Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PT BIO FARMA
OLEH
KELOMPOK A2
PPDH ANGKATAN I TAHUN 2015/2016
Latar Belakang
PROFIL PT BIOFARMA
Sejarah
PT. Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang
kepemilikan sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. PT Bio Farma
(Persero) sebagai satu-satunya produsen vaksin untuk manusia di Indonesia .
Selama ini, PT. Bio Farma (Persero) telah mendedikasikan seluruh sumber daya
yang dimilikinya untuk memproduksi vaksin dan antisera yang berkualitas
internasional sebagai upaya mendukung program imunisasi nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas derajat kesehatan yang
lebih baik.
PT. Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu. Tahun 1890-
1894 merupakan waktu dikeluarkannya Surat Keputusan Hindia Belanda, tepatnya
pada tangggal 6 Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau
Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara Weltevreden- Batavia, yang
merupakan tanggal sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan sera di
Indonesia.
Lembaga ini kemudian berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut
Pasteur seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi,
pada tahun 1895-1901. Setelah tahun 1923 lembaga ini menempati gedung di
Jalan Pasteur, no. 28 Bandung, dan kembali mengubah namanya menjadi
Landskoepok Inrichting en Instituut Pastuer. Tahun 1924-1942 Landskoepok
Inrichting en Instituut Pastuer dipimpin oleh L. Otten.
2
Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki
Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur
Bandung yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi. Kegiatan lembaga ini kemudian
berpindah ke Klaten, selama Bandung diduduki Belanda, sehingga Bandung Boeki
Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en Institutt
Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946), dan
beliau merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini. Pada
tahun 1950-1954, Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali
menjadi tempat berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera.
Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan Belanda,
pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut
Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur. Melalui Peraturan Pemerintah no. 80
tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun 1961 No. 101), Perusahaan Negara Pasteur
berubah menjadi Perusahaan Negara Bio Farma. Setelah melalui penelitian dan
penilaian bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio
Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 Than 1978. Periode itu Prof Dr
Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio
dan Campak.
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum (Perusahaan
Umum), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. I tahun 1997, perusahaan berubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan PT Bio Farma
(Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Bidang usaha
utama PT Bio Farma (Persero) adalah memproduksi vaksin dan antisera yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan
pengembangan, pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan
labotarium kesehatan dan imunisasi, sehingga mendapatkan keuntungan guna
meningkatkan nilai Perseroan.
PT Bio Farma (Persero) menjalankan roda organisasinya di atas lahan
seluasa 91.058 m2 bertempat di Jalan Pasteur No.28 Bandung untuk fasilitas
produksi, penelitian pengembangan, pemasaran dan administrasi. Kemudian,
seluas 282.441 m2 yang berlokasi di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung
Barat untuk pengembangbiakkan dan pemeliharaan laboratorium. Sedangkan
untuk mendukung kelancaran operasional. Perusahaan juga memiliki Kantor
Perwakilan yang bertempat di Gedung Arthaloka Lt. 3 Jalan Jend. Sudirman No.2,
Jakarta.
Struktur Organisasi
PELAKSANAAN KEGIATAN
Manajemen Kandang
PT Biofarma mempunyai 159 ekor kuda dengan 7 istal tetap dan 2 istal
sementara. Satu istal tetap berisi 20 pen dan istal sementara berisi 10 pen. Setiap
pen berisi 1 ekor kuda. Pen diberi bedding berupa habuk kayu agar kuda tidak
kedinginan dan mencegah perlukaan pada tubuh kuda akibat gesekan dengan alas
kandang. Penggantian bedding secara keseluruhan dilakukan seminggu sekali,
namun bedding yang basah di buang setiap hari dengan penambahan bedding
sebanyak yang bedding yang terbuang. Kuda dimandikan dan dibiarkan berjemur
di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan kembali ke dalam pen. Lantai pen
diperbuat dari semen yang miring pada bagian kiri dan kanan. Hal ini membantu
air langsung mengalir menuju selokan yang ada di depan pen.
Setiap istal memiliki fasilitas kran air, selang air, tali tambang, alat
grooming kuda (Rose- cumb dan brush), lampu, dan alat pembersih kandang.
