Anda di halaman 1dari 10

Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana bagi

Wanita
Pendahuluan
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Untuk
optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita
dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
reproduksi utama dan yang lain. Juga responsif terhadap berbagai tahap kehidupan
reproduksi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam
memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status
kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama
pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah
mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat
kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat
diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.
Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi
terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan
konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode KB sama sekali.
Perasaan dan kepercayaan wanita mengenai tubuh dan seksualitasnya tidak dapat
dikesampingkan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan kontrasepsi.
Banyak wanita tidak bersedia mengubah siklus normalnya, karena takut bahwa
perdarahan yang lama dapat mengubah pola hubungan seksual dan dapat mendorong
suami berhubungan seks dengan wanita lain. Siklus yang memanjang atau perdarahan
intermiten dapat membatasi partisipasi dalam aktivitas keagamaan maupun budaya. Oleh
karena itu, pendapat suami mengenai KB cukup kuat pengaruhnya untuk menentukan
penggunaan metode KB oleh istri. Karena wanita mempunyai semacam kendali apabila
mereka bertanggung jawab dalam penggunaan kontrasepsi. Dilain pihak, mereka juga
dapat merasa kecewa karena harus menolak permintaan seks pasangannya dan
memikul beban berat dari setiap efek samping dan risiko kesehatan. Wanita mungkin
takut, karena alasan kesopanan atau rasa malu, untuk berbicara dengan pasangannya,
baik tentang KB maupun menolak keinginan pasangannya untuk berhubungan ataupun
mempunyai anak. Akhirnya, beberapa wanita memilih menggunakan kontrasepsi tanpa
sepengetahuan pasangannya.
Dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa cara dan pemakaian alat kontrasepsi, serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing kontrasepsi. Tulisan ini diharapakan dapat
memberi masukan dan menambah pengetahuan bagi wanita untuk memilih alat
kontrasepsi yang tepat.
Berbagai Cara Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan
cara kontrasepsi moderen (metode efektif).
1. Cara Kontrasepsi Sederhana
Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi
dengan alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan
senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan
alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma
atau cup, cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).
1. Cara Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif
Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi
permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi
permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi
tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).
Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa,
tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan
sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami
belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
Pantang Berkala (Sistem Kalender)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur.
Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama
untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus
haidnya setiap bulan.
Kondom/Diafragma
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau
supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain
itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom
tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang.
Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun
kenyataannya kurang populer di masyarakat.
Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa
Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit
sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau
dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya mengalami
keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.
Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960.
Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau
selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang
lain.
Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu
kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas
bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-
tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak
lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral
atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi
penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu
merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau
mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil
tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk
menggunakan pil itu secara jangka panjang.
Jenis-jenis Pil
1. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil
gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah
kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
2. Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari
pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen
dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya
sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian
minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan
terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam
mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen
harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan
dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
3. Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi
pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga
mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat
perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang
pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung,
varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar
gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat
pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa
mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu
memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small
(kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan
pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah
dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan
satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya
dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontra indikasi pemasangan AKDR:
 Belum pernah melahirkan

 Adanya perkiraan hamil

 Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan,
bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika
perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus
dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid
darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama
beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta
rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai
reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian
obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi
juga dapat timbul selama pemakaian AKDR.
Ekspulsi
Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu AKDR
keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran AKDR
yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin
elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan
AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan
terjadinya ekspulsi kecil.
Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan.
Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada
keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5
tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti
dengan yang baru.
Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan
dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi
Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong
(gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid).
Cara pemakaian
Cara ini baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah melahirkan.
Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan.
Suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.
Kontra indikasi
Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah.
Efek samping kontrasepsi suntikan
 Tidak datang haid (amenorrhoe)

