Anda di halaman 1dari 22

MODUL

KEANEKARAGAMAN
HAYATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI, PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN, UNIVERSITAS JAMBI
MODUL PEMBELAJARAN

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Pada Modul ini Anda akan mempelajari materi yang berjudul “Keanekaragaman Hayati“.
Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat merumuskan konsep keanekaragaman
hayati, mengidentifikasi keanekaragaman di Indonesia, mengklasifikasikan keanekaragaman
hayati dan menjaga pelestariannya serta cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan:
1. Kegiatan 1 : Konsep keanekaragaman hayati
2. Kegiatan 2 : Keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Kegiatan 3 : Klasifikasi keanekaragaman hayati
Setiap kegiatan disusun berurutan, maka sebelum mempelajari modul sebaiknya Anda
mengikuti petunjuk-petunjuk berikut ini.
1. Waktu untuk mempelajari modul ini adalah 13 jam pelajaran, termasuk tes akhir modul.
2. Bacalah uraian materi modul secara bertahap dan cermat. Bila ada bagian materi yang
belum paham anda dapat mengulang membacanya.
3. Pada setiap akhir penggalan materi terdapat latihan yang harus Anda kerjakan.
Diskusikan bersama kelompok belajar Anda, atau guru bina Anda di sekolah bila ada
kesulitan-kesulitan.
4. Kerjakan latihan pada akhir setiap penggalan materi, dan kerjakan tugas mandiri yang
ada pada setiap akhir kegiatan.
5. Pada akhir kegiatan ada pengamatan keanekaragaman hayati. Bawalah alat-alat dan
bahan pengamatan, seperti macam-macam biji kacang, penggaris, buku catatan praktek
dan lain-lain (lihat gambar tugas). Kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati tersebut
dapat dilakukan di laboratorium sekolah.
6. Jangan lupa Anda meminta tes akhir modul kepada guru bina, lalu Anda kerjakan sendiri
untuk mengukur kemampuan Anda.

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 1


Bila Anda selesai mempelajari modul ini, maka dengan pengetahuan yang Anda pahami
diharapkan Anda memperoleh banyak manfaat dalam kegiatan anda sehari-hari. Misalnya Anda
akan mudah mengenali makhluk-makhluk di sekitar Anda, baik tumbuhan maupun hewan
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang terlihat.
Selanjutnya materi yang terdapat di dalam modul ini akan berkaitan erat dengan materi
pada modul-modul berikutnya. Untuk itu, kesungguhan Anda dalam mempelajari modul ini akan
menentukan keberhasilan Anda.

I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATERI
Di lingkungan sekitar sering kita temui berbagai macam mahluk hidup di antaranya
tumbuhan dan hewan. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda hingga
membentuk suatu keanekaragaman. Misalnya sering kita temui mangga yang memiliki
berbagai macam bentuk, warna, rasa. Selain iti juga kita temui berbagai hewan dalam satu
familia, contohnya anjing, kucing, harimau, dan masih banyak contoh-contoh yang lain
tentang keanekaragaman tingkat gen, jenis, ekosistem. Sebenarnya apa kenekaragaman
tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat anda jawab setelah membaca modul ini.

B. PRASARAT
Sebelum mempelajari modul ini sebaiknya anda membaca kembali tentang organisasi
kehidupan dari tingkat molekul hingga tingkat ekosistem. Kalau setelah anda membaca
modul ini mencapai tingkat penguasaan 70 % ke atas, anda dapat melanjutkan kegiatan
belajar berikutnya pada modul ke 2, tetapi jika penguasaan anda masih kurang dari 70 % ,
anda harus mengulang kegiatan belajar 1 (modul1) terutama pada bagian-bagian yang anda
belum pahami benar

Dalam modul ini bertujuan agar Anda memiliki wawasan pemahaman tentang masalah
keanekaragaman alam hayati atau makhluk hidup sebagai akibat interaksi gena-gena yang
dikandungnya dengan pengaruh lingkungan, dan sebagai bagian dari tatanan lingkungan hidup
agar dapat dikelola secara berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dari
generasi ke generasi, serta mengenal dasar-dasar klasifikasinya sebagai suatu cara-cara

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 2


mempelajarinya, kemudian mengambil hikmah pelajaran nilai-nilai dari konsep dan prinsip-
prinsip keanekaragaman makhluk hidup yang diberikan oleh Allah swt. untuk kehidupan
manusia.

Berdasarkan tujuan pembelajaran umum tersebut dapat dijelaskan tujuan pembelajaran khusus
dalam mempelajari masalah Keanekaragaman Alam Hayati adalah agar Anda dapat:

1. Menjelaskan kembali macam – macam bentuk, penampilan, jumlah dan sifat lain yang
ditemukan pada tingkat gen, jenis, dan tingkat ekosistem dari keanekaragaman hayati melalui
kegiatan diskusi hasil menyimak wacana ini sehingga dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengkomunikasikan cara-cara menjaga pelestarian keanekaragaman hayati untuk kepentingan


kesejahteraan hidup manusia dari generasi ke generasi, dan upaya perlindungan terhadap sumber
daya alam hayati yang bersifat langka melalui kegiatan diskui hasil menyimak wacana ini
sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang.

3. Membedakan sedikitnya dua hal antara sistem klasifikasi buatan, alamiah, dan filogeni dalam
mempelajari keanekaragaman hayati melalui diskusi hasil membaca modul ini.

4. Menjelaskan peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia, baik ditinjau untuk
kebutuhan pokok hidup dan kebutuhan tambahan hidup manusia maupun penanggulangan
masalah-masalah lingkungan hidup, terutama kaitannya dengan masalah pencemaran
lingkungan, kebocoran lapisan ozon, dan pemanasan global lingkungan berdasarkan informasi
wacana modul ini.

5. Meramalkan suatu kejadian yang berdampak pada keseimbangan lingkungan berdasarkan


fakta adanya kepunahan satu jenis sumber daya alam hayati tertentu.

6. Mengambil pelajaran pendidikan nilai (nilai praktis, intelektual, sosial-politik, religi, dan
pendidikan) dari keanekaragaman makhluk hidup ini sebagai sumber tatanilai untuk kehidupan
manusia.

II. KOMPETENSI INTI


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 3


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
III. Kompetensi Dasar
2.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang Keanekaragaman
hayati yang ada di bumi kita serta memahami faktor-faktor yang mempengerahu
Keanekargaman Hayati
2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam tiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.3 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menganalisis hubungan antara faktor abiotik dan bitoik dan menghubungkan dengan
komponen penyusun nya sehingga dapat mengetahui komponen dari ekosistem tersebut.
IV. INDIKATOR

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 4


a. Mengidentifikasi keanekaragaman gen, jenis, mahluk hidup dari hasil pengamatan
lingkungan
b. Menemukan jenis organisme khas daerah/wilayah dan mendeskripsikan
keanekaragaman gennya
c. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen,jenis, ekosistem
d. Menjelaskan factor-faktor yang menentukan keanekaragaman hayati
V. KEGIATAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI

A. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah istilah yang belum lama ada. Istilah ini digunakan
pertama kali di Washington pada tahun 1986 oleh seorang ahli entomologi (Edward O. Wilson).
Kata ini merupakan kata yang sulit, yang sayangnya, menjadi kata yang menarik perhatian hanya
sedikit orang, yang terutama mempelajarinya (seperti ahli ekologi, biologi, atau agronomi).
Nyatanya keanekaragaman hayati seharusnya berupa konsep sederhana, karena pada esensinya,
dia merupakan tanda keberadaan alam, kehidupan, dan keragaman aspek hidup dalam sejumlah
level, - dari yang paling kecil dan mendasar (seperti gen dan bakteri) sampai pada spesies
binatang dan tumbuhan, menuju level yang paling kompleks (ekosistem). Dalam bahasa
sederhananya yaitu Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme
yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.

