Anda di halaman 1dari 20

BIOGAS

Energi alternatif pengganti BBM,Gas,dan listrik


Disusun oleh : Dinah Wika Maharani
Rivaldo Hanitama
BAB 1
Pendahuluan

Energi merupakan salah satu kebutuhan essensial bagi makhluk hidup ,terutama
manusia. Tanpa keadaan sumber energi,manusia akan kesulitan menjalannkan roda
kehidupan. Pasalnya,hampir semua aktivitas manusia membuthkan sumber energi. Manusia
membutuhkan sumber energi untuk kehidupan sehari-hari,mulai dari penggerak
transportasi,hingga peralatan masak.
Pada dasarnya,pemanfaatan sumber energi telah dilakukan sejak lama dengan
berbagai metode yang telah dimodifikasi sesuai perkembangan.Sumber energi yang
dimanfaatkan bermacam macam mulai dari energi listrik,bahan bakar minyak bumi,gas
alam,briket,batu bara,hingga jenis energi baru seperti nuklir,enegri matahari,energi panas
bumi dan energi air.
Apalagi kebutuhan energi global semakin tinggi seiring dengan terus bertambahnya
jumlah pendudduk dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sayangnya,kondisi ini
tidak diimbangi oleh ketersediaannya di bumi. Pemanfaatan energi yang cenderung
berlebihan ini kemudian memicu terjadinya permasalahan krisis energi yang berdampak
secara sistemik kepada semua aspek.
Salah satu gejala yang dirasakan kemudian adalah kelangkaan bahan bakar minyak
,seperti minyak tanah,solar,dan bensin. Kondisi ini telah menuntun untuk dilakukan inovasi-
inovasi baru yang terbarukan. Salah satu inovasi dari pengembangan energi alternatif adalah
biogas. Biogas merupakan salah satu jenis energi altenatif terbarukan yang terbentuk
melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik,sepeti kotoran ternak,sampah
organik,serta bahan-bahan lainnya oleh bakteri metanogenik dalam kondisi anaerob.
Melalui makalah ini, dalam menerapkan teknologi pembagian energi dalam
menerapkan teknologi pengembangan energi alternatif biogas. Mulai dari potensi,proses
pengolahan,instalasi,persiapan bahan baku,hingga aplikasinya dalam penerapan sistem
pertanian terpadu antara teknologi biogas dengan peternakan sapi,pembesaran ikan
lele,pertanian organik,dan budi daya jamur tiram.belum lagi manfaat lain yang
diperoleh,seperti pupuk organik cair,dan pupuk organik padat.Harapannya makalah ini
dapat menjadi inspirasi bagi anda dalam menciptakan rumah tangga mandiri pangan dalam
dan energi .
POTENSI BIOGAS SEBAGAI ENERGI TEBARUKAN

A. PERMASALAHAN ENERGI DAN DAMPAKNYA


-Asap kendaraan bermotor
-alih fungsi lahan
-Limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik
-emisi karbon dioksida berlebih
B. BIOGAS SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PERMASALAHAN ENERGI
C. SEJARAH DAN POTENSI PENGEMBANAGN BIOGAS DI INFONESIA
D. MANDIRI PANGAN DAN ENERGI BERKAT SISTEM PERTANIAN TERINTGRASI

MENGENAL BIOGAS
A.proses pembentukan Biogas
-hidrolisis
-Pengasaman(asidifikasi)
-metanogenesis
B.MIKROORGANISME PEMBANTU
C.BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS
-limbah peternakan
-limbah pertanian
-limbah perairan
-SAMPAH ORGANIK
-LIMBAH KOTORAN MANUSIA
D. BAGIAN INSTALASI PENGOLAHAN BIOGAS
-unit digester
-pipa
-pompa biogas
-kantong penampung biogas
-Manometer
-katup atau keran gas

MEMBANGUN INSTALASI BIOGAS


A. Syarat lokasi
B. Membangun instalasi
-membuat lubang penempatan digester
-membuat saluran pemasukan(inlet)
-membuat saluran pengeluaran dan penampungan limbah
-memasang instalasi biogas.
C. Pemeliharaan instalasi biogas

