Anda di halaman 1dari 8

PRE PLANNING UJIAN STASE KELUARGA

1. LATAR BELAKANG
Di Negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan
utama. Di Indonesia Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperbaikan oleh dokter yang bekerja pada kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang di timbulkannya.
Berdasrkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : Hipertensi
primer, yang tidak di ketahui penyebabnya atau diopatik, Hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Suyono, 2001).
Di Indonesia banyak penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi
hanya 4%, yang merupaka hipertensi terkontrol. Privalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial. Hasil peneltian dari MONICA (multinational monitoring
kardiovascular diseases), angka kejadian di Indonesia berkisar 2-18%
diberbagai daerah, jadi di Indonesia saat ini kira-kira terdapat 20 juta orang
penderita hipertensi (Kementrian Kesehatan, 2015).
Perjalanan penyakit hipertensi sangatlah perlahan. Penderita hipertensi
mungkin tidak menunjukan gejala selama bertahun-tahun, masa laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit, sampai terjadi kerusakan organ yang
penting. Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik. Misalnya
sakit kepala atau pusing, apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak
dirawat mengakibatkan kelemahan karena stroke atau gagal ginjal
mekanis.(Anderson, 2006).
Penyakit jantung hipertensi ditegakan bila dapat dideteksi hipertrofi
ventrikel kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan
pembuluh ferifer dan beban aktif ventrikel kiri. Faktor yang menentukan
hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastolik.
Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas (Mansjoer, 2001).
Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30 tahun
atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih
awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya
pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali
ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat
bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita
membicarakan “hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran
normal, kita menyebutnya “hipertensi perbatasan” namun, jika angkanya
diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang ketahap
“stabil” hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat
banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda dengan
tekanan darah yang sangat tinggi, dari 200/120 sampai 250-140 (Wolf, 2006).

2. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang hipertensi klien dapat
memahami tentang hipertensi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang Hipertensi klien dapat:

1) Mengetahui tentang definisi hipertensi.

2) Memahami etiologi hipertensi.

3) Mengetahui manifestasi klinis hipertensi.

4) Mengetahui komplikasi hipertensi.

5) Mengetahui pencegahan hipertensi.

3. SASARAN
Keluarga Bp. N

4. WAKTU DAN TEMPAT


Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi akan dilakukan pada hari kamis
tanggal 17 September 2015, jam 14.30 WIB di rumah keluarga Bp. N di RT
02 RW 29 Dusun Kenayan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

5. METODE/STRATEGI
Metode pendidikan kesehatan yang akan dilakukan adalah:
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

6. MEDIA
Leaflet
7. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No. Kegiatan Waktu
Penyuluh Klien
1. Memberikan salam, perkenalan Menjawab salam 5 menit
dan menjelaskan maksud tujuan dan memperhatikan
dilakukan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi, kontrak waktu
dan apersepsi.
2. Materi Inti: Memperhatikan, 20 menit
a. Definisi hipertensi. dan menanyakan
hal-hal yang belum
b. Etiologi hipertensi . dipahami.

c. Manifestasi klinis hipertensi

d. Komplikasi hipertensi

e. Pencegahan hipertensi

3. Evaluasi: Menjawab 5 menit


Mengajukan pertanyaan secara pertanyaan secara
lisan. lisan.

8. EVALUASI
a. Teknik evaluasi: Lisan.

b. Instrumen evaluasi: edukator.

c. Kunci jawaban:

a. Definisi hipertensi

Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90

mmHg. Hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik standar

dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari

kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal (Udjianti,

2011).
b. Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena
orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini
lebih banyak menyerang wanita dari pada pria. Penyebab hipertensi
yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan
disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.
Menurut penyebabnya hipertensi dibagi 2 yaitu:
1) Hipertensi primer
Ada beberapa hal yang mempengaruhi hipertensi primer antara
lain:
a) Asupan garam yang tinggi
b) Stres psikologis
c) Obesitas
d) Aterosklerosis
2) Hipertensi skunder
Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya biasanya disertai
dengan keluhan dari penyakit yang menyebabkan hipertensi:
a) Penyakit ginjal
b) Glomerulus penyakit akut
c) Penyempitan arteri renalis
d) Penyakit metabolik ( Diabetes militus)
c. Gejala dan tanda yang bisa timbul pada penyakit hipertensi adalah:
1) Nyeri kepala yang menjalar sampai kekuduk
2) Pandangan kabur
3) Terjadi peningkatan tekanan darah
4) Mata berkunang-kunang
5) Jantung berdebar-debar
6) Badan terasa lemah
7) Perubahan emosi (mudah marah)
8) Telinga sering berdenging
9) Rasa pegel dibahu huingga tengkuk
d. Komplikasi
1) Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan
menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya
berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma (Corwin, 2000).
Gejala tekanan stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti,
orang bingung, lambung atau bertingkah laku seperti orang mabuk,
salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya
wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara
jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Novianty, 2006).
2) Infark Miokard
Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang
arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium
atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat
menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan
risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).
3) Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan
rusaknya glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia
dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik (Corwin, 2000).
4) Encefalopati (Kerusakan otak)
Tanda gejala dari encefalopati diantaranya nyeri kepala hebat,
berubahnya kesadaran, kejang dengan defisit neurologi fokal
azotermia, mual dan muntah-muntah (Stein, 2001). Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di
seluruh susunan saraf pusat. Neron-neron di sekitarnya kolap dan
terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).
e. Pencegahan
1) Bersantai
2) Hindari obesitas
3) Hindari merokok
4) Berolah raga secara teratur
5) Sering memakan buah-buahan dan sayur-sayuran
6) Hindari makanan yang mengandung garam, lemak tinggi dan
kolesterol tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elisabeth. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC.


Jakarta.

Hall dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 8. EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.
Media Aesculapius, Jakarta.

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.

Udjianti. 2011. Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai