Anda di halaman 1dari 31

Prof Dr A N Kurniawan, SpPA(K)

Dipl WOSAAM
Dipl IHS
Certif Nutritional Medicine
Conventional Medicine (‘Mainstream Medicine’)
: sangat bagus untuk penyakit2 akut, trauma,
infeksi dan kedaruratan medik
Mengusahakan secara cepat menegakkan
diagnosis: NAMA suatu penyakit
Cepat diagnosis – cepat terapi
Menggunakan obat atau tindakan intervensi
untuk mengatasi penyakit

Pendekatan ini menjadi masalah bila yang


dihadapi ialah penyakit kronik yang kompleks
NSAID Dicyclomine

Irritable Bowel
Osteoarthritis Syndrome

Fokus terapi adalah


menghilangkan gejala
Bila masalah kompleks maka
ACE Hypertension setiap gejala/tanda dilihat Migraines Triptan
inhibitor sebagai ‘penyakit’ tersendiri
dengan terapi sendiri2

Depression
Hypercholest-
Gastroesophageal erolemia
Reflux Disease
SSRI Statin

H2 blocker
Functional medicine : melakukan
pendekatan berbeda : tidak hanya
terbatas pada keluhan utama, tetapi pada
individu secara keseluruhan

FM bermanfaat pada penyakit2 kronik,


seperti alergi, autoimun, pencernaan,
hormonal, metabolik, neurologik
Dipelopori oleh dr Oz, Mark Hyman, Frank Lipman.
Conventional : “obat apa cocok dengan penyakit ini? “
Functional : - “Mengapa ada problem ini? “
- “ Mengapa fungsi tertentu tidak bekerja? “
- “ Apa yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan fungsi itu? “
- “ Mengapa ada sejumlah gejala ? “
- “ Mengapa pasien diberi label penyakit
tertentu ? “
mencari akar peyebab atau mekanisme apa yang
terkait dengan hilangnya fungsi fungsi tertentu
Suatu pendekatan dinamis utk mengkaji, mencegah
dan mengobati penyakit kronik yang kompleks
Membantu dokter mengenal dan meredam
dysfungsi proses fisiologik dan biokimia sbg cara
primer utk meningkatkan kesehatan
Penyakit kronik : didahului oleh penurunan fungsi
sistem tubuh , yang berlangsung lama.
Dysfungsi itu adalah akibat interaksi lama antara
lingkungan , gaya hidup dan predisposisi genetik
kita masing-masing
Utk mengembalikan kesehatan, dysfungsi itu perlu
dikembalikan (reverse) ke normal atau setidaknya
diperbaiki
* “patient centered” , bukan “disease centered”
* didasari keunikan setiap individu : gen, paparan
lingkungan , gaya hidup
* membantu mengembalikan balans biokimia tubuh
* mengintegrasikan faktor fisik, mental dan emosional
* lebih mengutamakan pada hasil akhir daripada
mengontrol gejala.
* mendorong pasien berperan aktif dalam program terapi
* sapaannya : “how are you doing and feeling ?” dan
bukan : “it’s all in your head”
* evidence based: berdasarkan riset yang mutakhir
(jurnal)
* digunakan oleh berbagai disiplin kedokteran :
medik, nutrisi, naturopati, chiropraktik,
osteopatik, kedokteran gigi
Setiap individu mempunyai karakteristik
yang unik : predisposisi genetik
karakteristik biokimia dan
fisiologi
gaya hidup (‘life style’)
pajanan lingkungan
Bila ada dysfungsi, penataannya perlu
disesuaikan dengan karakteristik individu
1 MEMAHAMI proses fisiologik tubuh :

1. komunikasi : intra dan ekstra selular


2. bioenergi dan biotransformasi
3. pencernaan dan ekskresi
4. inflamasi
5. imbalans hormonal
6. imbalans neurologik
7. reaksi oksidasi-reduksi
8. detoksifikasi
9. imbalans sistem imun
10 . pencernaan,absorpsi dan imbalans mikrobiologik
11 . imbalans struktur tubuh
Keluhan utama
Riwayat penyakit kini
Riwayat penyakit yang lalu
Riwayat keluarga
Riwayat makanan/diet
Riwayat konsumsi obat dan suplemen
Gaya hidup, Kehidupan sosial, Olah raga
Temuan pemeriksaan fisik
Penilaian laboratorium
Dalam model FM seluruh cerita pasien
menjadi pusat perhatian
Berdasarkan hal ini pertanyaan yang kritis ialah bukan
memberi cap penyakit, melainkan :
Dari mana gejala2 berasal ?
◦ Artinya : apa yang memulainya dan apa yang
mencetuskannya?
Apa yang menyebabkan gejala2 terus berlangsung?
◦ Artinya, apa mediatornya ?
Apa yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi
homeostasis dis-ease yang dialaminya ?
◦ Artinya , menemukan modus intervensi yang
paling efektif
Nutrisi
Infeksi Olah raga
berlebih
kuman berlebih
Kekurangan
Kerusakan Dysbiosis Kecemasan nutrisi
strukur/fisik spiritual
Situasi Cerita pasien yg
stres-takut-
luas mencakup
cemas Xenobiotik Obesitas
seluruh riwayat,
riwayat,
Hipoglikemia memunculkan
Efek samping asal muasal Penuaan Gangguan
obat gejala ritme
Logam
berat Bising
circadian
Hiperglikemia
berlebihan
Predisposisi Radiasi
genetik
(SNPs) Intoksikasi makanan Trauma
(alergen, stimulans dll) emosional
3
Setelah memperhatikan seluruh riwayat
penyakit pasien, maka dapat ditemukan
imbalans fungsional yang sedang terjadi
(yaitu diantara 11 macam diatas)
Perkiraan ini perlu ditunjang dengan temuan
laboratorium
Dapat diberikan terapi yang sesuai untuk
mengembalikan fungsi yang terganggu
Pendekatan model
functional medicine
pada kasus “sederhana”
sederhana”
…wanita 37 tahun
dengan keluhan utama
sakit kepala menahun.
menahun.
Pola pendekatan
konvensional :

Gejala utama
sakit kepala

Anamnesis gejala Namun kasus ini tidak


saat ini.
ini.
sesederhana seperti
itu,
itu, gejala muncul
Diagnosis: Migraine kembali

Pengobatan:
Pengobatan: Triptan
Pandangan Functional Medicine:

Gejala dan keluhan harus disaring dengan


melihat kejadian yang baru terjadi , faktor
pemicunya dan mediator yang terkait .
Untuk mendalami gambaran pasien secara
utuh, perlu digali:
penyakit lama/sebelumnya, sejarah penyakit
di keluarga, diet, obat2an dan gaya hidup

Pada kasus sakit kepala kronik:


Hal terkait diatas semua bisa ada
Detoxification and
Biotransformation

Structural Inflammatory
Integrity Process
Berbagai faktor itu
dapat terjadi pada
perempuan dengan Psychological
Immune
Surveillance
keluhan utama sakit and Spiritual
kepala kronik Equilibrium

Digestion, Absorption, Oxidative/Reductive


and Barrier Integrity Homeodynamics
Hormone and
Neurotransmitter
Regulation
Siklus haid : dominasi estrogen
Pemaparan dengan toksin: MSG,
aspartame, asap, parfum
Perubahan pola tidur: ritme circadian
Puasa : hipoglikemia
Alergi makanan
Stress situasional
Pembedahan
Penggunaan antibiotik yang lama
Pasca infeksi atau infeksi berulang.
Kecelakaan
Paparan dengan toksin
Trauma emosional
Penyakit kronik.
Sakit kepala dipicu oleh
- diet : food allergen
- Obat obatan: NSAID untuk OA.
SAD (Standard American Diet)
diet rendah lemak tinggi CH
- Riwayat penyakit dikeluarga:
Ulcerative colitis dan eczema
Pemeriksaan Lab diarahkan sesuai faktor yang
mendukung terpicunya keluhan sakit kepala
Detoxification and
Biotransformation

Inflammatory Process
Inflammatory damage
Structural Integrity
Nutrient
Structural
insufficiency –
damage
low EFAs, high AA
Hs-
Hs-CRP
RBC fatty acids
Psychological and
Spiritual Equilibrium
Immune Surveillance
Food allergen Analisis
IgG/
IgG/IgE food allergy laboratorum
dapat
membantu

Oxidative/Reductive
Digestion, Absorption, Homeodynamics
and Barrier Integrity
Food allergen
Dysbiosis
Digestive enzyme/HCL Hormone and
insufficiency Neurotransmitter Regulation
Drug side effects
– leaky gut Digestive stool analysis
Ova and parasite
Intestinal permeability
Detoxification and
Biotransformation

Inflammatory process
Structural Integrity Nutrient
Structural damage insufficiency –
low EFAs, high AA

Psychological and
Spiritual Equilibrium
Immune Surveillance Rencana terapi dapat
disusun. Fokus pada 3
Food allergen
area

Oxidative/Reductive
Digestion, Absorption, Homeodynamics
and Barrier Integrity
Food allergen
Hormone and
Dysbiosis Neurotransmitter Regulation
Drug side effects – leaky gut
Digestive enzyme/HCL
insufficiency
Dietary changes to lower arachidonic
acid and the inflammatory cascade

Phytonutrients such as rutin


and quercitin to decrease IP
Botanicals such as bromelain and
Detoxification and
curcumin to decrease
Biotransformation
inflammation
Omega-3 fatty acids to
Structural Inflammatory decrease inflammation
Integrity
Process
Food
elimination
diet Terapi potensial yang dapat di
berikan
Psychological
Immune
and Spiritual
Surveillance Equilibrium

Digestion, Absorption, Oxidative/Reductive


and Barrier Integrity Homeodynamics

Decrease alcohol
Hormone and
to decrease
Neurotransmitter Regulation
intestinal permeability
Pre and probiotics

Hydrochloric acid/digestive enzyme


KOLITIS ULSERATIF, perempuan, 45 tahun
Diagnosis: divertikulitis dan IBS. Terapi:
hemikolektomi.
Pasca bedah : tetap nyeri perut difus dan
gangguan defekasi.
Anamnesis : sejak usia 20 an ada ‘gut problem’.
Telah mengalami macam2 pemeriksan : food
allergy, diet plan, endoskopi.
Riwayat pribadi yg lalu, trauma fisik dan psikologik
(sexual harassment).
Terapi fungsional dysbiosis dan terapi “mind-
body”; ia bisa terbebas dari gangguan yg sudah
begitu lama
DIABETES MELLITUS , laki 70 tahun
Telah di diagnosis DM sejak > 20 tahun yg lalu
Pernah mengalami pemasangan stent jantung 2 x
Ada hipertensi. Mendapat terapi 12 macam obat
dan suntikan insulin, mula2 12 unit, sekarang 28
unit
Hasil lab : HbA1C 10, C peptide 1 (sangat rendah)
Terapi fungsional : naturoceutical untuk perbaiki
fungsi pankreas agar produksi insulin lebih baik
a.l. Galiga
Hasil : Pemakaian insulin berangsur-angsur dapat
dikurangi
DYSBIOSIS , perempuan 60 tahun
Keluhan : perut berbunyi, sering merasa kembung,
perut terasa begah (bloating), obstipasi kronik,
faeces hancur2, diare, sering sakit maag, sering
merasa lemah
Pemeriksaan klinis : gastroskopi, kolonoskopi : tidak
ada kelainan organik
Gangguan fungsional ‘Digestion, absorption and
barrier integrity’ : dysbiosis dan mungkin leaky gut
Terapi fungsional : Betaine dan pepsin
Pancreatic enzyme
Prebiotic dan probiotic
Vitamin C, Bcomplex, D3
Outcome : Sakit maag berkurang
Defekasi lancar; Faeces “normal’
Perut tidak berbunyi
Nafsu makan membaik, Merasa lebih kuat
Functional Medicine : model yang dapat dipakai pada
kasus penyakit kronik dan sering kompleks
FM : memperhatikan seluruh aspek pasien sebagai
individu yang mempunyai masa lalu dan sekarang
menderita sakit
FM : terpusat pada individu dan melibatkan pasien
dalam pemeriksaan dan terapi
FM : memperhitungkan faktor genetik, lingkungan
dan gaya hidup pasien
FM : menggunakan berbagai bahan untuk terapi:
bahan biologik, naturoceutical, herbal, suplemen,
vitamin, mineral – dengan efek samping minimal
FM membantu CM bila menghadapi kasus yang
kompleks dan tidak mudah disembuhkan

Anda mungkin juga menyukai