Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2
BLOK 17. REKAM MEDIK DENTAL

Dosen pembimbing :
drg. Dwi Warna Aju Fatmawati, M.Kes

Oleh :
Kelompok Tutorial G
1. Samahi Arrahma (161610101061)
2. Novia Dwi Yanti (161610101062)
3. Ulfa Mayasari (161610101063)
4. Dina Zakiyatul Ummah (161610101064)
5. Shobrina Wahyuni (161610101065)
6. Lutfi Meiga Sari (161610101066)
7. Qonita Nafilah Febi (161610101067)
8. Dhesyarmani Putri R. (161610101068)
9. Khoirul Amalia (161610101069)
10. Innanisa Nur Azmi Hanafi (161610101070)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018

1
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
SKENARIO ....................................................................................................................... 3
STEP 1 ............................................................................................................................... 4
STEP 2 ............................................................................................................................... 5
STEP 3 ............................................................................................................................... 5
STEP 4 .................................................................................Error! Bookmark not defined.
STEP 7 .................................................................................Error! Bookmark not defined.
LO1. Mahasiswa Mampu Mengkaji Pemeriksaan Subjektif, Objektif, Penunjang,
Diagnosa, Rencana Perawatan, Dan Prognosis Error! Bookmark not defined.
LO2. Mahasiswa Mampu Mengkaji Dampak Bila Tidak Dilakukan Perawatan . 8
LO3. Mahasiswa Mampu Mengkaji Urutan Perawatan ......................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

2
Skenario 2

Pasien laki laki datang ke IGD RS dengan diantar kelg nya dengan keluhan pembengkakan di
bawah dagu dan lidah, sejak 7 hari yl. Anamnesis, istri px menerangkan bahwa pembengkakan
sudah sering diderita tetapi biasanya diobati sendiri dan sembuh tetapi kondisi sekarang
pembengkakan bertambah besar. Dari anamesis juga diketahui gigi 46 dan 47 sisa akar. Pada
pemeriksaan yang dilakukan drg didapatkan klinis terdapat pembengkakan diregio
submandibula,submental dan sublingual bilateral, kemerahan,sakit,sesak, lidah terdorong ke
palatum dan tidak ada fluktuasi. Tanda vital respirasi 30x/mnt,nadi 65x/mnt.TD 90/60 mmHg
suhu 380C. Pasien menyerahkan sepenuhnya pada drg yang merawatnya, pada prinsipnya pasien
menginginkan tidak adanya gangguan pada fungsi mastikasinya.

STEP 1

1. Tanda vital (Samahi) : merupakan ukuran statistik fisiologis dari tubuh digunakan untuk
menentukan status kesehatan seseorang. Terdiri dari (dhesya) :
- Denyut nadi : ukuran normal 60-100x/menit (lutfi)
- Tekanan darah : kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ukuran
normal 110-120/70-80 mmHg (lutfi)
- Frekuensi napas : banyaknya inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu. Normal 12-
20x/menit (novia)
- Suhu tubuh : ukuran normal 36,8-37,4oC (novia)
2. Regio submental (Dhesya) : suatu daerah ruang di daerah kepala dan leher. Berada di
segitiga anterior leher. Didalamnya terletak vena jugularis anterior dan limfonodi submental
(qonita).
Batas regio submental (samahi) :
a. Anterior : fasial leher dan kulit dagu
b. Lateral : musculus digastricus
c. Superior : musculus mylohyoid
d. Inferior : musculus platysma
3. Fluktuasi (Lutfi) : kondisi ketidaktetapan massa atau cairan ketika dilakukan pemeriksan
palpasi (innanisa).
4. Regio sublingual bilateral (dina) : bagian superior dari m mylohyoid (ulfa) ???
5. Regio submandibula (ulfa) : suatu ruang yang terletak diatas os hyoid, pada bagian tengah
terdapat muscullus mylohyoid yang membagi dua daerah, yakni bagian atas (superior) :
regio sublingualis dan bagian bawah (inferior) : submaksilaris (amalia). Dibatasi oleh
muscullus digastricus. Selain itu juga terdapat batas lateral yakni kulit, fasia superfisial dan
muscullus platysma (dina).
Ada juga pembagian berdasarkan batas anterior : berbatasan dg regio submental dan
posterior : ruang pharyngeal (dina).

3
STEP 2
1. Apa pengaruh obat yang dikonsumsi, sehingga bisa menyebabkan pembengkakan lebih
besar dan tidak sembuh? Apakah ada pengaruh terhadap rencana perawatan yang akan
dilakukan? (qonita)
2. Bagaimana intrepertasi dari pembacaan tanda vital? Dan apakah ada kelainan yang
terjadi? (innanisa)
3. Apa saja pemeriksaan klinis dan penunjang pada kasus di skenario? (amalia)
4. Apa diagnosa, rencana perawatan dan prognosis dari kasus pada skenario? (shobrina)
5. Bagaimana urutan perawatan yang akan diberikan pada pasien? (dina)
6. Apa dampak yang dirasakan pasien bila tidak dilakukan perawatan? (novia)

STEP 3
1. Apa pengaruh obat yang dikonsumsi, sehingga bisa menyebabkan pembengkakan lebih
besar dan tidak sembuh? Apakah ada pengaruh terhadap rencana perawatan yang akan
dilakukan? (qonita)
Jawab : pasien tidak teratur dalam mengkonsumsi obat serta jenis obatnya pun tidak
sesuai. Sehingga terus terjadi infeksi yang semakin parah (shobrina)
Pada skenario juga tidak disebutkan indikator kesembuhan pasien seperti apa. Misalnya
konsumsi antiinflamasi jangka panjang yang bisa menekan sistem imun sehingga
kemampuan tubuh dalam melawan penyakit berkurang. Sedangkan konsumsi antibiotik
berlebih bisa menyebabkan resisten (amalia).
Obat yang dikonsumsi pasien tidak menghilangkan faktor etiologi penyakit, namun hanya
menghilangkan gejala yang timbul sehingga bakteri penyebab infeksi bisa tetap menyebar
dan menyebabkan infeksi yang lebih dalam dan luas (dhesya).
2. Bagaimana intrepertasi dari pembacaan tanda vital? Dan apakah ada kelainan yang
terjadi? (innanisa) ??? (kaitan dg no 1)
Jawab : Tanda vital respirasi 30x/mnt (normal 12-20x/menit) : tidak normal (lebih cepat)
nadi 65x/mnt (normal 60-100x/menit) : normal
TD 90/60 mmHg : hipotensi (normal 110-120/70-80 mmHg)
suhu 380C : tinggi/ agak demam (normal 37 C) (samahi)
3. Apa saja pemeriksaan klinis dan penunjang pada kasus di skenario? (amalia)
Jawab :
 Pemeriksaan diawali dengan dilakukannya anamnesa pada pasien
 Pemeriksaan klinis : (dina)
- Pemeriksaan tanda vital : demam, takikardi, takipnea
- Pemeriksaan ekstraoral : inspeksi (tampak adanya edema bilateral, trismus, drolling).
Palpasi (terasa keras), ada 2 metode :
a. Operator dibelakang pasien : dimulai dari regio submental lalu submandibula lalu
ke preauricular dan postauricular. Lalu ke anterior m sternocleidomastoideus.

4
b. Operator di depan pasien : pada limfonodi di sekitar m sternocleidomastoideus.
Lalu dilanjut ke pemeriksaan submandibula ke submental.
- Pemeriksaan intraoral : terdapat elevasi lidah, tidak ditemukan adanya pembesaran
kelenjar limfe.
Ditemukan pembengkakan kelenjar sublingual, adanya sisa akar gigi 46 47 (qonita)
 Pemeriksaan penunjang : (innanisa)
1. Radiografi panoramik : untuk menentukan focal infeksi, melihat kondisi tulang
pasien (ulfa). Alternatif lain :
- USG
- MRI (lebih jelas)
- CT Scan
2. Pemeriksaan laboratorium : melihat jenis bakteri untuk menentukan antibiotik
atau medikasi yang sesuai (ulfa)
4. Apa diagnosa, rencana perawatan dan prognosis dari kasus pada skenario? (shobrina)
Jawab :
Diagnosa : ludwig angina / phlegmon. Karena adanya edema di sublingual, tidak ada
fluktuasi, demam, terasa sakit, serta lidah pasien terangkat sampai ke palatum yang
mengakibatkan sesak napas pada pasien.
Rencana perawatan :
- Trakeostomi : untuk memperlancar jalan napas
- Medikasi : antibiotik. Dilakukan secara parenteral (dewasa), dan anak (intravena).
Bisa menggunakan penicilin atau clindamisin.
- Menghilangkan faktor etiologi : berasal dari sisa akar gigi 46 47. Melakukan ekstraksi
gigi 46 47.
- Membuatkan protesa untuk gigi 46 47.
(novia)

Note : Tetap bisa dilakukan insisi dan drainase karena bisa saja pembengkakan yang
tidak ada fluktuasi tetap terdapat pus di dalamnya (qonita)

Prognosis :

a. Baik karena pasien kooperatif dan tidak memiliki kelainan sistemik (shobrina). Serta
dokter bertindak cepat dalam menentukan rencana perawatan juga bisa
mempengaruhi prognosis (ulfa)
b. Buruk karena lidah pasien telah terangkat dan mengganggu jalan napas (amalia)
5. Bagaimana urutan perawatan yang akan diberikan pada pasien? (dina)
Jawab :
Urutan (novia) :
1. Trakeostomi : untuk memperlancar jalan napas

5
2. Medikasi : antibiotik. Dilakukan secara parenteral (dewasa) sampai 48 jam bebas
demam, lalu diberikan secara per oral. Bisa menggunakan penicilin atau clindamisin.
Amoxcicilin : 250mg (tablet), analgesik ibuprofen : 2x sehari selama 3 hari.
3. Menghilangkan faktor etiologi : berasal dari sisa akar gigi 46 47. Melakukan
ekstraksi gigi 46 47.
4. Pembuatan protesa gigi 46 47

Urutan (innanisa) :

1. Dilakukan rujuk terlebih dahulu untuk pembebasan jalan napas


2. Trakeostomi : untuk memperlancar jalan napas
3. Medikasi : antibiotik. Dilakukan secara parenteral (dewasa). Bisa menggunakan
penicilin atau clindamisin.
4. Menghilangkan faktor etiologi : berasal dari sisa akar gigi 46 47. Melakukan
ekstraksi gigi 46 47.
5. Pembuatan protesa gigi 46 47

Urutan (Lutfi) :

1. Dilakukan rujuk terlebih dahulu untuk pembebasan jalan napas


2. Dilakukan pembebasan jalan napas menggunakan intubasi sebelum dilakukan
trakeostomi.
3. Medikasi : antibiotik. Dilakukan secara parenteral (dewasa). Bisa menggunakan
penicilin atau clindamisin.
4. Menghilangkan faktor etiologi : berasal dari sisa akar gigi 46 47. Melakukan
ekstraksi gigi 46 47.
5. Pembuatan protesa gigi 46 47

6. Apa dampak yang dirasakan pasien bila tidak dilakukan perawatan? (novia)
- Bisa menyebabkan obstuksi jalan napas dan kerusakan carotid sheat. Sehingga
distribusi oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu.
- Osteomyelitis mandibula dan empiema (penumpukan cairan pada rongga anatomis,
ex: sinusitis). (dina)
- Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura) (dhesya)
- Mediastitis (infeksi pada mediastinum)
- Kematian (innanisa) : karena jalan napas terganggu. Bisa dikurangi dengan
pemberian medikasi secara sistemik (amalia). Dengan dosis tinggi karena sudah
persisten.

6
STEP 4 Pemeriksaan

Anamnesa Klinis Penunjang


g

Diagnosa

Rencana perawatan dan prognosa

Urutan prioritas perawatan

7
STEP 5

1. Mahasiswa mampu mengkaji pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang untuk


menegakkan diagnosa, rencana perawatan, dan prognosis
2. Mahasiswa mampu mengkaji dampak bila tidak dilakukan perawatan
3. Mahasiswa mampu mengkaji urutan perawatan yang akan dilakukan

STEP 6

STEP 7

8
DAFTAR PUSTAKA

Alex, G. 2018. Direct And Indirect Pulp Capping: A Brief History, Material Innovations, And
Clinical Case Report. Journal Compendium. 39 (3) : 182-184
Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi Edisi 2.Jakarta: EGC
Garg, Nisha Et Al. 2014.Textbook OfEndodontics. New Delhi :Jaypee Brothers Medical
Publisher
Hardadi, M. 2014. Gambaran Tindakan Pencabutan Gigi Tetap Di Puskesmas Tinumbala
Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Tahun 2013. E-Gigi, 2(1).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 039/Menkes/Sk/I/2007 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga. Halaman 10
Lande, Randy, Dkk. 2015.GambaranFaktorRisiko Dan KomplikasiPencabutan Gigi Di RSGM
PSPDG-FKUnsrat.Jurnal E-Gigi (Eg). 3 (2) : 476-481
Milly Armilia, 2007. Penatalaksanaan Keadaan Darurat Endodontik. Bandung: Itb
Newman Mg, Takei Hh, Klokkevold Pr, Carranza Fa. Carranza’s Clinical Periodontology, 13th
Edition, Page 506, 585. 2019. Philadelphia: Wb Saunders
Shetty, Dc., Urs, Ab., Nainani, P., Gupta, Ss. 2016. Role Of Inflammation In Developmental
Odontogenic Pathosis. Journal Of Oral And Maxillofacial Pathology 20(1) :164.
Simareware, Ab., Siregar, R. 2017. Gambaran Karies Yang Tidak Dirawat Dengan Kualitas
Hidup Pada Siswa/I Kelas Iv Smp Negeri 31 Medan. Jurnal Ilmiah Panmed 12 (2): 107-
110.
Sunarto, Hari. 2014. Perawatan Pemeliharaan Sebagai Tahapan Penting Dalam Menunjang
Keberhasilan Perawatan Periodontal, Halaman 2-3. Departemen Periodonsia FKG UI
Usri ,Kosterman, Dkk. 2006. Diagnosis Dan TerapiPenyakit Gigi Dan Mulut. Bandung: LSKI.
Vasa, Aak, Dkk. 2010.Incongruous Periapical Abscess: A Case Report. Annals And Essences Of
Dentistry. 2 (2) : 44-47
Yuwono, B. 2010. Penatalaksanaan Pencabutan Gigi Dengan Kondisi Sisa Akar (Gangren
Radik). Stomatognatic (J.K.G Unej). 7(2):89-95

Anda mungkin juga menyukai