Biogas Dari Aneka Jenis Limbah


Bahan baku merupakan faktor utama yang menentukan kualitas biogas yang
dihasilkan. Beberapa jenis bahan baku yang sering digunakan dalam limbah kotoran ternak,
limbah pertanian, limbah industri, limbah sampah organik, sampai limbah.
A. Karakteristik Baku pembentukan Bahan Pada prinsipnya, tahapan dalam proses dan
biogas memiliki beberapa parameter bahan tersebut d yang harus diperhatikan dengan baik.
Faktor substrat bahan organik, derajat kemasama (pH), nisbah c/N, suhu, laju pengisian
ulang, zat toksik pengadukan, starter dan waktu retensi.
a. Substrat Bahan Organik bahan baku Jenis bahan organik yang digunakan sebagai
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini berpengaruh terhadap
lamanya waktu dekomposisi bahan hingga menghasilkan gas metana yang diperlukan.
Secara umum, kandungan bahan organik berdasarkan urutanlamanyadekomposisi
terdiridarigula,protein, lemak, hemiselulosa, dan lignin. Bahan organik berupa limbah
pertanian hijauan yang mengandung selulosa dan lignin lebih lama untuk terdekomposisi
dibandingkan dengan limbah kotoran ternak. Karena untuk menghasilkan proses yang
optimal, bahan yang digunakan sebaiknya merupakan campuran limbah pertanian dengan
kotoran ternak

B.Pembuatan Biogas Dari Aneka Jenis Limbah Bahan utama untuk membu
biogasyaitu substrat organik. Saat ini, pemenuhan kebutuhan bahan baku pembuatan
biogas sebagian besar berasal dari limbah peternakan. Selain dari bahan baku limbah
kotoran ternak, biogas juga bisa dibuat dari bahan-bahan lainnya, seperti limbah ertanian,
limbah industri, limbah sampah organik, hingga mbah suara. Berikut bahan dan alat yang
disiapkan dalam pembuatan biogas. 1. Bahan baku substrat organik. 2. Udara. 3. Bak murah
dan bak penampungan. 4. Digester. 5. Pipa PVC dengan diameter 4 inci. 6. Slang plastik
dengan diameter inci. 7. Ember. 8. Kayu pengaduk. 9. Gayung. 10. Keran gas. 11. Knee 1/2
inci 12. Knee L draft. 13. Klem paralon. 14. Klem gaul. 15. Lem paralon. 16. Alat pengontrol
fiber glass. 17. Semen, pasir, dan batu bata.

C. Nisbah C / N Nisbah C / N merupakan perbandingan antara karbon dan nitrogen


pada suatu bahan organik. Karbon dan nitrogen merupakan dua unsur utama yang
membentuk substrat bahan organik. Diperlukan sebagai sumber energi mikroorganisme
dalam melakukan aktivitas perombakan. Mikroorganisme perombak akan beraktivitas
optimal pada tingkat nisbah c / N sebesar 25-30. Nilai CIN yang tinggi akan kinerja mikroba
rendah. Imbasnya, produksi gas metana juga akan ikut rendah. Sementara itu, nisbah c / N
yang terlalu rendah akan terbentuk terbentuknya asam-asam organik dalam jumlah tinggi.
Setiap substrat bahan organik memiliki nilai clN yang berbeda seperti yang terlihat pada

Bahan yang memiliki kadar C / N awal yang tinggi, seperti bahan hijauan, ada gun
sebelum digunakan bahan tersebut dicacah atau dipotong terlebih dahulu agar bakteri
metanogenik lebih mudah melakukan dekomposisi dan tidak menimbulkan bau busuk
berlebih. Sementara itu, bahan yang memiliki nisbah C / N rendah, seperti kotoran ternak,
penggunaannya dicampur dengan bahan-bahan hijauan.
D. Suhu yang diperlukan. Kerja dari bakteri dan mikroorganisme penghasil biogas
tergantung pada suhu di dalam digester. Suhu yang optimal untuk produksi biogas adalah 32
37 ° C. Perubahan suhu yang terlalu ekstrem di dalamdigester akan menambah penurunan
mikroorganisme sehingga akan berimbas pada penurunan produksi biogas secara cepat
Karena itu, penempatan reaktor atau digester biogas juga harus tepat.
E. Laju Pengisian Ulang Kerja mikroorganisme dalam melakukan fermentasi harus
terus dijaga agar tetap kontinu. Karena itu, perlu dilakukan pengisian ulang bahan organik
dalam periode tertentu. Pengisian ini dimaksudkan untuk menjaga rasio CIN tetap pad
angka kebutuhan mikroorganisme. Pengisian dilakukan setiap hari dengan nilai ulang waktu
dekomposisi, enis, dan volume digester. Jika jumlah bahan yang sangat banyak, akan
menimbulkan penumpukan yang gas produksi terhambat. Sebaliknya, jika pengisian ulang
terlalu sedikit, produksi biogas juga akan rendah.
F. Zat Toksik zat toksik sebetulnya termasuk unsur unsur hara yang terkandung
dalam bahan yang berasal dari substrat bahan organik. Keberadaan zat toksik sebetulnya
masih bisa ditolerir dalam batas tertentu. Namun jika kadarnya melebihi batas batas, maka
dapat meracuni mikroorganisme dan produksi gas yang dibutuhkan. zat toksik tersebut
diolah ion-ion mineral dan logam berat, seperti tembaga, sisa detergen, pestisida, kaporit,
dan antibiotik.

G.Pengadukan
Pengadukan untuk menghomogenkan bahan baku pembuatan biogas, seperti
kotoran ternak, mbah pertanian, dan bahan-bahan lainnya. Pasalnya pada pencampuran
dilakukan, bahan-bahan tersebut ti tercampur dengan baik dan merata. Pengadukan da
sebelum dilakukan ke dalam digester atau saat bahan yang sudah berada di dalam digester
Bahan-bahan seperti kotoran sapi kering perlu ditambahkan. kan air sebelum diaduk agar
tidak terjadi pengendapan yang menimbulkan kerak di dalam digester. apan seperti ini
dapat memenuhi produksi gas terhambat karena mikrorganisme tidak dapat memanfaatkan
bahan tersebut secara optimal.
H. Starter
Starter adalah bahan tambahan mikroorganisme yang perombak yang berguna
untuk mempercepat proses perombakan. Pemula yang bisa dipakai starter alami maupun
buatan. Starter alami adalah bahan yang berasal dari alam. Lumpur organik aktif atau cairan
isi rumen. Sementara itu, starter buatan dengan cara pembiakan di laboratorium.
I. Waktu Retensi Waktu retensi adalah waktu rata-rata saat ini dalam proses digester
dan selama proses fermentasi oleh bakteri metanogenik. Faktor ini sangat ditentukan oleh
faktor-faktor lainnya, seperti suhu, Waktu pengenceran, dan lajupengisian ulang bahan.
pada retensi biasanya berkisar 29-60 hari, tergantung jenis bahan organik yang digunakan.
PENGOLAHAN HASIL SAMPINGAN BIOGAS

Hasil olahan Sampingan Biogas lstilah "zero waste" dalam pengolahan biogas
memang benar adanya. Pasalnya, hasil sampingan pengolahan biogas ma bisa dimanfaatkan
kembali dan tidak yang terbuang. Biourine dan sisa limbah sapi sedang padat (sludge) bisa
diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik ini harapannya dapat menunjang
keberlangsungan sistem pertanian terintegrasi
A. Biourine Selain menghasilkan limbah padat juga bisa dilakukan dengan biotin.
Biourine merupakan rine urine ternak yang telah difermentasikan terlebih dahulu
sebelu digunakan. Sebelum difermentasi, urine berwarna coklat kekuning-
kuningan dengan bau yang masih menyengat. Namun setelah melalui proses
fermentasi, warnanya akan berubah menjadi cokelat dan sudah tidak memiliki
bau menyengat lagi.
Alat yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Serat Biourine
1. Bak fermentasi sebanyak tiga buah dari bahan kaca dengan spesifikasi ukuran
panjang 300 cm, lebar 80 cm, tinggi 80 cm, dan ketebalan bahan 5 mm. dari
2. Tangga aerasi (7 anak tangga) sebanyak satu unit han fiber glass dengan
spesifikasi ukuran panjang x lebar sebesar 125 x 125 cm2 dan ketebalan bahan
3 mm berbahan mika, pvc, atau serat 3.penutup tangga aerasi spesifikasi panjang
kaca sebanyak satu unit , dengan bahan X lebar sebesar 130 x 20 cm2 dan
ketebalan sekitar 1 mm

Aplikasi Biogas Untuk Kebutuhan Rumah


Tangga
Berkat inovasi secara terus menerus, saat ini biogas tidak hanya digunakan
sebagai sumber energi bagi kompor dan lampu saja. Berbagai alat rumah tangga,
seperti rice cooker, pompa air, oven, dan mesin generator listrik khusus untuk
memudahkan aplikasinya.

A. Kompor Biogas Pada prinsipnya, kompor biogas memiliki cara kerja yang
sama seperti pada kompor gas LPG. Hanya saja, sumber energi yang
digunakan biogas hasil fermentasi. Bahan Bakar biogas yang sudah memiliki
kelebihan, di atas api yang dihasilkan berwarna biru dan panas yang
dihasilkan samaseperti pada kompor berbahanbakar gas LPG. Selain itu, gas
yang dihasilkan tidak berbau, tidak beracun, dan tidak menimbulkan jelaga.

Berikut cara mengakukan kompor biogas.


1. Penjaringan gas terpasang dengan baik sebelum dinyalakan.
2. Buka keran gas secara perlahan sehingga gas akan mengalir ke kompor.
3. Nyalakan kompor menggunakan korek api dan sulut tepat di atas tungku
kompor sampai api menyala dengan normal.
4. Atur nyala api sesuai dengan kebutuhan gas yang tersedia cukup untuk
kebutuhan memasak.
5. Jika sudah selesai digunakan, pastikan posisi keran gas keadaan tertutup
kencang agar aman.

B. Lampu Biogas Konsep kerja lampu biogas pada cuma sama saja, lampu
minyak atau lampu petromaks. biogas tidak memiliki tangki untuk
penyimpanan bahan bakar minyak. Biogas dari tempat penampungan
dialirkan menggunakan slang yang terhubung ke keran gas. Daya
pencahayaan yang dihasilkan melalui ampu biogas dengan lampu listrik 60
watt sehingga cukup untuk menerangi sebuah rumah atau gubuk sederhana.
Berikut cara mengaplikasikan lampu biogas.
1. Buka keran gas yang mengalir ke lampu.
2. Nyalakan lampu dengan tombol saklar ke posisi menyala (on)
3. Pastikan persediaan gas yang ada cukup untuk
4. lampu menyala selama beberapa jam.
5. penggunaan lampu sudah selesai, matikan lampu dengan cara menekan
saklar ke tombol mati (off Setelah selesai, periksa keran gas sudah tertutup
rapat dan aman.

C. Rice Cooker Biogas


Rice cooker atau penanak nasi adalah alat untuk memasak nasi secara modern dan lebih praktis
dengan cara memasak nasi biasa menggunakan kompor gas. Rice cooker ini sudah sangat banyak
di kalangan rumah tangga tidak hanya di kawasan udara tapi sudah merambah ke pedesaan.
Berikut cara mengroduksi rice cooker biogas.
1. Sebelum memasak, pastikan gasnya sudah cukup untuk digunakann rice cooker selama
memasak nasi.
2. Seperti penggunaan alat-alat lainnya, jual dan gas gas terpasang dengan baik.
3. Buka keran gas secara perlahan.

4. Nyalakan rice cooker dengan tombol panggil


5. posisi menyala selama penggunaan, api api menyala dengan baik agar rice cooker bekerja
secara optimal.
6. Kemudian masukkan beras dan udara secukupnya.
7. Rice cooker akan mati secara otomatis jika sudah matang.

Mesin Generator Listrik


Mesin genera merupakan alat penggerak listrik. Listrik yang dihasilkan dari mesin generator ini
bisa langsung digunakan untuk penerangan lampu, rice cooker dan alat- alat listrik lainnya.
1. Sebelum digunakan,. Yang tersedia untuk waktu dan kapasitas listrik yang digunakan.
2. Periksa ulang dan pastikan saluran gas yang menuju ke generator terpasang dengan baik.
3. Buka keran gas dengan perlahan.
4.Hidupkan mesin generator dengan cara menarik tali starter.
5. Setelah mesin generator hidup normal, tunggu beberapa menit sampai lampu ndikator
menyala. Untuk informasi lebih lanjut. Jika pemakaian selesai, matikan mesin generator
6. dengan cara menutup keran gas yang menuju generator.
7. Mesin generator hanya bisa dioperasikan kurang lebih selama 5 jam. Namun setelah mesin
dingin, generator bisa dihidupkan kembali.

E. Pompa Air Biogas


1. Sebelum digunakan, tersedia gas buang untuk waktu dan kapasitas yang digunakan.
Periksa dan kecepatan gas yang menuju ke mesin pompa air terpasang dengan baik dan ada
slang yang kendor. 3. Buka slang gas dengan perlahan.4. Hidupkan mesin pompa air menarik
tali starter 5. Jika pemakaian sudah selesai, matikan mesin pompa dengan cara menutup
keran gas yang menuju me mesin 6. pastikan semua keran tertutup rapat.

F Oven Biogas 1. Sebelum digunakan, pastikan untuk menggunakan oven dengan jumlah
jumlah panas yang dibutuhkan dan lama penggunaannya 2. Periksa dan cari saluran gas ang
dengan baik. 3. Buka keran gas dengan perlahan. 4. Nyalakan oven menggunakan pematik
api yang diarahkan ke dalam oven bagian atas. 5. Pastikan api menyala dengan baik agar
oven bekerja secara optimal 6. Saat pemakaian selesai, matikan oven dengan cara menutup
keran gas yang menuju oven.
Aplikasi biogas dalam penerapan sistem
pertanian terintegrasi
A. Peternakan sapi
Membangun kandang sapi
Perawatan sapi
B. Peternakan ayam ras
C. Budi daya ikan lele
Persiapan kolam
Pemberian benih
Pemeliharaan panen
D. Pertanian organik
Persiapan lahan
Pembibitan
Penanaman di lahan
Perawatan dan panen
E.Budi daya jamur tiram putih
Keunggulan dari budidaya
-mempersiapkan kumbung jamur
-persiapan baglog
-perawatan baglog dan panen
Potensi Biogas Sebagai Energi Terbarukan

A. Permasalahan Energi dan Dampaknya


Energi merupakan salah satu kebutuhan paling esensial bagi mahluk hidup, terutama
manusia. Tanpa keberadaan sumber energi, manusia akan kesulitan menjalankan roda
kehidupan. Pasalnya, hampir semua aktivitas kerja manusia membutuhkan sumber energi.
Manusia membutuhkan sumber daya energi untuk kehidupan sehari-hari, mulai dari
penggerak transportasi hingga aneka kebutuhan rumah tangga, seperti alat memasak dan
penerangan.
Pada dasarnya, pemanfaatan sumber energi sudah dilakukan sejak lama dengan
berbagai metode yang terus mengalami perkembangan. Sumber energi yang dimanfaatkan
ini ada berbagai macam mulai dari energi listrik, bahan bakar minyak bumi, gas alam, briket,
batu bara, hingga jenis sumber energi baru seperti nuklir, energi panas bumi, energi air dan
energi matahari.
Penggunanaan kayu bakar dan batu bara mulai berkurang kemudian saat ditemukan
sumber energi baru berupa bahan bakar fosil. Sumber bahan bakar fosil inilah kemudian
yang banyak digunakan hingga sekarang. Selain digunakan untuk transportasi, sumber bahan
bakar fosil juga digunakan sebagai penggerak generator pada pembangkit listrik untuk
kebutuhan listrik di wilayah permukiman.
Bentuk dari bahan bakar fosil yang paling tinggi penggunaannya adalah bensin dan
minyak tanah. Bensin untuk saat ini merupakan kebutuhan bahan bakar dengan angka
konsumsi tertinggi. Hal ini dapat terlihat selama hampir satu dekade terakhir angka konsumsi
BBM yang cenderung meningkat.
Selain berdampak secara sistemik di kehidupan masyarakat, penggunaan energi
secara berlebihan juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah
gejala global warming atau pemanasan global. Secara umum, pemanasan global
didefinisikan sebagai meningkatnya suhu rata-rata, pada lapisan atmosfer, suhu air laut, dan
suhu daratan. Penyebab global warming salah satunya berasal dari gas rumah kaca yang
tercipta dari aktivitas manusia sehari-hari. Karakteristik gas ini dapat menyerap panas
sehingga meningkatkan suhu udara di bumi. Berikut ini merupakan contoh penyebab
timbulnya gas rumah kaca.

A. Asap Kendaraan Bermotor


Gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas teresebut dapat menjadi penghalang pemantulan
panas bumi. Pencemaran tersebut dapat menurunkan kualitas udara sampai taraf yang
membahayakan kesehatan.
B. Alih Fungsi Lahan
Pohon yang berperan dalam menyerap gas CO2 dan menjaga kebersihan udara
keberadaannya semakin menipis. Selain itu, areal hutan kini juga beralih fungsi menjadi
lahan perkebunan, industri, dan permukiman.

C. Limbah Ternak yang Tidak Dikelola dengan Baik

Berdasarkan laporan FAO pada tahun 2006, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca
terbesar berasal dari sektor pertanian, yaitu sebesar 18%. Gas yang dihasilkan terdiri dari
karbondioksida (9%), metana (37%), dinitrogen oksida (65%), dan amonia (64%). Gas-gas
tersebut merupakan hasil dari limbah ternak. Di antara gas yang dihasilkan, metana (CH 4)
memiliki potensi pemanas yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbondioksida

D. Emisi Karbondioksida Berlebih


Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Produksi CO2
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Produksi gas CO2 tidak terlepas dari aktivitas
manusia seperti, penggunaan bahan bakar fosil, perubahan tata guna lahan, limbah industri
dan kebakaran hutan.

B. Biogas Sebagai Solusi Alternatif Permasalahan Energi

Salah satu inovasi dari pengembangan energi alternatif adalah biogas. Biogas
merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang terbentuk melalui proses fermentasi
bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak, sampah organik, serta bahan-bahan
lainnya oleh bakteri metanogenik dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Secara umum
teknologi biogas dapat mengatasi permasalahan melimpahnya kotoran ternak yang tidak
dapat dikelola. Sebagai contoh, seekor sapi potong berbobot 400-500kg/ekor rata-rata
dapat menghasilkan kotoran segar sebanyak 20-29kg/harinya. Kondisi tersebut merupakan
peluang untuk dijadikan sebagai bahan baku biogas.
Selain dapat mengatasi masalah lingkungan, biogas yang dihasilkan dari pengolahan
limbah kotoran ternak juga dapat menjadikan peternakan mandiri energi, sehingga
menghemat biaya pemeliharaan hewan ternak. Jika bahan baku pembuatan biogas sudah
tidak dapat menghasilkan gas lagi, sisanya dapat dijadikan produk sampingan seperti pupuk
organik padat dan cair. Oleh petani, pupuk tersebut dapat digunakan sendiri maupun dijual
lagi sehingga menambah pendapatan.
C. Sejarah dan Potensi Pengembangan Biogas di Indonesia

Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada


awalnya teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas dikembangkan di wilayah
pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di wilayah perkotaan. Pada
tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di Indonesia dikembangkan melalui Proyek
Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari Food and Agriculture Organization (FAO)
dengan dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Mulai tahun 2000-an telah
dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana yang
terbuat dari plastik secara siap pasang dan dengan harga yang relatif murah .

D. Mandiri Pangan dan Energi Berkat Sistem Pertanian Terintegrasi

Konsep pada sistem pertanian ini adalah siklus materi, di mana materi yang
merupakan limbah atau waste dari suatu sektor digunakan kembali sebagai bahan dasar
pada sektor lainnya. Contoh sederhananya adalah limbah dari sektor peternakan yang
digunakan kembali sebagai pupuk untuk digunakan pada sektor pertanian. Adapun timbal
balik dari sektor pertanian adalah misalkan melalui jerami yang digunakan untuk pakan
ternak. Intinya, seluruh materi pada sektor – sektor tersebut terus bersiklus dalam sistem,
muncul sebagai waste pada suatu sektor lalu dialihkan dan digunakan sebagai bahan dasar
pada sektor lainnya. Dari segi lingkungan, sistem ini memiliki konsep zero waste, konsep
yang menekan jumlah produksi sampah, yang tentu memiliki dampak baik terhadap
lingkungan. Adapun dari segi ekonomi, sistem ini memiliki konsep cost reduction, yaitu
konsep di mana modal/biaya menjadi lebih rendah dari pendapatan. Hal ini dapat tercapai
karena dengan digunakannya kembali limbah sebagai bahan dasar pada sektor lain, dapat
mengurangi biaya untuk memenuhi kebutuhan sektor tersebut tanpa mengurangi
pendapatan yang akan diperoleh.
Pada perkembangan berikutnya, setelah sistem pertanian ini dapat berjalan secara
mandiri, maka pertanian dapat difungsikan pula sebagai kawasan eduwisata, di mana
masyarakat yang berkunjung akan diberikan wawasan mengenai sistem integrated farming,
termasuk di dalamnya teknik bertani, beternak dan hal lainnya yang tercakup. Sasaran utama
dengan difungsikannya sebagai kawasan eduwisata adalah untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat mengenai potensi pertanian Indonesia, termasuk mengenai potensi daerah
masing – masing di bidang pertanian, serta mensosialisasikan pula mengenai sistem
integrated farming yang berbasis lingkungan dan berbagai inovasi seputar pertanian ataupun
bioresource, seperti misalnya dijelaskan mengenai biofuel ataupun biogas. Contoh
sederhananya, di kawasan pertanian eduwisata ini dibuat pula kawasan kuliner yang
menggunakan biogas sebagai sumber gas untuk memasak. Hal ini bertujuan untuk
mensosialisasikan bahwa dengan menggunakan biogas, masakan tidak akan terpengaruhi
dan tetap aman.
MENGENAL BIOGAS

A. Proses Pembentukan Biogas


Untuk proses pembuatan biogas tersebut diperlukan suatu alat atau tempat
untuk menampung bahan baku/bahan organik untuk biogas. Alat atau tempat
untuk menampung disebut dengan istilah digester (tabung pencerna)
Secara alami, sisa-sisa tumbuhan maupun hewan yang merupakan bentuk
senyawa organik akan terurai. Terurainya bahan organik ini dapat disebabkan
oleh pengaruh lingkungan (seperti panas matahari). Kotoran ternak yang
dibiarkan menumpuk begitu saja dalam waktu tertentu akan dengan sendirinya
membentuk gas metana oleh aktivitas bakteri. Namun demikian, karena gas yang
dibentuk itu tidak ditampung, maka gas itu akan hilang menguap ke udara. Agar
gas yang dibentuk itu dapat dimanfaatkan, maka perlu dibuat model penghasil
biogas
Teknologi pembuatan biogas sangat beragam dari yang sangat sederhana
sampai teknologi biogas modern yang saat ini banyak dikembangkan di negara-
negara maju.

Proses pembentukan biogas berlangsung dalam 4 tahap, yaitu: Tahap


hidrolisis, tahap pengasaman, tahap pembentukan asetat dan tahap
pembentukan metana.
1. Tahap hidrolisis. Bahan Organik yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein
yang terdapat pada material organik terhidrolisis. Materi organik kompleks
dipecah oleh enzim extraseluler yang dihasilkan bakteri hidrolitik menjadi
materi organik yang lebih sederhana. Produk yang dihasilkan larut di dalam
air yang selanjutnya digunakan oleh bakteri pembentuk asam.
2. Tahap Pengasaman. Molekul monomer glukosa yang merupakan hasil dari
tahap hidrolisis difermentasikan dalam keadaan anaerob menjadi beberapa
benuk asam dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh bakteri pembentuk
asam. Monomer glukosa yang terdiri dari 6 atom diubah menjadi molekul-
molekul yang mempunyai atom karbon sedikit (bersifat asam) yaitu antara
lain molekul asam asetat (CH3COOH) dan etanol (CH3CH2OH).
3. Tahap pembentukan metana. Asam-asam organik selanjutnya dirombak oleh
bakteri Methanogen menjadi gas metana, karbondioksida dan beberapa gas
dalam jumlah rendah. Beberapa referensi menyebutkan bahwa bakteri yang
berperan dalam proses degradasi bahan organik secara anaerob

Pada prinsipnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk


menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik seperti kotoran dan
urin atau air kencing ternak yang lebih sesuai untuk sistem biogas sederhana.
Dengan demikian, jenis bahan organik yang diproses dalam digester sangat
mempengaruhi produktifitas sistem biogas ini. Disamping itu, faktor-faktor
seperti temperatur digester, pH, dan keberadaan bahan-bahan penghambat
pertumbuhan bakteri juga berpengaruh pada besar kecilnya gas bio yang
dihasilkan.
Bakteri akan menguraikan bahan-bahan organik menjadi senyawa organik
atau senyawa lain yang lebih sederhana. Gas metana (CH4), karbon dioksida
(CO2) adalah contoh dari gas-gas yang dihasilkan dari penguraian bahan organik
oleh bakteri pengurai.

B. Mikroorganisme Pembantu

Biogas dapat dibuat dari berbagai limbah baik limbah pertanian, limbah
peternakan, limbah industri bahkan limbah domestik, dengan memanfaatkan
mikroorganisme yang bisa mendegradasi limbah akan dihasilkan produk akhir
berupa gas metan dan karbondioksida. Salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam proses pembentukan biogas adalah adanya peran serta
bakteri, karena pada hakekatnya konversi materi organik menjadi biogas ini
merupakan hasil kerja berbagai bakteri yang bekerja secara konsorsium.(Burke,
2001). Proses tidak akan berjalan jika hanya terdapat salah satu bakteri saja,
konsorsium memerlukan lebih dari satu spesies bakteri metanogen, ada spesies
metanogen yang mampu mengkonversi asetat menjadi metan contoh
Thermoacetogenium phaeum, spesies lain mengkombinasikan CO2 dan H2
menjadi metan dan H2O melalui proses reduksi karbonat. (Fresspatent.,2007)
Kondisi reaktor harus benar-benar dijaga agar tetap terjadi keseimbangan
sehingga bakteri dapat bekerja secara konsorsium.
Terdapat dua golongan bakteri yang terlibat dalam proses konversi materi
organik menjadi biogas, yaitu bakteri non metanogen dan bakteri metanogen.
Bakteri non metanogen bekerja lebih dulu menghasilkan berbagai asam organik
seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat dan lain-lain, contoh bakteri
non metanogen adalah Escherichia coli, Bacteroides, Clostridium botylinum.
Asam organik hasil kerja bakteri non metanogenik akan digunakan oleh bakteri
metanogenik untuk dikonversi menjadi biogas.
Bakteri metanogen umumnya menyukai suasana pH netral atau alkali dengan
kisaran nilai pH antara 6,8-8,5 untuk memproduksi metan (Teng,1994;
Burke,2001). Bakteri penghasil asam tumbuh lebih cepat daripada bakteri
penghasil metan. Jika bakteri penghasil asam tumbuh terlalu cepat maka asam
organik yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah yang dapat dikonsumsi oleh
bakteri metanogen, akibatnya sistem akan terlalu asam, jika hal ini terjadi maka
pH akan turun, sistem menjadi tidak seimbang dan aktivitas bakteri penghasil
metan akan terhambat.( Furford,1988 ; Burke, 2001)
C. Bahan Baku Pembuatan Biogas

Bahan baku pembuatan biogas sangat melimpah di sekitar kita. Beragam


jenis limbah kotoran selalu tersedia, terutama di daerah pemukiman dan sentra
peternakan. Bahan baku juga dapat diperoleh dari limbah pertanian, berupa sisa
hasil panen dan tumbuhan-tumbuhan liar. Namun, setiap bahan baku memiliki
nilai tertentu yang mesti Anda tentukan jenisnya, baik berdasarkan nilai
ekonomis maupun kemampuannya dalam menghasilkan biogas. Berikut ini
beberapa jenis bahan baku yang bisa digunakan untuk biogas.

1. Limbah peternakan.Kotoran hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, dan


ayam dapat dibuat bahan baku biogas. Satu ekor sapi 400—500 kilogram dapat
menghasilkan 20—29 kilogram kotoran.

2. Limbah pertanian. Sisa hasil panen, seperti padi, gandum, kedelai, kelapa
sawit, dan singkong dapat dijadikan bahan baku biogas. Kemudian, bekas
pemanfaatannya dapat dijadikan kompos untuk kesuburan tanah.

3. Limbah perairan. Tanaman air, seperti eceng gondok, rumput laut, dan alga
memiliki karakteristik baik untuk dijadikan bahan baku biogas. Eceng gondok
sangat tepat dimanfaatkan, karena sering menjadi gulma di daerah perairan,
seperti rawa dan danau.

4. Sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga, pasar, atau industri dapat
juga diolah menjadi biogas. Proses pembuatannya dapat diitegrasikan dengan
produksi kompos sehingga mendaptkan dua keuntungan sekaligus.

5. Limbah manusia yang belum banyak dimanfaatkan, sebenarnya bisa dijadikan


bahan baku biogas. Bahkan, dengan kandungan C/N yang lebih rendah daripada
kotoran ternak menyebabkan limbah kotoran manusia lebih mudah
terfermentasi sehingga lebih cepat menghasilkan biogas.

Anda mungkin juga menyukai