1. Keanekaragaman Hayati Indonesia


Berdasarkan Karakteristik Wilayah Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan
terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada
berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan
genetika. Keanekaragaman jenis pada umumnya menjadi pusat atau penumpuan perhatian
karena paling mudah diamati. Sedangkan keanekaragaman ekosistem yang terbentuk oleh jenis-
jenis yang menjadi unsurnya dan keanekaragaman genetika yang menyusun jenis itu sangat besar
kepentingannya bagi manusia.

Secara Astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT.
Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan 23½0
LS, ciri-ciri daerah tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C - 28

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 5


0C, curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700 - 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena proses
pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan hewan, Indonesia memiliki jumlah keragaman
yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati yang utama didunia
karena terletak didaerah tropis. Ditinjau dari segi keanekaragaman sumber daya tumbuhan di
Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku tumbuhan meliputi 25.000-35.000 jenis.
Dari jumlah ini diperkirakan separuhnya mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, terutama sebagai bahan ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna dan
sebagainya.

Dari sejumlah suku dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, ternyata hanya sekitar 3-4
% saja tumbuhan yang baru digunakan dan dibudidayakan, sedangkan sisanya masih berkeliaran
di hutan. Padahal, jenis tumbuhan yang masih alami dan tumbuh liar yang berpotensi sebagai
tumbuhan komoditas masih banyak yang belum terungkap, padahala sebenarnya memberikan
peluang yang cukup besar bagi masyarakat maupun peneliti untuk menjadikan tumbuhan yang
belum terungka itu, sebagai bahan penelitiannya, guna meningkatkan taraf hidupnya.

Beberapa tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut:

a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Maluku.


b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp.), Keruwing (Dipterocarpus sp.) dan Rotan (Liana sp.) banyak terdapat
di hutan Pulau Kalimantan.
Beberapa hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut :

a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon.


b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan.
2. Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 6


Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada
lingkungan tertentu di bumi. Indonesia merupakan negara yang amat kaya dengan flora dan
fauna yang tersebar di seluruh kepulauannya. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat
ditentukan oleh geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah
hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.

a. Penyebaran hewan (zoogeografi)


Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan
menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut. 1) Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa,
hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub. 2) Ethiopia meliputi daerah
Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila. 3) Oriental
meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau,
gajah, tapir, dan kerbau. 4) Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia
bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru. 5) Neortik
meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu
berang-berang. 6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang
khas meliputi kera dan tapir.

b. Persebaran tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan
ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan.
Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di
tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari
permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50C.
Berbagai vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut. 1) Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput
dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada. 2)
Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah
Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia. 3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri
vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. 4) Padang
rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 7


pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan. 5) Vegetasi gurun, memiliki
ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan
kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah
gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan). 6) Sabana,
memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada daerah Asia, Australia
dan Indonesia. 7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun,
pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan
tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan
Amerika Selatan. 8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena
tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora sp.), kayu api (Avicinea
sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan tahan kering (Xerofit).

3. Keanekaragaman Hayati Indonesia Berdasarkan Ekosistem Perairan


Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain,
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

a. Ekosistem air tawar Mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam rendah, variasi suhu
rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan
dipengaruhi oleh iklim serta cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat
ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut. 1) Litoral adalah daerah
dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar. 2) Limnetik adalah daerah terbuka yang
intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar. 3) Profundal adalah daerah dasar yang
dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.

b. Ekosistem air laut Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang
merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat
hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut. 1) Formasi
pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa,
Erythrina sp. 3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.

B. Keanekaragaman Pada Tingkatan Gen

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 8


Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling rendah.
Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di
dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen.
Misalnya, pada manusia, ada gen yang mengontrol bentuk wajah, warna rambut, jenis kelamin,
warna kulit, dan golongan darah. Hal ini memungkinkan adanya variasi manusia yang ada di
dunia ini. Coba kalian amati wajah teman-teman kalian satu kelas, apakah ada yang memiliki
wajah sama? Pasti terdapat perbedaan di antara mereka walaupun ada yang kembar. Perhatikan
Gambar 1. Meskipun masih dalam satu spesies, penampakan buah jeruk berbeda satu dengan
lainnya. Jadi, di dunia tidak ada satu jenis makhluk hidup yang sama persis bentuk dan ukuran
maupun warnanya. Perbedaan ini disebabkan adanya keanekaragaman gen.

Gambar 1. Varietas Jeruk dengan Penampakan yang Berbeda

Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat
pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai
pembawaan. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun
terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu
spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas. Misalnya, ada varietas padi PB, rojo lele,
dan varietas padi tahan wereng (coba sebutkan yang lain). Demikian juga dengan adanya
berbagai varietas bunga, mangga, jeruk, anjing, dan burung. Sekilas penampakan antarvarietas
itu sama karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen
yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh tiap-tiap varietas itu.
Msing-masing individu memiliki susunan genetika yang berbeda, didalam tingkat jenisnya akan
terdapat pengelompokan yang menunjukkan adanya kisaran kesamaan dalam taraf-taraf tertentu.
Kelompok individu dari jenis yang sama dalam suatu lingkungan tertentu membentuk lungkang

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 9


(pool) individu yang memliki kesamaan dan kisaran lingkungan itu. Dalam taraf lain individu-
individu dalam satu jenis yang mempunyai susunan genetika yang mirip atau dalam kisaran
tertentu, walaupun tempat terdapatnya terpencar, akan membentuk suatu satuan tertentu,
misalnya dalam anak jenis, varietas, forma ekotipe dan galur. Masing-masing satuan keutuhan
ini merupakan taraf keanekaragaman pengelompkan individu yang pada dasarnya konstan.

C. Keanekaragaman Hayati Pada Tingkat Spesies Atau Jenis


Jenis merupakan suatu organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya
dan merupakan gabungan individu yang mampu saling kawin di antara sesamanya secara bebas
(tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang fertil
(subur). Jenis itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat
kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis itu
beranekaragam, jenis yang dihasilkannya pasti akan beranekaragam pula. Proses terjadinya jenis,
pada umumnya berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun,
melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya,
jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk menjelmakan jenis-jenis yang lain. Selama
bermiliar-miliar tahun melalui proses evolusi, telah terbentuk jutaan jenis yang berbeda-beda.
Cara proses ini berlangsung mengakibatkan adanya keterkaitan antara jenis yang satu dengan
jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah yang disebut kekerabatan. Keanekaragaman jenis
merupakan variasi organisme yang ada di bumi. Menurut Desmukh (1992) keanekaragaman jenis
adalah sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam
komunitas. Bahkan secara kuantitatif keanekaragaman jenis didefinisikan sebagai jumlah jenis
yang ditemukan pada komunitas, sedang ukurannya disebut kekayaan jenis. Keanekaragaman
atau kekayaan jenis dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan indeks
keanekaragaman. Suatu tempat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki
kekayaan jenis yang merata, misalnya: 1. Suatu tempat terdapat 3 jenis burung dan satu jenis
ular, dianggap secara taksonomi lebih beranekaragam dibanding dengan tempat lain yang
mempunyai 4 jenis burung saja. 2. Suatu komunitas dengan 5 jenis burung yang berjumlah 300
individu, dengan jumlah rata-rata 60 ekor per jenis. Sedang pada komunitas lain terdapat 5 jenis
burung dengan jumlah individu yang sama (300 ekor), tetapi rata-rata untuk keempat burung
yang pertama hanya 15 ekor, sedang jenis burung sisanya 240 ekor. Dari contoh tersebut
komunitas yang memiliki rata-rata 60 ekor per jenis burungnya dianggap lebih beranekaragam

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 10


dibanding dengan komunitas yang memiliki jumlah jenis yang tidak merata. Pada tingkat
taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis dapat diamati dengan mudah. Di lingkungan
sekitar dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput
(Gramineae) dapat dijumpai, di antaranya, rumput teki, padi, dan jagung. Di dalam golongan
burung dapat dijumpai, antara lain, angsa, ayam, merpati, kalkun, dan burung unta.

Gambar 2. Golongan Aves (a) Burung; (b) Itik; (c) Ayam

Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya. Berbagai jenis
burung seperti burung kakak tua, elang, pipit, merpati, pelikan, kolibri, bebek dan nuri. Bentuk
paruh berbagai burung pun beraneka ragam. Paruh burung pipit yang memakan biji-bijian
ba\erbeda dengan paruh burung elang yang memakan daging. Demikian pula dengan paruh
burung pelikan dan burung bangau yang memakan ikan berbeda dengan paruh bebek yang
memakan cacing dari dalam lumpur.

Bentuk kaki burung juga beraneka ragam, keanekaragaman bentuk kaki burung sesuai
dengan kegunaannya. Kaki burung pelatuk untuk memanjat, kaki burung elang dan rajawalio
untuk mencengkram, kaki burung kutilang untuk bertengger, kaki ayam untuk mengais, dan lain
sebagainya.

Keanekaragaman jenis makhluk hidup di dunia bervariasi sekitar 325.000 jenis tumbuhan
dan hewan sekitar 1.600.000 jenis sedangkan jasad renik sekitar 160.000 jenis. Masing-masing
jenis makhluk hidup ini merupakan keseutuhan yang terpisah dan memiliki karakter kekhasan
sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dari dalam maupun sifat-sifat dari luarnya, diantaranya daya

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 11


berkembangbiak, ketahanan terhadap penyakit, daya saing, kemampuan berpencar dan umur
individu.

D. Keanekaragaman Hayati Pada Tingkat Ekosistem


Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan
yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi
juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada suatu lingkungan
akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai.
Mereka seolah-olah menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah
setiap makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk
oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi antara makhluk hidup dengan
lingkungan akan terjadi interaksi yang dinamis.

Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur,
padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-
lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas
komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya
keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan
tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu
anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan
yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan
(homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi
proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika,
daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai,
pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di
daerah dataran rendah.

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 12


c) d)

Gambar 3. Beberapa contoh ekosistem diantaranya : a) Ekosistem gurun, b) ekosistem


sawah, c) ekosistem gunung, d) ekositem hutan

Indonesia terdiri atas 17.058 pulau besar dan kecil mengalami proses pembentukan yang
berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa. Bentangan yang luas dengan susunan
daratan dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan kisaran
iklim yang luas. Dengan demikian mudah dimengerti, jika perpaduan antara tanah dan iklim
yang beraneka ragam, letak geografis yang membentang luas serta jenis-jenis makhuk yang
sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam.

RANGKUMAN

Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negaranegara lain dan
memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan sifatnya endemik. Keanekaragaman hayati
Indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayahnya; penyebarannya (Biogeografi); ekosistem
perairannya. Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu
pada lingkungan tertentu di bumi.

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 13


Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling rendah.
Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di
dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat pun akan
berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe.

Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di bumi. Keanekaragaman


jenis sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam
komunitas. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Pembagian ekosistem yaitu ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang
rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.
Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen
tersebut maupun kuantitasnya.

LATIHAN

Saya kira penjelasan tentang keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem sudah
cukup jelas. Sekarang anda harus mulai mencoba mengerjakan soal latihan berikut: . Cermati
gambar di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 14


Gambar. B

1. Pada gambar A termasuk kedalam keanekaragaman pada tingkat apa?


2. Faktor apa yang menyebabkan keanekaragaman pada gambar A
3. Pada gambar B termasuk kedalam keanekaragaman pada tingkat apa?
4. Berikan contoh keanekaragaman yang sepadan dengan keanekaragaman gbr.B
5. Pada gambar C termasuk kedalam keanekaragaman pada tingkat apa?
6. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman pad gambar C?
7. Khas daerah manakah gambar berikut:

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 15


8. Termasuk kedalam keanekaragaman tingkat apakah gambar di atas?

Bagaimana hasil pekerjaan anda? Saya yakin anda mampu mengerjakan dengan benar. Setelah
yakin anda telah menguasai materi modul ini dengan baik ,maka kerjakanlah tugas mandiri
berikut ini dengan sungguh-sungguh. Usahakanlah untuk tidak melihat kunci jawaban terlebih
dahulu. Cocokan jawaban anda setelah selesai mengerjakan tes tersebut dengan kunci jawaban
yang disediakan. Jika ternyata anda belum merasa puas kerjakan tugas mandiri sekali lagi.

TUGAS MANDIRI

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT DENGAN JELAS!

1. Jelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen dan berikan contohnya !


2. Apa perbedaan keanekaragaman tingkat gen dengan keanekaragaman tingkat jenis?
3. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan kemunculan suatu fenotip?
5. Mengapa anda dalam satu keturunan tidak ada yang memiliki wajah yang sama?
UJI KOMPETENSI 1

Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf di depan jawaban tersebut.

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 16


1. Perbedaan yang ditemukan di antara sesama ayam dalam satu kandang disebut ……..

A. evolusi B. adaptasi C. variasi D. keberagaman E. adaptasi dan variasi

2. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan yang sama persis untuk semua sifat. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan…………

A. lingkungan B. induknya C. jenisnya D. lingkungan dan gen E. gen dan plasma nutfah

3. Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan oleh adanya perbedaan komponen berikut ini, kecuali
…………..

A. sumber energi primer C. produktifitasnya E. komponen biotiknya

B. jenis produsennya D. jenis konsumennya

4. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies apabila …….

A. habitat dan warna rambutnya sama D. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama

B. warna dan bentuk rambutnya sama E. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil

C. jenis makanan dan cara makannya sama

5. Anjing pudel dapat dikawinkan dengan anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan
anak-anak yang fertil karena anjing-anjing tersebut ……

A. satu genus B. satu familia C. satu species D. satu ordo E. satu kingdom

6. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan savanna di Papua,
merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat …….

A. genetik B. species C. ekosistem D. populasi E. individu

7. Keanekaragaman warna bulu, misalnya pada burung parkit, merupakan hasil segregasi gen
secara bebas. Contoh keanekaragaman bulu pada burung parkit tersebut merupakan adanya
keanekaragaman tingkat ……

A. gen B. genus C. ekosistem D. species E. individu

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 17


8. Makhluk hidup penghuni bumi ini begitu beraneka ragam. Sumber keanekaragaman makhluk
hidup tersebut adalah …………..

A. sperma B. ovum C. gen D. kromosom E. zigot

9. Berikut ini yang bukan faktor-faktor penyebab terjadinya keaneragaman hayati adalah
…………

A. variasi genetik D. keanekaragaman daur energy

B. keaneragaman jenis E. keanekaragaman ekosistem

C. keanekaragaman genetic

10.Variasi gen dalam tingkat jenis dapat menyebabkan terbentuknya ………

A. individu B. varietas C. species D. populasi E. ekosistem

LEMBAR KERJA SISWA

I. Mengamati Keanekaragaman Tingkat Gen

Tujuan :Mengetahui adanya variasi morfologi pada buah mangga. Alat dan bahan :Berbagai
macam buah mangga yang terdapat di sekitarmu. Cara kerja :

1. Amatilah ciri-ciri masing-masing buah mangga. Ciri-ciri yang harus diamati, misalnya warna
kulit, bentuk buah, ukuran buah, warna daging buah dan ukuran biji.
2. Tuliskan hasil pengamatan Anda ke dalam tabel berikut !
TABEL HASIL PENGAMATAN

Pertanyaan :

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 18


1. Apa penyebab timbulnya keanekaragaman pada mangga?
2. Jelaskan pengertian dari gen!
3. Apa kesimpulan hasil kegiatan tersebut
II. Mengamati Keanekaragaman Tingkat Jenis (spesies)

Alat dan Bahan:

1. Penggaris
2. Timbangan
3. Lima (5) jenis biji kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, kacang kapri, dan kacang
panjang.
4. Buku catatan praktikum
Langkah Kerja:

1. Buatlah tabel pada buku catatan praktikum, seperti contoh di bawah.


2. Amati secara seksama bentuk biji kacang satu persatu.
3. Amati warna setiap biji kacang.
4. Ukurlah dengan penggaris panjang setiap biji kacang, satu persatu.
5. Timbanglah berat setiap biji kacang, dengan menggunakan alat timbangan
6. Isikan data hasil pengamatan ke dalam tabel.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan hasil pengamatan, adakah keanekaragaman sifat pada bijibiji kacang tersebut?
2. Menurut Anda, apakah yang menyebabkan adanya keanekaragaman jenis?
3. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman tingkat jenis?

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 19


KUNCI JAWABAN

A. SOAL LATIHAN

1. Termasuk keanekaragaman gen


2. Karena adanya perkawinan individu sejenis sehingga terjadi variasi susunan perangkat gen
hasil perpaduan ke dua induk.
3. Keanekaragaman tingkat jenis.
4. Contohnya pada familia palmae atau arecaceae yaitu palem, kelapa pinang, lontar, yang
memperlihatkan perbedaan-perbedaan pada tinggi batang, ukuran daun, dan bunga.
5. Pada tingkat ekosistem
6. Perbedaan letak geografis, yang menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah
hujan, intensitas cahaya matahari, sehingga akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora
dan fauna yang menempati suatu daerah.
7. Gambar A khas daerah Sumatra Gambar B khas daerah Bali Gambar C khas daerah Nusa
Tenggara Gambar D khas daerah Irian Jaya Gambar E khas derah Sulawesi Gambar F
khas daerah Kalimantan.
8. Termasuk keanekaragaman tingkat jenis
B. TUGAS MANDIRI

1. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam satu spesies. Contohnya: berbagai macam buah
mangga, berbagai macam buah jeruk
2. Keanekaragaman tingkat gen ditunjukan adanya variasi pada satu spesies. Sedangkan
keanekaragaman tingkat jenis dapat ditunjukan dengan adanya berbagai jenis mahluk hidup.
3. Faktor lingkungan, misalnya letak geografis
4. Faktor gen dan lingkungan.
5. Karena ada nya perbedaan susunan perangkat gen, yang merupakan penggabungan dari ke
dua induknya.
C. KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI 1

1. C 3. A 5. C 7. A 9. D

2. D 4. E 6. C 8. C 10. B

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 20


GLOSARIUM

Abiotik : Lingkungan yang terdiri atas mahluk tak hidup

Biotik : Lingkungan yang terdiri dari mahluk hidup

Ekosistem : Suatau satu kesatuan antara mahluk hidup dengan lingkungan

Fenotif : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme

Gen : Bagian dari kromosom yang berfungsi sebagai pembawa sifat

Genotif : Kandungan genetic suatu organisme

Habitat : Tempat suatu organisme hidup, mengalami pertumbuhan dan perkembangan serta
bereproduksi

Individu : Mahluk hidup tunggal

Plasma nutfah : Faktor-faktor menurun yang diwariskan pada keturunan (sumber gen)

Spesies : Suatu mahluk hidup apabila melakukan perkawinan menghasilkan keturunan yang fertil

Takson : Nama umum tingkat-tingkat satuan taksonomi tanpa melihat peringkatnya

Modul Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Page 21

Anda mungkin juga menyukai