Biogas
Biogas
Energi merupakan salah satu kebutuhan essensial bagi makhluk hidup ,terutama
manusia. Tanpa keadaan sumber energi,manusia akan kesulitan menjalannkan roda
kehidupan. Pasalnya,hampir semua aktivitas manusia membuthkan sumber energi. Manusia
membutuhkan sumber energi untuk kehidupan sehari-hari,mulai dari penggerak
transportasi,hingga peralatan masak.
Pada dasarnya,pemanfaatan sumber energi telah dilakukan sejak lama dengan
berbagai metode yang telah dimodifikasi sesuai perkembangan.Sumber energi yang
dimanfaatkan bermacam macam mulai dari energi listrik,bahan bakar minyak bumi,gas
alam,briket,batu bara,hingga jenis energi baru seperti nuklir,enegri matahari,energi panas
bumi dan energi air.
Apalagi kebutuhan energi global semakin tinggi seiring dengan terus bertambahnya
jumlah pendudduk dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sayangnya,kondisi ini
tidak diimbangi oleh ketersediaannya di bumi. Pemanfaatan energi yang cenderung
berlebihan ini kemudian memicu terjadinya permasalahan krisis energi yang berdampak
secara sistemik kepada semua aspek.
Salah satu gejala yang dirasakan kemudian adalah kelangkaan bahan bakar minyak
,seperti minyak tanah,solar,dan bensin. Kondisi ini telah menuntun untuk dilakukan inovasi-
inovasi baru yang terbarukan. Salah satu inovasi dari pengembangan energi alternatif adalah
biogas. Biogas merupakan salah satu jenis energi altenatif terbarukan yang terbentuk
melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik,sepeti kotoran ternak,sampah
organik,serta bahan-bahan lainnya oleh bakteri metanogenik dalam kondisi anaerob.
Melalui makalah ini, dalam menerapkan teknologi pembagian energi dalam
menerapkan teknologi pengembangan energi alternatif biogas. Mulai dari potensi,proses
pengolahan,instalasi,persiapan bahan baku,hingga aplikasinya dalam penerapan sistem
pertanian terpadu antara teknologi biogas dengan peternakan sapi,pembesaran ikan
lele,pertanian organik,dan budi daya jamur tiram.belum lagi manfaat lain yang
diperoleh,seperti pupuk organik cair,dan pupuk organik padat.Harapannya makalah ini
dapat menjadi inspirasi bagi anda dalam menciptakan rumah tangga mandiri pangan dalam
dan energi .
POTENSI BIOGAS SEBAGAI ENERGI TEBARUKAN
MENGENAL BIOGAS
A.proses pembentukan Biogas
-hidrolisis
-Pengasaman(asidifikasi)
-metanogenesis
B.MIKROORGANISME PEMBANTU
C.BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS
-limbah peternakan
-limbah pertanian
-limbah perairan
-SAMPAH ORGANIK
-LIMBAH KOTORAN MANUSIA
D. BAGIAN INSTALASI PENGOLAHAN BIOGAS
-unit digester
-pipa
-pompa biogas
-kantong penampung biogas
-Manometer
-katup atau keran gas
B.Pembuatan Biogas Dari Aneka Jenis Limbah Bahan utama untuk membu
biogasyaitu substrat organik. Saat ini, pemenuhan kebutuhan bahan baku pembuatan
biogas sebagian besar berasal dari limbah peternakan. Selain dari bahan baku limbah
kotoran ternak, biogas juga bisa dibuat dari bahan-bahan lainnya, seperti limbah ertanian,
limbah industri, limbah sampah organik, hingga mbah suara. Berikut bahan dan alat yang
disiapkan dalam pembuatan biogas. 1. Bahan baku substrat organik. 2. Udara. 3. Bak murah
dan bak penampungan. 4. Digester. 5. Pipa PVC dengan diameter 4 inci. 6. Slang plastik
dengan diameter inci. 7. Ember. 8. Kayu pengaduk. 9. Gayung. 10. Keran gas. 11. Knee 1/2
inci 12. Knee L draft. 13. Klem paralon. 14. Klem gaul. 15. Lem paralon. 16. Alat pengontrol
fiber glass. 17. Semen, pasir, dan batu bata.
Bahan yang memiliki kadar C / N awal yang tinggi, seperti bahan hijauan, ada gun
sebelum digunakan bahan tersebut dicacah atau dipotong terlebih dahulu agar bakteri
metanogenik lebih mudah melakukan dekomposisi dan tidak menimbulkan bau busuk
berlebih. Sementara itu, bahan yang memiliki nisbah C / N rendah, seperti kotoran ternak,
penggunaannya dicampur dengan bahan-bahan hijauan.
D. Suhu yang diperlukan. Kerja dari bakteri dan mikroorganisme penghasil biogas
tergantung pada suhu di dalam digester. Suhu yang optimal untuk produksi biogas adalah 32
37 ° C. Perubahan suhu yang terlalu ekstrem di dalamdigester akan menambah penurunan
mikroorganisme sehingga akan berimbas pada penurunan produksi biogas secara cepat
Karena itu, penempatan reaktor atau digester biogas juga harus tepat.
E. Laju Pengisian Ulang Kerja mikroorganisme dalam melakukan fermentasi harus
terus dijaga agar tetap kontinu. Karena itu, perlu dilakukan pengisian ulang bahan organik
dalam periode tertentu. Pengisian ini dimaksudkan untuk menjaga rasio CIN tetap pad
angka kebutuhan mikroorganisme. Pengisian dilakukan setiap hari dengan nilai ulang waktu
dekomposisi, enis, dan volume digester. Jika jumlah bahan yang sangat banyak, akan
menimbulkan penumpukan yang gas produksi terhambat. Sebaliknya, jika pengisian ulang
terlalu sedikit, produksi biogas juga akan rendah.
F. Zat Toksik zat toksik sebetulnya termasuk unsur unsur hara yang terkandung
dalam bahan yang berasal dari substrat bahan organik. Keberadaan zat toksik sebetulnya
masih bisa ditolerir dalam batas tertentu. Namun jika kadarnya melebihi batas batas, maka
dapat meracuni mikroorganisme dan produksi gas yang dibutuhkan. zat toksik tersebut
diolah ion-ion mineral dan logam berat, seperti tembaga, sisa detergen, pestisida, kaporit,
dan antibiotik.
G.Pengadukan
Pengadukan untuk menghomogenkan bahan baku pembuatan biogas, seperti
kotoran ternak, mbah pertanian, dan bahan-bahan lainnya. Pasalnya pada pencampuran
dilakukan, bahan-bahan tersebut ti tercampur dengan baik dan merata. Pengadukan da
sebelum dilakukan ke dalam digester atau saat bahan yang sudah berada di dalam digester
Bahan-bahan seperti kotoran sapi kering perlu ditambahkan. kan air sebelum diaduk agar
tidak terjadi pengendapan yang menimbulkan kerak di dalam digester. apan seperti ini
dapat memenuhi produksi gas terhambat karena mikrorganisme tidak dapat memanfaatkan
bahan tersebut secara optimal.
H. Starter
Starter adalah bahan tambahan mikroorganisme yang perombak yang berguna
untuk mempercepat proses perombakan. Pemula yang bisa dipakai starter alami maupun
buatan. Starter alami adalah bahan yang berasal dari alam. Lumpur organik aktif atau cairan
isi rumen. Sementara itu, starter buatan dengan cara pembiakan di laboratorium.
I. Waktu Retensi Waktu retensi adalah waktu rata-rata saat ini dalam proses digester
dan selama proses fermentasi oleh bakteri metanogenik. Faktor ini sangat ditentukan oleh
faktor-faktor lainnya, seperti suhu, Waktu pengenceran, dan lajupengisian ulang bahan.
pada retensi biasanya berkisar 29-60 hari, tergantung jenis bahan organik yang digunakan.
PENGOLAHAN HASIL SAMPINGAN BIOGAS
Hasil olahan Sampingan Biogas lstilah "zero waste" dalam pengolahan biogas
memang benar adanya. Pasalnya, hasil sampingan pengolahan biogas ma bisa dimanfaatkan
kembali dan tidak yang terbuang. Biourine dan sisa limbah sapi sedang padat (sludge) bisa
diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik ini harapannya dapat menunjang
keberlangsungan sistem pertanian terintegrasi
A. Biourine Selain menghasilkan limbah padat juga bisa dilakukan dengan biotin.
Biourine merupakan rine urine ternak yang telah difermentasikan terlebih dahulu
sebelu digunakan. Sebelum difermentasi, urine berwarna coklat kekuning-
kuningan dengan bau yang masih menyengat. Namun setelah melalui proses
fermentasi, warnanya akan berubah menjadi cokelat dan sudah tidak memiliki
bau menyengat lagi.
Alat yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Serat Biourine
1. Bak fermentasi sebanyak tiga buah dari bahan kaca dengan spesifikasi ukuran
panjang 300 cm, lebar 80 cm, tinggi 80 cm, dan ketebalan bahan 5 mm. dari
2. Tangga aerasi (7 anak tangga) sebanyak satu unit han fiber glass dengan
spesifikasi ukuran panjang x lebar sebesar 125 x 125 cm2 dan ketebalan bahan
3 mm berbahan mika, pvc, atau serat 3.penutup tangga aerasi spesifikasi panjang
kaca sebanyak satu unit , dengan bahan X lebar sebesar 130 x 20 cm2 dan
ketebalan sekitar 1 mm
A. Kompor Biogas Pada prinsipnya, kompor biogas memiliki cara kerja yang
sama seperti pada kompor gas LPG. Hanya saja, sumber energi yang
digunakan biogas hasil fermentasi. Bahan Bakar biogas yang sudah memiliki
kelebihan, di atas api yang dihasilkan berwarna biru dan panas yang
dihasilkan samaseperti pada kompor berbahanbakar gas LPG. Selain itu, gas
yang dihasilkan tidak berbau, tidak beracun, dan tidak menimbulkan jelaga.
B. Lampu Biogas Konsep kerja lampu biogas pada cuma sama saja, lampu
minyak atau lampu petromaks. biogas tidak memiliki tangki untuk
penyimpanan bahan bakar minyak. Biogas dari tempat penampungan
dialirkan menggunakan slang yang terhubung ke keran gas. Daya
pencahayaan yang dihasilkan melalui ampu biogas dengan lampu listrik 60
watt sehingga cukup untuk menerangi sebuah rumah atau gubuk sederhana.
Berikut cara mengaplikasikan lampu biogas.
1. Buka keran gas yang mengalir ke lampu.
2. Nyalakan lampu dengan tombol saklar ke posisi menyala (on)
3. Pastikan persediaan gas yang ada cukup untuk
4. lampu menyala selama beberapa jam.
5. penggunaan lampu sudah selesai, matikan lampu dengan cara menekan
saklar ke tombol mati (off Setelah selesai, periksa keran gas sudah tertutup
rapat dan aman.
F Oven Biogas 1. Sebelum digunakan, pastikan untuk menggunakan oven dengan jumlah
jumlah panas yang dibutuhkan dan lama penggunaannya 2. Periksa dan cari saluran gas ang
dengan baik. 3. Buka keran gas dengan perlahan. 4. Nyalakan oven menggunakan pematik
api yang diarahkan ke dalam oven bagian atas. 5. Pastikan api menyala dengan baik agar
oven bekerja secara optimal 6. Saat pemakaian selesai, matikan oven dengan cara menutup
keran gas yang menuju oven.
