Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Meshing pada Evaluasi Faktor Intensitas Tegangan

Perilaku Transient dengan Simulasi Komputer ANSYS

Endang Tri A. , Rizki Ernawati


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

PENDAHULUAN

Gambar 1. Model Centre Crack Specimen (Farhan, 2011)

Broek, D (1982) menyatakan bahwa faktor intensitas tegangan (K) telah menjadi
parameter penting yang dapat menentukan kekuatan sisa suatu struktur yang
mempunyai retak. Berbagai metoda telah dikem-bangkan untuk menghitung faktor ini.
Salah satu metoda ini yaitu metode elemen hingga. Dengan memakai elemen
konvensional masih memerlu- kan pembagian elemen-elemen (meshing) yang halus
disekitar ujung retak (Zienkiewics, 1977). Banks-sills, leslie dan Bortman, Yaacov
(1984), melakukan peninjauan terhadap penggunaan elemen quarter-point quadrilateral
dan prosedur ekstrapolasi untuk mengevaluasi faktor intensitas tegangan dengan
center crack speciment dengan hasil akurat, dimana hasil yang didapat tidak
terpengaruh oleh ukuran elemen. Penelitian Choiron, M.A. dan Berata, W. dan
Pramono, A.S.(2001) dilakukan dengan menggunakan software ANSYS untuk
menghitung faktor intensitas tegangan pada kasus specimen CT (Compact Tension).
Pemo- delan spesimen menggunakan elemen isoparametrik kuadrilateral dan diujung
retak meng- gunakan elemen quarter point kuadrilateral.
Hasil yang didapat ternyata memberikan hasil faktor intensitas tegangan yang
sangat dekat dengan eksperimen pada kondisi hampa udara. Putra, I.S. dan
Purbolaksono, J dan Pramono, A (1998), menggunakan perangkat lunak BEASY
yang berbasis metoda elemen batas (Boundary element methode), untuk
menghitung faktor intensitas tegangan pada kasus part through crack. Hasil yang
didapat memberikan harga faktor intensitas tegangan dengan perbedaan kurang dari 10%
bila dibandingkan dengan hasil dari Newman-raju solution.
Dari latar belakang tersebut penulis mencoba menggunakan perangkat lunak
ANSYS release 5.4 yang berbasis pada metode elemen hingga, untuk mengevaluasi
faktor intensitas tegangan pada part through crack untuk kofigurasi Retak Pojok
Eliptik (quarter elliptic corner crack). Pemodelan spesimen menggunakan elemen
singular pada sekitar ujung retak.
Dalam pelaksanaan penelitian ini beberapa kondisi batasan telah diambil yaitu:
• Pemodelan spesimen untuk Retak Pojok Eliptik dilakukan dengan model
setengah bagian dikarenakan adanya kesimetrian model.
• Jenis elemen yang digunakan adalah elemen isoparametrik 8 node tiga dimensi
(isoparametrik 8 node solid) untuk memodelkan

METODE
Metode yang dilakukan pada studi ini dilakukan pada studi kasus sesuai Gambar 1.

Gambar 1 Model kasus Centre Crack Specimen(CCS)

Material Plat adalah baja dengan data material yaitu :


- Modulus Young € = 200 GPa
- Poisson’s ratio ( ) = 0,3.
Geometri b = 0,3 m, a = 0,01 m, dan besar pembebanan merata sebesar 150 MPa.

FLOW CHART

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Menghitung nilai K dengan numerik
1.1 PEMODELAN
a. Geometri : 2Dimensi, elemen 2D Solid 83 dan ¼ bagian

Gambar 2 Model Geometri

b. Model Material : Linear Elastic Isotropik

c. Model Pembebanan : Tarik, beban merata sebesar 150 MPa


1.2 Konsep Perhitungan Nilai K dengan FEM

KCALC - Node PATH – Crack Face


- Distribusi tegangan di ujung retak
- Extrapolasi perpindahan

Gambar 4. Plot nilai K dengan software ANSYS


2. Memvariasikan besar meshing pada model

Ukuran Meshing Mesh 1 Mesh 2 Mesh 3


Nilai KI

3. Menghitung nilai K dengan rumus analitis menurut W.D. Pilkey


K 1 =C . σ . √ π . a ,
K1 = 0,99989305607408538174052624028371 x 50 x √ 3.14 x 0.003
K1 = 4.85232
dimana
2 4
C=(1−0.1 η +0 .96 η ) √1/cos(πη )
¿(1−0.1 x 0.0332 +0.96 x 0. 033 4) √ 1/cos(3.14 x 0.033)
= (1- 0,0001089 + 0,00000113848416) x 1,0000008176780396067576343528745
C = 0,99989305607408538174052624028371
a 0.01
η=
b  0.3 = 0.033

Maka akan di hasilkan nilai K 1 =25. 680 MPa . √ m .

4. Evaluasi nilai K

Dapat disimpulkan bahwa “semakin besar pembagian garis, maka semakin tinggi
tingkat ketelitian nilai faktor intensitas tegangan terhadap nilai faktor intensitas tegangan
menurut solusi analitis dari W.D. Pilkey”.
Referensi
ANSYS TUTORIAL – 2-D Fracture Analysis, Dr. A.V. Phan, University of South
Alabama.

Dikutip dari “http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_intensity_factor” pada tanggal 20 Oktober


2014.

Anda mungkin juga menyukai