Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain - lain.
Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan
cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis
agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang
lain, kadang - kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat
kimiawi atau pun fisikal pada perbandingan tertentu sampai menjadi satu
kesatuan yang homogen.

Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin


pesat memacu peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan.
Kebutuhan fasilitas perumahan, perhubungan dan industri berdampak
pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu
produk yang meningkat tajam adalah beton ringan.

Beton ringan adalah salah satu jenis bata yang terdiri dari pasir
kwarsa, semen, sedikit gypsum, air dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Alumunium pasta yang
digunakan dalam adonan tadi selain berfungsi sebagai pengembang ia
juga berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume
alumunium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat,
tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan yang tercampur
sempurna nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Adonan beton ini
kemudian dipotong sesuai ukuran.

Namun semakin berkembangnya teknologi, agregat halus (pasir)


yang digunakan dalam campuran adonan beton dapat dihilangkan
penggunaannya. Dengan dihilangkannya agregat halus (pasir) dalam
campuran maka akan menghasilkan produk beton ringan non pasir. Beton
jenis ini hanya dibuat dengan menggunakan semen dan beberapa bahan
tambahan (additif) dimana dalam campurannya tanpa menggunakan
pasir. Beton ringan non pasir mempunyai pori-pori yang hanya berisi
udara yang semula terisi oleh butir-butir agregat halus.

Telah banyak yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pada


beton ringan. Peningkatan atau perbaikan kualitas dapat dicapai salah
satunya dengan pengendalian kualitas yang tepat. Salah satu metode
pengendalian kualitas adalah metode yang diusulkan oleh Dr. Genichi
Taguchi yang dikenal sebagai Metode Taguchi. Metode Taguchi
bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih tangguh dan metode
Taguchi ditujukan untuk mengoptimalkan produk sehingga akan sesuai
dengan target.

Dalam penelitian ini akan menggunakan metode Taguchi untuk


meningkatkan kualitas pada beton ringan. Pada penelitian ini juga
ditambahkan bubuk kapur, silica fume, dan fly ash. Penggunaan metode
Taguchi pada beton ringan dengan bahan tambahan bubuk kapur, silica
fume, dan fly ash diharapkan dapat menghasilkan produk beton ringan
non pasir yang kuat dan efisien.

1.2. Perumusan Masalah


Dari uraian yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan
masalah yang akan di teliti, yaitu menentukan proporsi optimum pada
beton ringan non pasir dengan penambahan bubuk kapur, silica fume dan
fly ash ditinjau dari kuat tekan, porositas dan berat jenis.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka dilakukan pembatasan
terhadap hal – hal yang diamati selama penelitian. Batasan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan untuk optimalisasi produk yaitu metode
Taguchi.
2. Bubuk kapur yang digunakan lolos saringan 1.18 mm.
3. Semen yang digunakan Tiga roda tipe PPC ( Portland pozolan
cement ) 40 kg.
4. Silica fume yang digunakan dari produk SIKA.
5. Foam agent yang digunakan merk kliplight.
6. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Struktur Beton.
7. Water/cement ratio yang dipakai 0.55 , 0.6 , 0.65.
8. Lime/cement ratio yang dipakai 0.15 , 0.3 , 0.45.
9. Silica fume yang di pakai 10% , 15% , 20% dari binder.
10. Flyash yang dipakai 30% , 35% , 40% dari binder.
11. Superplasticizer yang pakai 0.5% dari binder.
12. Foam agent yang di pakai 40% , 50% , 60% dari binder.
13. Cetakan yang digunakan berukuran 5cm x 5cm x 5cm.
14. Pengujian beton ringan pada umur 28 hari.

1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian beton ringan non pasir dengan
penambahan bubuk kapur, silica fume dan fly ash adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan proporsi optimum beton ringan non pasir ditinjau
dari kuat tekan, porositas dan berat jenis.
2. Untuk menetukan nilai kuat tekan, porositas dan berat jenis beton
ringan non pasir dari masing – masing mix design.

\
1.5. Manfaat
Manfaat diadakan penelitian beton ringan non pasir adalah
sebagai berikut:
1. Dengan mengetahui proporsi optimum beton ringan non pasir dapat
mendesain produk beton ringan yang unggul.
2. Diharapkan dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu
referensi dimasa yang akan datang sebagai salah satu material
konstruksi yang efisien.

1.6. Keaslian Penelitian (Originalitas)


Pada penelitian ini digunakan bahan tambahan bubuk kapur,
silica fume dan fly ash dengan menggunakan Metode Taguchi. Dimana
penelitian ini menggunakan 5 parameter dan 3 level.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Purwanto (2015). Meneliti tentang optimalisasi pembuatan
beton ringan menggunakan Metode Taguchi dengan penambahan
silica fume.
2. Penelitian Wijaya (2015), meneliti tentang proporsi campuran
optimum LFC (lightweight foamed concrete) dengan bahan tambahan
silica fume dan fly ash menggunakan Metode Taguchi.
3. Penelitian Laksono (2015), meneliti tentang proporsi optimal pada
beton ringan dengan bahan tambahan silica fume, fly ash dan bubuk
kapur menggunakan Metode Taguchi.
4. Penelitian Velantika (2016), meneliti tentang proporsi optimum beton
ringan (lightweight foamed concrete) dengan bahan tambahan silica
fume dan bubuk kapur menggunakan Metode Taguchi.

Dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,


penelitian dengan judul “ Proporsi Optimum Beton Ringan Non Pasir
Dengan Penambahan Bubuk Kapur, Silica Fume Dan Fly Ash
Menggunakan Metode Taguchi “ sebelumnya belum pernah diteliti.

Anda mungkin juga menyukai