Setiap pen dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, bedding, identitas
kuda yang berisi nomor kuda, jenis kelamin kuda, penggunaan (ATS, ADS, B, N,
ABN), serta status kuda (karantina, imunisasi, istirahat atau produksi). Istal tetap
5
Manajemen Pakan
Pakan untuk kuda terdiri dari 2 jenis yaitu hijauan dan pelet. Hijauan yang
diberikan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang telah dicacah
menggunakan mesin. Pelet berbentuk silinder panjang ini merupakan campuran
dari berbagai jenis bahan dan nutrisi tambahan. Kuda diberikan pelet 1 kali sehari
pada pagi hari sebanyak 3.0 kg per kuda. Pelet yang digunakan adalah HARAS ®.
Komposisi nutrisi dan jenis bahan di dalam pelet tersebut disajikan pada tabel 1
dan 2.
3 Vitamin E 110 IU
4 Vitamin B1 5.5 mg
5 Vitamin B2 5.5 mg
6 Vitamin B6 5.5 mg
7 Vitamin B12 0.066 mg
8 Vitamin PP (Niasin) 22 mg
9 Vitamin B3 11 mg
10 Vitamin B9 (Asam Folik) 4.1 mg
11 Vitamin C 160 mg
12 Biotin 4.1 mg
13 Cholin 220 mg
Pelet diperbuat dari kernel jagung/barley, gandum, alfalfa, oat husk, sekam
padi, soy bean meal, corn gluten meal, molasses, lemak sayur, garam mineral,
vitamins, dan mannan-oligosacharides. Pakan konsentrat merupakan pakan
sumber energy bagi kuda. Konsentrat yang dapat diberikan antara lain konsentrat
serelia yang terdiri atas gandum, jadung, sorgum, berbagai produk sereal dan non
sereal yang terdiri atas gula bit, legume seperti kedelai dan kacang (McBane,
1994).
Pakan utama kuda adalah rumput. Pakan rumput hanya cukup untuk
kelangsungan hidup tetapi untuk kuda pacu atau olahraga perlu tambahan
konsentrat dan vitamin. Rumput untuk kuda dibiarkan sehari di gudang pakan
agar lebih kering. Setelah itu, rumput dicacah sebelum diberikan kepada kuda.
Rumput diberikan bersamaan dengan pelet dengan jumlah rumput sebanyak 30-50
kg sehari. Rumput gajah memiliki kandungan protein kasar sebanyak 9.9%, lemak
kasar 1.8%, serat kasar 31.5%, daya cerna 46%, dan berat kering 89.9.
Performa yang dihasilkan kuda akan seiring dengan kualitas hijauan.
Hijauan berkualitas baik akan menghasilkan performa kuda yang baik pula.
Hijauan yang bagus tentunya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga
sebagai sumber protein, vitamin, mineral dan nutrisi lainnya (Mansyur, 2006).
Kuda dapat mengkonsumsi hijauan untuk hidup pokoknya sebanyak 1,5-2% bobot
badan dan konsentrat sebanyak 0,5% bobot badan (NRC, 1989).
untuk kuda tunggang atau kuda pacu. Pemotongan surai juga dilakukan dengan
menggunakan gunting jika surai sudah panjang. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kontaminasi ketika produksi plasma.
Rencana Breeding
Bagian produksi bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan hewan
model untuk pengujian. Hewan model yang dikembangbiakan berupa mencit,
tikus, cavia, kelinci dan angsa. Kebutuhan hewan model setiap tahun berubah
sesuai dengan jumlah dan jenis pengujian di Bagian Hewan Uji. Oleh karena itu
perlu dilakukan perencanaan pembiakan hewan. Pengajuan jumlah dan jenis
hewan uji dikeluarkan oleh Quality Control yang selanjutnya diajukan ke Bagian
Produksi. Bagian Produksi akan melakukan perencanaan breeding. Perencanan
breeding untuk mencit sebagai berikut :
Dimisalkan kebutuhan mencit strain DDY selama satu tahun 100.000 ekor,
maka jumlah indukan mencit yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut.
Waktu pembiakan (hari)
Litter size/ induk/ tahun = waktu sapihan (hari) × litter size (ekor)
365 hari
= 42 hari × 6 ekor
= 8.7 × 6
= 52,2 induk/ tahun
𝑙𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑧𝑒 per tahun
Litter size/ induk/ minggu = jumlah minggu dalam setahun
52,2
= 56
= 0,93
Pemeliharaan
Fasilitas, peralatan dan prosedur yang berlaku haruslah didesaign, dipilih
dan dikembangkan untuk mengurangi potensi terjadinya kecelakaan fisik atau
resiko kesehatan (NIOSH 1997). Selama di Biofarma, kegiatan dilakukan di
bagian pengembangbiakan mencit sedangkan hewan lab lain tidak dilakukan
observasi. Pada bagian pengembangbiakan mencit sebagai hewan model, terdapat
6 ruangan yang berisi kandang. Enam ruangan terdiri dari 1 ruangan untuk mencit
sapihan dan Balb-c, 3 ruangan untuk mencit strain DDY, 1 ruangan untuk mencit
strain A dan 1 ruangan untuk mencit strain SLC. Dalam satu ruangan terdiri dari
12 rak yang tersusun atas 4 tingkat dengan 14 cage tiap tingkatnya. Sebelas rak
berisi kandang breeding dan 1 rak berisi kandang calon indukan. Kandang mencit
berisi 1 jantan dan 3 betina.
9
Manajemen Pakan
Pemberian pakan pada mencit secara ad libitum sekitar 8-15 gram/ekor/hari.
Pakan yang dibutuhkan untuk jumlah populasi mencit/ruangan dapat dihitung.
Dalam satu ruangan terdapat 11 rak dengan masing-masing rak berisi 56 cage.
Setiap cage berisi 4 ekor mencit (anakan tidak termasuk), jadi:
D C B B B
A
D C B B B A
Gambar Denah ruang mencit berdasarkan strain: A) Balb/c; B) ddY; C) A;
D) SLC
Desinfektan
Desinfektan yang digunakan pada saat membersihkan lantai di setiap ruangan
kandang mencit yaitu Biocid-30, Bromoquad-10, Tinosuid. Penggunaan
desinfektan yang berbeda dikarenakan untuk meghindari bakteri dan virus resisten
terhadap desinfektan. Penggunaan desinfektan bergantian selang 4 bulan sekali .
Penggunaan Baygon dan lem tikus juga di sediakan di ruangan mencit untuk
ektoparasit dan rodensia seperti kecoa, serangga dan tikus. Setiap seminggu
sekali kaca di ruangan mencit di bersihkan dan untuk rawa-rawa dan dinding
12
dilakukan 1 bulan sekali. Alat pelindung diri (APD) diwajibkan bagi pekerja
kandang yang ditugaskan membersihkan kandang mencit yang disediakan khusus
di ruangan washing. Alat pelindung diri yang digunakan adalah masker full face
respirator, sepatu, sarung tangan, earmuff dan Ramarat sesuai dengan SOP.
Kandang dibersihkan menggunakan washing hydrojet untuk memudahkan lagi
proses pembersihan. Untuk pencucian botol dilakukan di ruangan mencit oleh
pekerja kandang yang bertanggungjawab di atas ruangan tersebut. Botol minum di
cuci dan disikat setaip kali botol air habis dan di keringkan.
Ekspedisi
Ekspedisi merupakan proses penghantaran mencit yang telah disapih yang
memenuhi syarat dan permintaan perusahaan. Ekspedisi dan jumlah mencit yang
dibutuhkan di Biofarma Cisarua tergantung permintaan dari QC (Quality Control)
Biofarma Pasteur. Bagian QC Biofarma Cisarua membuat permintaan
menggunakan surat bertulis kepada kepala bagian produksi di Biofarma Cisarua.
Kemudian kepala bagian produksi di Cisarua akan menyerahkan surat tersebut
kepada pemeliharaan hewan model dan menyiapkan mencit sesuai dengan dengan
kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan dari bagian QC biofarma.
Kemudian, dilakukan penimbangan sesuai bobot badan sesuai permintaan.
Biasanya mencit yang diminta berumur sekitar 3 minggu dengan bobot badan
sekitar 12-18 gram/ekor. Setelah ditimbang mencit dilakukan pengecekan
kesehatan oleh dokter hewan yang berwenang dan didata di formulir animal
health check serta ditandatangani. Mencit yang sudah ditimbang dan dilakukan
pengecekan kemudian di masukkan di dalam kandang yang telah disiapkan dan
dimasukkan ke dalam truk penghantaran. Menurut Marquette University (2012)
kandang dan truk harus memenuhi standar minimal ukuran, ventilasi, kekuatan
kandang, sanitasi dan desain berbasis safe handling. Dalam penghantaran mencit
harus diminimalisir waktu penghantaran dan risiko zoonosis, terkindungi dari
cuaca extreme, tersedia pakan dan minum, terlindungi dari trauma fisik dan
postpone penghantaran apabila suhu kurang dari 450 F atau lebih 850 F Marquette
University (2012). Truk penghantarann mencit di Biofarma Cisarua memiliki
pengaturan suhu, rak kandang, ventilasi menggunakan blower atau pengaturan
udara serta memeperhatikan risiko penghantaran dan estimasi waktu. Dokumen-
dokumen lengkap yaitu surat permintaan QC Pasteur, bon permintaan hewan
Biofarma Cisarua, dokumen pengecekan kesehatan hewan dan dokumen jumlah
hewan dan bobot badan hewan yang telah di print out pada tiap mencit harus
dibawa ketika melakukan penghantaran di Biofarma Pasteur. Biasanya ekspedisi
dilakukan dalam 2 minggu sekali yaitu pada hari selasa dan jumat.
Karantina
Karantina hewan uji dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular ke manusia atau hewan lain yang mungkin terbawa hewan. Selain itu
juga sebagai proses conditioning atau mengurai stress karena perjalanan. Hewan
uji dalam hal ini adalah mencit, cavia dan kelinci. Selama masa karantina, dokter
hewan bertugas dalam menentukan diagnosis klinis dan/atau peneguhan
diagnosis hewan uji.
Perlakukan hewan uji selama masa karantina sama dengan di bagian
breeding yaitu penimbangan bobot badan dan pemeriksaan klinis. Hewan yang
13
dinyatakan lulus karantina yaitu yang memenuhi syarat sebagai hewan uji untuk
eksperimen, tidak mengalami stress yang ditunjukkan dengan bobot badan yang
cenderung naik dan presentasi kelulusan karantina lebih besar dari tahun lalu. Bila
presentase kelulusan tidak memenuhi, maka dilakukan perpanjangan masa
karantina maksimal 1 kali masa. Hewan uji yang tidak lulus karantina selanjutnya
akan diafkir. Sedangkan hewan uji yang telah lulus karantina, dibawa ke bagian
pengguna untuk dilakukan randomisasi
VAKSIN
Plasmapheresis
Pembuatan ATS/ADS dimulai dengan proses plasmapheresis.
Plasmapheresis adalah teknik pengambilan darah, pemisahan/ separasi darah dan
plasma (yang tidak berisi antibodi poliklonal), rekonstitusi sel-sel darah sampai
pengembalian darah (transfusi) ke hewan donor. Plasmapheresis dimulai dari
pemeriksaan klinis dan aftaaf/ bleeding kuda donor. Setelah pemeriksaan klinis
untuk memastikan kuda donor sehat maka dilakuakan pemeriksaan nilai titer
apakah mencapai nilai ambang batas titer yang dikehendaki dan panen darah
(aftaaf) dapat dilakukan. Plasmapheresis akan dibatalkan bila kuda donor tidak
sehat meskipun nilai titer mencapai batas nilai ambang.
Kuda yang telah diambil darahnya, diinjeksi dengan vitamin B kompleks
dan vitamin B12 dengan jenis, dosis, rute sesuai rekomendasi. Vitamin B
kompleks merupakan vitamin yang dapat memecah gula menjadi energi sehingga
dapat mengembalikan kesegaran otot. Vitamin ini berperan dalam pembentukan
sel darah merah yang terdiri vitamin B1, B2,B3,B5,B6, dan B12 (Enny S 2009).
Dosis vitamin yang diberikan pada kuda dewasa 0.5 ml/ 20 kg BB dengan rute
intramuscular ( Pemberian obat hewan lainnya harus sesuai dengan rekomendasi
dokter hewan yang bertugas / kepala bagian).
Tahap selanjutnya dari plasmapheresis adalah separasi dan preservasi
plasma. Setelah darah dan plasma dipisahkan baik dengan bantuan sentrifuse atau
didiamkan saja, Plasma disimpan dalam refrigator dengan suhu simpan 5+/-30C
hingga diekspedisi untuk pemurnian. Darah yang dikoleksi adalah 13-15 mL/ kg
BB dengan syarat ditaransfusikan kembali. Jumlah darah maksimal yang bisa
diambil dari kuda tanpa diretransfusi adalah 1-2 mL/ 20 kg BB. Setelah produksi
plasma selesai selanjutnya adalah pengamatan reaksi post plasmapheresis. Tujuan
pengamatan adalah untuk melihat adanya indikasi anemia maupun gangguan
kesehatan lainnya, jika tidak ada indikasi anemia dan kuda dinyatakan sehat maka
darah kuda bisa diambil lagi setelah ditransfusikan.
Sore harinya dilakukan rekonstitusi darah dengan NaCl steril yang
dihangatkan di suhu 360 di water bath. Volume NaCl yang ditambahkan adalah
1,5L atau setengah dari total volume darah yang dikumpulkan. Darah yang
ditransfusikan di tempatkan di mesin shaker berkecepatan 100 rpm untuk
homogenisasi benda darah dan NaCl. Maksimal aftaaf kuda adalah 3xseminggu
dan diistiharatkan selama 3-8 minggu untuk melangsungkan fungsi fisiologis
tubuh. Apabila selama post plasmapheresis ditemukan adanya medikasi dengan
antibiotika maka untuk aftaaf selanjutnya harus memperhitungkan withdrawl time
obat tersebut.
Plasma yang memiliki titer ≥ 500 lf untuk produksi ATS dan ≥ 350 lf
untuk ADS selanjutnya dibawa ke bagian produksi di Pasteur. Dalam proses
produksi yang menghasilkan toksoid tetanus murni, maka dilakukan uji potensi
dan uji safety (pirogen). Uji potensi dilakukan terhadap produk in-porses, final
16
bulk ATS/ADS dan produk akhir yang mengandung ATS/ADS. Uji potensi
dilakukan dengan menghitung nilai potensinya bahan uji terhadap nilai potensi
pembanding/ standar anti tetanus serum yang telah dikalibrasi dalam internasional
unit.
Sedangkan uji pirogen utk mengetahui bilamana kandungan agen
pirogenik di dalam suatu sediaan injeksi, tidak ada atau ada dan masih dapat
ditoleransi. Ada dan tidak dapat ditoleransi sehingga dapat dinyatakn lulus uji
atau tidak. Uji pirogen dilakukan pada sampel bahan baku tertentu, bulk, bulk
akhir dan produk akhir obat injeksi yaitu vaksin virus (vaksin hepatitis B),
antisera (ATS, ADS, ARS, SABU). Pirogen adalah suatu agen biokimiawi
endogen dan /atau eksogen yang dapat menimbulkan reaksi demam pada hewan
hewan dan/atau manusia.
Pengolahan limbah
Limbah sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan yang perlu diolah agar
kualitas lingkungan tetap terjaga. Limbah hasil pembuatan vaksin ATS dan ADS
17
Anti bisa atau immunoglobulin anti bisa ular adalah satu-satunya produk
terapi untuk penanganan bisa ular. Tidak tersedianya anti bisa yang efektif untuk
menangani tipe spesifik menjadi isu kritis di dunia. Tahap produksi yang
kompleks terutama persiapan bisa ular untuk memproduksi plasma hiperimun
yang menjadi sumber immunoglobulin anti bisa, penurunan jumlah produsen serta
sulitnya memproduksi anti bisa di negara-negara berkembang merupakan
beberapa kendala produksi anti bisa yang efektif untuk negara Asia, Afrika, Timur
Tengah dan Amerika Selatan.
Prasyarat untuk memproduksi anti bisa yang efektif adalah mempunyai tipe
venom yang tepat untuk digunakan sebagai immunogens di dalam proses produksi.
Kapasiti untuk menyediakan venom yang berkualitas tinggi adalah kunci
peningkatan produksi, keamanan dan tahap efektif anti bisa yang dihasilkan.
Tetapi, karena komposisi venom yang bervariasi, produksi venom yang memadai
tidak cukup, dan ini mempengaruhi kualitas venom tersebut.
18
Anti bisa adalah fraksi immunoglobulin yang telah dimurnikan atau fraksi
immunoglobulin dari plasma hewan yang telah diimunisasi dengan bisa ular atau
campuran bisa ular. Metode pemurnian dilakukan untuk mengurangi frekuensi
reaksi anti bisa dengan menghilangkan fragment Fc dari IgG. Hal ini berfungsi
untuk menghindari aktivasi komplemen dan menurunkan intensiti formasi imun-
komplek akibat reaksi anti bisa. Selama 6-70 tahun, immunoglobulin fragment F
(ab’)2 digunakan secara meluas. Namun, puncak utama terjadinya reaksi anti bisa
bukanlah aktivasi Fc-mediated komplemen, melainkan aggregasi protein anti bisa.
Keamanan dari anti bisa tidak hanya dipengaruhi oleh tipe molekulnya,
namun dipengaruhi juga pada karakteristik fisiokimia anti bisa itu sendiri. Kedua
hal tersebut perlu diperhatikan dalam produksi anti bisa dalam menyediakan batas
keamanan dengan resiko transmisi zoonosis. Anti bisa yang dihasilkan tergantung
kepada daerah geografis, teritori atau negara. Venom yang dimasukkan ke venom
pool dan digunakan pada immunisasi hewan seharusnya dipilih berdasarkan
daerah geografis di mana anti bisa itu akan didistribusikan.
Anti bisa ular yang dihasilkan oleh PT Bio Farma adalah anti bisa
polispesifik. Anti bisa polispesifik dihasilkan melalui imunisasi menggunakan
campuran venom dari berbagai spesies ular. Venom yang diinjeksikan merupakan
sejumlah anti bisa yang telah dimurnikan sebelum formulasi yang telah dicampur
dengan plasma hiperimun untuk fractionation. Anti bisa tersebut akan
mengandung antibodi terhadap komponen venom dari berbagai spesies ular.
Apabila anti bisa polispesifik dihasilkan dengan cara ini, maka titer antibodi yang
terbentuk mungkin lebih tinggi dari anti bisa monospesifik.
VAKSIN POLIO
Vaksin polio merupakan salah satu produk vaksin viral PT Bio Farma.
Sebagai produk biologi, vaksin digunakan dalam tindakan preventif untuk
memberantas penyakit polio. Vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma berupa
Bivalent Type 1 dan 3 Oral Poliomyelitis. Stain vaksin polio yang digunakan
adalah strain Sabin. Vaksin diproduksi dalam media sel kultur yang berasal dari
sel vero ginjal fetus monyet ekor panjang (Maccaca fasicularis). Tahapan
produksi vaksin polio meliputi :
filtrasi bertingkat, mulai dari ukuran 2.5, 0.45, 0.2 µm, sehingga media yang
digunakan benar-benar steril. Kemudian media disimpan dan diberi label. Media
disimpan dalam cold room. Setelah mempersiapkan media, dilakukan persiapan
Ginjal diletakkan di atas cawan petri kosong dan kapsulanya dilepas.
Ginjal yang telah dilepas kapsulanya kemudian dilakukan perfusi dengan media
perfusi yang telah disiapkan hingga ginjal menjadi lunak dan dipotong dan
dicacah dengan menggunakan scalpel steril. Perfusi ginjal dengan menggunakan
media yang mengandung enzim juga menjadikan ginjal terpencar menjadi sel-sel
tunggal di dalam medium.
Ginjal yang telah menjadil potongan kecil kemudian dimasukkan kedalam
botol dan ditambahkan larutan dispase. Kemudian lakukan sentrifuse, setelah
dilakukan sentrifuse secara berulang, selanjutnya diambil supernatan yang ada
pada botol, dan diambil juga pellet sel yang ada di permukaan bawah botol.
Pellet-pellet sel inilah yang diambil dan dipindahkan untuk selanjutnya
ditambahkan media pertumbuhan sel sehingga sudah bisa didapatkan suspensi sel
dalam konsentrasi stock.
Suspensi sel yang telah diperoleh kemudian ditanam di sel factory dan
diletakkan pada incubator pada suhu 36,5 C. Sel akan menempel pada permukaan
media dan kemudian membelah diri dan menyebar.
Setelah sel berkembang maka sel bisa digunakan untuk inokulasi virus
polio. Inokulum yang telah disiapkan kemudian ditambahkan ke dalam sel factory
sesuai dengan perhitungan yang telah ditentukan, selanjutnya tambahkan juga
media untuk pertumbuhan virus dan diinkubasi kembali. Setelah ini diinkubasi
pada suhu 33oC.
Pengamatan infeksi virus terhadap sel diamati dengan menggunakan
mikroskop, setelah semua sel rusak maka bisa dilakukan pemanenan virus yang
telah di inokulasi. Cairan yang dipanen kemudian diletakkan di dalam tanki dan
dihomogenkan. Setelah homogen kemudian didistribusikan ke botol plastik
hingga menjadi product single harvest. Selama proses pendistribuian ke botol,
dilakukan sampling juga secara in vivo untuk mengetahui tingkat toksisitasnya.
Botol-botol yang telah menjadi produk kemudian dilakukan pembekuan
cepat dengan memasukkan botol dan ditembakkan dengan liquid nitrogen sampai
suhunya -60oC. Produk disimpan hingga hasil uji keluar. Setelah hasil uji keluar,
produk kemudian di-thawing dan dicampur dalam tabung untuk dijadikan bulk
monovalen. Selanjutnya dilakukan filtrasi secara bertahap terhadap hasil debris sel
dari produk. Produk kemudian disimpan pada suhu -60oC.
VAKSIN CAMPAK
jelas
Denyut aliran darah Tidak ada Ada dan jelas Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA
Hari
N Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Keterangan
o
Senin
1 Penyambutan
Psikotest
Pengantar Kegiatan di
Cisarua
Pengenalan Staff
Selasa
2 Manajemen Pemberian pakan dan minum
pemeliharaan mencit pada pagi hari
kandang mencit Pengafkiran mencit
Penggantian bedding
Rabu
3 Manajemen Pemberian pakan dan minum
pemeliharaan mencit pada pagi hari
kandang mencit
Sexing
Pengafkiran mencit
Penggantian bedding
Kamis
4 Ekspedisi Penjelasan tentang ekspedisi
Manajemen Penjelasan mengenai
pemeliharaan pemberian pakan dan minum,
kandang cavia, bedding, sexing dan
kelinci pengafkiran
Jum’at
5 Pengolahan limbah Penjelasan tentang insenerator
Penjelasan tentang IPAL
Diskusi Diskusi
Hari
N Nama Jenis Kegiatan Keterangan
o Kegiatan
Senin
1 Perawatan Pemberian pakan dan minum
Kuda kuda pada pagi hari
Medikasi kuda Perawatan kuda yang pincang
dengan dikompres air hangat,
perawatan kuda yang ambruk
dengan pemberian RL, vit B
kompleks, ranitidine dan
kateter
Selasa
2 Tutorial/kuliah Laboratory animal house
Produksi vaksin campak
Rabu
3 Produksi 39 ekor uda Prosedur baca di
Plasma WHO trs 964
untuk
pembuatan
29
bahan biologis
Transfusi 39 ekor kuda
darah
Kamis
4 Perawatan Pemberian pakan dan minum
Kuda kuda pada pagi hari
Medikasi kuda Perawatan kuda yang sakit,
abses dengan irigasi, perawatan
kuda yang ambruk dengan
pemberian RL
Jum’at
5 Post test Latian soal Post test
Imunisasi Penyuntikan ABU, ATS, ADS
kemudian vitamin b-complex
dan cyanocobalamine,
selanjudnya antihitamin
vetadryl 5 ml
Presentasi Menegenai husbandry
management