Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.2. Manfaat Praktis
1) Bagi Institusi
2) Bagi Tempat penelitian
3) Bagi masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Teori Alat Kontrasepsi Implan


2.1.1. Pengertian
Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang atau kapsul
plastik kecil yang berisi hormon progestin yang diletakkan di bawah kulit
di bagian dalam lengan atas wanita (WHO, 2011). Implan terdiri dari
beberapa jenis, diantaranya adalah :
1) Norplant : terdiri dari 6 batang yang berisi 216 mg levonorgestrel
yang efektif selama 5 tahun.
2) Jadelle atau Norplant 2 : terdiri dari 2 batang yang berisi 150 mg
levonorgestrel yang efektif selama 5 tahun.
3) Sino-implant II : sama seperti Jadelle, terdiri dari 2 batang yang berisi
150 mg levonorgestrel namun hanya efektif selama 4 tahun.
4) Implanon : terdiri dari 1 batang yang berisi 68 mg etonogestrel yang
efektif selama 3 tahun.
(WHO, 2011; Callahan & Caughey, 2013; Kemenkes RI, 2011)
2.1.2. Efektivitas
Implan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang efektif dan
berjangka panjang. Menurut WHO (2011), terjadi sekitar 5 kehamilan per
10.000 wanita yang menggunakan implan pada tahun pertama
penggunaan. Keefektifan dari implan dipengaruhi juga oleh berat badan
pengguna. Berat badan pengguna dapat mempengaruhi tingkat sirkulasi
levonogestrel. Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan produksi
enzim hati juga dapat menurunkan efektivitas implan, seperti obat anti
epilepsi (barbiturat, fenitoin dan karbamazeine) dan obat untuk
tuberkulosis (Kemenkes RI, 2011; WHO, 2011).
2.1.3. Mekanisme Kerja
Implan merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang
yang efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Mekanisme kerja dari
implan seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, diantaranya sebagai
berikut :
1) Mencegah terjadinya ovulasi
Implan melepaskan LNG yang dapat mempengaruhi
hipotalamus dan kelenjar hipofise anterior sehingga menurunkan
sekresi FSH dan LH. Selain itu juga menghambat terjadinya lonjakan
LH pada pertengahan siklus yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.
2) Menebalkan lendir serviks
Steroid dalam implan dilepaskan dalam jumlah yang tetap dan
kadar dalam sirkulasi darah yang stabil ini menjamin efektivitas
implan yang tinggi dengan memproduksi blokade lendir pada serviks,
yang menghalangi penetrasi sperma. Lendir serviks menjadi kental
dan berkurang jumlahnya dalam waktu 24 sampai 48 jam setelah
pemasangan implan.
3) Menipiskan endometrium
Progesteron mempengaruhi terhadap pematangan endometrium.
Progesteron menekan pematangan siklik yang diinduksi estradiol dari
endometrium yang akhirnya menyebabkan atrofi. Endometrium yang
tipis dapat mencegah terjadinya implantasi.
(Callahan & Caughey, 2013; Fraser & Cooper, 2009).
2.1.4. Keuntungan
Keuntungan dari implan diantaranya adalah mencegah kehamilan,
sangat efektif dan berjangka panjang, mengurangi risiko terjadinya PID,
mengurangi risiko anemia defisiensi besi, kesuburan cepat kembali saat
implan dilepas, tidak mempengaruhi produksi ASI (WHO, 2011;
Kemenkes RI, 2011; Andrews, 2009).
2.1.5. Kerugian
Kerugian atau efek samping dari implan, antara lain :
1) Perubahan pola menstruasi, pada beberapa bulan setelah penggunaan
biasanya terjadi perdarahan yang lama atau perdarahan yang sedikt
dan waktu yang lebih pendek, perdarahan bercak atau perdarahan
sela antara siklus haid, amenore.
2) Sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan mood,
depresi, jerawat, perubahan berat badan, nyeri abdomen.
3) Kemungkinan terjadi pembesaran folikel ovarium.
4) Pemasangan harus dilakukan di tenaga kesehatan terlatih dengan
pembedahan minor menggunakan anestesi lokal.
5) Komplikasi yang jarang terjadi seperti infeksi pada daerah
pemasangan implan, kesulitan untuk mengeluarkan batang implan
dan ekspulsi batang implan (WHO, 2011; Kemenkes RI, 2011;
Andrews, 2009).
2.1.6. Indikasi
Hampir semua wanita dapat menggunakan alat kontrasepsi implan
ini, diantaranya adalah usia reproduksi, telah memiliki anak atau belum,
menyukai metode jangka panjang, pasca abortus atau keguguran, riwayat
kehamilan ektopik, merokok, anemia atau riwayat anemia, postpartum dan
menyusui lebih dari 6 minggu, varises vena (WHO, 2011; Kemenkes RI,
2011).
2.1.7. Kontraindikasi
Kondisi wanita yang memerlukan pemeriksaan sebelum
menggunakan kontrasepsi implan yaitu wanita yang hamil atau di curigai
hamil, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya penyakit
tromboemboli aktif, penyakit hati yang berat, infeksi dan tumor, riwayat
atau sedang menderita kanker payudara. Kondisi wanita yang memerlukan
asuhan lanjutan sebelum menggunakan implan, diantaranya diabetus
mellitus, hipertensi, sefalgia (berat, vaskuler atau migrain sebelah),
depresi, terganggu akibat adanya perubahan pola perdarahan haid.
(WHO, 2011; Kemenkes RI, 2011; Andrews, 2009).
2.1.8. Waktu Pemasangan
Waktu yang optimal untuk memasang implan adalah :
1) Selama haid (dalam waktu 7 hari pertama siklus haid)
2) Pascapersalinan (3-4 minggu), bila tidak menyusui bayinya
3) Pasca abortus (segera atau dalam 7 hari pertama), atau
4) Sedang menyusukan bayinya secara eksklusif (lebih dari 6 minggu
pascapersalinan dan sebelum 6 bulan pascapersalinan)
2.1.9. Prosedur Pemasangan Implan
Persiapan Alat
Pastikan kelengkapan alat, semua peralatan dan bahan harus dalam
kondisi baik serta dalam keadaan steril atau DTT.
- Meja periksa untuk tempat tidur klien
- Penyangga lengan atau meja samping
- Kapsul implan dalam satu kemasan steril
- Kain penutup steril
- Mangkok steril berisi larutan antiseptik dan tempat air DTT/steril
- Sarung tangan steril
- Sabun cuci tangan
- Larutan antiseptik
- Lidokain 1%
- Spuit 3 cc
- Trokar dan pendorong
- Skalpel
- Kassa steril dan kasa pembalut
- Plester
- Pola implant dan alat tulis
Persiapan pasien
Klien telah mendapatkan konseling tentang implan secara lengkap dan
telah mendapatkan informed consent. Klien telah menyetujui prosedur
pemasangan dan efek sampng yang mungkin akan diterima klien. Kapsul
implan dipasang tepat dibawah kulit, diatas lipat siku, di daerah medial
lengan atass. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan yang
jarang digunakan klien untuk beraktifitas.
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan
apakah klien:
- Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
- Sudah pernah mendapat anestesi lokal sebelumnya
- Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya

Langkah-langkah pemasangan implan


Persiapan
1) Pastikan klien telah mencuci lengan dengan sabun dan air yang
mengalir, serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun
karena dapat menurunkan efektivitas antiseptik tertentu.
2) Lapisi peyangga lengan menggunakan kain bersih.
3) Persiahkan klien berbaring dengan lengan atas yang telah disiapkan
dan ditempatkan di atas meja penyangga. Lengan atas membentuk
sudut 300 terhadap bahu dan sendi siku 900 untuk memudahkan
petugas melakukan pemasangan.
4) Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipat siku.
5) Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya. Untuk implant-2 plus, kapsul sudah berada di
dalam trokar.
6) Buka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua
lapisan pembungkus dan jatuhkan seluruh kapsul ke dalam mangkok
steril. Kapsul yang tersentuh kapas atau bahan lain akan menjadi lebih
reaktif (lebih sering menyebabkan perlekatan atau jaringan parut,
karena partikel kapas menempel pada kapsul silastik).
Tindakan sebelum pemasangan
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan keringkan
menggunakan kain bersih.
2) Pakai sarung tangan steril atau DTT
3) Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memastikan jumlahnya.
4) Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptic. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kassa beantiseptik. Usap dari tempat
yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar
sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sekitar 2 menit sebelum memulai
tindakan. Hapus antiseptic yang berlebihan bila tanda yang sudah
dibuat tidak terlihat.
5) Gunakan kain penutup yang mempunyai lubang untuk menutupi
lengan. Letakkan kain steril di bawah lengan atas.
6) Setelah memastikan tidak ada alergi terhadapa obat anastetesi lokal
pada anamnesis sebelumnya, isi spuit dengan 3 ml obat anestesi (1%
lidokain tanpa efineprin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan
rasa sakit selama memasang kapsul implan.
7) Lakukan anestesi lokal, sccara intrakutan dan subkutan. Suntikkan
sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit
(0,3 cc secara intrakutan), kemudian tanpa memindahkan jarum
masukkan ke bawah kulit subdermis sekitar 4 cm. Hal ini akan
membuat kulit terangkat dari jaringan lunak dibawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan anestesi kedua jalur kapsul masing-masing 1 ml
membentuk huruf V.
Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anestesi telah bekerja dengan
cara memberikan sensasi nyeri di sekitar lengan.
1) Pasang skalpel dengan sudut 450 buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan buat insisi yang panjang atau dalam.
2) Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam meghadap keatas.
Tanda 1 pada trokar dekat dengan pangkal menunjukkan batas trokar
dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukan setiap kapsul. Tanda
2 dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tepat dibawah
kulit setelah memasang setiap kaspsul.
3) Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut
kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas. Gerakan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada
dibawah kulit 2-3 mm dari akhir ujung tajam. Memasukkan trokar
jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya.
4) Untuk meletakan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar ke atas
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan dan hati-hati
kearah tanda 1 dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga
dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar
bila berada di bidang yang tepat dibawah kulit.
5) Saat trokar masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trokar. Untuk
implant-2 plus, pendorong dimasukkan (posisi panah disebelah atas)
setelah tanda 1 tercapai putar 1800 searah jarum jam hingga terbebas
dari tahanan karena ujung pendorong memasuki alur kapsul yang ada
di dalam saluran trokar.
6) Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Untuk
mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke dalam trokar,
letakkan satu tangan dibwah kapsul untuk menangkap. Kemudian
dorong kapsul sampai seluruhnya masuk ke dalam trokar dan
masukkan kembali pendorong.
Namun langkah ini tidak dilakukan pada implant-2 plus karena kapsul
sudah ada di dalam trokar.
7) Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan (akan terasa tahanan pada saat sekitar
setengah bagian pendorong masuk ke dalam trokar).
Untuk implant-2 plus, setelah pendorong masuk jalur kapsul, maka
dorong kapsul hingga terasa tahanan.
8) Tahan pendorong di tempatnya kemudian tarik tabung trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda 2
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan
pendorong. Hal penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong
tetap ditempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Untuk implant-2 plus, pangkal trokar tidak akan mencapai pangkal
pendorong karena akan tertahan ditengan karena terhalang oleh ujung
pendorong yang belum memperoleh akses ke kapsul kedua.
9) Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda 2 harus
terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat
dibawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan
kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar.
10) Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 300 (fiksasi
kapsul pertama dengan jari telunjuk) dan masukkan kembali trokar
mengikuti alur kaki V. Bila tanda 1 sudah tercapai, masukkan kapsul
berikutnya ke dalam trokar dan laukan seperti sebelumnya sampai
seluruh kapsul terpasang.
Untuk implant-2 plus, kapsul kedua ditempatkan setelah trokar di
dorong kembali mengikuti kaki V sebelah hingga tanda 1, kemudian
pendorong di putar 1800 berlawanan dengan jarumjam hingga
ujungnya mencapai pangkal kapsul kedua dan trokar ditarik kembali
ke arah pangkal pendorong.
11) Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi risiko infeksi
atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yan terdekat kurang lebih 5
mm dari tepi luka insisi. Kapsul harus membentuk pola huruf dengan
sudut sekitar 300 sehingga antara kapsul 1 dan 2 tidak berjauhan.
12) Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan semua
kapsul telah terpasang.
13) Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi denga jari
menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan perdarahan.
Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa berantiseptik.

Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul


a. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kasa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak
perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
- Periksa adanya perdarahan, tutup daerah pemasangan dengan
kassa pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar
(perdarahan subkutan).
b. Pembuangan darah dan dekontaminasi
- Masukkan alat-alat ke wadah yang berisi klorin 0,5% untuk
dekontaminasi. Dekontaminasi juga jarum dan alat suntik,
pendorong dan trokar.
- Cuci kain penutup yang telah digunakan.
- Buang bahan-bahan terkontaminasi (kasa, kapas, dll) dalam
kontainer yang anti bocor dan diberi tanda.
- Lepaskan sarung tangan dalam larutan klorin kemudian cuci
tangan dengan sabun dan air.
- Semua sampah harus dibakar atau ditanam.
c. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan
kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan,
gambarkan lokasi tempat pemasangan kapsul pada lengan atas
klien.
- Amati klien kurang lebih 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
pasien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangan, jika bisa diberikan secara tertulis.
Petunjuk Perawatan Luka Insisi Dirumah
- Kemungkinan akan terdapat memar, bengkak, atau sakit di daerah
bekas insisi selama beberapa hari.
- Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48
jam. Luka insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi
atau mencuci pakaian.
- Jangan membuka kassa pembalut dan menekannya selama 48 jam
dan biarkan band aid tetap ditempatnya sampai luka insisi
sembuh, umumnya 3 – 5 hari.
- Klien dapat bekerja secara rutin, namun hindari tekanan dan
benturan pada bekas insisi.
- Setelah luka insisi sembuh, daerah bekas insisi dapat disentuh dan
dibersihkan dengan tekanan normal.
- Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi
kemerahan dan panas atauapun sakit yang menetap selama
beberapa hari, segera ke tenaga kesehatan.
Bila Terjadi Infeksi
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses dengan atau tanpa ekspulsi kapsul, cabut semua
kapsul
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor Pemasangan Implan

No. Rekam Medik :


Tanggal/jam pengkajian :
Tempat pengkajian :
Oleh :

2.2.1 Pengkajian
Data Subjektif
1. Identitas
a. Nama ibu dan suami
b. Umur ibu
Usia 20-35 tahun merupakan masa-masa reproduksi sehingga rentan
terjadi kehamilan. Pada wanita berusia lebih dari 35 tahun memiliki
risiko tinggi apabila terjadi kehamilan, sehingga disarankan memakai
alat kontrasepsi yang bertujuan mengakhiri kesuburan.
c. Agama
d. Suku/bangsa
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
2. Alasan kunjungan
- Klien merupakan akseptor kontrasepsi baru yang datang untuk
mendapatkan pelayanan kontrasepsi jangka panjang/ kontrasepsi
hormonal untuk menunda/ menjarangkan kehamilan.
- Klien merupakan akseptor kontrasepsi lama yang ingin kontrol setelah
pemasangan
- Klien merupakan akseptor kontrasepsi lama yang berencana ganti cara
metode kontrasepsi.
3. Riwayat Menstruasi
- HPHT : untuk memastikan bahwa ibu tidak hamil
4. Riwayat Obstetri
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. Implan
dapat digunakan oleh nulipara, ibu pasca bersalin menyusui dan pasca
abortus.
5. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB apa yang digunakan sebelum menggunakan implan
dan alasan beralih menggunkan KB implan. Mengkaji pengetahuan dan
pengalaman mengenai cara-cara KB, risiko, dan keuntungan, serta efek KB
yang pernah digunakan.
6. Riwayat kesehatan
Kondisi yang perlu diperhatikan sebelum ibu menggunakan implan seperti
adanya perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya,
diabetes mellitus, hipertensi, sefalgia, TBC, epilepsi, penyakit hati,
benjolan pada payudara dan atau perut
7. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji kemungkinan keluarga memiliki riwayat diabetus mellitus,
hipertensi, TBC, epilepsi, kanker atau tumor payudara maupun alat
reproduksi lain.
Riwayat Psikososial

8. Data Fungsional Kesehatan


 Nutrisi
Pada akseptor kontrasepsi IUD memerlukan nutrisi yang cukup
terutama makanan yang banyak mengandung zat besi untuk
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah diakibatkan perdarahan
banyak dan lama sebagai efek samping dari penggunaan kontrasepsi
IUD.
 Aktivitas
Pekerjaan yang telalu berat akan berpengaruh terhadap keluhan yang
berhubungan dengan penggunaan AKDR
 Istirahat
Sebaiknya ibu beristirahat setelah pemasangan AKDR karena
terkadang disertai nyeri setelah pemasangan AKDR
 Personal hygiene
Ibu dengan kontrasepsi AKDR harus menjaga kebersihan genitalia
karena benang yang menjulur pada vagina dapat menjadi sumber
infeksi asenden jika tidak menjaga kebersihan genitalia.
 Seksual
AKDR tidak mempengaruhi aktivitas sexual. AKDR efektif karena
tidak perlu mengingat-ngingat lagi

Anda mungkin juga menyukai