 16, 17; mesial drifting 47; mobility grade 2 pada gigi
32, 31, 41; kalkulus hampir disemua gigi. Drg. Boni menyarakan untuk dilakukan rontgen
panoramik terlebih dahulu karena prognosisnya agak meragukan.
Setelah menentukan diagnosis kasus Ny. Kelles, drg. Boni menawarkan beberapa
alternatif gigi tiruan yang bisa digunakan untuk kasus Ny. Kelles,dan perawatan yang harus
dilakukan sebelm gigi tiruannya dibuat. Akhirnya rencna perawatan yang dipilih adalah
GTSL akrlik RA dan GTS kerangka logam RB . Ny. Kelles menanyakan apakah gigi tiruan
yang akan dibuat sama dengan yang lama. Drg. Boni menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
antara gigi tiruan yang lama dan baru dari segi bahan ataupun bagian-bagiannya.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus yang dialami Ny. Kelles ?
I. Terminologi
- GTSKL : Gigi tiruan dari logam yang bisa di kombinasikan dengan plat akrilik
II. Identifikasi Masalah
1. Apa penyebab gigi tiruan lama pasien terasa longgar ?
2. Kenapa dan Apa fungsi dari rontgen panoramic ?
3. Kenapa prognosisnya agak meagukan ?
4. Mengapa RA menggunakan GTSL Akrilik & RB menggunakan GTSKL? Apa
perbedaannya dan apa faktor pertimbangan dalam pemilihan bahannya?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi GTSL kerangka logam ?
6. Apa penderita DM bisa diindikasikan untuk pemakaian GTSL dan GTSKL ?
7. Apa saja komponen dari GTSL kerangka logam dan GTSL Akrilik ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari GTSL kerangka logam ?
9. Apa yang membedakan perwatan Ny Kelles yang menderita DM dengan
pasien lainnya ?
10. Apa saja perawatan pendahuluan yang harus dilakukan ?
2. Untuk melihat rasio mahkota gigi dan rasio akar gigi pasien. Hasil rontgen pun
bisa mempengaruhi prognosis dan tindakan yang akan dilakukan .
Faktor pemilihan bahan gigi tiruan : Daerah edentulous pasien, OHI pasien,
reaksi sensitifitas pasien (kalau pasien alergi logam bisa menggnakan full
akrilik)
Diagnosis
Prognosis
1. Anamnesis : yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini
umumnya digunakan untuk mencari riwayat penyakit, dan data pribadi pasien
serta keluarga
2. Pemeriksaan Klinis : yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
dan mencari tanda-tanda langsung di tubuh / mulut pasien
3. Pemeriksaan laboratoris : yaitu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
untuk mencari data yang tidak dapat dilihat langsung secara visual. Pemeriksaan
ini biasa diperlukan untuk menunjang pemeriksaan klinis bila masih ada hal-hal
yang diragukan
3. Pemeriksaan radiografis : yaitu pemeriksaan dengan melihat gambaran
radiografis dari bagian tubuh yang diinginkan. Pemeriksaan ini juga merupakan
pemeriksaan penunjang, dan dilakukan untuk lebih meyakinkan hasil penemuan
pemeriksaan klinis
Anamnesis
Anamnesis juga dikenal sebagai tahap pencarian riwayat penyakit. Biasanya hasil
tanya jawab dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu status.
Khususnya untuk pasien yang akan dibuatkan gigi tiruan penuh, agar dapat
dikumpulkan keterangan sebanyak mungkin dari pasien, ada beberapa hal yang perlu
diketahui karena sangat berpengaruh pada
keberhasilan perawatan :
Agar dapat berkomunikasi secara baik, drg harus menunjukkan sikap menghargai,
menghormati, dan jujur kepada pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan
perawatan dan tentang pembuatan dan pemakaian gigi tiruan. Janji-jani yang muluk
seyogianya tidak diberikan bila tidak ingin merugi.
Untuk dapat memilih cara pendektaan yang tepat, drg perlu memhami sikap mental
pasien, khusunya sikapn ya terhadap perawatan prostodontik dan terhadap pemakaian
gigi tiruan. Ini sangat penting bagi keberhasilan perawatan prostodontik. Sehubungan
dengan ini, ada beberapacara untuk mengenai tipe pasien prostodontik dengan melihat
sikap mentalnya. House (1937) mengelompokan pasien prostodontik berdasarkan
pandangan terhapa perawatan dan terhadap gigi tiruan.
Pemeriksaan Klinis
a. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi penampilan umum seperti warna kulit, berat badan,
cara berjalan dan lain sebagainya; serta tanda-tanda vital pasien seperti respirasi,
nadi, temperatur, dan tekanan darah.2
b. Pemeriksaan Ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi bentuk dan profil wajah, kesejajaran pupil dan
tragus, kesimetrisan hidung, kondisi rima oris, bentuk bibir, kondisi sendi rahang
(temporomandibular joint), kondisi otot-otot mastikasi, serta kelainan lain seperti
pembengkakan, celah bibir, angular cheilitis, dan lain sebagainya.1,2
c. Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan intraoral terdiri dari pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi geligi
dan tulang alveolar, serta pemeriksaan lain seperti keadaan vestibulum, prosesus
alveolaris, frenulum, palatum, tuberositas alveolaris, dan lain sebagainya.1
d. Pemeriksaan Gigi Geligi dan Tulang Alveolar
Pemeriksaan ini mencakup bentuk umum, fraktur, ketinggian tulang alveolar,
perbandingan mahkota-akar, dan lain sebagainya.
e. Pemeriksaan Periodontal
Pemeriksaan periodontal harus dapat menyediakan informasi mengenai status
akumulasi bakteri, respon jaringan host, dan derajat kerusakan (reversible atau
irreversible). Karena kesehatan jaringan periodontal berpengaruh penting pada
perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, maka penyakit periodontal harus
disembuhkan sebelum perawatan prostodontik dimulai. Pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan gingiva dan jaringan periodontal.2
f. Clinical Attachment Level
Informasi ini dapat membantu dokter gigi dalam menentukan jumlah kerusakan
periodontal yang terjadi.2
g. Tes Vitalitas
Tes ini dilakukan dengan melakukan perkusi dan palpasi terhadap gigi pasien
untuk memeriksa kesehatan pulpa. Tes vitalitas hanya menilai suplai saraf. Dapat
terjadi kesalahan diagnosis jika suplai saraf rusak tetapi suplai darah masih utuh.
Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan radiograf untuk lebih meyakinkan.2
Sikap Mental Pasien
Berdasarkan klasifikasi House, pasien pada skenario termasuk dalam kelompok
filosofis karena pasien datang kepada dokter gigi dengan kesadaran sendiri untuk
dibuatkan gigi tiruan.
Kumpulan Data Utama
Kumpulan Data Utama merupakan data yang berhubungan dengan perawatan yang
akan dilakukan, terdiri dari data yang dapat mempermudah atau mempersulit
perawatan, dan merupakan data-data yang diperlukan berkaitan dengan perawatan
yang akan dilakukan.
Pemeriksaan Radiografik
Radiograf menyediakan informasi esensial untuk melengkapi pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan penunjang ini biasanya dibutuhkan oleh pasien baru agar dapat
dilakukan perawatan gigi tiruan cekat yang komprehensif. Film panoramik dapat
memberikan informasi elemen gigi yang masih ada atau sudah hilang, impaksi gigi
molar ketiga, mengevaluasi keadaan tulang sebelum perawatan implant, dan
screening area edentulous untuk penanaman ujung akar. Tetapi, panoramik tidak
menyediakan detil yang cukup untuk menilai dukungan tulang, struktur akar, karies
atau penyakit periapikal.2
Radiograf spesial mungkin dibutuhkan untuk menilai kelainan TMJ dan variasi
patologis mulai dari kelainan tulang dan mineral hingga kelainan metabolik, kelainan
genetik dan kalsifikasi jaringan lunak.2
Diagnosis
Diagnosis dalam Prostodonsia adalah identifikasi, evaluasi, dan kesimpulan
mengenai kondisi yang ditemukan dalam pemeriksaan, beserta perawatan pilihan
yang akan dilakukan.
Prognosis
Prognosis adalah perkiraan keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang
kondisi yang ada.1 Prognosis mungkin sulit dibuat, tetapi sangat penting bagi
kesukesan perawatan pasien. Prognosis pada kelainan gigi dipengaruhi oleh faktor
umum seperti usia, resistensi dan lain sebagainya, serta faktor lokal seperti tekanan
yang diberikan pada gigi dan akses untuk oral hygiene.2
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perawatan
pendahuluan
Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak
maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan.
Keberhasilan atau gagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa
faktor diantarnya meliputi:
1. Kondisi mulut pasien
2. Keadaan periodontal gigi tang dipilih
3. Prognosa gigi tersebut
Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga untuk
menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan
pendukungnya. Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2
(dua) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.
2. Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan. Kedua hal
tersebut merupakan tindakan dasar dengan mengembalikan kesehatan mulut dan
menyingkirkan keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam tujuan
pemakaian gigitiruan. Langkah-langkah persiapan gigi dan mulut adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan dataran oklusal
2. Pengkonturan kembali permukaan proksimal posterior
3. Pengkonturan kembali permukaan proksimal anterior
4. pengkonturan kembali permukaan fasial dan lingual gigi
5. Pembuatan preparasi gigi sandaran
6. Pengahalusan preparasi gigi sandaran
7. Penghalusan dan pemolesan seluruh dasar permukaan
Perawatan ini meliputi:
1. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedah.
Umumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan lunak yang memerlukan waktu
penyenbuhan yang cukup sebelum pembuatan gigitiruan. Makin lama jarak waktu
pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan sehingga gigitiruan
lebih stabil.
Antara lain :
a. Pencabutan.
Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap gigi diperiksa apakah
cukup penting dan masih dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang
akan dibuat atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran
dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam
pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut.
b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi
Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal,
atau palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi
dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.
c. Kista dan tumor odontogenik
Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita harus
diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan
laporan akhir patologis.
d. Penonjolan tulang
Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan gigitiruan harus disingkirkan.
Misalnya :
• Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum
mole sehingga menghalangi adanya posteror palatal seal
• Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan
menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan.
• Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan debris.
e. Bedah periodontal
Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai
pendukung gigitiruan. Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase
dan eksisi surgical.
Misalnya :
• Gingivectomy
• Reposisi flep
2. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung. Hal
ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga
dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk
gigitiruan.
Antara lain :
• Menghilangkan kalkulus
• Menghilangkan pocket periodontal
• Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti
• Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung.
• Menghilangkan gangguan oklusal
3. Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat terhadap
gigi-gigi yang ada.
Antara lain :
• Penambalan
• Pembuatan inlay, dsb
• Kedudukan rest
4. Tindakan-tindakan ortodonti
Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti
terlebih dahulu sebelum pembuatan gigitiruan.
Aspek yang lebih signifikan dari perawatan desain gigitiruan sebagian lepasan adalah
rencana perawatan yang tepat dan persiapan mulut dan keakuratan hasil melalui
proses pembuatan. Perlu diperhatikan desain gigitiruan tidak akan berhasil tanpa
penyelesaian yang sangat teliti dan prosedur klinis serta prosedur laboratorium.
Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan persiapan di dalam mulut
yang teliti adalah sangat mendasar. Preparasi kedudukan sandaran yang tepat dan
pengepasan sandaran secara akurat akan mengarahkan gaya pengunyahan, sehingga
gigi dan desain gigitiruan sebagian lepasan akan
mendukung satu sama lain. Gaya yang seimbang dan didistribusikan dengan sesuai
dapat membantu mempertahankan struktur rongga mulut yang masih ada dan
restorasi. Akhirnya keadaan ini dapat menghasilkan ramalan, prognosa yang baik
untuk suatu restorasi. Setelah dilakukan perawatan pendahuluan yang baik, barulah
dapat dilakukan pengambilan cetakan pada pasien untuk pembuatan gigitiruan, karena
gigitiruan dapat bertindak sebagai pengganti fungsi gigi yang hilang dan
mengembalikan kesehatan jaringan mulut.
b. Non-Logam
Bahan non logam terbagi menjadi dua jenis berdasarkan sifat
termalnya yaitu termoset dan termoplastik.
a. Termoset (Thermo-hardening polymer)
Resin akrilik dapat dibagi berdasarkan metode reaksi polimerisasinya,
yaitu :
1. Resin akrilik heat cured adalah resin yang polimerisasinya
memanfaatkan energi termal dan tekanan yang dipertahankan hingga
polimerisasi sempurna. Energi termal yang diperlukan untuk
polimerisasi bahan tersebut dapat diperoleh lewat pemanasan air.
2. Resin akrilik microwave polymerized-polymer yaitu resin yang terdiri
dari bubuk dan cairan poli(metil-metakrilat), dan penambahan
komposisi bahan berupa fiber glass reinforced resin. Proses
polimerisasi menggunakan energi microwave dengan kuvet
polikarbonat khusus (bukan logam).
3. Resin akrilik self cured yaitu resin yang proses polimerisasinya
menggunakan aktivator kimia sehingga tidak memerlukan energi
termal dan dapat dilakukan pada temperatur ruangan. Komposisinya
sama dengan resin akrilik heat cured kecuali pada komponen cairannya
mengandung bahan aktivator seperti dimetil-para-toluidin.
4. Resin akrilik light cured adalah resin yang diaktivasi menggunakan
sinar yang terlihat oleh mata, menggunakan empat buah lampu halogen
tungsten yang menghasilkan gelombang cahaya sebesar 400-500 nm.
Bahan ini digambarkan sebagai suatu komposit yang memiliki matriks
uretan dimetakrilat, silica ukuran mikro, dan monomer resin akrilik
berberat molekul tinggi. Butir-butir resin akrilik dimasukkan sebagai
bahan pengisi organic. Sinar yang terlihat oleh mata adalah aktivator,
sementara camphoroquinone bertindak sebagai aktivator polimerisasi.
5.
Resin akrilik teknik injeksi. Resin ini mengandung matriks uretan
dimetakrilat dengan kopolimer akrilik dan filler microfine silika yang
tersedia dalam bentuk lembaranatau gulungan. Polimerisasi resin di
dalam ruang cahaya memanfaatkan energi cahaya 400 sampai 500 nm.
Sistem polimerisasi ini berbeda dengan resin akrilik heat cured karena
tidak menggunakan flask, wax, dan penekanan.13 Kelebihan resin ini
adalah porositas lebih kurang dari resin akrilik self cured, tidak
mengandung metil metakrilat, menunjukkan penurunan penyusutan
polimerisasi dan tidak toksik. Namun kekurangan resin ini adalah
faktor-faktor seperti intensitas cahaya, sudut iluminasi, dan jarak resin
terhadap sumber cahaya dapat mempengaruhi jumlah radikal bebas
yang terbentuk, sehingga teknik ini menjadi lebih sensitif.2
6. Resin akrilik high impact merupakan bahan basis gigitiruan yang
memiliki kekuatan impak yang lebih besar.
b. Konektor Tambahan/Minor
Fungsi :
1. Menghubungkan bagian gigi tiruan dengan konektor mayor
2. Menyalurkan tekanan fungsional/tekanan kunyah ke gigi penyangga.
Bentuk :
Harus mempunyai ketebalan yang cukup agar tetap tegar sehingga
penyaluran tekanan efektif.
Lokasi :
1. Didaerah embrasur lingual antara 2 gigi dan harus berbentuk lancip ke
arah gigi penyangganya.
2. Di daerah proksimal berdekatan dengan daerah tak bergigi.
II. Retainer
Merupakan bagian dari gigi tiruan yang berfungsi memberi retensi pada gigi
tiruan agar tetap pada tempatnya.
1. Ekstra koronal
Penahan yang dilekatkan pada permukaan gigi penyangga
5. Lengan retentif
Tahanan untuk menahan gigi tiruan tetap pada tempatnya. Terletak
dibawah garis survei dan bersifat fleksible.
Pemeluk mencegah gigi tiruan bergerak ke arah lateral. Terletak di
atas garis survei dan bersifat kaku.
4. Dukungan (support) mencegah gigi tiruan bergerak ke arah gingiva.
Terletak pada permukaan oklusal dan bersifat kaku.
5. Lengan Resiprokal berfungsi mengimbangi pergerakan horizontal atau
gaya yang ditimbulkan oleh lengan retentif. Terletak di atas garis survei
dan bersifat kaku.
B. Penahan Tidak langsung (indirect retainer)
Fungsinya
1. Mencegah pergerakan basis ujung bebas menjauhi linggir sisa
2. Mengurangi gaya horizontal pd gigi penyangga anteroposterior
3. Splinting gigi ant lingual
4. Mencegah mayor konektor menekan jaringan sebagai sandaran oklusal
tambahan
5. Kontak konektor tambahandg perk.vertikal gigi penyangga stabilisasi
+++ pergerakan horozontal
III. Rest
Bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada permukaan oklusal atau insisal
dari gigi untuk memberi dukungan vertikal pada GTSL. Merupakan bagian
dari kesatuan cangkolan. Dapat juga berfungsi sebagai indirect retainer.
Fungsi Sandaran :
DAFTAR PUSTAKA
Carr, Alan & David Brown. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics 12th Ed.
2012. Mosby Elsevier