Anda di halaman 1dari 13

DESKRIPSI TUMBUHAN

KEMBANG TELANG (Cli tori a ter natea L.)

Disusun Oleh:

Kemala Sari

1206103010077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH


2013
DESKRIPSI TUMBUHAN

KEMBANG TELANG (Cli tori a ter natea )

Taksonomi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

SubKingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

SuperDivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

SubKelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (Suku polong-polongan)

Genus : Clitoria

Spesies : Clitoria ternatea L.

Nama Indonesia :
Bunga biru, bunga telang

Nama Lokal :

kembang telang (Jawa), kembang telang (Sunda), bunga telang (Makasar), saya

ma gulele (Ternate), bisi (Galelo).


A. Habitat

Kembang telang adalah tumbuhan tropika dataran rendah lembab dan agak

lembab, tetapi toleran terhadap musim kering di daerah tropika (dengan curah

hujan 500-900 mm). Kacang ini tumbuh di padang rumput, daerah berhutan

terbuka, semak, vegetasi sungai, dan tempat-tempat terganggu. Pertumbuhan

kembang telang terbaik dibawah sinar matahari penuh. Kebutuhan curah hujan

tahunan untuk dapat bertahan mungkin serendah-rendahnya 400 mm, tetapi

memerlukan sekitar 1500 mm (atau dengan tambahan irigasi) untuk mendapatkan

produksi terbaik. Rentang ketinggian antara 0-1600(-1800) m dan cakupan suhu

rata-rata tahunan 19-28 ° C.; Kembang telang mempunyai kemampuan adaptasi

terhadap lahan yang luas (pH 5.5-8.9), tetapi menyukai lahan subur dan akan

tumbuh dengan kurang baik pada lahan berpasir gersang jika tidak diberi pupuk.

Ini adalah salah satu dari sebagian kecil kacang polong herba yang dengan baik

dapat menyesuaikan diri pada tanah liat tinggi di daerah lembab sedang hingga

semi-kering tropis dan tumbuh pada padang rumput dengan paduan irigasi, tetapi

tidak dapat bertahan dengan penggenangan atau kekeringan tinggi.


B. Akar (Radix )

Akar pada tumbuhan kembang telang termasuk ke dalam akar tunggang,

karena tumbuhan ini termasuk kedalam tumbuhan dikotil (berkeping dua).

Akarnya tidak berbau, dan warnanya putih kotor.

Bagian-bagian akarnya terdapat:

 Leher akar (Colum radisi)

 Batang akat/akar utama (Corpus radisi)

 Ujung akar (Apeks radisi)

 Serabut akar (Fibrila radicalis)


C. Batang (Caulis )

Kembang telang termasuk tumbuhan perdu, tinggi 1-5 m, dan termasuk

tumbuhan yang menahun. Bentuk batangnya bulat dengan permukaan yang kasar

berbulu. Arah tumbuhnya membelit ke kiri karena arah belitan yang berlawanan

arah putaran jarum jam. Dan tipe percabangannya monopodial. Batang tanaman

ini naik ke atas dengan menggunakan cabang pembelit dan meliliti penunjangnya

yang jika kita ikuti jalannya batang yang membelit itu, maka penunjang akan

selalu berada di sebelah kiri kita. Cabang-cabangnya merupakan pendukung daun-

daun dan mempunyai ruas-ruas.


D. Daun (Folium )

Daun kembang telang termasuk ke dalam daun tidak lengkap karena tidak

memiliki upih daun (Vagina) hanya memiliki tangkai daun ( Petiolus) dan helaian

daun (Lamina). Daun kembang telang termasuk ke dalam daun majemuk menyirip

gasal (Imparipinnatus), dengan anak daun yang berpasang-pasangan. Panjang

daunnya berkisar 4-9 cm, dengan lebar 2-4 cm. Duduk daunnya tergolong

kedalam duduk daun distika (distichous), yaitu daun tampak berada dalam dua

deret jika dilihat dari atas, biasanya sudut yang terbentuk diantara dua deret daun

0
tersebut 180 . Bila kedua deretan tersebut berputar ke arah yang sama, masing-

masing dengan sudut putar yang sama, maka duduk daun menjadi spirodistika

(spirodistichous).

Bangun daun (Circumscriptio ) : Jorong (Ovalis)

Ujung daun (Apex) : Tumpul (Obtutus)

Pangkal daun (Basis) : Tumpul (Obtutus)

Susunan tulang daun (Nervatio) : Menyirip (Penninervis)

Tepi daun (Margo) : Rata (Integer)

Daging daun (Intervenium) : Tipis seperti selaput(Membranaceus)

Warna : Hijau

Permukaan Daun : Berbulu (Pilosus)


E. Bunga (Flos )

Clitoria ternatea atau kembang telang dengan famili fabaceae memiliki

bunga jantan dan bunga betina yang satu dalam satu tanaman (monoceus).

Kembang telang merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tunggal

(planta uniflora) karena hanya menghasilkan satu bunga pada pangkal cabangnya.

Pada bunga kembang telang terdapat hiasan bunga (perianthium) dan memiliki

jenis mahkota (corolla) monoclamidae yaitu mahkota bunganya menyatu.

Kembang telang merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)

karena memiliki benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina)

sehingga sering disebut dengan bunga sempurna atau bunga lengkap. Rumus

bunganya: ♀ K (5). C5 A1 + (9). G1.

A. Bunga banci zigomorf, kelopak berbilangan lima, pada pangkal

berlekatan.

B. Mahkota berbentuk kupu-kupu terdiri atas lima daun mahkota dengan

sususnan yang khas :

C. 1 paling besar disebut bendera (veksilum)

D. 2 di samping sama besar disebut sayap ( ala)

E. 2 lagi sempit berlekatan disebut lunas ( carina)

F. Benang sari biasanya 10 dengan tangkai sari yang berlekatan, kepala sari

membuka dengan celah membujur.


Bunga Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
G. Buah (Fructus )

Buahnya berbentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, saat

masih muda buahnya berwarna hijau setelah tua berwarna hitam. Buahnya

termasuk buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung

banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah,

tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah

kotak terbagi lagi menjadi buah bumbung, buah polong, buah lobak, dan buah

kotak sejati. Buah kembang telang ini termasuk buah kotak sejati pada bagian

buah polong (legumen). Buah polong ini terbentuk dari satu daun buah dan

mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Jika sudah

masak, buah ini pecah menurut kedua kampuhnya (kampuh perut dan kampuh

punggung), atau terputus-putus sepanjang sekat-sekat semuanya. Buah yang

demikian ini terdapat pada semua jenis tumbuhan yang tergolong suku

papilionaceae atau fabaceae.


F. Biji (Semen)

Polongan bertangkai sangat pendek dalam sisa kelopak, bentuk garis,

membengkok lemah, pipih sekali, berparuh, dengan sekat antara, panjang 5-12,5

cm, berkatup 2. Biji 6-10, pipih sekali. Biji kembang telang berbentuk ginjal, pada

saat masih muda berwarna hijau bijinya setelah tua bijinya berwarna hitam.

Bijinya tanpa atau sedikit endosperm. Cadangan makan untuk lembaga terutama

tersimpan dalam daun lembaganya. Cara memperbanyak tumbuhan kembang

telang yaitu dengan bijinya.


H. Manfaat Tumbuhan Kembang Telang (Cli tori a tern atea )
 Akar
Kembang telang mempunyai akar yang beracun. Beberapa bahan
kimia yang terkandung pada akar kembang telang di antaranya

saponin, alkaloid, flavonoid, ca-oksalat dan sulfur. Efek


farmakologis yang dimiliki oleh akar kembang telang di antaranya
laxative (pencahar), diuretic, perangsang muntah, dan pembersih
darah.
 Daun
Daun tumbuhan ini mengandung kaemferol 3-glucoside, dan
triterperroid. Daun kembang telang dapat mempercepat
pematangan bisul dan bermanfaat juga sebagai obat batuk jika

diformulasikan dengan bawang merah dan adas pulosari.


 Biji
Biji bunga telang telah dipercayai turun temurun berkhasiat untuk
melebatkan dan menghitamkan rambut. Biji bunga telang juga
dapat mengilatkan rambut dan menyuburkan kulit kepala.
 Bunga
Kembang telang merupakan sumber pewarna alami indigo (biru)
yang diperoleh dari mahkota bunga. Untuk sumber indigo
diekstrak dari bunga yang berwarna biru keungu-unguan. Warna
indigo dari bunga telang termasuk kedalam golongan anthosianin.
Anthosianin dan anthoxantin tergolong pigmen flavanoid, pada
umumnya larut dalam air. Anthosian tersusun oleh sebuah aglikon
berupa anthosianidin yang teresterifikasi dengan molekul gula, bisa
satu atau lebih. Bunganya direndam dalam air panas dan diminum
seperti teh untuk mengurangi sakit akibat ulcer mulut dan
perawatan insomnia. Menurut (Herman 2005) air rendaman
bunganya dapat digunakan untuk obat tetes mata pada penderita

konjungtivitis.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: UGM.

Steenis, Van, Dkk. 2006. Flora. Jakarta: PT Prandnya Paramita.

www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai