Jawab : Pada kasus pertama, supervisor menjalankan tugasnya tangan besi yaitu dengan cara otoriter. Supervisor tersebut hanya memerintah sesuai kehendaknya. Lingkungan kerja yang tercipta di suasana tersebut membuat tidak nyaman para karyawan. Setiap harinya pun, supervisor ini akan mengkritik karyawannya. Kritik memang diperlukan, tetapi jika yang mengkritik orang yang kurang tepat. Perlunya skill set sebagai supervisor akan menunjang pekerjaannya. Selain itu, dapat megelola sumber daya manusia lebih baik lagi. Pada kasus kedua, supervisor ini tidak berfikiran visioner dan tidak mempelajari ilmu baru tetapi berlagak tahu semuanya. Seharusnya sebagai supervisior kita harus berfikiran visioner, berfikiran ke masa depan untuk perusahaan. Jika ada tugas yang berat seharusnya bisa mengarahkan terlebih dahulu kepada karyawannya. Suasana yang tercipta di lingkungan seperti ini pasti kurang kondusif. 2. Bagaimana Pengaruh sikap para supervisor ini terhadap kinerja karyawan? Jawab : Pada kasus pertama, pengaruh dari sikap otoriter supervisor ini adalah membuat kinerja karyawan tidak semangat dalam bekerja. Sikap mengkritik setiap harinya pada karyawan membuat karyawan tidak betah dalam bekerja. Pada kasus kedua, sikap supervisor yang tidak berfikiran visioner dan tidak memperhatikan karyawannya dengan baik. Pengaruh bagi karyawannya kinerja yang kurang baik serta kurang nyamannya dalam bekerja. 3. Apa yang dapat anda pelajari dari kedua contoh diatas? Jawab :