Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua
barang sepertikursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang
artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah
digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal
dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi).
Industri mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang
di Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk dari industri mebel terus meningkat
karena sektor industri ini memberikan desain interior serta nilai artistik yang
dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktifitas.
Produk mebel yang akan di pruduksi oleh Teak Furniture antaralain Kusen
Pintu, Kusen Jendela, Pintu, Jendela, Kursi (sofa), Kursi Biasa, Meja Ruangtamu,
Meja Makan, Almari Pajang (Bifed), Almari Biasa. Dengan kehalusan tekstur dan
keindahan warna kayunya, Jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena
karakternya itu, kusen kayu jati sangat banyak diminati, karena memiliki kualitas
yang berkelas. Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan
dan keindahannya.Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas
keawetan I.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui manfaat mendirikan usaha.
2. Mengetahui besarnya keuntungan yang di peroleh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bentuk Usaha

Pada makalah ini kami akan membahas tentang bisnis usaha kecil
yang bergerak pada bidang pembuatan mebel, khususnya dalam pembuatan
kursi untuk ruang tamu, lemari beserta mejanya, kursi untuk ruang makan
juga beserta mejanya. Dan perkiraan akan dibutuhkan jumlah pekerja dalam
usaha ini sekitar 7 orang.

2.2. Keragaman Produk

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa produk yang


dihasilkan adalah perabotan rumah tangga, yaitu: bisa berupa satu set kursi
ruang tamu, satu set kursi untuk ruang makan, juga bisa membuat lemari
pakaian yang semua produk tersebut terbuat dari kayu jati. Usaha mebel ini
menggunakan sistem pesan terlebih dahulu dan membuat sampel untuk
promosi. Bahan baku mebel adalah kayu jati dan kayu non jati, kayu non jati
seperti misalnya kayu johar, kayu aboria, kayu pinus. Selain bahan baku kayu
jati masih diperlukan tambahan beberapa bahan pembantu yang sering
digunakan untuk pembuatan mebel antara lain sebagai berikut: polytur
digunakan untuk mempercantik penampilan mebel, alat kunci, paku, lem,
engsel, dan lain-lain.

2.3. Manajemen Keuangan


Untuk mengembangkan bisnis mebel agar lebih produktif, maka
diperlukan beberapa sistem manajemen yang perlu dilakukan. Sistem
manajemen tersebut sangatlah berguna bagi para pelaku usaha kecil, jadi
diperlukan beberapa pemahaman dan diperhatikan yang mendalam supaya
dapat melaksanakan manajemen usaha kecil yang baik dan benar. Kami akan
menggunakan sistem manajemen keuangan bagi hasil, yaitu dengan membagi
hasil secara bijak antara dirinya dengan para karyawannya.
Para karyawan diberi upah per bulannya sekitar Rp2.000.000 ribu
kemudian juga memberikan bonus tambahan berupa materi atau non materi
bagi para karyawannya jika berhasil membuat suatu produk mebel yang unik,
yang tentunya memiliki nilai estetika dan bernilai ekonomi yang tinggi pula.
Memang bila dipikir upah yang diberikan terhadap para karyawan sangat
kecil, namun karena ini adalah usaha kecil yang tidak berbadan hukum atau
informal, maka di rasa upah tersebut cukup bagi para karyawannya, terlebih
lagi produk yang dihasilkan dari usaha mebel ini juga bukan dalam skala
besar.

2.4. Jumlah Modal

Modal untuk membuka usaha mebel ini diperkirakan


akan mengeluarkan dana sekitar 50 sampai 70 juta rupiah, yang merupakan
modal pribadi dan modal peminjaman dari bank. Sebagian besar untuk
membeli peralatan pertukangan (termasuk memesan bahan baku setengah jadi
dari Jepara). Sedangkan, untuk membeli kayu, cat, pernis, dan ampelas
membutuhkan dana sekitar Rp 10 juta per bulan, selebihnya adalah biaya
operasional, seperti listrik, dan air.

