Anda di halaman 1dari 16

1.

Analisis kasus Tuan Hartono

A. Investasi keuangan dalam bentuk apa saja yang bias anda sarankan agar optimal

dan meminimalisirkan kewajiban perpajakannya? Silahkan buat ilustrasi

perhitungannya

Investasi adalah kegiatan dimana seseorang menganggarkan dana masa pada sekarang

dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Produk dari

investasi dalam hal keuangan terdapat banyak macam seperti obligasi, reksa dana, dan

saham. Terkait dengan modal Rp.5000.000.000 untuk di investasikan pada sektor

keuangan terdapat beberapa pilihan dengan tingkat risk dan return yang berbeda-beda.

Berikut ini opsi yang dapat disarankan kepada Tuan Hartono dengan pertimbangan

return dan kewajiban perpajakannya sebagai berikut :

1. Saham

Saham merupakan salah satu investasi sektor keuangan yang saya rekomendasikan.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu

perusahaan. Ketika Tuan Hartono membeli saham suatu perusahaan, maka Tuan

Hartono memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Hak yang dimaksud

disini yaitu hak berupa dividend dan keuntungan atas kenaikan harga jual saham

saat dijual (capital gain). Namun, saham tidak memiliki jaminan bahwa perusahaan

akan mengalami keuntungan, sangat memungkinkan perusahaan mengalami

kondisi rugi sehingga hak untuk mendapatkan dividend tidak ada, dan bahkan

terdapat potensi rugi bagi pemilik saham jika kinerja perusahaan terus mengalami

penurunan maka harga saham akan ikut mengalam penurunan.

2. Obligasi

Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang

merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit kepada pemegang beserta janji
untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat

tanggal jatuh tempo pembayaran. Maka Tuan Hartono akan memiliki keuntungan

ketika harga kepemilikan obligasi dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang

lebih tinggi dari pada saat pembelian (capital gain) dan mendapat keuntungan

berupa kupon bunga bersifat fixed income.

3. Reksa dana

Reksa dana merupakan produk investasi yang menghimpun dana dari masyarakat,

kemudian dana tersebut dikelola oleh Manajer Investasi ke dalam berbagai aset

keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito (portofolio aset). Ketika dana

terhimpun, reksa dana tersebut menjadi subjek yang mewakili kumpulan dana dari

masyarakat (investor). Reksa dana sebagai subjek ini memiliki nilai aktiva bersih

(NAB). NAB ini merupakan hasil selisih dari perhitungan total aset reksa dana

(berupa kas, deposito, saham, dan obligasi) dikurangi dengan kewajiban atau beban

reksa dana. Kewajiban reksa dana ini meliputi biaya manajer investasi, bank

kustodian, broker efek, pelunasan pembelian aset, dan pajak. Pada perhitungan

NAB tersebut, pajak juga menjadi salah satu kewajiban yang dibayarkan oleh reksa

dana dalam suatu pengelolaan portofolio reksa dana oleh manajer investasi.

Sehingga dalam hal ini, sebenarnya investor telah membayar pajak atas hasil

investasi pada aset reksa dana secara tidak langsung. Selain itu, reksa dana juga

merupakan solusi yang memiliki keterbatasaan dalam pengetahuan dan informasi

dalam melakukan analisis investasi, serta yang tidak mempunyai cukup waktu

untuk mengawasi pergerakan harian saham dan obligasi, serta karena diinvestasikan

kebanyak tempat, maka bila terjadi kerugian disatu tempat bisa tertolong tempat

lain yang mungkin menghasilkan keuntungan, sehingga Tuan Hartono tidak perlu

takut untuk berinvestasi melalui reksa dana.


Investasi adalah satu-satunya caara untuk mencapai kebebasan keuangan. Dengan

berinvestasi maka Tuan Hartono akan mendapatkan banyak keuntungan. Selain

memberikan keuntungan secara tunai, investasi tersebut juga dapat memberikan

keuntungan pajak bagi Tuan Hartono. Beberapa produk investasi hanya dikenakan

pajak final yang sangat kecil. Misalnya saja, saham dan reksa dana. Pajak final yang

dikenakan kepada investor atas penghasilan penjuaan saham adalah 0,1%.

Sementara untuk investasi reksa dana pajak yang dikenakan adalah 0%, dengan kata

lain tidak ada pajak untuk reksa dana, sedangkan obligasi juga masih memiliki tarif

pajak yang rendah. Produk investasi seperti diatas dapat memberikan keuntungan

bagia Tuan Hartono untuk mengurangi pajak. Produk investasi keuangan tidak

hanya berupa saham, obligasi maupun reksa dana, tetapi ada produk investasi yang

bernama deposito. Tetapi saya sebagai konsultan bisnis dan pajak menyarankan

Tuan Hartono menggunakan deposito untuk investasinya, karena jika Tuan Hartono

menggunakan deposito dengan tujuan untuk mengurangi pajak maka pilihan

tersebut kurang tepat, sebab keuntungan yang di dapatkan dari deposito dikenakan

pajak final sebesar 20%. Angka tersebut bukan merupakan angka yang kecil untuk

membayar pajak, sehingga sebaiknya menggunakan produk investasi dengan pajak

final yang rendah seperti saham, obligasi dan reksadana.

Jenis Jumlah yang Asumsi Keuntungan PPh yang dibayar

Investasi diienvestasikan Keuntungan

Pertahun

Investasi Sektor keuangan : 20% x 25.000.000.000 = 5.000.000.000

Reksadana 50%x5.000.000.000= 5% 125.000.000 0

Rp. 2.500.000.000
Saham 30% x 5.000.000.000 5% 75.000.000 0,1%x75.000.000

= Rp.1.500.000.000 = Rp.75.000

Obligasi 20% x 5.000.000.000 9% 90.000.000 15%x90.000.000

Rp.1.000.000.000 = Rp. 13.500.000

Jumah Rp.5000.000.000 Rp. 13.575.000

Ketika Tuan hartono menginvestasikan 20% untuk sekor keuangan, dimana dari

total investasi sejumlah Rp. 5.000.000.000, dia hanya akan kehilangan Rp.

13.575.000 untuk pembayaran pajaknya ketika uanga yang Tuan Hartono gunakan

untuk investasi reksadana, saham dan obligasi.

B. Investasi sektor rill dalam bentuk apa saja yang anda sarankan jika Mr Hartono

menginkan minimal 3 jenis usaha sektor rill? Silahkan buat pertimbangan bisnis

dan perpajakannya

Investasi sektor rill adalah investasi pada produk yang terlihat secara fisik seperti

investasi pada produksi, property, logam mulia, koleksi barang unik dan lain

sebagainya. Terkait dengan investasi sektor rill yang saran sarankan jika Mr. Hartono

menginkan minimal 3 usaha sektor rill dengan pertimbangan perpajakannya adalah

1. Emas

Seperti yang sudah banyak orang tahu, emas memiliki nilai yang sangat tinggi.

Selain karena nilai tinggi, banyak orang memilih investasi emas karena bentuknya

bisa diguanakn sebagai perhiasan. Investasi emas tidaklah serumit invetasi yang

lain dari sisi beli dan menjual. Beberap keuntungan lain investasi emas diantaranya:

a. Nilai emas yang sangat liquid

Arti kata liquid, yaitu apabila Tuan Hartono sedang membutuhkan dana dalam

jumlah yang banyak untuk waktu yang dekat, guna memenuhi sebuah keperluan
mendesak, tuan hartono dapat dengan mudah menjual emas yang dimiliki

ketoko emas ataupun menggadaikannya kepagadaian.

b. Melindungi Kekayaan

Emas cenderung selalu mengalami kenaikan harga setiap tahunnya. Kenaikan

yang tinggi ini akan membuat kekayaan Mr. Hartono terlindungi dengan adanya

inflasi yang mersak. Selain itu, harga emas menggunakan kurs dolar Ameri

Serikat (USD). Hal ini akan mengindikasikan apabila kurs naik, harga emas

akan dipastikan ikut naik juga.

c. Bebas Pajak

Keuntungan lain ketika Tuan Hartono memilih emas dalam investasinya, yaitu

tidak adanya pajak terkait dengan investasi ini. Pengecualian emas untuk

tersentuh pajak ini berdasarkan oleh keputusan DirJen Pajak Nomor 15/Pj/2011.

Keputusan tersebut membuat berapapun jumlah dan berat emas yang dimiliki

dan diinvestasikan, tidak akan dikenakan pajak. Hal ini disebabkan oleh adanya

anggapan bahwa emas merupakan sebuah komoditi produksi. Namun, untuk

pembelian emas batangan akan dikenakan pajak penghasilan pasal 22 sebesar

0,45% bagi pembeli yang memiliki NPWP. Sedangkan bagi pembeli yang tidak

memiliki NPWP, pajaknya lebih mahal yaitu 0,9% dari nilai emas yang dibeli,

Jadi, bila Tuan Hartono akan melakukan investasi emas, ada baiknya hars

memiki NPWP terlebih dulu agar beban pajak yang diterima tidak terlalu besar.

2. Tanah

Investasi tanag dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang paling

menguntungkan. Sebab harga sebidang tanah, selalu mengalami kenaikan hamper

setiap tahunnya. Bahkan tidk ada dalam yang mengatakan bahwa harga tanah akan

menurun. Hal tersebut yang saya sarankan agar Tuan Hartono menginvestasikan
uang dalam bentuk tanah. Apalagi jika lokasi tanah tersebut memiliki potensi akan

bisa menjadi lokasi yang strategis, tentunya harganya akan melambung jauh dari

harga saat beli. Persentase kenaikannya bisa mencapai 20-25% / tahun, atau 2 kai

lipat setelah 5 tahun kedepan. Persedian tanah tidak akan bertumbuh dan bertambah,

sedangkan permintaan akan tanah selalu meningkat, seiring partumbuhan penduduk

yang tinggi dan membutuhkan lahan untuk tinggal. Menurut prinsip ekonomi

dengan semakin banyak permintaan makan akan semakin tinggi juga

penawarannya. Berkaitan dengan pajak yang akan diberikan oleh investor tanah

adalah tinggi, namun hal tersebut kemudian tidak akan menjadi masalah ketika

kenaikan harga yang didapat juga tinggi, karena pada tempat strategis nilai pajak

yan diberikan masih lebih kecil dari keuntungan / kenaikan harga tanah yang

didapat (tidak sebanding).

3. Rumah kost ( Properti)

Menurut saya Investasi Properti khusunya rumah kost merupakan investasi yang

sangat menjanjikan, hal ini dikarenakan investasi rumah kos ini memberikan

keuntungan seperti :

 Pertama, tingkat permintaan (demand) terhadap rumah kos tergolong tinggi,

apalagi di kawasan-kawasan yang berdekatan dengan kampus, pusat

belanja, perkantoran, atau retail center. Sebagaimana kita ketahui,

mahasiswa umumnya memilih untuk tinggal di dekat kampus. Alih-alih

menyewa rumah yang harganya lebih mahal, mereka cenderung memilih

rumah kos yang harga sewanya lebih murah, karena bisa disewa hanya satu

kamar. Di sisi lain, rumah-rumah di sekitar pusat belanja dan retail

center pun sangat ptensial dijadikan sebagai rumah kos. Pangsa pasarnya,

karyawan atau penjaga toko yang bekerja di pusat belanja tersebut. Bisnis
rumah kos terbukti menjadi bisnis yang empuk bagi pemilik rumah disekitar

kampus, perkantoran, atau pusat belanja.

 Kedua, capital gain rumah kos dapat diperoleh dalam jangka panjang (lebih

dari 5 tahun). Dibanding investasi tanah kosong dan rumah sewa, capital

gain rumah kos rata-rata lebih tinggi, karena sama halnya dengan rumah

sewa, rumah kos tidak hanya sekedar menyewakan rumah sebagai tempat

tinggal, tetapi juga menyediaka jasa (servis).

 Ketiga, rumah kos memiliki cap rate 5% - 7%. Dibandingkan dengan rumah

sewa, cap rate rumah kos memang lebih tinggi. Pasalnya, rumah kos mesti

memberikan servis bagi penghuninya, seperti tukang cuci dan seterika, atau

manajemen yang membatasi waktu kunjungan (biasanya terjadi di rumah

kos khusus wanita). Sebaliknya, rumah sewa tidak perlu manajemen. Begitu

serah terima kunci (dari pemilik kepada penyewa) terjadi, maka pemilik

akan menyerahkan semua tanggung jawab pemeliharaan rumah tersebut

kepada penyewa.

Jadi kesimpulannya adalah investasi pada sektor rill yang menguntungkan adalah

emas dimana investasi ini memiliki tarif pajak rendah dan liquid, sedangkan tanah

dan rumah kos memang memiliki tarif yang tinggi, tetapi walaupun tarif pajak

tinggi tetapi keuntungan yang didapat masih jauh lebih tinggi sehingga persoalan

pajak bukan menjadi kendala bagi investor tanah dan property, sehingga ketika

Tuan Hartono ingin menginvestasikan 50% disektor rill, tetapi dengan risiko yang

rendah, maka yang perlu di alokasian dananya adalah lebih besar untuk emas,

kemudian baru Rumah kos dan tanah, walaupun pada akhirnya ketika Tuan

Hartono menginvestasikan dana pada sektor rill, ketiganya memiliki keuntungan

yang besar.
C. Apakah menurut anda bisnis peternakan cukup menjanjikan secara bisnis dan bisa

meminimalisir kewajiban perpajaka? Sarankan jika anda punya ide lain disertai

alasan

Menurut saya cukup menjanjikan, ketika Tuan Hartono akan berinvestasi 10%

untuk sektor peternakan adalah hal yang cukup tepat. Dengan dana 2,5 m bisnis peternakan

yang cukup menjanjikan yaitu ayam potong. Dalam bisnis peternakan terdapat 2 alternatif

dalam menjalankan bisnis, yaitu dengan cara mandiri dan sistem kemitraan. Untuk mandiri

maka Tuan Hartono selaku owner dari bisnis akan membangun sendiri relationship dengan

supplier dan costumer, sehingga nanti untuk kerugian maupun keuntungannya juga akan

di peroleh / ditanggung sendiri. Disisi lain jika menggunakan sistem kemitraan maka,

segala kebutuhan terkait bahan baku (DOC, Pakan, Vaksin) sudah di kelola oleh mitra dan

di sana juga akan terdapat kesepakatan untuk pembagian kerugian maupun keuntungan

dari hasil bisnis. Untuk pimilihan sistem yang digunakan alangkah baiknya dengan

kemitraan terlebih dahulu, karena untuk memulai dengan 2,5 M alangkah baiknya semua

di alokasikan untuk biaya pembangunan kandang ayam. Saya kira akan memperoleh

kandang untuk populasi kurang lebih 25.000 ayam. Di sisi lain juga dengan jumlah ayam

yang sangat banyak jika panen berhasil keuntungan tetap besar, dan jika panen gagal

kerugian juga akan lebih kecil karena dibagi dengan pihak mitra. Disisi lain untuk

pertimbangan perpajakan, bisnis peternakan ini terkait dengan pajak atas penghasilan dan

pajak atas pertambahan nilai, untuk pajak penghasilan berdasarkan dari omset penjualan

ayam, jika omset tidak mencapai 4,8 M pertahun maka tarik yang dikenakan sebesar 1%,

dan untuk PPn terkait dengan pembelian Vaksin, sebesar 10%.

Jika pendirian bisnis dialokasikan disurabaya, dengan tujuan memudahkan Mr

Hartono untuk control bisnis peternakannya, maka saya kira akan sangat berisiko gagal,

hal ini dikarenakan kesuksesan bisnis peternakan khusunya ayam sangat dipengaruhi
faktor dari lingkuangan dan cuaca, saya kira lingkungan di surabaya yang super padat,

rame dan kondisi iklim yang cenderung sangat panas sangat tidak mendukung untuk

dilakukan bisnis peternakan ayam. Sehingga alangkah baiknya jika dialokasikan ke bisnis

lapangan futsal. Dengan modal 2,5 M saya kira dapat membangun 2 buah lapangan futsal.

Binis lapangan futsal memiliki potensi yang sangat besar, mengingat futsal merupakan

olahraga yang cukup buming dan digemari dizaman sekarang ini. melihat dari tarif pasar

yang dikenakan untuk lapangan futsal juga sangat menggiurkan, dan biaya operasional nya

yang cenderung minim, sehingga bisnis ini sangat potensial, untuk pertimbangan pajaknya

juga hampir sama dengan bisnis peternakan, dimana terkait dengan pajak penghasilan

yaitu sebesar 1% apabila Omzet yang diterima tidak lebih dari 4,8 M dalam satu tahun

pajak. Hanya saja untuk investasi dibidang jasa lapangan futsal ini tidak ada pengenaan

PPn.

2. Analisis kasus Mr. Van Basten

A. Bentuk perusahaan apa yang sesuai dan efiseien yang disarankan ke Mr Van Basten,

berikan analisisnya

Dalam menentukan bentuk perusahaan yang sesuai dan efisien terkait kasus dari Mr.

Van Basten, maka hanya ada 2 opsi yaitu dalam bentuk CV atau PT. Untuk mendirikan CV

terdapat persyaratan administrasi yang mengharuskan pendirinya merupakan WNI,

sehingga Mr. Van Baset tidak memungkinkan dalam mendirikan CV. Di sisi lain ketika Mr

Van Basten mendirikan PT maka akan banyak keuntungan yang didapatkan seperti jika

suatu saat perusahaan mengalami kerugian, maka kewajiban pemilik hanya terbatas

sejumlah modal yang disetorkan. Hal ini tentu sangat menguntungkan, karena usaha

pengolahan pakan ternak adalah perusahaan yang memiliki risiko yang sangat besar karena

memiliki kaitan dengan harga yang naik dan turun secara cepat, sehingga dengan PT akan
lebih ama. Selain dari sisi kerugian maka keuntungan menggunakan PT adalah sistem

kepemilikan di dalam PT disusun berdasarkan kepemilikan saham, bukan atas kepemilikan

pribadi. Hal ini akan sangat membantu jika sewaktu-waktu Mr. Van Basten ingin menjual

kepemilikannya. Sistem pemindahan kepemilikan melalui saham lebih mudah untuk

dipindah tangankan daripada CV selama perpindahan tersebut sesuai dengan ketentuan

perusahaan yang ada di Anggaran Dasar Perusahaan yang tercantum di AKTA, selain itu

jika Mr. Van Basten menginginkan perusahaannya memiliki akses bisnis yang lebih luas

seperti mengikuti proyek, maka mendirikan PT adalah pilihan yang tepat. Kebanyakan

proyek tender dari pemerintah maupun swasta hanya menerima partisipasi dari perusahaan

dengan bentuk PT. Terutama proyek yang bernilai besar. Selain itu, untuk mendapatkan

suntikan modal dari investor ataupun Bank, kreditor akan lebih mempercayai perusahaan

dengan bentuk PT untuk memberikan modal dalam jumlah besar sehingga modal akan cepat

didapatkan, bentuk usaha PT disahkan ole Kemenkumham (Kementrian Hukum dan Hak

Asasi Manusia). Hal ini menguntungkan karena bentuk usaha PT lebih aman secara hukum.

Salah satu contoh perlindungan yang didapatkan adalah perlindungan identitas perusahaan.

Jika perusahaan sudah berdiri, PT lain tidak bisa berdiri dengan nama yang sama. Selain itu

badan usaha akan dianggap lebih menguntungkan dan terpercaya.

Perbandingan ketika Mr. Ban Basten dapat mendirikan perusahaan seperti CV.

Walaupun CV juga memiliki keunggulan seperti tidak ada jumlah modal minimal, nama

perusahaan yang lebih sesuai, sistem pengambilan keputusan yang cepat dikenakan CV bisa

mengambil keputusan secara langsung tanpa harus melalui proses rapat dan melakukan

eksekusi untuk kepentingan perusahaan, dan sistem perpajakannya yang mudah, walaupun

perusahaan pakan ternak akan menjadi mudah ketika didirikan dalam bentuk PT, karena

dengan menggunakan PT, peluang usaha perusahaan tersebut menjadi lebih baik dan jelas.
Dilihat dari perhitunganya :

Besarannya penghasilan neto dalam setahun 30 × 12 × Rp.60.000.000 × 25% = Rp.5.400.000

.000

Keterangan Banyak Orang Banyak Badan Selisih

Pribadi Usaha

Penghasilan Neto 5.400.000.000 5.400.000.000 0

PTKP 67.500.000 0 67.500.000

PKP 5.332.500.000 5.400.000.000 (67.500.000)

PPh Terutang 1.524.750.000 1.200.000.000 324.750.000

Jadi dari hasil perhitungan menyatakan bahwa mendirikan badan usaha adalah lebih baik

untuk Mr. Van Basten daripada mendirikan bentuk usaha orang pribadi dikarenakan dari

PPh terutangnya lebih rendah bentuk badan usaha, karena memiliki selisih sampai dengan

Rp. 324.750.000

B. Jika dalam beberapa bulan selanjutnya, perusahaan tersebut berkembang dan

memiliki omset diatas Rp. 150.000.000 per hari. Mr. Van Basten ingin memperluas

distribusinya, dia memiliki pilihan untuk bekerja sama dengan perusahaan

distributor atau mendirikan unit distribusi sendiri? Buatlah analisisnya dari sisi

perpajakan khususnya konsekuensi bentuk usahanya.

Pasal 18 undang-undang No. 40 Tahun 2007 menyebutkan Perseroan harus

mempunyai maksud da tujuan serta kegiatan usaha yang dicantumkan dalam anggaran
dasar perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga ketika

mendirikan PT tidak ada pembatasan jumlah bidang usaha yang dicantumkan.

3. Analisis Kasus CV Gagah Perkasa

a. Buatlah analisis terkait kemungkinan perubahan bentuk usaha dan

konsekuensinya dalam pengurusan perpajakan.

Menurut saya perubahan bentuk usaha dari CV menjadi PT sangat diperlukan

terkait kasus dari perusahaan Pak Budi, dikarenkan pemerintah sudah mewajibkan agar

usaha pengolahan limbah mengubah bentuk menjadi PT. Selain itu, walaupun terkesan

rumit dalam pembentukan PT seperti biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan

akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu, lalu dengan besarnya perusahaan

tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan

kendala yang terjadi dalam tingkat personel, namun setelah PT dibentuk perusahaan

tersebut akan mendapatkan banyak manfaat, seperti mudah memperoleh tambahan modal

untuk memperluas volume usahanya, misalnya dengan menjual saham kepada orang lain,

tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang

perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang saham dan kebetulan

perusahaan punya utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda

setorkan.

Terkait dengan perubahan bentuk usaha dari CV ke PT maka yang harus dilakukan

adalah membubarkan CV dan mengajukan penghapusan NPWP atas CV tersebut ke KPP

dimana domisili perusahaan terdaftar. Konsekuensi pengajuan penghapusan NPWP CV

akan dilakukan pemeriksaan pajak terlebih dahulu sebagaimana diatur dalam Pasal 70

huruf b Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2015

Tentang Perubaihian Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang

Tata Cara Pemeriksaan bahwa pemeriksaan pajak untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan antara lain

penghapusan NPWP. Pembubaran CV tentunya membawa konkuensi fiskal bagi

perusahan tersebut diantaranya potensi PPN yang harus dibayar (jika perusahaan

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)), atas aktiva yang masih tersisa saat

pembubaran misalnya Persediaan barang dagangan atau aktiva tetap yang dialihkan dari

perusahaan lama dalam hal ini cv kepada perusahaan baru (PT) sebagai perubahan bentuk

usaha termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak. Apabila perusahaan

bukan sebagai Pengusaha Kena Pajak maka tidak ada kewajiban untuk PPN.

b. Apa yang bisa disarankan ke Pak Budi, apakah menutup CVnya dan mengganti

bentuk badan hukumnya atau mempertahankan CVnya dan membentuk PT baru?

Bagaimana konsekuensinya jika omsetnya kemudian menurun dan mengantisipasi

adanya pemeriksaan ?

Sebaiknya Pak Budi membubarkan CV nya dan membentuk PT. Dengan pembentukan PT

baru dan membubarkan CV maka tidak akan ada omset yang dialokasikan, sehingga semua

penghasilan menjadi sepenuhnya milik PT. Sedangkan jika tetap mempertahankan CV dan

membentuk PT baru, maka omset tersebut otomatis akan dialokasikan untuk CV dan PT,

sehingga akan mengakibatkan adanya omset menurun. Meskipun pada dasarnya

pembubaran CV yang mengakibatkan hapusnya NPWP konsekuensinya adalah

dilakukannya pemeriksaan. Sedangkan adanya omset yang menurun secara signifikan juga

akan mengakibatkan pemeriksaan.


4. Analisis kasus PT ular tangga

Bagaimana analisis perencanaan pajak di tahun – tahun awal yang belum ada aktifitas

dan kemungkinan terjadi kerugian operasional di awal – awal aktifitanya? Bagaimana

dampaknya untuk 10 tahun berikutnya setelah pendirian usaha khususnya terkait

PPh yang terutang?

Dari sudut akuntansi, PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap dalam paragraf 58

mengatur bahwa penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu

pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap

digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Sedangkan untuk kepentingan

perpajakan dapat mengacu ke Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-02/PJ.42/1999 tanggal 26

Januari 1999 perihal Penegasan tentang Penangguhan Penyusutan atas Harta Berwujud.

Melalui SE tersebut, Dirjen Pajak memberikan beberapa penegasan sebagai berikut :

 Pada prinsipnya semua pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud, yang dimiliki dan

digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dapat dibebankan

sebagai biaya. Namun, apabila pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud tersebut

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, maka pembebanan atas pengeluaran

tersebut sebagai biaya harus dilakukan melalui penyusutan. Dengan demikian, penyusutan

adalah merupakan suatu metode pembebanan biaya.

 Metode penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan yang

dapat dibebankan sebagai biaya sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas adalah Metode

Garis Lurus, yaitu penyusutan atas pengeluaran harta berwujud yang dilakukan dalam

bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta

tersebut, atau Metode Saldo Menurun, yaitu penyusutan atas pengeluaran harta berwujud

yang dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa

buku disusutkan sekaligus. Dalam menghitung besarnya penyusutan atas harta berwujud,

Wajib Pajak hanya diperbolehkan menggunakan salah satu dari kedua metode penyusutan

tersebut untuk seluruh jenis harta berwujud dan penggunaan metode penyusutan tersebut

harus dilakukan secara taat azas.

 Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih

dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta

tersebut (UU Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 Pasal 11 ayat (3))

 Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut

digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan

harta yang bersangkutan mulai menghasilkan, dengan syarat harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Pajak. Pengertian mulai menghasilkan tersebut

dikaitkan dengan saat mulai berproduksi dan tidak dikaitkan dengan saat diterima atau

diperolehnya penghasilan (UU Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 Pasal 11 ayat (4))

 Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas,

harus dilakukan setiap tahun selama masa manfaat harta berwujud yang bersangkutan.

Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud tersebut akan diakhiri dengan penyusutan

atau pembebanan sekaligus atas nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harta berwujud

yang bersangkutan, kecuali apabila sebelum akhir masa manfaat harta berwujud tersebut

ditarik dari pemakaian atau dijual, maka penghitungan penyusutan yang terakhir atas harta

berwujud tersebut adalah penyusutan untuk tahun terakhir sebelum tahun ditariknya harta

berwujud tersebut dari pemakaian.

 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini ditegaskan bahwa penangguhan

penyusutan atas harta berwujud yang telah disusutkan tidak diperkenankan, walaupun

dalam tahun pajak tersebut terjadi penurunan atau penghentian produksi. Oleh karena itu,
sepanjang harta berwujud tersebut tidak ditarik dari pemakaian atau tidak dijual, maka

penyusutan atas harta berwujud tersebut tetap harus dilakukan setiap tahun selama masa

manfaat harta berwujud yang bersangkutan.

Kesimpulan :

 Untuk tahun 2016 dan 2017 biaya penyusutan dapat ditangguhkan ataupun dapat

ditunda sampai mesin tersebut menghasilkan atau digunakan untuk memproduksi.

Sehingga mesin tersebut akan dibebankan sebagai biaya penyusutan mulai tahun

Januari 2018, dan untuk tahun 2016 dan 2017 tidak ada beban penyusutan yang akan

dibebankan.

 Kerugian yang diderita pada tahun 2016 dan 2017 dapat di kompensasikan sampai 5

tahun kedepan dan untuk skala tertentu dapat dikompensasikan sampai 10 tahun ke

depan. Sehingga kerugian fiskal dapat menjadi pengurang laba di tahun-tahun

berikutnya sampai batas waktu yang telah ditentukan.

 Kompensasi kerugian fiskal yang dikompensasikan akan digunakan sebagai

pengurang laba sehingga pajak penghasilan yang terutang akan menjadi lebih kecil

dari yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai