Anda di halaman 1dari 4

Perawatan Lesi Peripikal Secara Bedah Endodontik Dengan Tehnik

Kuretase Periapikal

Cut Nurliza

Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

Lesi periapikal adalah suatu lesi yang berada didaerah periapikal seperti abses
periapikal dan gtanuloma. Tindakan yang benar untuk merawat lesi periapikal agar
dapat mencapai daerah infeksi adalah melalui saluran akar. Namun dalam beberapa
keadaan, tindakan ini tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional tetapi harus
dengan cara bedah endodontik. Misalnya pada keadaan :
- Saluran akar yang mengalami kalsifikasi
- Gigi dengan restorasi pasak inti yang tidak mungkin dilakukan melalui saluran akar.
(2)

Apabila perawatan endodontik secara konvensional tidak berhasil maka


dilakukan perawatan secara bedah endodontik. Bedah endodontik bukanlah
merupakan perawatan yang utama tetapi merupakan perawatan tambahan atau
perawatan pilihan.(3)
Ada 2 (dua) macam perawatan secara bedah endodontik yaitu bedah periapikal
dan amputasi. Lesi-lesi periapika1 dapat dirawat dengan menggunakan tehnik bedah
periapikal, misalnya kuretase periapikal, apikoektomi, retrofitting. Dalam paper ini
akan dibicarakan tehnik perawatan lesi periapikal dengan cara kuretase periapikal.

BAB II
MACAM-MACAM LESI PERIAPIKAL

Penyakit pulpa gigi dapat menjalar sampai kejaringan periapikal, dengan


adanya iritasi dari mikroorganisma dan toksin organiknya. Iritasi toksin-toksin
mikroorganisma tersebut dapat di teruskan kejaringan periapikal melalui foremen
periapikal dan juga dapat melalui tubulus-tubulus dentin yang terbuka. Bertahan
tidaknya jaringan periapikal dari adanya sirkulasi kolateral dari ligamen-ligamen
periodontal adalah sangat tergantung pada keadaan jaringan tersebut. Jika keadaan
jaringan tersebut menurun pertahanannya, maka akan terjadi inflamasi.
Beberapa macam kelainan/penyakit jaringan periapikal :
1. Periodontitis apikalis
2. Granuloma periapikal
3. Kista periapikal
4. Abses periapikal

Periodontitis agikalis
Merupakan permulaan keadaan dari eksudatif jaringan periapikal, dimana
terjadi hiperemi jaringan periapikal. Apabila keadaan periodontitis apikalis ini
berlanjut terus selama pulpa mengalami kontaminasi atau iritasi, yang akan diteruskan

1
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
ke daerah periapikal. Gigi tersebut akan bertambah rusak sampai terjadi keadaan yang
lebih hebat yaitu abses periapikal akuta

Granuloma periapikal
Merupakan bentuk lain yang lebih berat dari keadaan periodontitis apikalis
yang kronis. Karakteristiknya ditandai dengan terbentuknya jaringan granulomatous
periapikal, sebagai reaksi terhadap iritasi pulpa yang terus-menerus dan dijumpai
kapsul jaringan kolagen dipinggirnya. Kista periapikal Kista adalah suatu ruangan
potologis yang biasanya berkapsul jaringan ikat, berisi cairan kental, semi liquid dan
dapat berada dalam jaringan lunak dan keras.
Kista periapikal ini merupakan reaksi inflamasi dari jaringan periapikal, yang
berkembang dari keadaan lesi kronis dengan menetapnya jaringan granulomatous.

Abses periapikal
Abses ini biasanya dimulai di regio periapikal dari akar gigi dan sebagai akibat
dari pulpa yang non vital atau pulpa yang mengalami degenerasi. Abses ini
merupakan keadaan yang berkepanjangan dari reaksi peradangan dalam tingkat yang
lebih rendah dari jaringan Connective periapikal terhadap iritasi pulpa. Karakteristik
dari keadaan ini dapat dilihat adanya pembentukan pus yang aktif.

BAB III
PERAWATAN LESI PERIAPIKAL SECARA BEDAH ENDODONTIK
DENGAN TEHNIK KURETASE PERIAPIKAL

Sebelum kita melakukan perawatan lesi periapikal dengan tehnik bedah maka
hendaknya kita lebih dahulu memperhatikan benar seleksi kasus, yaitu tentang
diagnosa yang tepat. Jika diagnosa yang ditegakkan telah tepat maka perawatan bedah
dapat dilakukan.
lndikasi endodontik bedah :
1. Proses pathologi tidak dapat dihambat dengan perawatan non bedah
(konvensional).
Misalnya : - Recurrent Acut Exacerbasi
- Fraktur akar

2. Tidak mungkin dilakukan pembersihan dan pengisian saluran akar dari jalan
koronal seperti pada perawatan endodontik konvensional.
Misalnya : - Akar gigi yang sangat bengkok;
- Saluran akar yang mengalami kalsifikasi;
- Restorasi-restorasi untuk post dan core.