Aplikasi biogas dalam penerapan sistem
pertanian terintegrasi
A. Peternakan sapi
Membangun kandang sapi
Perawatan sapi
B. Peternakan ayam ras
C. Budi daya ikan lele
Persiapan kolam
Pemberian benih
Pemeliharaan panen
D. Pertanian organik
Persiapan lahan
Pembibitan
Penanaman di lahan
Perawatan dan panen
E.Budi daya jamur tiram putih
Keunggulan dari budidaya
-mempersiapkan kumbung jamur
-persiapan baglog
-perawatan baglog dan panen
Potensi Biogas Sebagai Energi Terbarukan
Berdasarkan laporan FAO pada tahun 2006, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca
terbesar berasal dari sektor pertanian, yaitu sebesar 18%. Gas yang dihasilkan terdiri dari
karbondioksida (9%), metana (37%), dinitrogen oksida (65%), dan amonia (64%). Gas-gas
tersebut merupakan hasil dari limbah ternak. Di antara gas yang dihasilkan, metana (CH 4)
memiliki potensi pemanas yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbondioksida
Salah satu inovasi dari pengembangan energi alternatif adalah biogas. Biogas
merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang terbentuk melalui proses fermentasi
bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak, sampah organik, serta bahan-bahan
lainnya oleh bakteri metanogenik dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Secara umum
teknologi biogas dapat mengatasi permasalahan melimpahnya kotoran ternak yang tidak
dapat dikelola. Sebagai contoh, seekor sapi potong berbobot 400-500kg/ekor rata-rata
dapat menghasilkan kotoran segar sebanyak 20-29kg/harinya. Kondisi tersebut merupakan
peluang untuk dijadikan sebagai bahan baku biogas.
Selain dapat mengatasi masalah lingkungan, biogas yang dihasilkan dari pengolahan
limbah kotoran ternak juga dapat menjadikan peternakan mandiri energi, sehingga
menghemat biaya pemeliharaan hewan ternak. Jika bahan baku pembuatan biogas sudah
tidak dapat menghasilkan gas lagi, sisanya dapat dijadikan produk sampingan seperti pupuk
organik padat dan cair. Oleh petani, pupuk tersebut dapat digunakan sendiri maupun dijual
lagi sehingga menambah pendapatan.
C. Sejarah dan Potensi Pengembangan Biogas di Indonesia
Konsep pada sistem pertanian ini adalah siklus materi, di mana materi yang
merupakan limbah atau waste dari suatu sektor digunakan kembali sebagai bahan dasar
pada sektor lainnya. Contoh sederhananya adalah limbah dari sektor peternakan yang
digunakan kembali sebagai pupuk untuk digunakan pada sektor pertanian. Adapun timbal
balik dari sektor pertanian adalah misalkan melalui jerami yang digunakan untuk pakan
ternak. Intinya, seluruh materi pada sektor – sektor tersebut terus bersiklus dalam sistem,
muncul sebagai waste pada suatu sektor lalu dialihkan dan digunakan sebagai bahan dasar
pada sektor lainnya. Dari segi lingkungan, sistem ini memiliki konsep zero waste, konsep
yang menekan jumlah produksi sampah, yang tentu memiliki dampak baik terhadap
lingkungan. Adapun dari segi ekonomi, sistem ini memiliki konsep cost reduction, yaitu
konsep di mana modal/biaya menjadi lebih rendah dari pendapatan. Hal ini dapat tercapai
karena dengan digunakannya kembali limbah sebagai bahan dasar pada sektor lain, dapat
mengurangi biaya untuk memenuhi kebutuhan sektor tersebut tanpa mengurangi
pendapatan yang akan diperoleh.
Pada perkembangan berikutnya, setelah sistem pertanian ini dapat berjalan secara
mandiri, maka pertanian dapat difungsikan pula sebagai kawasan eduwisata, di mana
masyarakat yang berkunjung akan diberikan wawasan mengenai sistem integrated farming,
termasuk di dalamnya teknik bertani, beternak dan hal lainnya yang tercakup. Sasaran utama
dengan difungsikannya sebagai kawasan eduwisata adalah untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat mengenai potensi pertanian Indonesia, termasuk mengenai potensi daerah
masing – masing di bidang pertanian, serta mensosialisasikan pula mengenai sistem
integrated farming yang berbasis lingkungan dan berbagai inovasi seputar pertanian ataupun
bioresource, seperti misalnya dijelaskan mengenai biofuel ataupun biogas. Contoh
sederhananya, di kawasan pertanian eduwisata ini dibuat pula kawasan kuliner yang
menggunakan biogas sebagai sumber gas untuk memasak. Hal ini bertujuan untuk
mensosialisasikan bahwa dengan menggunakan biogas, masakan tidak akan terpengaruhi
dan tetap aman.
MENGENAL BIOGAS
B. Mikroorganisme Pembantu
Biogas dapat dibuat dari berbagai limbah baik limbah pertanian, limbah
peternakan, limbah industri bahkan limbah domestik, dengan memanfaatkan
mikroorganisme yang bisa mendegradasi limbah akan dihasilkan produk akhir
berupa gas metan dan karbondioksida. Salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam proses pembentukan biogas adalah adanya peran serta
bakteri, karena pada hakekatnya konversi materi organik menjadi biogas ini
merupakan hasil kerja berbagai bakteri yang bekerja secara konsorsium.(Burke,
2001). Proses tidak akan berjalan jika hanya terdapat salah satu bakteri saja,
konsorsium memerlukan lebih dari satu spesies bakteri metanogen, ada spesies
metanogen yang mampu mengkonversi asetat menjadi metan contoh
Thermoacetogenium phaeum, spesies lain mengkombinasikan CO2 dan H2
menjadi metan dan H2O melalui proses reduksi karbonat. (Fresspatent.,2007)
Kondisi reaktor harus benar-benar dijaga agar tetap terjadi keseimbangan
sehingga bakteri dapat bekerja secara konsorsium.
Terdapat dua golongan bakteri yang terlibat dalam proses konversi materi
organik menjadi biogas, yaitu bakteri non metanogen dan bakteri metanogen.
Bakteri non metanogen bekerja lebih dulu menghasilkan berbagai asam organik
seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat dan lain-lain, contoh bakteri
non metanogen adalah Escherichia coli, Bacteroides, Clostridium botylinum.
Asam organik hasil kerja bakteri non metanogenik akan digunakan oleh bakteri
metanogenik untuk dikonversi menjadi biogas.
Bakteri metanogen umumnya menyukai suasana pH netral atau alkali dengan
kisaran nilai pH antara 6,8-8,5 untuk memproduksi metan (Teng,1994;
Burke,2001). Bakteri penghasil asam tumbuh lebih cepat daripada bakteri
penghasil metan. Jika bakteri penghasil asam tumbuh terlalu cepat maka asam
organik yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah yang dapat dikonsumsi oleh
bakteri metanogen, akibatnya sistem akan terlalu asam, jika hal ini terjadi maka
pH akan turun, sistem menjadi tidak seimbang dan aktivitas bakteri penghasil
metan akan terhambat.( Furford,1988 ; Burke, 2001)
C. Bahan Baku Pembuatan Biogas
2. Limbah pertanian. Sisa hasil panen, seperti padi, gandum, kedelai, kelapa
sawit, dan singkong dapat dijadikan bahan baku biogas. Kemudian, bekas
pemanfaatannya dapat dijadikan kompos untuk kesuburan tanah.
3. Limbah perairan. Tanaman air, seperti eceng gondok, rumput laut, dan alga
memiliki karakteristik baik untuk dijadikan bahan baku biogas. Eceng gondok
sangat tepat dimanfaatkan, karena sering menjadi gulma di daerah perairan,
seperti rawa dan danau.
4. Sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga, pasar, atau industri dapat
juga diolah menjadi biogas. Proses pembuatannya dapat diitegrasikan dengan
produksi kompos sehingga mendaptkan dua keuntungan sekaligus.