Anda di halaman 1dari 9

Tugas Dasar-dasar Epidemiologi

Penyakit Herpes

Disusun Oleh :

Defta Rizki G1B013039

Alfiah Tri Cahyani G1B013053

Dhika Anggi G1B013079

Wiwin Ghani G1B013103

Kelas : B

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit menular sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun berkembang.
Herpes merupakan penyakit dari virus yang umumnya ditandai dengan luka
melepuh atau gelembung-gelembung berisi air dan berkelompok, biasanya di daerah
mulut dan sekitarnya bahkan sampai ke alat kelamin. Dan juga ada beberapa orang
yang mengalami penyakit herpes di bagian anus, jari-jari tangan, pergelangan tangan
dan kaki. Jenis penyakit ini menular lewat kontak langsung penderita.
Herpes juga merupakan salah satu penyakit menular seksual berbahaya yang
disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1) dan Herpes simplek tipe 2
(HSV-2). Ciri-ciri yang menonjol dari Herpes tipe 1 adalah menyebar melalui kontak,
biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi. Sedangkan Herpes tipe 2 ditularkan
secara seksual atau dari infeksi kelamin ibu ke anaknya yang baru lahir. Kedua Herpes
ini mempunyai inti DNA ganda yang dikelilingi oleh lapisan protein yang
menunjukan simetri ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer.
Karakteristik segitiga utama dalam epidemiologi ada Host, Agent dan
Environment. Jika interaksi antara tiga faktor ini seimbang, akan terciptanya keadaan
sehat. Begitu terjadi gangguan keseimbangan akan muncul adanya penyakit.
Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dari perubahan unsur-unsur ketiga faktor
tersebut. Perubahan Host, Agent dan Environment yang potensial menyebabkan
kesakitan tergantung pada karakteristik ketiganya dan interaksi antar ketiga faktor
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Host, Agent dan Environment pada penyakit herpes ?
2. Bagaimana Riwayat Alamiah Penyakit Herpes ?
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya Penyakit Herpes ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan mengerti peranan virus, baik manfaat maupun ancaman.
2. Mengetahui tentang upaya pencegahan dan penanggulangan adanya virus herpes.
3. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh virus herpes.
D. Manfaat
1. Mampu mengetahi dan membedakan klasifikasi dan fungsi dari tiap virus.
2. Untuk menambah wawasan tentang bagaimana proses penyebaran virus Herpes
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

A. Host, Agent, Environment


a. Host
Herpes zoster sering dijumpai pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak-
anak. Walaupun herpes zoster sering dijumpai pada orang dewasa, namun herpes
zoster dapat juga terjadi pada bayi yang baru lahir apabila ibunya menderita
herpes zoster pada masa kehamilan. biasanya ditemukan pada anak-anak yang
immunokompromis dan menderita penyakit keganasan. Sedangkan Infeksi HSV-1
lazim pada anak-anak dan infeksi HSV-2 pada adolesen dan dewasa muda.
Herpes genital juga dapat ditularkan dari Ibu hamil yang menderita herpes genital
ke janin / bayi baru lahir.
Herpes mudah sekali menular karena penularannya berhubungan dengan
aktifitas dan kebiasaan manusia, yaitu bersentuhan dengan penderita pada bagian
yang terinfeksi, memakai barang bersama-sama dengan penderita, berciuman,
melakukan hubungan seksual, dan masih banyak lagi. Penyakit herpes dapat
dihindari dengan menghindari cara penularan-penularannya dan untuk
menghindari penyakit herpes zoster sebaiknya melakukan imunisasi sejak dini dan
untuk menghindari herpes genitalis sebaiknya janganlah mengabaikan kebersihan
organ genital, baik dengan cara tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan
kondom pada saat akan berhubungan seksual atau lebih baik jika hanya
melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sah.
b. Agent
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster (VVZ) dan
tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk
subfamili alfa herpes viridae. Herpes Genitalis disebabkan oleh virus herpes
simpleks tipe 1 dan tipe 2. HSV berukuran 90-150 nm, mengandung inti asam
nukleat DNA yang diselubungi protein coat atau capsid yang bersama-sama
disebut nucleocapsid diselubungi lagi oleh kapsul lipoprotein yang disebut
envelope, yang berasal dari virus serta membrane sel hospes. Genom-genom
HSV-1 mirip dengan HSV-2 dalam pengaturan dan tampilan substansi yang
homolog.
Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella zoster akan menetap
dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat
saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler
maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf
tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan
memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna
merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang
dilalui virus tersebut. Herpes zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan
penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti
penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.
c. Environment
Pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox),
proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan
ke atas gelembung / lepuh yang pecah. HSV-1 umumnya ditemukan pada daerah
oral pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi sosial ekonomi
terbelakang. Kebiasaan orientasi seksual dan gender mempengaruhi HSV-2. HSV-
2 prevalensinya lebih rendah dibanding HSV-1 dan lebih sering ditemukan pada
usia dewasa yang terjadi karena kontak seksual. Virus akan menjalani reaktivasi
dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam
hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak
seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang
berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang,
dan alcohol.
B. Riwayat alamiah penyakit
1. Masa Inkubasi dan Klinis
Masa inkubasi antara 7-12 hari, biasanya didahului oleh gejala-gejala
prodormal baik sistemik (malaise, pusing, demam dan sesak nafas seperti asma),
maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal). Masa inkubasi
dari herpes genitalis umunya berkisar antara 2 sampai 5 hari tapi dapat lebih lama.
Biasanya didahului rasa terbakar, gatal pada daerah lesi dan ini terjadi beberapa
jam sebelum timbulnya lesi.
2. Masa Laten dan Periode Infeksi
Penderita zoster bisa menjadi sumber infeksi sekitar 1 minggu sesudah
munculnya lesi vesikulopustuler. Individu yang rentan dianggap bisa menularkan
penyakit 10 – 21 hari sesudah terpajan. Bila seseorang terkena HSV, maka infeksi
yang terjadi dapat berupa infeksi primer (pertama kali terjadi pada dirinya), dan
bisa juga infeksi rekurens (ulangan). Infeksi primer, virus dari luar masuk ke
dalam tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah penggabungan virus
dengan DNA hospes tersebut dan mengadakan multiplikasi atau replikasi
sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virus akan menjalar melalui serabut
saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten.
Sedangkan infeksi rekurens terjadi apabila HSV yang sudah ada dalam tubuh
seseorang aktif kembali dan menggandakan diri. Hal ini terjadi karena adanya
faktor pencetus, yaitu berupa trauma (luka), hubungan seksual yang berlebihan,
demam, gangguan alat pencernaan, stress, kelelahan, makanan yang merangsang,
alkohol serta obat-obatan yang menurunkan kekebalan tubuh seperti misalnya
pada penderita kanker yang mengalami kemoterapi.
C. Pencegah penyakit
Herpes, adalah sebuah penyakit kulit yang umumnya disebabkan oleh virus.
Pemahaman yang salah mengenai penyebab timbulnya penyakit ini biasanya
diprasangkai sepenuhnya karena hubungan seksual yang tidak sehat, padahal
penyebab utama penyakit herpes adalah infeksi virus. Jadi, untuk mencegah agar
tehindar dari penyakit herpes yang utama adalah harus selalu menjaga kebersihan.
Berikut ini merupakan cara mencegah penularan penyakit herpes:
1. Hindari menggunakan gosok gigi secara bersamaan terutama dengan orang yang
belum pasti terinfeksi atau tidak.
2. Hindari penggunakan handuk dan alat mandi secara bersamaan dengan orang lain.
3. Hindari menggunakan alat makan secara bersamaan.
4. Setelah bepergian, biasakan membersihkan tangan agar virus maupun bakteri yang
mungkin terbawa dari luar tidak menulari diri sendiri maupun anggota keluarga.
5. Setia pada pasangan. Bagaimanapun juga, setia pada pasangan adalah hal
terpenting karena virus herpes seringnya ditularkan melaui pertukaran cairan
seperti ciuman, sperma, dan cairan kelamin wanita.
Berikut ini merupakan cara mencegah terjadinya penyakit herpes:
1. Herpes Zoster
Pada anak immunekompeten yang telah menderita varicella tidak diperlukan
tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan kepada kelompok
yang beresiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti neonates,
pubertas ataupun orang dewasa, dengan tujuan untuk mencegah ataupun
mengurangi gejala varicella.
Tindakan pencegahan yang dapat diberikan yaitu:
1) Immunisasi pasif yaitu menggunakan VZIG (Varicella Zoster Immunoglobin)
2) Immunisasi Aktif
a. Vaksinasinya menggunakan vaksin varicella virus (oka strain) dan
kekebalan yang didapat dapat bertahan hingga 10 tahun.
b. Vaksin efektif jika diberikan pada umur ≥ 1 tahun dan direkomendasikan
diberikan pada usia 12-18 bulan.
c. Anak yang berusia ≤ 13 tahun yang tidak menderita varicella diberikan
dosis tunggal dan anak lebih tua diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4-8
minggu.
d. Vaksin varicella : Varivax
2. Herpes Genitalis
Pencegahan yang dilakukan agar tehindar dari penyakit herpes genitalis yaitu:
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang
kebersihan perorangan yang bertujuan untuk mengurangi perpindahan bahan-
bahan infeksius. Mencegah kontaminasi kulit dengan penderita eksim melalui
bahan-bahan Infeksius. Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan pada
saat berhubungan langsung dengan lesi yang berpotensi untuk menular.
Disarankan untuk melakukan operasi Cesar sebelum ketuban pecah pada ibu
dengan infeksi herpes genital primer yang terjadi pada kehamilan trimester akhir,
karena risiko yang tinggi terjadinya infeksi neonatal (30-50%). Penggunaan
elektrida pada kepala merupakan kontra indikasi. Risiko dari infeksi neonatal
yang fatal setelah infeksi berulang lebih rendah (3-5%) dan operasi Cesar
disarankan hanya jika terjadi lesi aktif pada saat persalinan. Menggunakan
kondom lateks saat melakukan hubungan seksual mengurangi risiko infeksi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer. Sedangkan Herpes genitalis merupakan infeksi pada
genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem
bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya (bokong,
daerah anal dan paha).
2. Riwayat Alamiah Penyakit Herpes terjadi dalam dua tahap yaitu Masa Inkubasi
dan Klinis, dan Masa Laten dan Periode.
3. Untuk Herpes Zoster yaitu Immunisasi pasif dan Immunisasi Aktif, sedangkan
untuk Herpes Genitalis yaitu Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat dan tentang kebersihan perorangan yang bertujuan untuk mengurangi
perpindahan bahan-bahan infeksius dan Menggunakan kondom lateks saat
melakukan hubungan seksual mengurangi risiko infeksi.
B. Saran
1. Untuk menghindari penyakit herpes zoster sebaiknya Melakukan imunisasi sejak
dini.
2. Untuk menghindari herpes genitalis Sebaiknya janganlah mengabaikan kebersihan
organ genital, baik dengan cara tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan
kondom pada saat akan berhubungan seksual atau lebih baik jika hanya
melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sah.
DAFTAR PUSTAKA

http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/herpes.html

http://www.obatpenyakitkelamin.com/sejarah-penyakit-herpes.html

http://blogdelitaseptialti.blogspot.com/2014/03/epidemiologi-fkm-undip-2013.html

http://doktersehat.com/apa-itu-herpes/#ixzz3HzPLTG5z

http://www.penyakitkelamin.net/mengenal-ciri-ciri-herpes/

http://bunda.co/cara-mencegah-penularan-penyakit-herpes/269/

makul%20kesmas/semester%203/dasar%20epidemiologi/bahan%20tugas%202/jurn al.pdf

Anda mungkin juga menyukai