3. Untuk mengkoreksi perawatan endodontik konvensional yang gagal atau


kecelakaan pada waktu preparasi atau pengisian saluran akar.
Misalnya : - Perforasi saluran akar
- Patahnya alat preparssi saluran akar
- Pengisian saluran akar yang kurang atau berlebihan.

Untuk melakukan perawatan lesi periapikal secara bedah endodontik


digunakan tehnik kuretase periapikal. Kuretase periapikal ini lebih dulu dikerjakan
sebelum melakukan perawatan bedah lain seperti apikoektomi. lndikasi dari kuretase

2
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
periapika1 adalah, bila pada daerah periapikal dijumpai abses atau lesi yang tidak
sembuh dan juga bila ada dijumpai kelebihan pasta pada perawatan secara
konvensional. Kuretase periapikal dilakukan setelah selesai pengisian saluran akar.
Prinsip perawatan lesi periapikal secara bedah endodontik adalah sama
dengan prinsip bedah secara umum, yakni insisi, pembukaan flap, menjahit kembali
flap, dan instruksi kepada pasien.
Adapun tehnik perawatan lesi periapikal adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan Rontaen photo untuk melihat posisi atau keadaan lesi periapikal.
2. Dilakukan anestesi lokal.
3. Lapangan kerja diisolasi dan disterilkan dengan topikal anti septik.
4. Pembuatan flap. Bentuk flap tergantung pada besar, letak lesi dan gigi yang
dirawat.
5. Flap dibuka dengan periosteal elevator dan ditahan dengan Tissue refraktor.
6. Pembuatan tulang alveolar yang menutupi lesi periapikal dengan bar yang tajam.
7. Pengambilan jaringan lesi dengan alat kuret.
8. Daerah operasi dibersihkan dan flap ditutup kembali.
9. Flap dijahit, tergantung bentuk flap. (interrupted suture atau sirkumferensial
suture)
10. Instruksi pada pasien dan kontrol setelah 24 jam. Jahitan dapat dibuka setelah 5-7
hari.
11. Dilakukan kontrol secara bertahap dengan mengadakan Rontgen photo untuk
melihat pertumbuhan pada daerah periapikal.

Perlu kita ketahui juga bahwa perawatan secara bedah ini tidak dapat
dilakukan bila:
1. Perawatan secara konvensional akan memberi hasil yang baik.
2. Kesehatan penderita terganggu (kesehatan umumnya jelek) dan penderita sangat
debil.
3. Keadaan jaringan anatomi pariapikal yang dapat mengakibatkan kegagalan
perawatan. Misalnya : Inferior alveolar nerve terletak lebih ke approksimal, dan
jika pembuluh-pembuluh darah atau jaringan periodontal yang tidak cukup
mendukung gigi tersebut.
4. Operator tidak mempunyai kecakapan dalam melakukan perawatan.

Dalam perawatan dengan kuretase periapikal ini diperlukan diagnosa yang


ditegakkan tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan perawatan tersebut.

Gambar 1. Macam-macam flap


a. Flap semiluner
b. Flap segitiga (triangulaire)
c. Flap trapesium

3
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Apikal kuretase

BAB IV
KESIMPULAN

Dari paper ini dapat diambil kesimpu1an bahwa :


- Sebe1um melakukan tindakan bedah endodontik dengan tehnik kuretase periapikal
maka kita harus dapat menegakkan diagnosa yang tepat. Kalau diagnosa kita tidak
tepat dapat menyebabkan kegagalan perawatan ini.
- Apabila perawatan endodontik secara konvensional gaga maka diperlukan
perawatan secara bedah untuk dapat menunjang keberhasilan perawatan endodonti.
- Bedah endodontik diindikasikan bila terdapat saluran akar yang mengalami
kalsifikasi, akar gigi yang bengkok. Tetapi perawatan bedah ini di kontra
indikasikan bila perawatan secara konvensional akan memberikan hasil yang baik.

BAB V
DAFTAR RUJUKAN

1. Jhon Ide Ingle : ENDODONTIK, Third edition, Philadelpia, 1985.


2. Richard Bance, D.D.S. ; M.S : BUKU PEDOMAN ENDODONTIK KLINIK,
Fakultas Kedokteran Gigi Marquette University Milwaukee, Winsconsin, cetakan
pertama, Penerbit Universitas Indonesia, 1990.
3. Richard C. Burns, Stephen Cohen : PATH WAYS OF THE PULP, edisi ke empat,
1976
4. Trimurni Abidin, DIKTAT KULIAH, 1988.
5. Tuti R. T jiptono, Sorimuda Harahap, Suprapti Arnus, Shaukat Osmani :
DIKTAT KULIAH ILMU BEDAH MULUT, edisi ke dua, 1989.

4
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai