Di Susun Oleh:
NIM : 2016008430
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak kendala dan kalaupun
ada maka kendala yang dihadapi dapat diminimalisasi. Diantara tujuan tersebut adalah tujuan
memperoleh laba, memenangkan persaingan serta memberikan kepuasan kepada stakeholder
organisasi. Dalam kenyataanya, proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ternyata
bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai
faktor sumber daya, baik sumber daya manusia, moral, teknologi, serta keterampilan. Dari sekian
banyak faktor dalam organisasi, yang memegang peranan penting adalah faktor sumber daya
manusia. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada bagaimana
perusahaan tersebut mengelola dan mempersiapkan menajemen sumber daya manusia yang
dimilikinya.
Organisasi tersusun dari banyak individu dengan banyak motif dan tujuannya. Apabila tejadi
kesalahan dalam pengelolaannya maka akan menimbulkan berbagai macam permasalahan.
Diantara permasalahan yang timbul dari aspek sumber daya manusia adalah penurunan motivasi
kerja. Motivasi kerja karyawan yang sangat rendah apabila dibiarkan akan berpengaruh tehadap
kinerja karyawan tersebut yang pada akhirnya akan berimbas pada kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Organisasi baik pemerintah mupun swasta senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah,
diantaranya masalah dalam motivasi kerja karyawan yang mempengaruhi perkembangan
organisasi. Oleh karena itu, organisasi sangat membutuhkan karyawan yang mempunyai motivasi
yang tinggi dalam bekerja karena seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja
akan memperoleh hasil kerja yang optimal, sehingga suatu pekerjaan akan terselesaikan dengan
baik.
TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN MOTIVASI
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap sejumlah
pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar tumbuh
dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai tercapai.
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak
terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira
sebagai manifestasi dari rasa puasnya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku
pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai
kebutuhan yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidp
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,
skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu.
Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori
ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a) Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli,
mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil
b)Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c)Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah
dan akrab.
Kinerja
Penghargaan
Tantangan
Tanggungjawab
Pengembangan
Ketertiban
Kesempatan
Motivasi seorang karyawan untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi
melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional.
Yang tergolong pada faktor individual yang memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja
adalah tujuan, sikap dan kemampuan.
Sedangkan yang tergolong pada faktor yang berasal dari organisasi yang memberikan pengaruh
terhadap motivasi kerja adalah gaji, keamanan pekerjaan dan hubungan sesama pekerja.
Pencapaian penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan pada tujuan dan sasaran
Penghargaan terhadap pencapaian tugas dan sasaran yang telah ditetapkan
Sifat dan ruang lingkup pekerjaan itu sendiri
Adanya peningkatan
Adanya tanggung jawab
Hubungan antar perseorangan
Kondisi kerja
Gaji
Status
Keamanan kerja. (Muchdarsyah Sinungan, 2003: 140).
Faktor diatas akan menentukan tinggi rendahnya motivasi kerja. Apabila kondisi dan syarat kerja
seperti upah, lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan hari tua yang
diperlukan oleh karyawan dapat disediakan oleh perusahaan, maka motivasi kerja para karyawan
akan meningkat
BAB II
PEMBAHASAN
Aplikasi Teori Motivasi dalam Dunia Kerja
Dalam teori ini, motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, atau dapat dikatakan motivasi sebagai faktor pendorong
perilaku seseorang. Teori ini lebih diterapkan pada karyawan atau pekerja. Hal ini terkait dengan
jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Tinggi rendahnya produktivitas suatu perusahaan bergantung pada motivasi keryawan atau
pekerja untuk bekerja. Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak akan tercapai tanpa
adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja. Sebaliknya apabila terdapat
motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam teori ini, terdapat dua macam motivasi terkait dengan bersedianya karyawan atau
pekerja untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Motivasi pertama adalah motivasi
finansial, dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan,
dimana imbalan tersebut sering disebut insentif. Motivasi kedua adalah motivasi nonfinansial,
dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti
pujian, penghargaan, pendekatan manusia, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi karyawan merupakan suatu keadaan yang mendorong, merangsang, atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukannya sehingga mencapai tujuannya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah
dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
Kegunaan motivasi karyawan adalah untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan,
tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31459405/MAKALAH_MOTIVASI_KERJA_PEGAWAI
phnharapan.blogspot.com/2015/05/makalah-motivasi-karyawan.html
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-motivasi-kerja/
http://arissusanti17blogger.blogspot.com/2017/04/makalah-motivasi-kerja.html