Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH AGING TREATMENT TERHADAP POROSITAS DAN KEKUATAN

LENTUR PRODUK SILINDER Al-Mg-Si HASIL SQUEEZE CASTING

JURNAL
KONSENTRASI TEKNIK PRODUKSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
HILMI IMAN FIRMANSYAH
NIM. 0910620057-62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2014
PENGARUH AGING TREATMENT TERHADAP POROSITAS DAN KEKUATAN
LENTUR PRODUK SILINDER Al-Mg-Si HASIL SQUEEZE CASTING
Hilmi Iman Firmansyah, Yudy Surya Irawan, Tjuk Oerbandono
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: firmansyahilmie@gmail.com

ABSTRAK
Squeeze Casting adalah proses pengecoran logam dimana logam cair dibekukan dibawah tekanan
eksternal yang relatif tinggi. Pengecoran squeeze memadukan antara proses forging dan casting. Aging
treatment adalah suatu proses dari proses perlakuan panas yang dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasan pada produk tempa atau coran. Dalam penelitian ini, variasi suhu aging treatment adalah 100°
C; 125° C; 150° C; 175° C; dan 200° C. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai porositas rata-rata
tiap variasi suhu aging treatment adalah 0,4%; 0,39%; 0,37%; 0,31%; dan 0,27% dan kekuatan lenturnya
mengalami peningkatan seiring kenaikan variasi suhu aging, yaitu 315.56 Mpa; 322.84 Mpa; 349.15 Mpa;
406.56 Mpa; 461.57 MPa.
Kata kunci : Squeeze casting, aging treatment, porositas, kekuatan lentur, Aluminium paduan (Al-Mg-Si)

PENDAHULUAN yang ditekan dengan tenaga hidrolis.


Latar Belakang Penekanan logam cair oleh permukaan
Di era globalisasi sekarang ini, cetakan akan menghasilkan perpindahan
dimana teknologi sudah semakin maju dan panas dan menghasilkan penurunan
menuntut agar modernisasi diberlakukan porositas seperti sering terjadi pada
di segala bidang, terutama bidang industri. produk cor besi tempa (wrought iron) (De
Yang berdampak pada semakin Garmo, 1997:408).
banyaknya ditemukan komponen- Namun komponen yang bebahan
komponen industri yang memiliki kualitas aluminium juga memiliki kelemahan,
unggulan, banyak diantaranya yang yaitu kekuatannya rendah. Oleh karena itu
berbahan dasar aluminium. Aluminium perlu dilakukan perlakuan panas yang
dipilih karena memiliki sifat unggulan, bertujuan yang bertujuan untuk
yaitu berat jenisnya ringan (hanya 2,7 memperbaiki sifat mekaniknya tersebut,
gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³ ), Perlakuan panas ini disebut precipitation
Kekuatannya rendah tetapi pemaduan hardening (aging treatment).
(alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan, Precipitation hardening (Aging treatment
mampu dibentuk yang bagus, tahan korosi ) adalah proses pemanasan kembali suatu
yang bagus. Pengecoran logam adalah material setelah di quenching, atau dapat
salah satu teknologi yang dapat diistilahkan proses menata kembali atom
memproduksi komponen industri yang dipaksa diam saat di quenching agar
berbahan aluminium. atom tersebut mampu kembali ke
Pengecoran squeeze sering tempatnya masing-masing dan
digambarkan sebagai suatu proses dimana membentuk prestisipat penguat tapi larut
logam cair dibekukan di bawah tekanan baik di matriksnya yang nantinya akan
eksternal yang relatif tinggi. Proses ini meningkatkan kekuatan material tersebut.
pada dasarnya mengkombinasikan
keuntungan-keuntungan pada proses Kekuatan lentur adalah suatu nilai
forging dan casting. Pengecoran squeeze yang konstan dan merupakan
sering disebut juga penempaan logam cair perbandingan antara tegangan dan
(liquid metal forging). Proses pemadatan regangan dibawah batas proporsi.
logam cair dilaksanakan di dalam cetakan Tegangan didefinisikan sebagai distribusi

