Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerak manusia dihasilkan oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya untuk
menggerakan anggota badan. Pada gerak sadar, sinyal perintah dari pusat sistem syarat di
transmisikan melaui syarap tulang belakang (spinal cord) lalu ke otot untuk menghasilkan
gaya. Otot berfungsi dengn normal jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot
terhubung secara utuh dan bekerja dengan baik. Kerusakan pada sistem syaraf yang
diakibatkan penyakit yang menyerang syaraf tulang belakang (spinal cord injury) akan
mengganggu sinyal perintah mencapai otot.

Otot adalah sebuah jaringan konektiv yang tugas utamanya adalah berkkontraksi yang
berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang di sadari maupun yang
tidak. Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia memiliki lebih dari
600 otot rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan panjang. Otot bekerja berpasangan
satu berkontraksi dan lawannya relaksasi sehingga otot bisa menggerakan berbagai bagian
dari tubuh manusia seperti lutut yang bisa dibengkokkan maupun di luruskan.

Otot manusia merupakan suatu alat yang penting untuk menunjang pergerakan atau
selama aktifitas. Pergerakan otot sadar diawali dengan adanya sebuah sinyal dari syaraf
motorik (gerak) yang memerintahkan agar otot ini bergerak sesuai dengan batasan
kemampuan geraknya. Tanggapan atau reaksi otot ini sepenuhnya tergantung pada
kondisi otot itu sendiri. Sehingga apabila kondisi otot itu terganggu, maka pergerakan
yang terjadi akibat kontraksi otot tersebut akan berjalan lambat dan tidak maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana struktur otot ?
 Bagaimana fisika pada muskuloskeletal ?
 Bagaimana kimia pada muskuloskeletal ?
1.3 Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui struktur otot
 Untuk mengetahui fisika pada muskuloskeletal
 Untuk mengetahui kimia pada muskuloskeletal

1
BAB II
PEMBAHASAN

Otot merupakan alat gerak aktiv yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut
setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu:

 Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi atau memendek.


 Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yang di timbulkan saat kontraksi.
 Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula sestelah
berkontraksi.saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

2.1 Bagian Otot

Otot memiliki bagian-bagian, yaitu :

1. Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot
2. Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril
dan miofilamen berada.
3. Filamen
Tersusun atas dua macam dasar, yaitu filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal.
Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan
serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
4. Miofibril merupakan serat-serat pada otot
5. Miofilamen adalah benang-benang/ filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofilamen terbagi atas dua macam, yakni :
a. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung /otot cardiak dan pada otot
rangka /otot lurik)

2
Di dalam miofilamen terdapat protein kontraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin),
tropopin dan tropomiosin. Ketika otot berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang
sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang
bekerja.

2.2 Jenis-jenis Otot

2.2.1 Otot lurik (otot rangka)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop)
dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan
mempunyai banyak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai
periode istirahat. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang di bungkus oleh fasia
super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian :

1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung


2. Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan
cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini :
a. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi. Otot yang dilatih terus-menerus akan membesar atau mengalami
hipertrofi, sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.

3
 Ciri-ciri otot lurik :
 Bentuknya silindris, memanjang,
 Tampak adaya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan
terang secara berselang-seling (lurik).
 Mempunyai banyak inti sel
 Bekerja di bawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu
otot lurik dissebut otot sadar.
 Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada.

2.2.2 Otot Polos

Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral).
Otot polos tersususn dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing
sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut
kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pad alat-alat di
dalam tubuh misalnya pada :
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernafasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin

 Ciri-ciri otot polos


 Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan di bagian tengahnya
menggelembung.
 Mempunyai satu inti sel
 Tidak memiliki garis-garis melintang (polos)
 Bekerja di luar kesadaran, artinya tidak dibawah petah otak, oleh karena itu
otot polos disebut sebagai otot tak sadar.

4
 Terletak pada usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan lain-
lain.

2.2.3 Otot jantung

Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya sajah serabut-
serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta di persyarafi oleh syaraf otonom.
Letak inti sel ditengah. Dengan demikian, otot jantung di sebut juga otot lurik yang bekerja
tidak menurut kehendak.

 Ciri-ciri otot jantung


 Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot
lurik, gelap terang secara berselang-seling dan terdapat percabangan sel.
 Kerja otot jantung tidak bisa di kendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja
sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot
lurik dan dari prosses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga
otot spesial.

5
2.3 Cara kerja otot

a. Antagonis

Otot antagonis adalah dua otot atau ebih yang tujuan kerjanya berlawanan.
Jika otot pertama berkontraksi dan yang ke dua berlaktasi, akan memnyebabkan
tulang terterik atau terangkat. Sebaliknya,jika otot pertama berinteraksi dan yang
kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memeiliki dua
ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak dilengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung tendon yang melekat pada tulang
terletakdilengan atas bagian belakang. Untuk mengakat lengan bawah, otot bisep
berkontraksi dan otot trisep berleksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi an otot bisep berelaksasi.

Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:

1. Ekstersor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan


otot bisep
2. Abdukator (menjahui badan) dan addukator (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depressor (kebawah) dan abdukator (keatas), misalnya gerak kepala merunduk
dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak terlapak
tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

a. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkn gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (otot yang menyebakan
terlapaktangan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau
lebih yang berkerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi , otot-otot itu
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot-otot antar tulang
rusuk yang menyebabkan telapak tangan menegadah atau menelungkup. Gerakan
pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila
otot berkontraksi, maka otot akanmenarik tulang yang dilekatinya sehingga tlang
tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.

Otot yang sedang berkerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggabung. Karena memendek, tulang yang
didekati otot tersebut terterik atau terangkat. Kontraksisatu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat
kembali keposisi semula, otot tersebut harus mengadakanrelaksasi. Namaun
relakssasi otot ini saja tidak cukup.

6
Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harsu ada otot lain
yang berkontraksi yangmerupakan kebaikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk
mengerakan tulang dari satu posisi keposisi yang lain, kemudian kembali ke
posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda

2.4 Kontraksi dan relaksasi Otot

7
 Tahap-tahap kontraksi dan relaksasi otot
1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan
sinyal kimia (neurotrasmiter) dicelag (sinapsis antara sel saraf dan sel otot.
2. Sinyalkimia memasuki sel otot dan memberikan langsung dengan protein resptor
yang ada dimembrane plasma sel otot (sarkolema dan menimbulkan pontesial aksi
di sel otot.
3. Pontensial aksi yang terjadi ini menyebabkan terjadi ini menyebabr kjeseluruh
bagian sel otot dan masuk ke sel melalui T-tubule.
4. Pontensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium
(sarcoplasmic reticulum)
5. Ion Ca bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan
myosin berada.
6. Ion kalsium berikatan pada molukel tropnin –tropomiosin yang terletak di daerah
lekukan filament aktin. Biasanya molukel tropomision melilit aktin dimana
myosin dapat membetuk crossbrigdes
7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan mengeser
tropmiosin keluaran dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes, dan kemuadian
otot berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek
9. Setelah pontesial aksi lewat gerbang Ca menutup kembali, Ca yang ada
diretikulumsarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10. Saat itu traponin kehilangan konsentrasi Ca
11. Troponin kembali keposisi semula dan trompomiosin kembali memlilit ikatan
aktin-miosin difilamin aktin
12. Karena tidak terbentuknya site dimana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada
crossbrigdes yang terbentuk dan otot kembali rileks

Semua aktivitas diatas memerlukan energy. Otot menggunakan energy


dalam bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal
kepala crossbrigdes myosin dan melepaskan filamen aktin, dan unruk
menghasilkan ATP, untuk melakukan hal berikut:
1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpananfosfat berenergi tinggi) dan
menambahkan fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.
2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP
3. Melakukan respirasi aerob,memecah glukosa, lemak, dan protein dalam
sausana O2 menghasilkan ATP

8
2.5 Kelainan Pada Otot

 Atrofi otot merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena
kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
 Distorsi otot, penyakit ini dipikirkan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis
pada otot anak-anak.
 Hipertropi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar
dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
 Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebkanusus melorot masuk ke rongga perut.
 Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus , menyebabkan kram atau
kejang.
 Tetetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena
bakteri tetanus.

9
2.6 Biokimia Muskuloskeletal

Terbagi menjadi tiga yaitu:

 Biokimia tulang
 Biokimia otot
 Biokimia sendi

2.6.1 Biokimia Tulang

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri atas:

 Zat anorganik (Mineral)


Glikosamonoglikan (G.A.G): senyawa yang tersusun atas rantai gula bercabang
Nasestilgalaktosamin dan asam glukuronat. Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G)
merupakan kompenen structural penting dalam penyusun kartilago dan memikattkan
ketahanan tulang terhadap tekanan, senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) ini disintesis
oleh sel-sel tulang yaituosteoblast dan osteosit
 Zat organic (martriks tulang)
Zat anorganik Kristal hidroksiapatit yaitu Ca₁₀ (PO₄)₆ (OH)₂, Na⁺, Mg2⁺, CO₃2⁻
(karbonat) dan F⁺ (Fluorida). Hidroksi apatit merupakan faktor yang
menentukan kekeuatan tulang, 99% Ca2⁺ berada dalam tulang zat organic pada
tulang berupa potein 90-95% adalah kolagen tipe 1. Kolagen tipe V dan kolagen
lainnya merupakan bagian kecil pada matriks

Tulang selalu berada dalam kedaan “Dynamic Equilibrium” atau “peristiwa tulang
ganti”.

Peristiwa ini terlaksana karena ada dua jenis sel, yaitu:

 Osteoblas: - deposisi tulang (Mineralisasi)

- sintesis matriks baru

 Osteoklas: -resorpsii tulang (Demineralisasi)


-menghanvurkan matriks lama

Kadungan Kalsium Dalam Tulang

Terdapat kelenjar paratiroid, yaitu:

 Hormone pTH (Paratiroid Hormon) fungsinya:

-memacu osteoblas pada tulang

-Menghambat osteoblast pada tulang

-memicu pelepasan kalsium (Ca2⁺) ke ginjal

10
 Sel parafolikuler (sel C) menghasilkan Calstonin Fungsinya
-menurunkan kadar Ca2⁺ dalam plasma dengan cara penghambatan osteoklas
(menurunkan laju pelepasan Ca2⁺ dari tulang)
-memacu ekresi Ca2⁺ melalui ginjal

Metabolisme Dalam Tulang

Vitamin D

Berperan dalam meningkatkn absrorpsi Ca2⁺ dan Po₄3⁻ (Fosfat) melalui usus. Akibatnya
Ca2⁺ dan Po₄3⁻ dalam darah meningkatk sampai batas tertentu sehingga terbentuk
garam Ca₂ (Po₄)₂ yang mengedap ditulang

Vitamin C

Vitamin C penting untuk sintesis kolagen pada tulang dari pembuluh darah.

Vitamin A

Vitamin A penting untuk regenerasi sel-sel.

 Kartikosteroid : untuk menghambat osteoblast sehingga dapatmenyebabkan


osteoporosis
 Kalsitonin: memompa Ca2⁺ kedalam tulang merupakanantagonisosteoklas
 Estrogen : memeprtinggi integritas tulangdengan cara sintesis matriksdan deposisi
mineral dalam tulang, bekerja secara antagonisterhadap osteoklas

2.6.2 Biokimia Sendi

 Sendi merupakan pertemuan antaradua bagian atau objekyangberbeda


 Sendi memungkinkan beban pasif (tulang) bergerak. Otot yang melekat pada 2 tulang
terhubung oleh sendi
 Rawan Sendi
Rawan sendi terdiri dari subtansi rawan: kondrotin sulfat sedikit protein dan sedikit
Ca. dibuat oleh kondroblas atau kondrosit
 Membrane dan cairan sinovium
Dalam cairan sendi terlarut glikosaminoglikan, terutama asam hilaluronat. Sel
sinovim akan mensintensis asam hialuranat sebagai zat tambahan plasama dalam
memebentuk cairan sendi. Cairan sinovium berwarna kuning pucat, jernih dan kental.
Biasanya jumlah cairan ini sedikit berkisar antara 1-4 ml dan lebih sedikit lagi pada
sendi-sendi kecil
 Ligamentum dan kapsul sendi

11
Berperan dalam stablisasi sendi. Secara umum strukturnya merupakan gelendong
kolagen (bersama-sama elastin merupakan protein terbanyak yaitu 90%) dan
diantaranya dapat dijumpai fibrosit
 Meniskus
Meniskus ( lempeng firvokartilago) dijumpai pada sendi tertentu seperti sendo lutut,
strenoklavikular, radiculnar distal, dan askromioklavikular
 Lubrikasi sendi
Terdapat dua sistem lubrikasi yaitu hidrostatik yang berperan pada tekanan besar dan
boundary system yang berperan pada tekanan rendah

2.6.3 Biokimia Otot

 Otot adalah transproduser (mesin) biokimia utama yang mengubah energy pontensial
(kimia) menjadi energy kinetik (mekanis). Otot jaringan tunggal terbesar ditubuh
manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang
dewasa muda dam sedikit lebih kecil dari 30% pada usia lanjut. Otot terdiri dari
rangka, jantuk dan otot polos
 Secara fungsional otot rangka terdiri atas:
Otot tipe I (otot merah, slow twitch musde)
Otot tipe II (otot putih, fast twictch muscle

Mekanisme Kontraksi Otot

Model dari filament-filamen yang bergerak longer menjelaska meknisme kontraksi


otot. Menurut model tersebut,filament tipis dantebal bergeser satu sama lain.
Kontraksi otot dapat berlangsung melalui daur reaksi berikut:

1. Pada keadaan awal miosin dengan kepalanya terikat pada aktin . melalui
peningkatan ATP, kepala miosin dilepaskan dari aktin
2. Kepala myosin menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi, dan menahan kedua
produk reaksi tersebut agar tetap terikat. Pemecahan ATP menyebabkan suatu
tegangan alosterik kepala miosin.

ATP ADP + Pi + e
ATPase

Kemudian kepala myosin memebntuk suatu jembatan baru ke suatu molekul aktin
yang berseblahan

4. Aktin mengurus pelepasan Pi dan tak lamasetelah itu, jugapelepasan ADP.


Dengan ddemikian, tegangan alosterik kepala miosin terlaksana dengan cara
perubahan konformasi yangberkerja seperti hentakan kemudi. Selama tersedia
ATP daur yang baru dapat mulai sehingga filament tebal selalu bermigrasi
sepanjang filament tipis menuju kearah garis Z. setiap satu hentakan kemudi dari

12
kira-kira 500 kepala suatu filament tebal menghasilkan suatu kontraksi sebesar
kira-kira 10mm dan pada kontraksi otot yang kuat,hal ini terulang kurang lebih 5

kali stiap detik.

Pada Kontraksi Otot Serat Lintang Berlangsung Proses-Proses Berikut:

 Sel-sel otot mengalami depolarisasi


 Sinyal untuk depolarisasi terdapat pada kanal Ca didalam RS
 Kanal-kanal untuk Ca membuka
 Kadar Ca meningkat
 Perubahan konfrimasi troponin menggeser trompomiosin
 Kepala miosin terikat pada aktin
 Daur aktin miosin berjalan
 Serat otot memendek

Pada Akhir Dari Kontraksi Berlangsung Proses Berikut:

 Kadar Ca2⁺ menurun melalui transport balik Ca2⁺ ke dalam RS

13
 Troponin C kehilngan Ca2⁺
 Tropomiosin kembali ke tempatnya pada aktin dan menutup daur aktin-miosin
 Otot mengendur

Sumber Energi Untuk Gerak Otot

 ATP merupakan sumber energy utama untuk kontraksi otot ATP bersal dari Oksidasi
karbohidrat dan lemak
 Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan myosin yang memerlukan ATP
 Miosin mengikat aktin untuk membentuk aktomiosin dan aktivitas ATPase
intrinsiknya sangat meninkatkan dalam kompleks ini

ATP ----- ADP + P

Aktin + Miosin ----------------------- Aktomiosin

ATPase

Sumber Energi Untuk Gerak Otot

Sumber Energi Untuk Gerak Otot

Terdapat 3 jalur yang dapat memasuk ATP tambahan sesuai kebutuhan dalam kontraksi otot:

 Perpindahan fosfat berenergi tinggi dari kreaktin fosfat ke ADP. Keratin fosfat
merupakan simpanan energy pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil
seperti ATP serta mengandung sebuah gugus fosfat berenergi tinggi, yang dapat di
berikan secara langsung ke ADP untuk membentuk ATP.
 Keratin fosfat merupakan penyerapan fosat berenergi tinggi yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi pada otot.

14
 Fosforilasi oksidatif (sikrlus asam sitrat dan sistem transfortasi electron). Ini
berlangsung dimetakondiria otot apabila otot tersedia cukup O₂. O₂ yang diperlukan
untuk fosforilasi oksidatif diantarkan oleh darah. Jenis-jenis serat tertentu memiliki
banyak Mioglobin, yang serupa dengan hemoglobin.

Sumber Energi Untuk Gerak Otot

 Melalui glikolisi
Glikosis dengan menggunakan glkosa darah atau glikogen otot sarkoplasma otot
rangka mengandung banyak glikogen. Pembesaran glukosa dari glikogen bergantung
pada glikogen fosforilase otot spesifk
 Jika semuanya abis, maka bisa appek nukloetida trifosfat, ada CTP, GTP
 Bisa juga lewatasam lemak, ini baru dipake kalau semua sudahhabis. Lewat proses
oksidasi asam lemak

Protein Yang Terdapat di Otot

1. AKTIN
Aktin terbentuk dari monomer G-aktin. Pada kekuatan fisiologik dan dengan adanya
Mg2⁺, G-aktin melakukan polimerisasi nonkovalen hingga terbentuk filamens heliks-
ganda tak-larut yangdinamakan F-aktin.
2. MIOSIN
Merupakan Hekssamer asimetrik, dan mempunyai ekor fibrosa yang terderi atas 2
heliks yang saling terpilin. Molekul Hesamer terdiri atas:
 Satu pasang rantai berat (heavy chain)
 Dua pasang rantai ringan (light chain)
3. TROPOMIOSIN
Trompomiosin merupakan molekul fibrosa yang terdiri dari atas dua buah rantai, alfa,
beta, yang melekat pada F-aktin dalam alur-filamen
4. TROPONIN
Terdapat 3 buah kompnene tromponin:
 Troponin C: terikat dengan komplek F-aktin trompomiosin
 Tropmiosin I: mencegah peningkatan kaput miosin dengan tempat pelekatan
F-aktin melalui pengguliran tropomiosin ke dalam posisi tempat melekatnya
kaput miosin pada F-aktin
 Tromponin T: mengikat tropomiosin dan troponi lain

5. MIOGLOBIN
Merupakan suatu protein monometrik dan penyimpanan oksigen sebagai cadangan
untuk menghadapi kekeurangan oksigen. Hidrolisis ATP menggerakan pengikatan
dan pelepasan aktin dan miosin dalam 5 macam reaksi.

15
2.7 Fisika muskulokletal

2.7.1 Otot dan Gaya

 Bagaimana Gaya Memengaruhi Tubuh


Kita menyadari/merasakan gaya-gaya yang bekerja pada tubuh, misalnya gaya-gaya
terlibat saat kita bertabrakan dengan suatu benda. Kita biasanya tidak menyadari gaya-
gaya penting yang terdapat dalam tubuh, misalnya gaya otot yang menyebabkan darah
mengalir dan paru menghirup udara. Contoh gaya yang lebih ringan adalah yang
memnentukan suatu atom atau molekul tertentu akan tetap berada disuatu tempat tertentu
dalam tubuh. Sebagai contoh, di tulang terdapat banyak kristal mineral tulang (kalsium
hidroksiapatit) yang membutuhkan kalsium. Sebuah atau kalsium akan menjadi bagian
kristal tersebut apabila atom tersebut dapat mendekati tempat khusus untuk kalsium dan
gaya-gaya listrik mampu menangkapnya. Atom tersebut akan tetap berada di tempat
tersebut sampai terjadi perubahan kondisi lokal dan gaya-gaya listrik tidak lagi dapat
menahannya ditempat itu. Hal ini dapat terjadi apabila kristal tulang dihancurkan oleh
kanker.
Dokter spesialis yang banyak berurusan dengan gaya adalah (a) physiatrists (spesialis
dalam kedokteran fisika) yang menggunakan metode fisika untuk mendiagnosis dan
mengobati penyakit, (b) spesialis ortopedi yang mendiagnosis dan mengobati penyakit
dan kelianan sistem muskuloskeletal, (c) ahli terapi fisik, (d) chiropractur, menangani
kolumna spinalis dan saraf, (e) ahli rehabilitas dan (f) ahli ortodontik yang menangani
pencegahan dan pengobatan gigi yang tidak teratur

 Sebagian dari efek gravitasi tubuh


Salah satu efek medis yang paling penting dari gravitasi adalah terbentuknya
varises ditungkai karena darah vena berjalan melawan gaya gravitasi dalam
perjalanannya kembali ke jantung. Gaya gravitasi pada krangka tulang juga sedikit
banyak bermanfaat bagi kesehatan tulang. Apabila seseorang “kehilangan beratnya”
(weight lasse) seperti disatelit yang mengordit, ia akan kehilangan sebagian dari
mineral tulang. Hal ini dapat menjadi masalah serius pada perjalanan luar angkasa
yang lama. Tirah baring berkepanjangan juga serupa, yaitu bahwa sebgaian besar
berat tubuh tidak bertumpu pada tulang sehingga dapat terjadi kehilangan mineral
tulang yang serius.

16
 Gaya listrik pada tubuh
Gerakan dan kendali otot-otot bersifat elektris. Gaya-gaya yang dihasilkan
oleh otot disebabkan oleh muatan listrik yang menarik listrik lawannya. Masing-
masing triliunan sel hidup dalam tubuh memliki perbedaan potensial listrik disuatu
membrannya. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan ion bermiuatan positif dan
negatif dibagian dalam dan luar dinding sel. Beda potensial yang terbentuk adalah
sekitar 0,1V, tetapi karena dinding sel sangat tipis beda potensial tersebut dapat
menghasilkan suatu medan listrik terbesar 107V/m, suatu medan listrik yang jatuh
lebih besar daripada medan listrik didekat suatu kawat listrik tegangan tinggi.

 Gaya Gesekan
Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan dapat muncul
dimanapun dalam kehidupan sehari-hari. Gesekan membatasi efisien bebagai mesin,
seperti generator listrik dan mobil. Namun, kita memanfaatkan gesekan saat tangan kita
menggenggam tambang, saat kita berjalan atau berlari, dan pada alat-alat misalnya rem
mobil.
Beberapa penyakit disana artritis, meningkatkan gesekan di sendi tulang. Gesekan
berperan penting saat seseorang berjalan saat tumit menyentuh lantai, suatu gaya
diteruskan dari kaki lantai. Gaya ini dapat diuraikan menjadi komponen vertikel dan
horizontal. Gaya reaksi vertikal, yang dihasilkan oleh permukaan (suatu gaya yang
bertegak lurus terhadap permukaan). Komponen gaya horizontal dalam tumit suatu
mengenai lantaisaat seseorang berjalan.
Secara umum, adanya gesek harus cukup besar saat tumit menyentuh lantai dan saat
jempol kaki meninggalkan permukaan agar orang yang bersangkutan tidak terpeleset.
Kadang-kadang, seseorang terpeleset pada permukaan es, permukaan yang basah. Hal ini
tidak saja memalukan tetapi juga dapat menyebabkan patah tulang. Kemungkinan
terpeleset dapat dikurangi dengan melakukan lahngkah-langkah kecil.
Saat sendi bergerak, gesekan harus dilawan tetapi untuk sendi normal gaya gesekan ini
sangat kecil. Koefisien gesekan disendi tulang biasanya jauh lebih kecil dari pada bahan-
bahan kecil. Apabila terdapat penyakit pada sendi, gesekan dapat menjadi lebih besar.
Cairan sinovium di sendi berperan dalam plumasan, tetapi masih terdapat silang pendapat
tentang manfaat pasti cairan ini.

17
Air liur yang dikeluarkan saat kita mengunyah makanan berfungsi sebagai pelumas
apabila anda menelan sepotong roti bakar kering, anda akan merasa nyeri karena tidak
ada pelumas ini. Sebagai besar organ internal didalam tubuh sedikit banyak berada dalam
keadaan bergerak dan mengeluarkan pelumasan. Setiap kali berdenyut, jantung bergerak.
Paru bergerak di dalam dinding dada setiap kali kita bernafas dan usus memiliki gerak
ritmik lambat (peristalsis) untuk menggerakan makanan menuju jketempat akhirnya.
Semua organ ini mendapat pelumas dari ratusan mukus licin untuk mengurangi gesekan.

 Gaya otot dan Sendi


Dibagian ini kami membahas gaya pada tubuh dan gaya pada sendi-sendi
tertentu serta memberikan beberapa contoh hubungan otot dengan tendon dan tulang.
Karena pergerakan dan kehidupan itu sendiri sangat tergantung pada kontraksi otot.

 Otot dan klasifikasinya


Terdapat beberapa skema untuk mengklasifikasikan otot. Salah satu cara yang
banyak digunakan adalah dengan menjelaskan gambaran otot dibawah microsop
cahaya. Otot rangka memiliki serat-serat halus dengan pita gelap dan terang
berselang-seling yang disebut priata karenanya diberi nama otot lurik (striated
muscle). Serat-serat ini memiliki diameter lebih kecil dari pada rambut manusia dan
panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter.
Otot polos tidak membentuk serat dan secara umum jauh lebih pendek dari otot lurik.
Mekanisme otot polos berbeda, dan pada beberapa kasus, otot ini dapat berkontraksi
lebih dari pada panjang istirahat masing-masing sel otot. Efek ini diperkirakan
disebabkan oleh bergesernya sel-sel otot satu sama lain. Contoh otot polos ditubuh
adalah otot sirkular disekitar anus, kandung kemih dan usus, serta dinding arteri dan
arteriol ( tempat otot-otot ini mengontrol aliran darah)
Kadang-kadang otot diklasifikasikan berdasarkan pengendaliannya apakah bersifat
volunter atau involunter. Namun klasifikasi ini tidak konsisten kandung kemih
memiliki otot polos di sekelilingnya, tetapi biasanya dibawa kontrol volunter.

18
 Gaya otot yang melibatkan tuas
Agar tubuh dapat berada dalam keadaan istiraha dan dalam keseimbangan,
jumlah gaya yang berkerja padanya disemua arah dan jumlah torsi disemua sumbu
harus sama dengan nol.
Banyak sistem otot dan tulang pada tubuh yang berfungsi sebagai tuas. Tuas
diklasifikasikan sebagai sistem kelas pertama,kedua dan ketiga. Tuas kelas tiga
merupakan jenis yang sering di temukan pada tubuh sedangkan tuas kelas pertama
paling jarang.

Namun, tuas kelas ketiga tidak sering dijumpai dalam dunia teknik. Untuk
menggambarkan mengapa demikian, misalkan anda ingin membuka sebuah pintu
yang gaganggnya terletak dekat dengan engsel samping pintu. Untuk membuka pintu
diperlukan torsir dalam jumlah tertentu. Ingatlah bahwa torsis (tenaga putaran, torqiu)
adalah hasil dari gaya yang diberikan dan lengan tuas serta menerangkan efek yang
ditimbulkan oleh gaya ini untuk menghasilkan rotasi mengelilingi engsel sendi.
Karena lengan tuas dicontoh ini pendek, diperlukan gaya yang cukup besar untuk
membuka pintu. Pada manusia sistem tuas jenis ini memperbesar gerakan otot kita
yang terbatas sehingga gerakan ekstremitas dapat menjadi lebih besar/luas.

Otot mengecil di kedua ujungnya tempat terbentuk tendon. Tendon


menghubungkan otot ke tulang. Otot dengan dua tendon disalah satu ujungnya
disebut biseps, otot dengan tiga tendon disalah satu ujung-ujungnya disebut trisep.
Karena otot hanya dapat berkontraksi, maka kelompok otot terdapat berpasangan, satu
kelompok berfungsi menghasilkan gerakan kesatu arah mengelilingi suatu sendi
engsel dan kelompok berlawanan menghasilkan gerakan kearah yang sebaliknya.
Rotasi lengan bawah mengelilingi siku adalah contoh yang sempurna tentang prinsip
ini. Biseps bekerja mengangkat lengan bawah ke arah lengan atas sedangkan triseps
(di belakangan lengan atas) menarik lengan bawah menjauhi lengan atas. Gaya yang
dihasilkan oleh biseps apabila kita menjumlahkan torsi (gaya kali jarak-momentum
lengan)disekitar titik poros sendi.

19
Bagi orang yang memperbesar otot dengan angkat beban, latihan mengangkat halter.
orang yang terlatih mungkin dapat mengangkat sekitar 200 N (~44 lb) yang
memerlukan gaya biseps sebesar 1500 N (~330 lb)

Otot memiliki oanjang minimum agar dapat berkontraksi dan panjang


maksimum yang dapat direnggangkan namun masih tetep berfungsi. Dikedua panjang
otot yang ekstrem ini, gaya yang dihasilkan oleh otot jauh yang lebih kecil. Apabila
biseps melakukan tarikan vertikel (yang merupakan perkiraan), sudut pada lengan
bawah tidak mempengaruhi gaya yang diperlukan tetapi sudut tersebut mempengaruhi
panjang otot biseps, yang selanjutnya memengaruhi kemampuan kemampuan otot
dalam menghasilkan gaya yang dibutuhkan. Kebanyakan dari kita akan menyadari
keterbatasan biseps apabila kita mencoba mengangkat badan di palang. Kita akan
mengalami kesulitan dengan lengan yang berekstensi penuh, dan sewaktu dagu
mendekasi palang, otot yang telah memendek kehilangan kemampuannya untuk
semakin lebih memendek.

2.7.2 Fisika Tulang


Para ahli antropologi telah lama tertarik pada tulang. Tulang dapat bertahan
berabad-abad dan bahkan jutaan tahun pada sebagian kasus. Karena kekuatannya,
tulang telah digunakan oleh manusia untuk dijadikan berbagai alat, senjata, dan benda
seni. Hal ini memungkinkan para ahli antropologi menelusuri perkembangan fisik dan
budaya manusia.

Karena pentingnya tulang bagi fungsi tubuh, terdapat sejumlah spesialisasi


kedokteran yang mengkhususkan diri mendalami masalah tulang. Dua spesialisasi
kedokteran, yaitu kedokteran gigi dan bedah ortopedi, hanya mempelajari bidang ini.
Spesialis kedokteran lain yang banyak berrkaitan dengan tulang adalah ahli
reumatologi, dokter yang mengkhususkan diri pada kasus-kasus reumatisme dan

20
artristis, chiropractor, serta ahli radiologi, yang mendasarkan banyak keputusan
diagnostik pada gambaran sinar-X struktur tulang.

Tulang juga menarik bagi ahli fisika kedokteran dan insinyur. Tulang menarik
bagi para ilmuwan yang mempelajari tubuh mungkin karena tulang mengalami
masalah-masalah tipe-mekanik, misalnya gaya-gaya beban statik dan dinamik yang
timbul saat seseorang berdiri, berjalan, berlari, mengangkat sesuatu dan sebagainya.
Alam telah mengatasi berbagai masalah ini dengan baik dengan memberagamkan
bentuk berbagai tulang di tubuh dan jenis jaringan tulang pembentuknya. Dalam
menyesuaikan tulang untuk berbagai fungsi yang berbeda, alam telat menciptakan
“design” yang lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh para insinyur saat ini.
Agar adil, perlu diingat bahwa alam telah melewati jutaan tahun untuk
menyempurnakan rancangannya, sementara manusia hanya baru-baru ini mencoba
meniru fungsi dan sifat tulang untuk membuat pengganti tulang. Tulang sedikitnya
memiliki 6 fungsi pada tubuh, yaitu (1) penunjang, (2) penggerak atau locomotion, (3)
proteksi berbagai organ, (4) penyimpan zat kimia, (5) sumber zat gizi, dan (6)
penghantar suara (ditelinga tengah).

Fungsi tulang sebagai penunjang paling nyata di tungkai otot-otot tubuh


ditulang melalui tendon dan liga mentun sehingga sistem tulang + otot menjadi
penompang tubuh. Pada usisa lanjut dan pada penyakit tertentu sebagian dari struktur
penompak ini mengalami kemerosotan. Apabila kita hidup dilaut tempat kita hampir
“tidak memiliki berat” akibat daya apung air laut kebutuhan kita akan kerangka yang
terbuat dari tulang akan sangat berkurang. Ikan hiu sama sekali tidak memiliki tulang;
kerangka mereka terbuat dari tulang rawan.

Sendri tulang memungkinkan satu tulang bergerak terhadap tulang yang lain.
Engsel, atau artikolasio, ini sangat penting untuk berjalan serta banyak gerakan
lainnya. Berkurangnya sebagian gerakan sendi biasanya masih dapat kita atasi, tetapi
kerusakan sendi akibat artritis dapat sangat membatasi gerakan tanpa penggunaan
tangan.

Proteksi bagian-bagian tubuh yang lunak merupakan suatu fungsi penting bagi
sebagian tulang. Tengkorak, yang melindungi otak dan beberapa organ sensorik
terpenting (mata dan telinga), merupakan suatu wadah yang sangat kuat. Iga
membentuk suatu sangkar protektif bagi jantung, paru dan hati. (iga dan otot data juga
berfungsi sebagai struktur mirip-embusan) yang sewaktu mengembang dan
berkontraksi menyebabkan terjadinya inhalasi dan ekspirasi udara). Selain perannya
sebagai penopang, tulang belakang berfungsi sebagai tameng lentur bagi korda
spinalis.

Tulang berkerja sebagai “bank” untuk menyimpan unsur-unsur kimia yang


dapat digunakan oleh tubuh dikemudian hari. Tubuh dapat mengambil zat-zat kimia
ini sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, didalam darah diperlukan kadar kalsium
minimum tertentu; apabila kadar turun terlalu rendah suatu “sensor kalsium” akan

21
menyebabkan kelenjar paratyroid melepaskan lebih banyak hormon paratyroid
kedalam darah, dan hal ini kemudian menyebabkan tulang membebaskan kalsium
yang dibutuhkan.

Gigi adalah tulang khusus yang dapat memotong makanan atau (insior),
merobek makanan (taring) dan menggiling makanan (graham) sehingga berfungsi
menyediakan zat gizi pada tubuh. Pada manusia, gigi terdapoat dalam 2set-gigi
desidua (susu, bayi) dan gigi permanen (set ketiga kadang-kadang didapat dari dokter
gigi).

Tulang terkecil ditubuh adalah osikulus ditelinga tenga. Tuga tullang kecil ini
berfungsi sebagai tuas dan menghasilkan suat sistem pencocokan impedansi untuk
mengubah getarn suara diudara menjadi gerakan suara dan cairan koglea. Tulang-
tulang ini adalah satu-satunya tulang yang ukurannya sudah mencapai ukuran dewasa
sebelum lahir.

Kadang-kadang tulang dianggap sebagai bagian tubuh yang sudah “mati” atau inert
dan pada saat telah mencapai ukuran dewasa, tulang tidak akan berubah sampai yang
bersangkutan meninggal/mengalami kecelakaan parah lain (kecelakaan ski).
Sebenarnya, tulang adalah jaringan hidup dan memiliki pasokan darah serta saraf.
Sebagian besar jaringan tulang bersifat inert, tapi diantaranya terdapat osteosit, sel
yang mempertahankan tulang agar tetap sehat. Sel-sel membentuk sekitar 2% dari
volume tulang. Apabila sel-sel ini mati (misalnya akibat gangguan aliran darah),
tulang akan mati dan kehilangan sebagian kekuatannya terdapat suatu kelainan
panggul serius yang disebabkan oleh mekrosis aseptik, yaitu sel-sel tulang dipanggul
mati akibat tidak ada darah. Sendi panggul biasanya gagal berfungsi sebagaimana
mestinya dan kadang-kadang perlu diganti dengan sendi buatan.

Karena merupakan suatu jaringan hidup, tulang akan mengalami perubahan selam
hidup. Proses penghancuran tulang lama dan pembuatan tulang baru secara terus-
menerus, yang disebut remodeling, dilakukan oleh sel-sel tulang khusus. Osteoklas
menghancurkan tulang, dan osteoblas membangunnya dibandingkan dengan banyak
proses tubuh lainnya, remodeling tulang merupakan proses yang berlangsung lambat.
Kita memiliki kerangka baru setiap sekitar 7tahun; setiap hari osteoklas
menghancurkan tulang yang mengandung sekitar 0,5g kalsium (tulang memiliki
sekitar 1000g kalsium), dan osteoblas membentuk tulang baru dengan menggunakan
kalsium dalam jumlah yang sama. Selagi tubuh muda dan tubuh, osteoblas lebih aktif
dari pada osteoklas; teteapi setalh tubuh berusia 35-40tahun, aktivitas okteoklas lebih
besar dari pada osteoblas sehingga terjadi penurunan bertahap massa tulang yang
berlanjut sampai kematian. Penurunan ini biasanya lebih cepat pada wanita
dibandingkan pria dan menimbulkan masalah serius berupa kerapuhan tulang pada
wanita usia lanjut. Keadaan ini, yang disebut osteoporosis (secara harfiah,tulang
berpori),menyebabkan fraktur spontan,terutama ditulang belakan dan panggul.

22
 Komposisi Tulang

Presentase kalsium (Ca) yang relatif besar ditulang karena memiliki nukleus
yang jauh lebih berat dibandingkan dengan sebagian besar unsur ditubuh, kalsium
akan menyerap lebih banyak sinar-X daripada jaringan lunak disekitarnnya. Hal ini
lah yang mengapa sinar-X memperlihatkan gambaran tulang dengan sangat baik.
Tulang terdiri dari 2 bahan yang cukup berbeda plus air: kolagen praksi
organik utama,yang jumlahnya sekitar 40% dari berat tulang padat dan 60% dari
volumenya,dan mineral tulang,yaitu komponen “inorganik” tulang yang jumlahnya
60% dari berat tulang dan 40% dari volumenya. Walaupun memiliki daya rentang
yang cukup,kolagen ini mudah melengkung apabila tertekan.apabila kolagen
dihilangkan dari tulang,sisa mineral tulang akan sangat rapuh dan dapat dihancuran
hanya dengan jari tangan. Cara mudah untuk menghilangkan kolagen adalah dengan
meletakkan tulang pada tungku pembakaran dan membakarnya jadi abu. Kremasi
menyebabkan seluruh tubuh menjadi abu; mineral tulang adalah bahan yang
dimasukkan ke dalam kendi.
Kolagen tampaknya dihasilakn oleh sel osteoblastik; mineral, kemudian
dibentuk pada kolagen untuk menghasilkan tulang. Kolagen tulang tidak sama seperti
kolagen di berbagai bagian tubuh lain, misalnya kulit. Struktur kolagen ini sesuai
dengan dimensi kristal mineral melekat dengan pas.
Mineral tulang diperkirakan terdiri dari kalsium hidrosiapatit
Ca10,(PO4)6,(OH)2. Kristal serupa dapat ditemukan di alam; fluoroapatit, sejenis
batu yang umum, berbeda dari kalsium hidrosiapatit, yaitu bahwa fluorin
menggantikan OH. Fluorin di dalam air minum dapat mencegah karies, atau gigi
berlubang dengan mengubah daerah-daerah mikroskopik di gigi menjadi fluroapatit
batu yang stabil dari pada mineral tulang.
Penelitian-penelitian yang menggunakan pemendaran sinar-X menunjukkan bahwa
kristal mineral tulang berbentuk batang dengan diameter 2-7nm dan 5 panjang sampai
10 nm (1 nm = 10 m). Karena banyak atom memiliki diameter sekitar 0,1 nm. Karena
kecilnya ukuran kristal, mineral tulang memiliki luas permukaan yang sanhat besar.
 Kekuatan Tulang
Apabila seorang insinyur mesin dihadapkan pada masalah mendesain
kerangka, insinyur tersebut, tentu saja perlu meneliti fungsi berbagai tulang karena
fungsi tersebut akan menentukan bentuk tulang yang bersangkutan, kontruksi bagian
dalam, dan jenis bahan yang akan digunakan. Kita telah membahas sejumlah fungsi
tulang yang nyata pada tubuh. apabila menyortir sekitar 200 tulang dari tubuh menjadi
berbagai tumpukkan berdasarkan bentuknya, akan memperoleh lima tumpukan:
tumpukan kecil tulang datar/gepeng mirip lempengan, misalnya belikat (skapula) dan
sebagian tulang tengkorak; tumpukan kedua berupa tulang panjang berongga,
misalnya tulang dilengan, tungkai, jari; tumpukan ketiga berupa tulang yang kurang
lebih berbentuk silinder, yaitu tulang belakang (vetebra); tumpukkan keempat berupa
tulang ireguler, seperti yang berasaal dari pergelangan tangan dan kaki; dan
tumpukkan kelima berupa tulang seperti tulang iga yang termausk kesalah satu dari
tumpukan lainnya.
23
Penelitian terhadap kontruksi femur menunjukan betapa bagusnya tulang
dirancang untuk melaksanakan fungsinya. Tekanan (gaya persatuan luas) pada sebuah
tulang dapat dianalisis dengan cara yang sama seperti tekanan pada sebuah tulang
dapat dianalisis dengan cara yang sama seperti tekanan pada batang baja horizontal,
yang kedua ujungnya disangga dan diberikan gaya kebawah di tengah. Tekanan di
dalam batang baja (diperlihatkan dengan tanda panah) menyebabkan batang teregang
dibagian bawah (tegangan) dan terpampatkan dibagian atas (kompresi). Di bagian
tengah batang baja, kedua jenis tekanan ini relatif kecil. Oleh karena itu, sering
digunakan batang berpenampang huruf I, yang paling tidak terdapat dua keunggulan
tulang trabekula dibandingkan dengan tulang kompak. Apabila sebuah tulang
terutama mendapatkan gaya kompresif, misalnya di ujung-ujung tulang dan di tulang
belakang, maka tulang trabekula menghasilkan kekuatan yang memadai dengan bahan
lebih sedikit dibandingkan dengan tulang kompak. Karena trabekula relatif vleksibel,
tulang trabekula di ujung-ujung tulang gaya yang besar. Misalnya saat seorang
berjalan, berlari, dan melompat. Namun, tulang trabekula tidak dapat terlalu menahan
tekanan tekukan yang terutama terjadi dibagian tengah tulang panjang.

Tulang tidak terlalu kuat, menahan tekanan dibandingkan menahan kompresi;


stres tegangan sekitar 1,2 x 108 N/m2 (-17.000 lb/in2) akan menyebabkan tulang
patah namun tulang kompak lebih kuat dalam menahan tekanan daripada banyak
bahan umum lainnya. Dari hukum kedua Newton, gaya yang timbul saat tumbukan
atau jatuh sama dengan kecepatan perubahan momentum, yaitu momentum tubuh
dibagi oleh durasi tumbukan. Oleh karena itu, semakin singkat durasi tumbukan maka
semakin besar gaya. Untuk mengurangi gaya sehingga kemungkinan fraktur
berkurang, maka waktu tumbukan perlu diperlama. Saat jatuh dan melompat dari
ketinggian, waktu tumbukan dapat secara bermakna diperlama dengan berguling saat
jatuh atau melompat sehingga perubahan momentum tubuh tersebar dalam periode
waktu yang lebih lama. Contoh yang baik penerjun: pergelangan kaki dan lutut
menekuk saat tumbukan dan tubuh miring ke satu sisi dada. Pada saat mendarat
dengan tungkai lurus, gaya yang dihasilkan akan sekitar 1,42 x 105 N (32.000 Ib)
yang berarti bahwa masing-masing tibia, yang luasnya dipergelangan kaki (31.000
Ib/in2). Angka ini melebihi kekuatan kompresi maksimum tulang sekitar 30%.
Namun, tulang dapat menahan gaya yang lebih besar untuk jangka waktu singkat
tanpa patah, sementara gaya yang sama dengan periode yang lebih lama akan
menyebabkan patah. Yaitu, gaya singkat yang terbentuk saat jatuh dan melompat,
walopun mungkin melebihi kekuatan kompresif maksimum tulang, tidak terlalu
berbahaya dibandingkan dengan gaya yang berlangsung lebih lama. Sifat ini disebut
viskoelastisistas.

24
 Pelumasan (Lubrikasi) Sendi
Mereka yang tidak menderita artritis banyak tidak mensyukuri berfungsinya
sendi dengan baik. Banyak orang yang tidak seberuntung ini. Suatu analisis terhadap
1000 laporan otopsi mengungkapkan bahwa lebih dari dua-pertiga mayat mengalami
masalah serupa di panggul. Terdapat dua penyakit utama, yaitu yang menyerang sendi
artritis rematoid, yang menyebabkan produksi cairan sinovial beelebihan di sendi dan
benang tertarik kedalam lubangnya, sepersering menyebabkan sendi bengkak, serta
osteoartrosis, penyakit pada sendi itu sendiri.

Pelumasan sendi belum dipahami secara rinci, tetapi hal-hal pokoknya sudah
disepakati. Membran sinovial membungkus sendi dan menahan cairan sinovial
sebagai pelumnas. Permukaan sendi adalah tulang rawan sendi, yaitu, bahan/struktur
halus seperti karet dan melekat ke tulang. Penyakit yang mengenai cairan sinovial,
misalnya, artristis rematoid, dengan cepat memengaruhi itu sendiri.

Permukaan tulang rawan sendi tidak semulus bantalan poros buatan manusia.
Diperkirakan bahwa kekerasan tulang rawan ini berperan dalam pelumasan sendi
dengan menangkap sebagian dari cairan sinovial. Juga diperkirakan bahwa karena
sifat tulang rawan sendi yang berpori, maka saat sendi mengalami stres besar (yaitu
saat sendi paling membutuhkan pelumasan), bahan-bahan pelumas lain terperas ke
dalam sendi. Salah satu teori menyatakan bahwa tekanan menyebabkan “benang”
salah satu ujung benang pelumasan tetap berada dii tulang rawan, dan sewaktu
tekanan berkurang benang berkurang tertarik kedalam lingkungannya. Seperti, cacing
malam yang bersembunyi saat ingin menangkapnya. Pelumas yang dioerkuat ini
adalah suatu teknik yang belum dapat diadaptasikan ke industri oleh para insinyur.

Sifat pelumasan dari suatu cairan yang bergantung pada viskositasnya oli
encer kurang kental dan merupakan pelumas yang lebih baik daripada oli kental.
Viskositas cairan sinovial berkurang dibawah robekan akibat stres yang baik
diperkirakan disebabkan oleh adanya asam hialuronat dan mukopolisakarida (berat
molekul, -500.000) yang mengalami deformitas apabila mendapat beban.

Sendi panggul dari nomal mayat segar diletakkan terbalik dan diberi tekanan
besar yang menekan kepala femur ke dalam cangkangnya. Berat sendi dapat diubah-
ubah untuk meneliti efek beban yang berbeda-beda. Keseluruhan unit bekerja seperti
pendulum dengan sendi berfungsi sebagai poros. Dari laju penurunan amplitudo
terhadap waktu, di hitung koefisien gesekan. Koefisien gesekan ternyata tidak
tergantung pada beban dari 89 sampai 890 N (20 sampai 200 Ib) dan tidak bergantung
pada besarnya osilasi. Disimpulkan pada lemak di tulang rawan membantu n. Untuk
mengurangi koefisien gesekan. Untuk semua sendi sehat yang teliti, koefisien gesekan
ternyata kurang dari 0,01, jauh lebih kecil daripada gesekan antara bilah baja dengan
es, yang besarnya 0,03 (Koefisien gesekan 0,01) berarti bahwa apabila sendi
mendapat gaya 100 Ib, diperlukan hanya 1 Ib gaya untuk menggerakannya). Apabila
cairan sinovial dikeluarkan, koefisien gesekan akan meningkat secara bermakna.
25
 Pengukuran Mineral Tulang di Tubuh
Tulang adalah salah satu organ yang paling sulit di teliti. Dengan pengecualian
gigi, tulang relatif tidak dapat diakses. Dibagian ini akan menjelaskan suatu sistem
fisika untuk mengukur secara akurat tulang in vivo (di tubuh yang hidup). Terdapat
banyak teknik fisika untuk mempelajari tulang, tetapi sebagian besar digunakan pada
sampel tulang yang telah di potong (penelitian in vitro). Penyakit tulang adalah salah
satu masalah tersering pada usia lanjut. Sebagai contoh, setiap tahun sekitar 200.000
wanita di Amerika Serikat mengalami patah panggul. Sebagian dari mereka adalah
wanita usia lanjut dan mengidap osteoporosis. Pada tahun 1960-an, osteoporosis sulit
dideteksi sampai tahap ini, tetapi preventif sudah sangat terlambat.
Kekuatan tulang banyak tergantung pada massa mineral tulang yang ada, dan
gambaran paling mencolok pada osteoporosis. Karena massa mineral tulang
berkurang secara sangat lambat, 1 sampai 2% pertahun maka diperlukan teknik yang
sangat presisi mengetahui adanya perubahan.

Gagasan menggunakan citra sinar-X untuk mengukur jumlah mineral tulang


yang ada sudah lama muncul; gagasan ini pertama kali dicoba pada tahun 1901.
Masalah utama dalam menggunakan sinar-X biasa adalah: (1) berkas sinar-X
memiliki energi yang berbeda-beda dan, dalam rentang energi ini, absorpsi sinar-X
oleh kalsium cepat berubah berubah sesuai energi, (2) berkas sinar yang relatif besar
menyebabkan perpendaraan yang cukup banyak saat mengenai film; dan (3) film
merupakan ditektor yang buruk untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif
karena bersifat non linier dalam kaitannya dengan jumlah dan energi sinar-X.
Pencetakan fil juga menambah terjadinya variasi. Hasil dari masalah-masalah ini
adalah perlu terjadi perubahan besar massa mineral tulang (30-50% diantara dua foto
sinar-X pada pasien yang sama sebelum ahli rediologi dapat dengan yakin
memastikan bahwa terjadi perubahan masing-masing dapat dikurangi dengan metode-
metode khusus, tetapi penentuan massa mineral tulang dengan teknik ini (densitometri
film sinar-X) hanya dilakukan di beberapa laboratorium diseluruh dunia.

Salah satu seorang penulis (JRC), mulai tahun 1960, mengembangkan suatu
metode yang disdasarkan pada prinsip fisika yang sama. Komponen dasar yang
digunakan pada teknik ini, yang disebut absorptriometrifoton. Tiga masalah pada
sinar-X umumnya dapat teratasi dengan menggunakan (1) sumber sinar gama atau
sinar-X monoenergetik, (2) berkas yang sempit untuk mengurangi perpendaran, dan
(3) suatu detektor scintillation yang mendeteksi semua foton dan memungkinkan
foton tersebut disortir dan hitung satu demi satu. Penentuan massa mineral tulang
semakin dipermudah dengan merendam tulang yang akan diukur dalam suatu jaringan
lunak (atau ekivalen sinar-Xnya, misalnya air) yang ketebalannya seragam.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiridari otot (muskulo)


dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh
yang mempunyai kemampuanmengubah energi kimia menjadi energi mekanik
(gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang
yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi
2. Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, ada 3 jenis otot
yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
- Otot polos
A. Memiliki 1 inti yang berada ditengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat)
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber
energi terutama dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadang
mengalami tetani, tahan terhadap kelelahan
- Otot rangka
A. Memiliki banyak inti
B. Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang
C. Sumber Ca+ dari retikulum sarkoplasma
D. Sumber energi dari metabolisme aerobik dan anaerobik, awal kontraksi cepat,
mengalami tetani, dan cepat lelah
- Otot jantung
A. Memiliki 1 inti yang berada di tengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C. ‘sarat otot berserat
D. Hanya ada dijantung
E. Sumber Ca2+ dari CES & RS
F. Sumber energi dari aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami tetani,dan
tahan terhadap kelelahan

27
3.2 Saran
Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 keperawatan agar
belajar lebih mendalami lebih tentang sistem muskulosteletal. Karena, lebih
banyak mendalami, kita lebih banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia
atau penyusuntubuh manusia. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

REFERENSI

 K.Murray, Robbert, et all. 2009 Biokimia Harper. Jakarta: EGC


 Dr, Rer. Physiol. Dr. Septelia Inawati
Wanandi.2001. Atlas Berwarna dan Teks.Jakarta : Hipokrates
 Dr. Muhammad Sadiqin DSc. Biokimia Muskuloskeletal
 M. Asikin, dkk. Keperawatan medikal bedah sistem muskuloskeletal. Jakarta:
erlangga.
 Cameron, john R, dkk. 2006. Fisika tubuh manusia edisi 2. Jakarta : EGC

28
29

Anda mungkin juga menyukai