 Perdarahan yang mengganggu

 Lain-lain: sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan,
hiperpigmentasi.
Norplant
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka
waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita.
Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan
karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang
juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan
melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa
terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book
Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang
saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut
implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk.
Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada
1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek
samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada
1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang.
Efektivitas norplant
Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada tahun
pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%, dan 1,6% pada
tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang mungkin ditimbulkan dalam
jangka waktu limatahun pemakaian adalah 3,9 persen. Wanita dengan berat badan lebih
dari 75 kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga
pemakaian (5,1 persen).
Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant
Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang menderita
penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi, benjolan pada
payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal. (The Boston
Women’s Book Collective, 1992)
Pemasangan norplant
Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri
wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu kegiatan. Norplant dapat
dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang
terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan
juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar
tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan
oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama
pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.
Kelebihan dan kekurangan norplant
Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor lupa
sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air susu ibu.
Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pemasangan hanya bisa dilakukan oleh dokter
atau bidan yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan efek samping, misalnya
spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang juga menimbulkan
berat badan bertambah.
Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan
wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga
pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami
sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara
kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor
yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak
menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu
terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus
dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan
usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
 Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
 Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda
frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
 Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
 Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 20–30 tahun
 Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
 Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai
pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
 Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa
merupakan pilihan kedua.
 Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi)
dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom,
maupun pil dalam arti mencegah.
Beberapa Metode Kontasepsi Baru
Dengan adanya metode kontrasepsi yang baru, berarti pula memberikan lebih banyak
pilihan, dapat membantu mengatasi beberapa kendala pemakaian kontrasepsi. Meskipun
demikian, pengembangan kontrasepsi baru untuk menambah yang sudah ada sangat
terasa kurang membawa perubahan yang positif dan inovatif. Beberapa metode yang
sedang diuji klinik antara lain:
1. Cincin kontrasepsi
Cincin ini dimasukkan ke dalam vagina, bentuknya seperti kue donat, dan
mengandung steroid, yaitu progestin atau progestin ditambah estrogen, yang
dilepas ke dalam aliran darah. Cincin kontrasepsi mengandung dosis hormon yang
lebih rendah dibanding dengan kontrasepsi oral. Wanita dapat memasukkan dan
mengeluarkan cincin ini sendiri.
2. Vaksin antifertilitas reversibel
Vaksin ini menyebabkan antibodi berinteraksi dengan human chrrionic
gonadotropin (HCG), suatu hormon yang memelihara kehamilan. Tanpa HCG,
lapisan uterus lepas dengan membawa telur yang sudah dibuahi sehingga terjadi
menstruasi.
3. Norplant II
Norplant II memiliki kelebihan dibanding dengan norplant yang ada sekarang,
karena norplant II hanya memerlukan dua implantasi subdermal. Dengan demikian,
lebih mudah memasukkan dan mengeluarkannya.
4. Suntikan
Kontrasepsi ini menggunakan mikrosfero atau mikrokapsul. Injeksi terbuat dari satu
atau lebih hormon di dalam kapsul yang dapat dibiodegrasi, yang melepaskan
hormon dan menghambat ovulasi. Satu suntikan dapat melindungi satu, tiga, atau
enam bulan, tergantung dari jenis komposisi kimianya.
5. Implantasi Transdermal
Implantasi transdermal menyebabkan pelepasan kontrasepsi steroid yang lambat
dan teratur ke aliran darah melalui kulit. Wanita dapat menempatkan implant
tersebut pada tubuh dan melepaskannya sesuai keinginan. Pada salah satu jenis
implantasi transdermal, seorang wanita menggunakan tiga implantasi selama tiga
minggu. Setiap implantasi efektif selama tujuh hari. Pada minggu berikutnya,
digunakan implantasi plasebo sehingga terjadi menstruasi.
6. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimallima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenore.
7. Kondom wanita
Kondom ini dikendalikan oleh wanita dan mengurangi risiko terkena penyakit
menular seksual. Dari uji klinik menunjukkan bahwa kelicinan, kebocoran,
kerusakan, dan hambatan efektivitasnya lebih baik dibandingkan kondom pria.
Kesimpulan dan Saran
Dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat, sebaiknya calon akseptor diberi penjelasan
tentang keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi, sehingga diharapkan
dapat memperkecil terjadi kehamilan serta mengurangi efek samping dari alat
kontrasepsi tersebut.
Penelitian yang didasarkan pada hasil mengenai manfaat dan kepercayaan akseptor
yang berkaitan dengan seksualitas serta penggunaan kontrasepsi, harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum suatu metode kontrasepsi dipasarkan dan dianggap sebagai
pilihan tambahan.
Untuk peningkatan dan perluasan pelayanannya, keluarga berencana dapat dimasukkan
ke dalam pelayanan kesehatan reproduksi serta pelayanan kesehatan primer yang lain
agar tanggap terhadap seluruh kebutuhan kesehatan reproduksi wanita. Di dalam suatu
program yang terintegrasi, harus terdapat metode kontrasepsi yang dapat diterima,
aman, dan efektif serta dapat dipakai wanita pada berbagai tahap kehidupan reproduksi.
Metode kontrasepsi juga harus dapat diterima secara seksual maupun sosial tanpa
adanya pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan secara umum.
Apabila tersedia pilihan metode kontrasepsi yang lebih bervariasi dan pelayanan yang
lebih responsif terhadap keinginan serta kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
wanita maka tujuan keluarga berencana akan mulai tercapai. Dengan demikian,
diharapkan wanita merasa terpanggil untuk meningkatkan kesadaran hak seksual dan
reproduksinya sebagai langkah utama menuju kesehatan yang utuh.
Daftar Pustaka
1. Sarwono, Sarlito Wirawan, 1979. Herman Memilih Sterilisasi, Perkumpulan untuk
Sterilisasi Sukarela Indonesia, Jakarta.
2. Myrnawati, 1979. Mengapa Mereka Memilih Sterilisasi, Perkumpulan untuk Sterilisasi
Sukarela Indonesia, Jakarta.
3. Sosrohadikoesoemo, Soemiani , 1984. Pil, Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional Propinsi Jawa Tengah Bidang Kependudukan.
4. Koblinsky, Marge; Timyan, Judith; Gay, Jill, 1997. Kesehatan Wanita Sebuah
Perspektif Global, Gajah Mada University Press.
5. Yuarsi, Susi Eja, 1997. Norplant, Penerimaan Program dan Layanan Lanjutan, Pusat
Penelitian Kependudukan, Universitas Gajah Mada.
6. Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,1980. Pedoman Praktis
Pelayanan Kontrasepsi Petugas Paramedis.
7. Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,1980. Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim.
8. Melati, Mawar, 1985. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, MajalahWarta Konsumen,
Iklan Edisi Tahun ke XII , No.138, hal 5-6.