2.5. Pengeluaran Per Bulan dan Jumlah Keuntungan


Perkiraan keuntungan yang akan di peroleh dari bisnis usaha mebel
non formal ini cukup besar. Berikut ini daftar harga dari mebel yang akan
dihasilkan.
Nama Produk Harga Pendapatan Perbulan
Dining room Set Rp. 4.800.000 Rp. 14.400.000
Meja+kursi makan Rp. 2.700.000 Rp. 8.100.000
Meja Belajar Rp. 970.000 Rp. 6.790.000
Living room set Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000
Lemari Rp 3.000.000 Rp. 15.000.000
Jendela Rp. 500.000 Rp. 5.000.000
Pintu Rp. 1.000.000 Rp. 5.000.000
Kusen Rp. 1.000.000 Rp. 7.000.000
Jumlah Rp. 76.290.000

Berdasarkan jumlah harga tersebut, diharapkan bisa meraup


keuntungan sekitar 50 juta per bulan. Sedangkan untuk Pengeluaran
(perbulan) Listrik + air Rp. 5.000.000 Transportasi Rp. 3.000.000 Bahan
baku + bahan penolong Rp. 15.000.000 , total Gaji pekerja Rp. 16.000.000.
total pengeluaran sebesar Rp.39.000.000. sehingga bisa didapatkan
keuntungan perbulan sebesar Rp.37.290.000.

2.6.Prospek Pengembangan
Prospek pengembangannya akan menjalin kerja sama dengan salah satu
pengembang perumahan yang ada di sekitar tempat usahanya. Tentunya harus
melihat terlebih dahulu bagaimana tingkat ekonomi masyarakat di perumahan ,
jika menengah ke atas maka akan berani menawarkan produk mebelnya dengan
harga yang cukup tinggi, namun jika sedang-sedang saja tingkat
perekonomiannya maka akan menawarkan harga produk mebelnya dengan harga
agak sedikit miring di banding dengan pengusaha mebel lainnya. Bila perlu
memberi gebrakan baru, seperti menerima tukar tambah kursi ruang tamu, atau
dengan membuka jasa servis barang-barang mebel yang sudah rusak yang
dimiliki oleh masyarakat di perumahan tersebut

2.7.Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produk, kami akan melakukan beberapa
strategi pemasaran, diantaranya ialah pembuatan brosur, membuat iklan atau
mempromosikan lewat media social, pemasaran secara langsung, memberikan
penjelasan tentang produk yang dibuat agar masyarakat memahaminya,
memberi potongan harga untuk awal produksi,mengadakan promosi mengenai
mebel didaerah-daerah tertentu.
2.8. Kendala
Usaha yang cukup klasik dalam dunia usaha kecil apalagi yang non formal
seperti yang akan adalah modal. Selain modal sebagai kendala utama dalam
pengembangan bisnis mebel ini, yaitu sangat susah memperoleh bahan baku:
karena usaha mebel ini berbahan baku kayu jati, maka sangatlah sulit
mendapatkan kayu jati dengan kualitas yang bagus dan harga terjangkau.

2.9. Nama Usaha

Biasanya pada pemilihan nama usaha dibuat semenarik mungkin agar


para konsumen berminat untuk membeli atau memesan produk yang
dipasarkan.Untuk itu nama usaha yang kami gunakan yaitu “Mebel”
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan mendirikan usaha ini untuk dapat menanbah pengetahuan


dalam berbisnis khususnya dalam bisnis mebel. Dan keuntungan yang di
dapatkan Rp. 37.290.000

3.2. Saran

Jenis usaha mebel ini perlu terus dikembangkan, agar dapat lebih maju
dan dapat berbadan hukum supaya lebih mudah dalam melakukan
peminjaman uang pada pihak bank sebagai tambahan modal. Usaha ini juga
bisa menjadi salah satu usaha yang meningkatkan perekonomian di Indonesia
melalui jalus bisnis usaha kecil.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Usaha
2.2 Keragaman Produk
2.3 Manajemen Keuangan
2.4 Jumlah Modal
2.5 Pengeluaran Perbulan dan Jumlah Keuntungan
2.6 Prospek Pengembangan
2.7 Pemasaran
2.8 Kendala
2.9 Nama Usaha

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
KATA PENGANTAR

Anda mungkin juga menyukai