1 Analisa Petrofisika
menentukan besaran sifat-sifat fisik batuan reservoir seperti porositas (Ø), saturasi
air (Sw), dan penyebaran permeabilitas (k) pada tiap-tiap lapisan zona prospek.
Selain itu, analisa petrofisika juga dilakukan untuk menentukan nilai ketebalan
zona prospek (h), gross sand, net sand, dan net pay. Sehingga selanjutnya data-
data hasil interpretasi tersebut dapat dikembangkan lebih jauh guna melakukan
tersedia. Adapun tahapan kegiatan dalam melakukan analisa petrofisik terdiri dari:
Analisa Data
Pay
Adapun alur pekerjaan dalam analisa petrofisika dapat dilihat pada gambar
Gambar 2.1
Workflow Petrophysic
2.1.1 Analisa Data
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan batuan pada lapisan yang
akan diteliti atau dikembangkan, diantaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya
berapakah ketebalannya (h). Porous atau tidak porous lapisan tersebut dapat
terlihat dari nilai porositas (Ø). Dan untuk menentukan isi kandungan fluidanya
(minyak, air atau gas) dapat dilihat dari nilai saturasi air (Sw). Sedangkan untuk
Berikut ini merupakan tabel ketersediaan data log pada sumur MS UPPER
1X:
Tabel 2.1
ρfl = 1.1 gr/cc). Berikut ini merupakan hasil plot penentuan litologi dengan
Gambar 2.2
Penentuan Litologi
2.1.3. Kedalaman dan Ketebalan Lapisan
Gambar 2.3
bottom) pada tiap-tiap lapisan sumur tersebut. Pada zona kedalaman inilah didapat
nilai dari gross sand (interval reservoir) yang terdiri dari batuan yang memiliki
Tabel 2.2
(Vsh), Porositas (Ø), dan Saturasi Air (Sw) berdasarkan hasil logging. Maka
diperlukan ketepatan dalam pembacaan hasil log tersebut. Dikarenakan data Log
yang diberikan tidak memiliki resolusi gambar yang baik dan untuk skala
resistivitas yang ada sangat kecil, maka dari itu di gunakan skala sebagai berikut:
Tabel 2.3
Skala Log
Skala
Log Satuan
Min Max
Gamma Ray 90 175 API
DDL 0.2 200 ohm.m
DENN 1 3.05 gr/cc
NPRS 70 15 %
Tabel 2.4
berikut :
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑠ℎ =
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
Tabel 2.5
h
WELL ZONE Vsh Vsh Average
gross (m)
K1 31.07% 15
K1a 47.72% 6
MS UPPER 36.24%
K2 37.15% 20
K3 35.04% 8
2.1.4.2 Porositas Effektif
hasil rekaman dari masing-masing log yang diperlukan dicatat besaran angkanya
rata-rata pada lapisan Msimbati Upper sebelum cut-off adalah sebesar 18.76%.
persamaan berikut:
Adapun hasil perhitungan porositas efektif dapat dilihat pada tabel 2.6
dibawah ini:
Table 2.6
h
WELL ZONE Porositas Average Porosity
gross (m)
K1 22% 15
K1a 14.96% 6
MS UPPER 19.42%
K2 18.93% 20
K3 19.14% 8
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa lapisan tersebut
Metode penentuan resistivitas air dilakukan pada zona air yang di dapat
untuk melakukan perhitungan Rw dengan metode yang lain, seperti metode Rasio
Metode Picket Plot dilakukan dengan plot antara porositas efektif dengan
nilai resistivitas batuan (Rt) seperti pada gambar 2.4 berikut ini:
1
Porositas
0.1
0.01
0.01 0.1 1 10 100 1000 10000
Rt (ohm.m)
Gambar 2.4
pada Zona air di sumur MSimbati pada lapisan Upper, didapatkan nilai Rw
Perhitungan nilai saturasi air (Sw) dilakukan pada zona permeable dengan
menentukan saturasi air dengan metode Simandoux antara lain : Resistivitas Air
(Rw), Porositas Effektif (Øeff), True Resistivity (Rt), Volume Shale (Vsh),
Resistivitas di zona shale (Rsh), dan faktor c yang bergantung pada jenis
batuannya.
anatara lain:
Parameter
a 0.62
m 2.15
n 2
c 0.4
Rw 0.08065 ohm.m
Adapun nilai saturasi rata-rata pada lapisan tersebut sebelum cut off adalah
sebesar 39.09 %.
Table 2.7
h
WELL ZONE Sw Porositas Sw Average
gross (m)
K1 40.51% 22% 15
K1a 55.67% 14.96% 6
MS UPPER 39.09%
K2 35.55% 18.93% 20
K3 35.03% 19.14% 8
2.1.4.5 Permeabilitas
Equation diperlukan nilai irreducible water saturation (Swirr), yaitu saturasi air
Gambar 2.5
sebagai berikut:
Tabel 2.8
Permeabilitas Rata-Rata
h
WELL ZONE K (mD) K Average
gross (m)
K1 190.564 15
K1a 139.377 6
MS UPPER 167.408
K2 188.655 20
K3 91.895 8
2.1.4.6 Summary Rock Properties Msimbati Upper Before Cut-Off
sebagai berikut:
Tabel 2.9
Rock Properties
Interval
49
Reservoir (m)
Volume of Shale
36.24
(%)
Average
19.42
Porosity (%)
Permeabilitas
167.408
(mD)
2.1.4.7 Cut-Off
Cut-off merupakan batasan nilai dari parameter reservoir, dalam hal ini
berupa (volume shale (Vsh), porositas (Φ), permeabilitas (k), dan saturasi air
(Sw). Nilai cut-off ini digunakan untuk mengeliminasi volume batuan yang tidak
thickness) diperlukan harga cut off. Cut off tersebut terbagi menjadi cut off
melakukan plot antara porositas efektif terhadap volume shale. Adapun grafik
penentuan cut-off porositas dan volume shale dapat dilihat pada gambar 2.6
dibawah ini :
1
Por vs Vshale k1
0.8
k1a
0.6
Vshale
0.4
0.2
-0.2
-0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Por
Gambar 2.6
porositas adalah sebesar 0.08 atau 8%. Dan nilai cut off untuk volume shale
adalah sebesar 0.4 atau 40%. Apabila nilai porositas batuan lebih rendah daripada
nilai cut off porositas, maka porositas tersebut tidak diikut sertakan dalam
perhitungan cadangan (h=0). Begitu pula dengan nilai volume shale, apabila
kandungan shalenya lebih besar daripada nilai cut off volume shale, maka nilai
melakukan plot antara nilai saturasi air (Sw) dengan nilai volume shale (Vsh).
Hasil plot tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini:
Gambar 2.7
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai cut-off untuk saturasi
air (Sw) adalah sebesar 0.6 (60%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
saturasi air yang lebih besar daripada nilai cut-off tersebut tidak diikutsertakan
Berdasarkan gambar 2.6 dan 2.7 dapat disimpulkan bahwa nilai cut off
Cut Off
parameter cut-off yang telah di dapatkan. Sehingga di dapat nilai cut-off pada
Tabel 3.1
Thickness
Net To Vshale Average Sw K
Gross Average Porosity Average Average
zone Gross Net Pay
m m m % % % % mD
sebagai berikut:
Tabel 2.9
Rock Properties