Report this ad

Iklan

Report this ad

Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar
Nama *
Surel*

Situs Web
Beri tahu saya komentar baru melalui email.
Iklan

Report this ad

Laman
 About
 Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana bagi Wanita
 Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan
Iklan

Report this ad

S S R K J S M

« Jun

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31

MARET 2018

Arsip
Arsip Pilih Bulan Juni 2008 (1)
Meta
 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com
Iklan

Report this ad

Kategori
Kategori Pilih Kategori Uncategorized (1)

PERTANYAAN SEPUTAR KONDOM


Apakah kondom ? Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung tidak
tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Bagaimana gambaran fisik kondom ? Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang
membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik (polietilen). Sekarang banyak jenis kondom yang
berbeda dalam hal : Bentuk : Ada yang ujungnya rata, ada juga yang ujungnya memiliki penampung untuk
penampung sperma. Pada saat ini yang banyak beredar di pasaran adalah bentuk kondom yang memiliki bundaran
kecil di ujungnya sebagai penampung sperma. Warna : Ada yang tidak tembus pandang, ada pula yang transparan,
dengan berbagai macam warna. Sekarang ini, Jenis transparan dengan berbagai macam warna sesuai aroma adalah
yang banyak beredar di pasaran. Lubrikasi : Ada yang menggunakan minyak silikon, Jelly, bedak atau yang kering.
Jelly dan bedak untuk saat ini jarang digunakan pada kondom yang beredar di Indonesia. Ketebalan : Kondom
memiliki ketebalan yang standar dan tipis. Biasanya orang cenderung memilih yang sangat tipis untuk kenyamanan
dalam pemakaian. Permukaan : Hem, bergelombang, tidak licin. Sekarang ini permukaan kondom semakin
bervariatif. Para produsen kondom lebih kreatif untuk menarik konsumen untuk menggunakan kondom. Misalnya
saja sekarang banyak beredar kondom yang bergerigi, berulir dll. Hal ini betujuan untuk menambah sensasi dalam
hubungan suami istri yang menggunakan kondom. Spermicida : Kondom yang beredar ada yang menggunakan
spermicida, ada juga yang tidak. Spermicida yang digunakan biasanya nonoxyne-9 atau menfegol. Spermicida
berfungsi untuk membunuh sperma. Penggunaan spermicida ini untuk menambah efektifitas kondom sebagai alat
kontrasepsi Bagaimana kondom bisa berfungsi sebagai alat kontrasepsi ? Kondom akan menghalangi sperma masuk
ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel
telur tidak bertemu. Kapan kondom digunakan ? 1. Bila hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam
masa subur 2. Bila istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi 3. Setelah vasektomi kondom perlu
dipakai sampai enam minggu 4. Sementara menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya 5. Bagi calon
peserta Pil KB yang sedang menunggu haid 6. Apabila lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam 7.
Apabila salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS 8. Dalam
keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai pasangan suami istri 9. Sementara menunggu
pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit, bila batas pemakaian implant telah habis. Bagaimanan
cara menggunakan kondom ? 1. Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan
jari ke posisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya sobek bagian atas
bungkus kondom 2. Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan
perhatikan bagian yang menggulung harus berada di sebelah luar 3. Pencet ujung kondom dengan ibu jari dan
telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakan pada kepala penis. 4. Pada saat kondom dipasang, penis harus
dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan
kondom hingga pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek). 5. Setelah ejakulasi, cabut
penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom di pangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan
tidak meninggalkan air mani di vagina 6. Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar.
Kondom bekas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya, untuk mencegah mengkontaminasi orang lain,
terutama anak-anak. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kondom 1. Periksalah tanggal kadaluwarsa
pada bungkus kondom. Periksalah kondisi bungkus kondom, jangan menerima atau membeli kondom yang
bungkusnya sudah rusak, ada gelembung udara di dalamnya dan berlubang 2. Gunakan kondom baru setiap kali
bersanggama 3. Hati-hati membuka bungkus kondom, jangan sampai kondom sobek. 4. Pasang kondom sebelum
kontak genital, untuk mencegah masuknya sperma atau bibit penyakit ke dalam vagina, (atau sebaliknya) 5. Hati-hati
dalam memasang dan melepaskan kondom bagi mereka yang memiliki kuku panjang atau cincin dengan bagian yang
tajam 6. Jika pelican yang ada pada kondom dirasa kurang, gunakan lubrikan atau jelly yang dianjurkan. Jangan
gunakan bahan-bahan seperti vaselin, lotion, atau produk minyak lainnya, karena dapat meningkatkan kemungkinan
robeknya kondom. 7. Bila kondom pecah atau robek selama senggama, gunakan segera spermisida (busa atau gel),
dan pertimbangkan menggunakan kontrasepsi darurat, untuk mencegah terjadinya kehamilan. 8. Simpan persediaan
kondom di tempat yang sejuk dan kering. Jauhkan kondom dari sinar lampu neon, TL dan letakan di tempat yang
tidak terkena matahari langsung atau di tempat yang panas. 9. Sebaiknya tidak meletakan kondom di saku celana,
karena suhu tubuh dapat mempengaruhi kualitas kondom. Jangan gunakan kondom bila terlihat rusak atau lapuk,
karena cenderung robek. Apakah kelebihan kondom ? 1. Efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan
benar 2. Murah dan mudah didapat tanpa resep dokter dan dapat didistribusikan oleh dan untuk masyarakat
(community based) 3. Praktis dan dapat dipakai sendiri 4. Tidak ada efek hormonal 4. Dapat mencegah kemungkinan
penularan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS 5. Mudah dibawa 6. Kondom menggunakan pelicin/pelumas
sehingga dapat menambah frekuensi hubungan seksual dan secara psikologis menambah kenikmatan 7. Kondom
membantu suami yang mengalami ejakulasi dini. 8. Adanya jaminan pengawasan kualitas produksi bahwa produk
layak dipasarkan. Sebelum dipasarkan kondom harus diuji di laboratorium dan harus memenuhi Standar
Internasional yang ditetapkan oleh ISO (International Organitation Standardization), CEN (Comitee European de
Normalization), dan ASTM (American Socienty for Testing and Materials). Apakah keterbatasan kondom ? 1. Kadang-
kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom 2. Kondom hanya dapat dipakai satu kali 3. Secara
psikologis kemungkinan mengganggu kenyamanan 4. Kondom kadaluarsa mudah sobek dan bocor. Bagaimana
efektifitas kondom dalam mencegah kehamilan ? 1. Efektif sebagai kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar 2.
Angka kegagalan teoritis 3%, praktis 5 -20% 3. Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri dalam periode
menyusui (Lactation Amenorrhae Method) 4. Akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan sistem kalender. Dimana
mendapatkan kondom ? Kondom dapat diperoleh di: 1. Apotik 2. Klinik KB 3. PPKBD/sub PPKBD 4. Pos KB Desa 5.
Toko Obat 6. Pasar Swalayan 7. Puskesmas/puskesmas pembantu 8. Vending Machine Kondom. Disusun oleh : SURYA
dari berbagai sumber.

Komentar Terbaru
Mr WordPress di SURYA,S WEBSITE

View Full Site

Blog di WordPress.com.

 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai