Anda di halaman 1dari 12

Auditing Proses Pembiayaan/Investasi: Kas dan Investasi

Tugas Mata Kuliah


Auditing II

Oleh :

Muhammad Novrisal
150810301018

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas jember
2017/2018
PENDAHULUAN

Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus


kecuali persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor
terutama karena besarnya potensi kecurangan.Karena sifat dari akun kas, auditor
menggunakan prosedur analisis substantif untuk audit kas yang terbatas pada
perbandingan dengan saldo kas tahun sebelumnya dan perbandingan dengan nilai
anggaran. Keterbatasan prosedur analisis substansi diatasi dengan:
(1) Pengujian Terhadap Transaksi Penerimaan & Pengeluaran Kas atau
(2) Pengujian lebih luas terhadap rekonsiliasi bank

Pembahasan

 Auditing Kas

Unsur “kas” yang dilaporkan pada laporan keuangan merupakan kas di


tangan dan kas yang disimpan dalam akun bank, termasuk sertifikat deposito,
deposito berjangka, dan tabungan. Sering kali “setara kas” digabungkan
dengan kas untuk kepentingan penyajian dalam laporan keuangan. Contoh dari
instrumen keuangan tersebut adalah surat utang pemerintah jangka pendek ,
surat berharga komersial, dan instrumen pasar uang.

Karena seluruh transaksi akuntansi melalui akun kas sebagai bagian


dari siklus “dari awal sampai akhir”, kas dipengaruhi oleh satu atau seluruh
proses bisnis entitas. Walaupun sumber utama penerimaan kas adalah
pendapatan, kas juga didapatkan melalui penjualan aktiva tetap dan
penerimaan dari penerbitan utang jangka panjang atau modal saham. Sumber
utama pengeluaran kas adalah proses pembelian dan manajemen sumber daya
manusia. Pengeluaran kas lainnya adalah pembayaran utang jangka panjang
dan pembelian kembali saham.

Penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi proses


pendapatan dan pembelian sangat memengaruhi sifat dan luas pengujian saldo
akhir kas. Sebagai contoh, jika risiko pengendalian di bawah tingkat
maksimum untuk kedua proses tersebut, auditor dapat mengurangi pengujian
substantif atas saldo kas.

2.2 Jenis-Jenis Akun Bank

Manajemen kas adalah suatu fungsi penting di seluruh organisasi.


Untuk memaksimalkan posisi kas, entitas melaksanakan prosedur yang
mempercepat penagihan penerimaan kas dan menunda pembayaran
pengeluaran kas. Dengan prosedur tersebut, dihasilkan pendapatan bunga atas
kelebihan kas atau berkurangnya biaya pinjaman tunai.

Manajemen harus memperhatikan pengendalian dan penyimpanan kas.


Penggunaan jenis-jenis akun bank yang berbeda membantu mengendalikan kas
entitas. Jenis-jenis akun bank yang biasanya digunakan yaitu :

1. Akun kas umum


Akun kas umum (general cash account) merupakan akun kas utama
bagi kebanyakan entitas. Sumber utama penerimaan kas untuk akun ini
adalah proses pendapatan, sedangkan sumber utama pengeluaran kas
adalah proses pembelian dan sumber daya manusia.
2. Akun kas impres
Akun bank impres (imprest bank account) berisikan sejumlah uang
tertentu yang digunakan untuk tujuan terbatas. Akun impres sering kali
digunakan untuk pembayaran gaji dan cek dividen. Untuk keperluan
penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo minimum.
Pengeluaran dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau setoran
langsung. Penggunaan akun impres juga mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk merekonsiliasi akun kas umum.

3, Akun Cabang

Perusahaan yang mengoperasikan cabang pada banyak lokasi dapat


menggunakan akun terpisah pada bank lokal. Hal ini menjadikan setiap
cabang dapat membayar pengeluaran lokal dan dapat membina
hubungan dengan perbankan pada komunitas setempat. Akun kas
cabang (branch cash account) dapat dioperasikan dengan beberapa cara.
Pada beberapa entitas, akun cabang merupakan akun impres untuk
pembayaran pengeluaran cabang yang saldo minimumnya telah
ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secara periodik kepada
kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari akun kas
umum.

 Prosedur Substantif Kas


 Prosedur Anallitis Substantif atas Kas
Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat
diprediksi dengan akun laporan keuangan lain. Maka, prosedur analitis
substantif untuk audit kas terbatas hanya pada perbandingan saldo kas
dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran. Penggunaan
terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada umumnya dapat digantikan
dengan pengujian pengendalian dan/atau pengujian substantif ekstensif atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau pengujian ekstensif atas
rekonsiliasi bank entitas.
 Pengujian Substantif atas Transaksi dan Saldo Akun Kas
Dengan menguji transaksi penerimaan dan pengeluaran, auditor
mendapatkan bukti penting atas asersi yang relevan dengan akun kas. Pada
kebanyakan audit, pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan dan
pengeluaran kas dilaksanakan bersamaan dengan pengujian pengendalian
atas proses pendapatan dan pembelian.
 Auditing Akun Kas Umum
Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen
berikut ini:

A. Kertas Kerja Rekonsiliasi Bank


Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang
dibuat oleh karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi
saldo menurut bank dengan saldo menurut buku. Unsur yang
direkonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek yang
beredar, dan penyesuaian lain seperti biaya jasa bank dan cek yang
dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi
dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong).
B. Formulir Konfirmasi Bank Standart
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun
dengan setiap bank atau lembaga keuangan di mana klien memiliki
akun. Bentuk ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi
adanya pinjaman yang didapatkan klien dari bank. Bentuk
konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan
penyelidikan menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang
melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi.
C. Laporan Pisah Batas Bank
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi bank adalah
melakukan verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi
seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor
memerlukan pisah batas rekening koran untuk menguji unsur-unsur
yang terdapat dalam rekonsiliasi bank. Pisah batas rekening koran
umumnya mencakup periode 7 sampai 10 hari setelah tanggal
rekonsiliasi akun bank.
 Prosedur Audit terkait Kecurangan
Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor
menduga terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan
prosedur audit kas yang lebih luas. Walaupun beberapa jenis kecurangan
seperti pemalsuan atau kolusi sulit dideteksi. Tiga prosedur audit yang
khususnya digunakan auditor untuk menemukan kecurangan pada akun kas
adalah:

1) Prosedur Rekonsiliasi Bank Yang Diperluas (Extended Bank


Reconciliation Procedure)
Pendekatan khusus untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan
adalah dengan memperluas prosedur audit atas rekonsiliasi bank
dengan memeriksa penghapusan unsur yang harus direkonsiliasi
yang terdapat pada rekonsiliasi bank bulan sebelumnya dan unsur
yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.
2) Pembuktian Kas (Proof of Cash)
Pembuktian kas digunakan untuk merekonsiliasi penerimaan dan
pengeluaran kas yang tercatat pada buku klien dengan kas yang
disetorkan atau dikeluarkan dari akun bank pada suatu periode
tertentu. Tujuan pokok pembuktian kas adalah:
o Memastikan bahwa seluruh penerimaan kas yang dicatat
pada jurnal penerimaan kas, disetorkan ke akun bank klien.
o Untuk memastikan bahwa seluruh pengeluaran kas yang
dicatat pada jurnal pengeluaran kas telah dikeluarkan dari
akun bank klien.
o Untuk memastikan bahwa tidak ada transaksi bank yang
dihilangkan dari catatan akuntansi klien.
o Perlu diketahui bahwa pembuktian kas tidak dapat
mendeteksi pencurian kas sebelum dicatat dalam buku klien.

3) Pengujian Untuk Kiting (Tests for Kiting)


Jika kas dicuri oleh karyawan sangatlah mungkin untuk menutupi
kekurangan kas dengan praktik yang dikenal sebagai kiting. Yaitu
karyawan menutupi kekurangan kas dengan melakukan transfer dari
satu akun bank ke akun bank yang lain dan tidak mencatat transaksi
tersebut dengan benar dalam buku klien. Pendekatan yang umumnya
dilakukan auditor untuk menguji kiting adalah membuat skedul
transfer antarbank. Skedul transfer antarbank digunakan walaupun
prosedur pengendalian memadai dan tidak dicurigai adanya
kecurangan. Jika klien menggunakan banyak akun, transfer kas
dapat ditangani dengan tidak hati-hati. Penggunaan skedul transfer
antarbank memberikan bukti kepada auditor atas kelayakan pisah
batas transaksi kas.
 Auditing Akun Penggajian atau Akun Imprest Cabang
Auditor mendapatkan rekonsiliasi bank bersama-sama dengan konfirmasi
bank standar dan pisah batas rekening koran. Akan tetapi, pengujian audit
tidak terlalu luas untuk dua alasan. Pertama, saldo impres pada akun tersebut
tidak material. Akun penggajian dan cabang dapat hanya berisikan saldo
sebesar $ 100. Kedua, jenis pengeluaran adalah homogen. Cek dikeluarkan
untuk jenis transaksi yang sama dan untuk jumlah yang relatif kecil.
 Auditing Dana Kas Kecil
a. Aktivitas Pengendalian- Kas Kecil
Dana kas kecil harus dikelola atas dasar impres oleh pemegang kas
(kustodian) yang independen. Voucher kas kecil yang telah dinomori
harus digunakan bila menarik kas dari dana kas kecil, dan limit
pengeluaran kas kecil perlu dibentukan. Secara periodik, dimintakan
penggantian atas dana kas kecil dari akun kas umum sejumlah nilai
voucher. Klerek utang usaha harus me-review voucher atas ketepatan
sebelum dilakukan penambahan dana kas kecil. Terakhir, seseorang
yang independen dari fungsi kas harus melakukan pemeriksaan
mendadak atas dana kas kecil.
b. Pengujian Audit- Kas Kecil
Pada tahap pertama, auditor mendapatkan pemahaman atas
pengendalian kas kecil klien. Audit atas kas kecil difokuskan pada baik
transaksi yang diproses melalui kas kecil selama suatu periode maupun
saldo dana kas kecil. Auditor memilih sampel penggantian kas kecil dan
memeriksa ketepatan unsur-unsur yang dibayar oleh kas kecil. Hal ini
dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau
pengujian terinci atas transaksi dari fungsi pengeluaran kas. Auditor
menguji saldo dana kas kecil dengan menghitungnya. Penghitungan ini
dapat dilakukan pada tanggal interim atau pada akhir tahun.
c. Masalah Pengungkapan untuk Kas
Auditor harus mempertimbangkan sejumlah pengungkapan penting
laporan keuangan pada saat mengaudit kas. Review risalah rapat dewan
komisaris, perjanjian pagu kredit, perjanjian pinjaman, dan dokumen
lain adalah sumber utama informasi pengungkapan laporan keuangan.
Di samping itu, auditor juga melakukan konfirmasi unsur-unsur seperti
saldo minimum yang diharuskan sehubungan dengan kredit dari bank.
 Auditing Ibvestasi

Investasi dapat berupa sekuritas ekuitas, seperti saham biasa dan


preferen, efek utang, seperti wesel dan obligasi, dan efek hibrid seperti obligasi
dan saham yang dapat dikonversi. Perlakuan akuntansi atas instrumen tersebut
tergantung pada beberapa faktor seperti persentase kepemilikan atas entitas,
tingkat pengaruh dalam pengambilan keputusan, klasifikasi investasi sebagai
aktiva lancar atau tidak lancar, dan berbagai macam faktor lainnya.
Pertimbangan auditor atas investasi tidak berbeda dengan akun laporan
keuangan lain. Yaitu, auditor harus yakin bahwa jumlah berbagai jenis
investasi yang terdapat pada neraca, tidak disalahsajikan secara material. Hal
ini termasuk pengakuan yang tepat atas pendapatan bunga, dividen, dan
perubahan nilai yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan.
Pendekatan auditor atas audit investasi bervariasi tergantung ukuran investasi
dan jumlah aktivitas investasi. Untuk entitas yang memiliki portofolio investasi
besar, auditor mengikuti strategi ketergantungan di mana dilakukan evaluasi
pengendalian internal dan pengujian pengendalian untuk menetapkan risiko
pengendalian di bawah maksimum. Akan tetapi, untuk kebanyakan entitas,
akan lebih efisien bila auditor mengikuti strategi substantif dan melakukan
audit terinci atas audit investasi efek pada akhir tahun.

 Penilaian Risiko Pengendalian- Investasi


a) Asersi dan Prosedur Pengendalian Terkait
Berikut ini adalah pengendalian umum yang harus terdapat dalam setiap
asersi penting investasi.
1) Keterjadian dan Otorisasi
Pengendalian harus memastikan bahwa pembelian dan
penjualan investasi diajukan oleh seseorang yang memiliki
wewenang. Pertama, klien harus memiliki dokumen yang memadai
untuk verifikasi bahwa pembelian atau penjualan sekuritas telah
dilakukan dan disetujui dengan layak. Kedua, komitmen atas sumber
dana aktivitas investasi harus disetujui oleh dewan komisaris atau
oleh eksekutif yang telah diberi wewenang.
2) Kelengkapan
Klien harus memiliki pengendalian yang memadai yang
memastikan bahwa seluruh transaksi sekuritas telah dicatat. Salah
satu pengendalian untuk penanganan secara rinci seluruh transaksi
sekuritas adalah buku besar sekuritas yang mencatat seluruh
sekuritas yang mencatat seluruh sekuritas yang dimiliki entitas.
Buku besar pembantu harus direkonsiliasi ke akun pengendali buku
besar secara periodik.
3) Akurasi dan Klasifikasi (Accuracy and Classification)
Masalah akurasi dan klasifikasi terutama berhubungan dengan
investasi sekuritas adalah sangat penting. Standar FAS 115
mensyaratkan bahwa investasi tersebut diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori sebagai berikut:
 Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki
hingga jatuh tempo diklasifikasikan sebagai sekuritas
yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan
disajikan sebesar biaya perolehan setelah amortisasi
premi atau diskonto.
 Sekuritas utang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki
dengan tujuan untuk dijual kembali dalam waktu dekat
diklasifikasikan sebagai sekuritas yang diperdagangkan
(trading securities) dan disajikan sebesar nilai wajar,
biaya perolehan setelah dikurangi laba atau rugi yang
belum direalisasi.
 Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak diklasifikasikan
sebagai sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo atau
diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai sekuritas yang
tersedia untuk dijual (available-for-sale-securities) dan
disajikan sebesar nilai wajar, di mana laba atau rugi yang
belum direalisasi tidak boleh dimasukan penghasilan
dan dilaporkan sebagai komponen terpisah dari ekuitas
pemegang saham.

 Prosedur Substantif- Investasi

a. Prosedur Analitis Substantif- investrasi


Prosedur analitis substantif berikut dapat dipakai untuk
mengevaluasi kewajaran investasi secara menyeluruh:
i. Perbandingan saldo investasi tahun berjalan dengan saldo tahun
sebelumnya setelah mempertimbangkan penagaruh aktivitas
operasi dan pendanaan tahun berjalan terhadap kas dan investasi.
ii. Perbandingan pendapatan bunga dan dividen tahun berjalan
dengan yang dilaporkan pada tahun sebelumnya dan dengan
tingkat pengembalian investasi yang diharapkan.
iii. Penghitungan Kembali Pendapatan bunga tahun berjalan
menggunakan nilai nominal sekuritas yang ditahan, tingkat
bunga, dan periode ditahan
 Pengujian Rinci- Investasi
1. Keberadaan
Standar audit menyatakan bahwa auditor harus melakukan satu atau lebih
prosedur audit berikut:
a) Pemeriksaan fisik
b) Konfirmasi dengan penerbit (issuer)
c) Konfirmasi dengan fungsi penyimpanan
d) konfimasi transaksi yang belum diselesaikan dengan broker-diler
e) Konfirmasi dengan pihak imbangan (counterparty)
f) Membaca perjanjian pelaksanaan kemitraan atau perjanjian sejenis.
Jika klien melakukan penyimpanan sekuritas, auditor biasanya memeriksa
sekuritas. Jika sekuritas disimpan oleh penerbit atau kustodian seperti
pialang atau penasihat investasi, maka auditor melakukan konfirmasi untuk
mendapatkan bukti yang cukup dan kompeten atas asersi keberadaan.
2) Penilaian dan Alokasi
Pertama-tama, sekuritas yang dibeli dicatat pada biaya perolehan. Sekuritas
utang yang dimiliki hingga jatuh tempo dinilai berdasarkan biaya perolehan
setelah amortisasi. Auditor harus melakukan verifikasi harga perolehan atas
utang, dan tingkat bunga efektif yang akan digunakan untuk mengakui
pendapatan bunga, sehingga auditor dapat melakukan perhitungan ulang.
Auditor juga harus menilai apakah terdapat penurunan permanen atas nilai
sekuritas investasi. Jika nilai investasi ditetapkan telah mengalami
penurunan permanen, sekuritas harus dicatat dan nilai buku yang baru harus
ditentukan. Terakhir, auditor harus memeriksa penjualan sekuritas untuk
memastikan bahwa nilai yang tepat telah digunakan untuk mencatat
penjualan dan keuntungan atau kerugian yang direalisasi.
3) Asersi Pengungkapan
Terdapat dua masalah penting dalam pemeriksaan kelayakan klasifikasi
investasi. Pertama, surat berharga yang mudah diperjualbelikan harus
diklasifikasikan dalam dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan, dan
tersedia untuk dijual karena baik neraca maupun laporan laba rugi
terpengaruh oleh kesalahan klasifikasi. Kedua, klasifikasi laporan keuangan
mensyaratkan bahwa seluruh sekuritas yang diperdagangkan dilaporkan
sebagai aktiva lancar. Sedangkan sekuritas yang dimiliki hingga jatuh
tempo atau tersedia untuk dijual sebagai aktiva lancar atau tidak lancar
tergantung pada apakah manajemen akan mengubah sekuritas tersebut
menjadi kas dalam waktu 12 bulan.
Kesimpulan

Manajemen kas dan investasi yang tepat penting bagi setiap entitas. Tujuan
utama manajemen kas ini adalah untuk meyakinkan bahwan kas yang memadai
tersebut tersedia untuk memenuhi kebutuhan entitas. Pencapaian tujuan ini
membutuhkan prediksi yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan
penggunaan tekhnik prediksi kas yang jelas, maka manajemen dapat berencana
untuk menginvestasikan kelebihan kas tersebut.

Referensi

Messier, William F, Glover, Steven M., and Prawitt, Douglas F. (2014), Jasa Audit
dan Assuranc:, Pendekatan Sistematis (Auditing and Assurance Services: A
Systematic Approach), Edisi 8: 2, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (MGP)

Anda mungkin juga menyukai