Anda di halaman 1dari 10

mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di

dalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.

Rondhianto (2008) mendefinisikan discharge planning sebagai merencanakan kepulangan


pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang hal – Hal yang perlu dihindari
dan dilakukan sehubungan kondisi atau penyakitnya pasca bedah

Perawat adalah salah satu anggota tim discharge planner dan sebagai discharge planner
perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan
untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama
pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu
dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan Asuhan Keperawatan.

Tujuan Discharge Planning adalah untuk meningkatkan kontinuitas perawatan,


meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan.
Discharge planning dapat mengurangi hari perawatan pasien, mencegah kekambuhan,
meningkatkan perkembangan kondisi pasien kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan
pada keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning (Naylor,1990).

Sedangkan menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan


kemajjuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan,
beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang pentik
dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka
mortalitas dan mordibitas (Leimnetzer et al,1993:Hester,1996).

Seorang discharge planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan


memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powel,1996). Discharge
Pllanning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobtan pasien dan
dalam tim Discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
discharge planning (Naylor,1990). Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi
lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki
komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat (Harper,1998).

Keuntungan Discharge Planning bagi pasien:

1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien.


2. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktof
dan bukan objek yang ditdak berdaya.
3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya.
4. Dapat memilih prosedur perawatannya.
5. Merasa nyaman untuk kelaanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum
timbulnya masalah.
6. Mengerti apa yang terjadi pada diirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Keuntungan discharge planning bagi perawat:

1. Memahami perannya dalam system


2. Merasakan bahwa keahliannya diterima dan dapat digunakan
3. Menerima informasi kunci setiap waktu
4. Dapat mengembangkan keterampilan dalam prosedur baru
5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.
6. Bekerja dalam suatu system dengan efektif

Program discharge planning merupakan suatu proses memperisapkan pasien untuk


mendapatkan kontinuitas dalam suatu perawatan dan mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan keluarganya, proses tersebut dimulai sejak
awal pasien dating ke sebuah tempat pelayanan kesehatan (Cawhtron,2005).

Program discharge palnning yang diberikan sejak pasien masuk rumah sakit dapat
meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan dan membantu pasien mencapai kualitas hidup
optimum sebelum dipulangkan. Ketidaktahuan atau ketidakmampuan pasien dan keluarga mengenai
cara perawatan di rumah berdampak pada masalah kesehatan atau ketidaksiapan pasien
menghadapi pemulangan setelah pasien dirawat dirumah sakit. Hal tersebut menyebabkan risiko
peningkatan komplikasi dan berakibat kepada hospitalisasi ulang (Potter & Perry,2006).

Perawat menjalankan fungsi dengan berbagai peran antara lain sebagai pemberi perawatan,
pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator,councelor,komunikator dan pendidik (Rumanti,2009). Menurut Orem (2001) dalam
Rondhianto (2012) peran perawat sebagai educator dan councellor selama pasien dilakukan dengan
memberikan discharge planning.

Perencanaan pasien pulang (discharge planning) yang berisi tentang nasehat-nasehat waktu
keluar Rumah Sakit (KRS) terdapat pada lembar resume keperawatan. Dokumnetasi proses asuhan
keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja perawat pelaksanas dalam meberikan proses
asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat dirumah sakit. Dokumentasi proses
asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas haruslah akurat, lengkap dan sesuai dengan standar.
Apabila kegiatan keperawatan tidak didokumentasikan dengan akurat dan lengkap maka sulit untuk
membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar. (Hidayat,2004).

Pasien yang tidak mendapatkan pelayanan sebelum pemulangan, terutama pasien yang
memerlukan perawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan atau penyuluhan dan pelaayanan
komunitas, biasanya akan kembali keruang kedaruratan dalam 24-48 jam dan kemudian pulang
kembali. Kondisi kekambuhan pasien ini tentunya sangat merugikan pasien, keluarga dan juga rumah
sakit. Rumah sakit yang mengalami kondisi ini lambat laun akan ditinggalkan oleh pelanggan.

Adapula manfaat lain dari Discharge Planning yaitu:

1. Memaksimalkan sumber pelayanan kesehatan.


2. Meningkatkan kondisi kesehatan pasien.
3. Mengurangi angka kekambuhan.
4. Meningkatkan kemampuan kelemahan dalam perawatan pasien.
5. Menurunkan beban perawatan keluarga.
6. Sebagai bahan pendokumentasian keperawatan.

Tujuannya juga untuk menyiapkan pasien dan keluarga baik secara fisik,psikologis dan social,
meningkatkan keperawatan yang berkenjutan pada pasien,meningkatkan kemandirian pasien serat
keluarganya, dapat membantu rujukan pasien pada system pelayan yang lain, membantu pasien dan
keluraga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta dapat melaksanakan rentang keperawatan
antara Rumah Sakit dn masyarakat.

Discharge Teaching juga bertujuan untuk dapat memahami suatu kondisi penyakit yang dialmai
oleh pasien,melakukan terapi obat secara efektif, mengikuti aturan diet secara hatii-hati, mengatur
level aktivitasnya, mengetahui perawatan yang dilakukan, mengenali kebutuhan istirahatnya,
komplikasi yang mungkin akan dialami serta mengetahui kapan mencari follow up care. Menurut
Moorhouse & Mur (2007) manfaatnya antara lain untuk menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan
perawatan ke rumah sakit dan kunjungan keruangan dan membantu pasien untuk memahami
kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.

Adapula prinsip dari Discharge Planning yaitu, mempunyai pengetahuan yang spesifik terhadap
sesuatu proses penyakit dan kondisinya dapat memperkirakan berapa lama recovery pasien,
melibatkan serta selalu berkomunikasi dengan pasien, turut serta dalam menangani masalah
kesulitan, melibatkan suatu proses dalam tim multidisiplin, selalu dapat mengkomunikasikan rencana
yang akan dilakukan dengan tim multidisiplin untuk dapat menghindari adanya suatu kesalahan,
membuat suatu arahan yang tepat, memiliki suatu organisasi, disiplin dan tegas meninjau dan selalu
memperbarui rencana serta selalu memberikan informasi yang akurat terhadap semua yang terlibat.

Jenis Discharge Planning:

1. Conditioning Discharge :Pasien pulang sementara atau cuti, keadaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah
namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute Discharge : Pulang mutlak atau selamanya, cara ini merupakan akhir dadri hubungan
klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan
dapat dilakukan kembali.
3. Judicial Discharge : Kondisi pasien pulang paksa, dalam kondisi ini klien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan suatue kerjasama dengan perawata puskemas terdekat.

Proses Discharge Planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis , social, budaya dan
ekonomi. Yang terbagi atas tiga fase, yaitu akut, transisional dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase
akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha Discharge Planning sedangkan pada pase
transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin berkurang
dan pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan kebutuhan perawatan masa depan.
Pada fase perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang dibutuhkan setelah
pemulangan.

Format Penatalaksanaan Discharge Planning:

Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu pelaksasnaan yang dilakukan
sebelum hari pemulangan dan penatalaksanaan yang dilakukan pada hari pemulangan.
Persiapan yang dilakukan sebelum hari pemulangan pasien yaitu:

1. Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demu memenuhi kebutuhan pasien.
2. Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang sumber-sumer
pelayanan kesehatan komunitas, rujukan dapat dilakukan sekalipun pasien masih dirumah.
3. Setelah menentukan sefala hambatan untuk belajar serta kemauan untuk belajar mengadakan
sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat mungkin selama dirawat dirumah sakit
(seperti tnda dan gejala terjadinya komplikasi, kepatuhan terhadap pengobatan, kegunaan alat
medis, perawatan lanjutan, diet, latihan, pembatasan yang disebabkan oleh penyakit atau
pembedahan). Pamflet, buku-buku atau rekaman video dapat diberikan kepada pasien, pasien
juga dapat diberitahu tentang sumber informasi yang ada di internet.
4. Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan usulan perencanaan
pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien.
5. Penatalaksanaan pada hari pemulangan jika beberapa aktivitas berikut ini dapat dilakukan dengan
efektif. Adapun altivitas yang dilakukan pada hari pemulangan antara lain:
1) Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang berhubungan dengan
perawatan dirumah. Kesempatan terakhir untuk mendemonstrasikan kemampuan yang
bermanfaat.
2) Periksa intruksi pemulangan dari dokter, masukan dalam terapi atau kebutuhan alat medis
yang khusus (instruksi harus dituliskan sedini mungkin) mempersiapkan kebutuhan dalam
perjalanan dan sediakan alat yang dibutuhkan sebelum pasien sampai dirumah (seperti
tempat tidur rumah sakit, oksigen, feeding pump).
3) Tentukan apakah pasien dan keluarga telah dipersiapkan dalam kebutuhan transportasi
menuju kerumah.
4) Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan mengepak semua barang milik
psien, serta jaga privasi pasien sesuai dengan kebutuhan.
5) Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang pasien. Dapatkan
daftar petinggal barang eberharga yang telah ditandatangani oleh pasien, dan
instruksikan penjaga atau administrator yang tersedia untuk menyampaikan barang
berharga kepada pasien.
6) Persiapkan pasien dengan resep pengobatan psien sesuai yang di instruksikan oleh
dokter dan lakukan pemeriksaan terakhir untuk kebutuhan informasi atau fasilitas
pengobatan untuk administrasi diri.
7) Berikan informasi tentang petunjuk untuk janji follow up ke kantor dokter.
8) Dapatkan kotak untuk memindahkan barang pasien.
9) Bantu pasien menuju kursi roda dan gunakan sikap tubuh dan teknik pemindahan yang
sopan.
10) Pelaporan waktu pemulanan pasien ke departemen pendaftaran.

Susunan format discharge planning

Menurut Perry dan potter, 2005. Sebagai berikut:


1) Pengkajian
a. Sejak pasien masuk, kaji kebutuhan pemulangan pasien dengan menggunakan
riwayat keperawatan, berdiskusi dengan pasien dan care giver, fokus pada
pengkajian berkelanjutan terhadap kesehatan fisik pasien, status fungsional,
sistem pendukung sosial, sumber-sumber finansial, nilai kesehatan, latar
belakang budaya dan etnis, tingkat pendidikan, serta rintangan terhadap
perawatan.
b. Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan
berhubungan dengan bagaimana menciptakan terapi di rumah, penggunaan
alat-alat medis di rumah sakit, larangan sebagai akibat gangguan kesehatan,
dan kemungkinan terjadinya komplikasi. Kaji cara pembelajaran yang lebih
diminati pasien (seperti membaca, menonton video, mendengarkan petunjuk-
petunjuk). Jika materi tertulis yang digunakan pastikan materi tertulis yang layak
tersedia. Tipe materi pendidikan yang berbeda-beda dapat mengefektifkan cara
pembelajaran yang berbeda pada pasien
c. Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor
lingkungan di rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diri seperti
ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas kamar
mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan di
rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian)
d. Berkolaborasi dengan dokter dan staf pada profesi lain (seperti dokter pemberi
terapi) dalam mengkaji kebutuhan untuk rujukan kepada pelayanan perawatan
rumah yang terlatih atau fasilitas perawatan yang lebih luas
e. Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan
di luar rumah sakit. Mencakup pengajian terhadap kemampuan keluarga untuk
mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dalam hal
ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara terpisah
dengan pasien dan keluarga untuk mengetahui kekhawatiran yang sebenarnya
atau keragu-raguan diantara keduanya
f. Kaji penerimaan pasien terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan
pembatasan
g. Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan
setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis,
perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah). Temukan kebutuhan rujukan
pada waktu yang berbeda
2) Diagnosa keperawatan
Penentuan diagnosa keperawatan secara khusus bersifat individual
berdasarkan kondisi atau kebutuhan pasien. Adapun diagnosa keperawatan yang
dapat ditegakkan antara lain:
a. Kecemasan
b. Tekanan terhadap care giver
c. Kurang pengetahuan terhadap pembatasan perawatan di rumah
d. Stres sindrom akibat perpindahan
3) Perencanaan
Hasil yang diharapkan jika seluruh prosedur telah lengkap dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pasien atau keluarga sebagai care giver mampu menjelaskan bagaimana
keberlangsungan pelayanan kesehatan di rumah (atau fasilitas yang lain),
penatalaksanaan atau pengobatan apa yang dibutuhkan, dan kapan mencari
pengobatan akibat masalah yang timbul
b. Pasien mampu mendemonstrasikan aktivitas perawatan diri (atau anggota
keluarga mampu melakukan aturan perawatan)
c. Rintangan kepada pergerakan pasien dan ambulasi telah diubah dalam setting
rumah. Hal-hal yang dapat membahayakan pasien akibat kondisi kesehatannya
telah diubah
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu penatalaksanaan
sebelum hari pemulangan, dan penatalaksanaan yang dilakukan pada hari
pemulangan.
 Persiapan sebelum hari pemulangan pasien
a. Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi memenuhi
kebutuhan pasien
b. Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi
tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan
dapat dilakukan sekalipun pasien masih di rumah
c. Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta kemauan
untuk belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan
keluarga secepat mungkin selama dirawat di rumah sakit (seperti tanda
dan gejala terjadinya komplikasi, kepatuhan terhadap pengobatan,
kegunaan alat-alat medis, perawatan lanjutan, diet, latihan, pembatasan
yang di sebabkan oleh penyakit atau pembedahan). Pamflet, buku-buku,
atau rekaman video dapat diberikan kepada pasien. Pasien juga dapat
diberitahu tentang sumber-sumber informasi yang ada di internet
d. Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan
ususlan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang
terlibat dalam perawatan pasien
 Penatalaksanaan pada hari pemulangan
a. Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang
berhubungan denga perawatan di rumah. Kesempatan terakhir untuk
mendemonstrasikan kemampuan juga bermanfaat
b. Periksa intruksi pemulangan dokter, masukan dalam terapi, atau
kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus. (instruksi harus dituliskan
sendini mungkin ) persiapkan kebutuhan falam perjalanan dan sediakan
alat-alat yang dibutuhkan sebelum pasien sampai dirumah
c. Tentukan apakah pasien dan keluarga telah dipersiapkan dalam
kebutuhan transportasi menuju rumah
d. Tawarkan bantuan untuk memaksimalkan baju pasien dan mengepak
semua barang milik pasien. Jaga privasi pasien sesuai kebutuhan
e. Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang
pasien. Dapatkan daftar peninggal barang-barang berharga yang telah
ditandatangani oleh psien, dan instruksikan penjaga atau administrator
yang tersedia untuk menyampaikan barang-barang berharga kepada
pasien
f. Persiapkan pasien dengan prescription atau resep pengobatan pasien
sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter. Lakukan pemeriksaan
terakhir untuk kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang aman
untuk adminitrasi diri
g. Berikan informasi tentang petunjuk untuk janji follow up ke kantor dokter
h. Hubungi kantor agen bisnis untuk menentukan apakah pasien
membutuhkan daftar pengeluaran untuk kebutuhan pembayaran.
Anjurkan pasien dan keluarga mengunjungi kantornya
i. Dapatkan kotak untuk menindhkan barang-barang pasien. Kursi roda
untuk pasien yang tidak mampu ke mobil ambulan. Pasien yang pulang
dengan menggunakan ambulan diantarkan oleh usungan ambulan.
j. Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap tubuh
dan teknik pemindahan yang sopan. Dampingi pasien memasuki unit
dimana transportasi yang dibutuhkan sedang menunggu. Kunci roda
dari kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil pribadi atau kendaraan
untuk transportasi. Bantu keluarga menempatkan barang-barang pribadi
pasien ke dalam kendaraan.
k. Kembali kebagian dan laporkan waktu pemulangan kepada departemen
pendaftaran/penerimaan. Ingatkan bagian kebersihan untuk
membersihkan ruangan pasien.
5) Evaluasi
a. Minta pasien dan anggota keluarga mejelaskan tentang penyakit. Pengobatan
yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada
dokter
b. Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap pengobatan
yang akan dilanjutkan di rumah
c. Perawat yang melakukan perawatan rumah memperhatikan keadaan rumah,
mengidentifikasi rintangan yang dapat membahayakan bagi pasien, dan
menganjurkan perbaikan

Discharge Planning Asscociation(2008) mengatakan bahwa unsur-unsur yang harus ada


pada sebuah form perencanaan pemulangan, antara lain yaitu pengobatan dirumah, mencakup
resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan dan pengobatan yang harus dihentikan. Daftar
nama obat mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping yang umum terjadi, kebutuhan akan
hasil tes Lab yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain dengan petunjuk bagaimana untuk dapat
memperoleh atau bilamana waktu akan diadakan, bagaimana cara melakukan pilihan gaya hidup
dan tentang perubahan aktivitas, latihan diem makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang jenis


dan isi rekam medis pasal 4 ayat (1) dan (2). Ringksan pulang sebagaimana diatur dalam pasal 23
ayat (2) harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan
pulang sebagaimana dimaksudkan ayat (1) sekurang-kurangnya memuat identitas pasien, diagnosis
masuk dan indikasi pasien yang dirawat, ringkasan hasil permeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis
akhir, pengobatan dan tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter atau dokkter gigi yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Proses pelaksanaan Discharge Planning dilakukan melalui 5 tahap yaitu seleksi pasien,
pengkajian, perencanaan,implementasi dan evalluasi (Slevin,1196;Zwicker & Picariello,2003).
Discharge planning juga diindikasikan pada pasien yang berada pada perawatan khusus seperti
Nusing home atau pusat rehabilitasi. Selain itu juga perlu dipertimbangkan kondisi social ekonomi
dan lingkungan pasien seperti kemampuan anggota keluarga untuk merawat serta me=fasilitas
lingkungan yang sesuai dengan kondisinya pasien (Zwicker & Picariello,2003).

Pasien akan dijamin tentang:intruksi yang adekuat mengenai keterampilan penting yang
diperlukan dirumah, investigasi dan koreksi berbagai bahaya dillingkungan rumah, support emosional
yang adekuat, investigasi sumber sumber dukungan ekonomi, investigasi transportasi yang akan
digunakan klien. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tujuan perawatan yang akan dilakukan
dirumah, serta mampu mendemonstrasikan cara perawatan secara benar. Pasien pun akan dapat
mendeskripsikan bagaimana penyakitnya atau kondisinya yang terkait dengan fungsi tubuh,
mendeskripsikan makna penting untuk memelihara derajar kesehatan atau mencapaai derajat
kesehatan yang lebih tinggi. Pasien dapat mengetahui waktu dan tempat untuk control kesehatan,
mengetahui dimana dan siapa yang dapat dihubungi untuk membantu perawatan dan
pengobatannya, serta pasien diharapkan mampu mendeskripsikan tujuan pemberian diet,
mercenakan jenis jenis menu yang sesuai dengan dietnya.

DAFTAR PUSTAKA
HarperE.A.(1998). Discharge Planning: An interdisciplinary method.
Silverbergpress:Cichago,IL.

Potter, P.A. & Perry,A.G (2006). Fundamental of Nursing; Konsep proses dan praktik, 4th
ed.USA: Elsevier Mosby.

Zwicker, D., & Picariello, G., (2003) Discharge Planning for the older adult. Dikutip tanggal
14 februari 2010 dari http://www.guideline.gov

Marquis, Bessie L, dkkLeadership Roles and Management Functions in They and Application

Kozier, B., el al. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts Process and Practice. 1 st volume,
6 th edition. New Jersey : Pearson/pretice Hall.

Anda mungkin juga menyukai