1
2

gaya per satuan luas, sedangkan regangan pengecoran dengan cara gravitasi. Hal ini
adalah perubahan panjang per unit terjadi karena bersentuhnya logam cair
panjang bahan. dengan permukaan die memungkinkan
Dari penelitian oleh Chee Fai Tan terjadinya perpindahan panas yang cukup
dan Mohamad R. Said (2009) melakukan cepat sehingga menghasilkan struktur
penelitian kekerasan pada paduan mikro yang homogen dan sifat mekanik
aluminium 6061-T6 dengan precipitation yang baik.
hardening. Dengan memvariasikan suhu Berdasarkan mekanisme pengisian
aging antara 175 – 4200C dan waktu yang logam cair ke dalam die, pengecoran
berbeda. Dari hasil penelitiannya terlihat squeeze dikelompokkan menjadi 2 jenis,
bahwa ada pengaruh precipitation yaitu: direct squeeze casting dan indirect
hardening terhadap kekerasan spesimen. squeeze casting.
Dihasilkan kekerasan optimal pada 1. Direct squeeze casting
precipitation hardening antara suhu 175 – DSC merupakan suatu istilah
1950C dengan lama waktu 2 – 6 jam. Pada untuk proses pengecoran dimana logam
penelitian ini, spesimen tidak cair didinginkan melalui pemberian
menggunakan hasil dari squeeze casting. tekanan secara langsung yang diharapkan
Berdasarkan latar belakang diatas, mampu mencegah munculnya porositas
permasalahan yang akan diungkap dalam gas dan penyusutan
dalam penelitian kali ini adalah
“Bagaimana pengaruh aging treatment
terhadap porositas dan kekuatan lentur
produk silinder Al-Mg-Si hasil squeeze
casting”

TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1 Skema Direct Squeeze
Pengecoran Squeeze (Squeeze Casting)
Casting
Pengecoran squeeze bisa dikatakan Sumber : Tjitro, S. 2000: 110
sebagai suatu proses dimana logam cair
dibekukan dibawah tekanan eksternal 2. Indirect squeeze casting
yang relatif tinggi. Proses ini Istilah indirect digunakan untuk
mengkombinasikan keuntungan- menggambarkan injeksi logam cair ke
keuntungan pada proses forging dan dalam cetakan menggunakan piston kecil
casting. dimana mekanisme penekan ini
Pengecoran squeeze bisa disebut dipertahankan sampai logam cair
juga dengan penempaan logam cair (liquid membeku.
metal forging). Proses pemadatan logam
cair dilakukan didalam cetakan dan diberi
tekanan bertenaga hidrolis. Penekanan
logam cair oleh permukaan cetakan akan
menghasilkan perpindahan panas dan
menghasilkan penurunan porositas seperti
sering terjadi pada produk cor besi tempa
(wrought iron).
Hasil proses penempaan logam Gambar 2 Skema Indirect Squeeze
cair adalah produk yang mendekati ukuran Casting
standarnya atau lebih presisi dan memiliki Sumber : Tjitro, S. 2000: 110
kualitas yang baik. Sedangkan struktur
mikro hasil pengecoran squeeze tampak Aging Treatment
lebih padat dibandingkan dengan hasil Pengerasan material dapat dicapai
3

dengan temperatur ruangan (natural kamar dan terus menurun setelah bertahun
aging) atau pun percepatan perlakuan – tahun.
panas (artificial aging). Dalam beberapa
paduan, percepatan dapat berlangsung Porositas
beberapa hari, dalam temperatur ruang Porositas dapat terjadi karena
untuk menghasilkan produk stabil dengan terjebaknya gelembung-gelembung gas
sifat yang baik untuk berbagai aplikasi. pada logam cair ketika dituangkan
Perlakuan aging ini biasanya dilakukan kedalam cetakan (Budinski, 1996 : 460).
untuk memberikan peningkatan kekuatan Pengambilan data porositas menggunakan
dan kekerasan pada produk tempa atau rumus:
coran. Pada beberapa paduan dengan
reaksi yang lama pada temperatur ruang,   
selalu dilakuakan perlakuan panas % P  1  s   100%
sebelum produk digunakan.   th  (1)
Artificial Aging dengan:
Biasanya dilakukan pada suhu %P = Prosentasi porositas (%)
rendah dan proses yang lama. Suhu ρS = Densitas sampel atau
berkisar antara 115 – 190oC (240-375oF) ; ApparenDensity ( gr/cm3).
variasi waktu dari 5 – 48 jam. Keuntungan ρth = Densitas teoritis atau True Density
dari artificial aging adalah : ( gr/cm3).
1. Menignkatkan sifat mekaniknya Densitas sampel bisa kita cari
seperti kekerasan, Tarik, dan dengan menggunakan perhitungan sebagai
puntir. berikut:
2. Mengurangi tegangan sisa. Ws
Pemilihan siklus suhu-waktu ρs=ρw (2)
Ws  (Wsb  Wb )
harus dipertimbangakan secara teliti.
Semakin besar partikel paduan, maka
dengan:
dibutuhkan waktu yang lebih lama dan
ρs = Densitas sampel atau Apparent
suhu yang lebih tinggi, namun partikel
Density ( gr/cm3).
yang besar dibutuhkan jarak yang lebih
ρw = Densitas air ( gr/cm3).
besar antar partikelnya. Tujuannya adalah
Ws = Berat sampel di udara (gr)
untuk memilih siklus yang menghasilkan
Wsb = Berat sampel dan keranjang di
kekuatan mekanik yang maksimal. Jika
dalam air (gr)
menginginkan sifat mekanik yang baik,
Wb = Berat keranjang di dalam air (gr)
maka pemililihan suhu dan waktu harus
lebih spesifik. Tetapi jika suhu terlalu
Densitas teoritis bisa kita cari
tinggi, karakteristik dari proses artificial
dengan menggunakan perhitungan sebagai
aging mengurangi kemungkinan untuk
berikut:
mendapatkan sifat yang diinginkan.
100
Natural Aging th  (3)
 0
  0
  0 0 Fe  
  Al    Cu     Fe   etc
Pada paduan dengan seri tempa 0 Al 0 Cu

6xxx, paduan kandungan tembaga seri 


7xxx dan semua seri 2xxx menggunakan dengan:
proses ini. Pada beberapa paduan ini ρth = Densitas teoritis atau True
terutama pada paduan seri 2xxx dengan Density ( gr/cm3).
menggunakan natural aging ρAl, ρCu, ρFe, etc= Densitas unsur ( gr/cm3).
menghasilkan rasio yang tinggi baik %Al, %Cu, etc= Prosentase berat unsur
kekuatan tarik, luluh, ketangguhan, dan (%).
fatigue. Namun pada paduan seri 6xxx
dan 7xxx jauh kurang stabil pada suhu
4

Piknometri adalah sebuah proses


membandingkan densitas relatif dari Rumus Tegangan Bending
sebuah padatan dan sebuah cairan. Jika
densitas dari cairan diketahui, densitas
dari padatan dapat dihitung. Proses dapat
dilihat dalam gambar berikut ini

Gambar 4 Skema Pengujian Bending


Sumber : ASTM E855-90, 1998;2
Three-Point Loading
1.5 𝐹 𝑥 𝑙
𝜎𝐵
𝑏 𝑥 ℎ2
dengan :
F : Gaya maksimal saat patah
Gambar 3 Skema Piknometri l : Jarak tumpuan
Sumber: Taylor, 2000 b : Tebal spesimen
h : Lebar spesimen
Pengujian Lentur
Pengujian Lentur Kendali (Guided METODE PENELITIAN
Bend) Metode penelitian yang digunakan
Lentur yang didapat dengan dalam penelitian ini adalah penelitian
menggunakan mandrel untuk eksperimental nyata (trueexperimental
membengkokkan spesimen antara dua research) yang bertujuan untuk
tumpuan. Mandrel itu sendiri adalah suatu mengetahui pengaruh aging treatment
alat untuk mengontrol regangan pada sisi terhadap porositas dan kekuatan lentur
cekung pada bengkokan uji lentur. silinder Al-Mg-Si pada squeeze casting.
Dengan asumsi variabel yang lain
konstan. Kajian literatur dari berbagai
sumber baik dari buku, jurnal yang ada di
perpustakaan maupun dari internet juga
dilakukan untuk menambah informasi
yang diperlukan.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1.Variabel Bebas
Gambar 5 Skema Guided Bend Test  Tekanan plunger 75 MPa
Sumber : ASTM E290-92, 1998;2  Suhu aging 100, 125, 150, 175,
200° C
 Waktu aging 8 jam
2. Variabel Terikat
a. Porositas hasil coran (%)
b. Kekuatan lentur
3.Variabel Terkontrol
a. Temperatur penuangan : 900 oC
b. Temperatur cetakan : 150 oC
5

c. Time delay : 5 menit


Dimensi Cetakan
Instalasi Penelitian

Gambar 8 Dimensi Cetakan

Gambar 7 Instalasi Penelitian


Dimensi Produk
Keterangan :
1. Dongkrak
2. Meja penggerak
3. Besi penopang alat Gambar 9 Dimensi Produk
4. Plunger
5. Cetakan
6. Pressure Gauge Dimensi Spesimen Uji Lentur

Gambar 10 Dimensi Spesimen dan


Keterangannya (Satuan Mm)
Sumber: ASTM E290-92, 1998 : 5
6

Instalasi Alat Uji Kekuatan Lentur b. Produk hasil coran dikeringkan


dari air sisa pada proses
quenching.
c. Lakukan proses artificial aging
dengan memasukkan produk
coran ke dalam oven dengan
variasi suhu 1000C; 1250C;
1500C; 1750C; 2000C selama 8
jam, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Gambar 11 Instalasi Alat Uji Kekuatan 1. Dari proses squeeze casting
Lelah penurunan suhu spesimen
Sumber :Kentaro Sato, Akihide sampai suhu kamar
Yoshitake, Sheng-Dong Liu, 2013 2. Panaskan spesimen pada
dapur pemanas sampai suhu
Keterangan instalasi alat uji kekuatan 530°C.
lentur : 3. Diamkan (holding) spesimen
1. Moving Punch sampai 8 jam.
2. Test Specimen 4. Turunkan suhu spesimen
3. Load Cell setelah didiamkan (holding)
4. Span dari dapur pemanas dari
5. Fulcrum 530°C sampai mencapai suhu
6. Heigh Adjustment device kamar 270C dengan cara
Bahan yang digunakan dicelupkan ke air.
Bahan spesimen yang digunakan 5. Masukkan kembali spesimen
adalah Aluminium paduan Al-Mg-Si ke dapur pemanas kemudian
Prosedur Penelitian naikkan suhu dapur pemanas
Prosedur Pengecoran dari suhu kamar 270C sesuai
1. Persiapan percobaan, yaitu dengan variasinya, yaitu
menyiapkan dapur peleburan, 1000C; 1250C; 1500C; 1750C;
menyiapkan cetakan logam, dan 2000C selama 8 jam.
menyiapkan alat-alat yang digunakan. 6. Matikan dapur, diamkan
2. Membuat cetakan spesimen beserta spesimen dalam dapur
0
saluran yang digunakan sampai suhu kamar 27 C.
3. Peleburan Al-Si-Mg sampai
temperatur ± 900 oC
4. Menghitung tekanan plunger 75MPa
menjadi tekanan pada hydraulic.
5. Pengecoran pertama dilakukan
dengan menuangkan logam cair ke
dalam cetakan dengan variasi tekanan
plunger 75 MPa dan tekanan
dipertahankan selama 5 menit.
Selanjutnya dilakukan pembongkaran
cetakan Gambar 12 Grafik Heat Treatment
Prosedur Artificial Aging Prosedur Piknometri
a. Dilakukan proses quenching pada 1. Timbang spesimen diluar air
produk hasil coran dengan cara untuk mendapatkan Ws,
direndam kedalam air dengan suhu kemudian catat
270C.
7

2. Timbang keranjang didalam air


untuk mendapatkan Wb,
kemudian catat
3. Timbang berat spesimen dan
keranjang didalam air untuk
mendapatkan Wsb, kemudian
catat
4. Lakukan langkah 1-3 untuk
spesimen artificial aging
100°C, 125°C, 150°C, 175°C, Gambar 13 Grafik Pengaruh aging
200°C. treatment Terhadap Porositas Produk
5. Olah data yg didapat Hasil Coran
Prosedur Pengambilan Data Uji Lentur
1. Letakkan specimen diatas dua Dari grafik di atas didapatkan
penyangga atau penyokong yang bahwa dengan semakin meningkatnya
berbentuk bulat yang terpisah variasi suhu aging menunjukkan tren yang
2. Bengkokkan spesimen dengan menurun untuk semua pengulangan dan
memberikan gaya melalui plunger rata-ratanya. Penurunan prosentase
atau mandrel menyentuh/kontak porositas disebabkan karena dengan
dengan spesimen di tengah-tengah adanya aging treatment itu sendiri. Inti
jarak antar tumpuan dari aging treatment adalah proses menata
3. Pada saat awal pemberian gaya kembali atom yang dipaksa diam karena
baca dial indicator untuk quenching agar dapat kembali mengisi
mengetahui berapa defleksi yang tempatnya semula sehingga membentuk
terjadi presipitat penguat yang larut dalam
4. Lanjutkan pembengkokkan sampai matriksnya. Semakin tinggi suhu aging
terjadi kegagalan maka semakin cepat atom tersebut untuk
5. Catat dan olah data apa saja yang kembali ke tempat semula, sehingga akan
didapat saat pengujian. lebih cepat membentuk struktur butiran
yang padat, yang memungkinkan kecilnya
HASIL DAN PEMBAHASAN udara yang terperangkap dalam coran dan
Dari hasil pengujian porositas menyebabkan porositas semakin turun.
produk hasil coran didapatkan bahwa
dengan semakin tinggi variasi suhu aging Tabel 2 Defleksi Pengujian Bending
maka porositas produk hasil coran
semakin berkurang. Seperti pada table :
Tabel 1 Hasil Pengujian Porositas Produk
Hasil Coran
8

Gambar 14 Grafik defleksi rata-rata Gambar 15 Grafik kekuatan bendingi rata-


Pengujian Bending rata

Dari grafik diatas menunjukkan Dari grafik diatas menunjukkan


defleksi rata-rata dari variasi suhu aging semakin tinggi variasi suhu aging maka
100°C-200°C. Defleksi mengalami tegangan bending maksimal semakin
kenaikan pada suhu 125°C kemudian meningkat. Hal ini disebabkan oleh
turun pada suhu 150°C dan naik kembali presipitation hardening (aging treatment)
pada variasi suhu 200°C itu sendiri, dimana proses ini intinya
menata kembali posisi atom-atom yang
Tabel 3 Tegangan bending maksimal hasil dipaksa diam pada saat di quenching yang
coran sebelumnya telah berdifusi saat solution
treatment agar atom tersebut dapat
kembali ke posisinya semula dan
membentuk presipitat penguat yang akan
membentuk matriks, matriks inilah yang
nantinya dapat mencegah terjadinya
deformasi. Semakin tinggi suhu aging
Contoh Perhitungan : maka akan semakin cepat atom kembali
Diketahui : ke posisi semula dan semakin cepat
F : 2300 N membentuk matriks sehingga tegangan
l : 15 cm = 150 mm bending maksimumnya semakin tinggi.
b : 8 mm
h : 14 mm KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang
1,5 𝐹.𝑙 dilakukan penulis, didapatkan kesimpulan
σ= 𝑏.ℎ2 sebagai berikut :
1,5 . 2300𝑁. 150𝑚𝑚
= 1. Semakin tinggi variasi suhu aging
8𝑚𝑚 . 14𝑚𝑚2
517500𝑁 hasil porositas yang didapat
=1568𝑚𝑚2
semakin menurun.
= 330 N/𝑚𝑚2 2. Semakin tingi suhu aging tegangan
= 330 MPa bending maksimumnya juga
semakin meningkat
9

Diterbitkan. Malang : Fakultas


Teknik Universitas Brawijaya.
Daftar Pustaka Ye, Haizhi. 2003. An Overview of the
ASTM B 311. 2001. Test Method for Development of Al-Si-Alloy
Density Determination for Powder Based Material for Engine
Metallurgy (P/M) Materials Applications, Materials Park, OH
Containing Less Than Two Percent : ASM International
Porosity. ASTM International ASTM E855-90.2000. Standard Test
Bondan , S. M. dkk. 2010. Pengaruh Methods forBend Testing of Metallic Flat
Tekanan Dan Temperatur Cetakan Materials for Spring Applications
Terhadap Struktur Mikro Dan Involving Static Loading1. ASTM
Kekerasan Hasil Pengecoran Pada Internasional.
Material Aluminium Daur Ulang.
Semarang : Prosiding Seminar
Nasional Unimus
De Garmo, E. P. 1997. Materials and
Processes In Manufacturing.
London : Prentice-Hall
International, Inc.
Heine, R. W. 1985. Principles of Metal
Casting. New Delhi: Tata McGraw
Hill, Publishing Company Ltd.
Jain, P.L. 1987. Principles of Foundry
Technology. New Delhi: Tata
McGraw Hill Publishing Company
Ltd.
Kalpakjian, Scope. 1989. Manufacturing
Engineering and Technology.USA
: Addison Wesley Publish
Company
Kaufman, J.G. 2004. Aluminium Alloy
Casting. Materials Park, OH :
ASM International
Suminta, Supandi dan B. Bandriyana.
2008. Karakterisasi Bahan
Paduan Al-Si Hasil Proses
Squeeze Casting. Tangerang :
Jurnal Sains Materi Indonesia
Surdia, Tata. 1995. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: PT. Pradya
Paramita.
Surdia, Tata. 1999. Teknologi Pengecoran
Logam. Jakarta: PT. Pradya
Paramita.
Wisambodo, Harry. 2008. Pengaruh
Tekanan Terhadap Porositas dan
Kekerasan Aluminium Paduan
(Al-Cu) Pada Proses Direct
Squezze Casting. Skripsi Tidak

Anda mungkin juga menyukai