KEANEKARAGAMAN
HAYATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI, PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN, UNIVERSITAS JAMBI
MODUL PEMBELAJARAN
Pada Modul ini Anda akan mempelajari materi yang berjudul “Keanekaragaman Hayati“.
Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat merumuskan konsep keanekaragaman
hayati, mengidentifikasi keanekaragaman di Indonesia, mengklasifikasikan keanekaragaman
hayati dan menjaga pelestariannya serta cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan:
1. Kegiatan 1 : Konsep keanekaragaman hayati
2. Kegiatan 2 : Keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Kegiatan 3 : Klasifikasi keanekaragaman hayati
Setiap kegiatan disusun berurutan, maka sebelum mempelajari modul sebaiknya Anda
mengikuti petunjuk-petunjuk berikut ini.
1. Waktu untuk mempelajari modul ini adalah 13 jam pelajaran, termasuk tes akhir modul.
2. Bacalah uraian materi modul secara bertahap dan cermat. Bila ada bagian materi yang
belum paham anda dapat mengulang membacanya.
3. Pada setiap akhir penggalan materi terdapat latihan yang harus Anda kerjakan.
Diskusikan bersama kelompok belajar Anda, atau guru bina Anda di sekolah bila ada
kesulitan-kesulitan.
4. Kerjakan latihan pada akhir setiap penggalan materi, dan kerjakan tugas mandiri yang
ada pada setiap akhir kegiatan.
5. Pada akhir kegiatan ada pengamatan keanekaragaman hayati. Bawalah alat-alat dan
bahan pengamatan, seperti macam-macam biji kacang, penggaris, buku catatan praktek
dan lain-lain (lihat gambar tugas). Kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati tersebut
dapat dilakukan di laboratorium sekolah.
6. Jangan lupa Anda meminta tes akhir modul kepada guru bina, lalu Anda kerjakan sendiri
untuk mengukur kemampuan Anda.
I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATERI
Di lingkungan sekitar sering kita temui berbagai macam mahluk hidup di antaranya
tumbuhan dan hewan. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda hingga
membentuk suatu keanekaragaman. Misalnya sering kita temui mangga yang memiliki
berbagai macam bentuk, warna, rasa. Selain iti juga kita temui berbagai hewan dalam satu
familia, contohnya anjing, kucing, harimau, dan masih banyak contoh-contoh yang lain
tentang keanekaragaman tingkat gen, jenis, ekosistem. Sebenarnya apa kenekaragaman
tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat anda jawab setelah membaca modul ini.
B. PRASARAT
Sebelum mempelajari modul ini sebaiknya anda membaca kembali tentang organisasi
kehidupan dari tingkat molekul hingga tingkat ekosistem. Kalau setelah anda membaca
modul ini mencapai tingkat penguasaan 70 % ke atas, anda dapat melanjutkan kegiatan
belajar berikutnya pada modul ke 2, tetapi jika penguasaan anda masih kurang dari 70 % ,
anda harus mengulang kegiatan belajar 1 (modul1) terutama pada bagian-bagian yang anda
belum pahami benar
Dalam modul ini bertujuan agar Anda memiliki wawasan pemahaman tentang masalah
keanekaragaman alam hayati atau makhluk hidup sebagai akibat interaksi gena-gena yang
dikandungnya dengan pengaruh lingkungan, dan sebagai bagian dari tatanan lingkungan hidup
agar dapat dikelola secara berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dari
generasi ke generasi, serta mengenal dasar-dasar klasifikasinya sebagai suatu cara-cara
Berdasarkan tujuan pembelajaran umum tersebut dapat dijelaskan tujuan pembelajaran khusus
dalam mempelajari masalah Keanekaragaman Alam Hayati adalah agar Anda dapat:
1. Menjelaskan kembali macam – macam bentuk, penampilan, jumlah dan sifat lain yang
ditemukan pada tingkat gen, jenis, dan tingkat ekosistem dari keanekaragaman hayati melalui
kegiatan diskusi hasil menyimak wacana ini sehingga dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Membedakan sedikitnya dua hal antara sistem klasifikasi buatan, alamiah, dan filogeni dalam
mempelajari keanekaragaman hayati melalui diskusi hasil membaca modul ini.
4. Menjelaskan peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia, baik ditinjau untuk
kebutuhan pokok hidup dan kebutuhan tambahan hidup manusia maupun penanggulangan
masalah-masalah lingkungan hidup, terutama kaitannya dengan masalah pencemaran
lingkungan, kebocoran lapisan ozon, dan pemanasan global lingkungan berdasarkan informasi
wacana modul ini.
6. Mengambil pelajaran pendidikan nilai (nilai praktis, intelektual, sosial-politik, religi, dan
pendidikan) dari keanekaragaman makhluk hidup ini sebagai sumber tatanilai untuk kehidupan
manusia.
A. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah istilah yang belum lama ada. Istilah ini digunakan
pertama kali di Washington pada tahun 1986 oleh seorang ahli entomologi (Edward O. Wilson).
Kata ini merupakan kata yang sulit, yang sayangnya, menjadi kata yang menarik perhatian hanya
sedikit orang, yang terutama mempelajarinya (seperti ahli ekologi, biologi, atau agronomi).
Nyatanya keanekaragaman hayati seharusnya berupa konsep sederhana, karena pada esensinya,
dia merupakan tanda keberadaan alam, kehidupan, dan keragaman aspek hidup dalam sejumlah
level, - dari yang paling kecil dan mendasar (seperti gen dan bakteri) sampai pada spesies
binatang dan tumbuhan, menuju level yang paling kompleks (ekosistem). Dalam bahasa
sederhananya yaitu Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme
yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Secara Astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT.
Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan 23½0
LS, ciri-ciri daerah tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C - 28
Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati yang utama didunia
karena terletak didaerah tropis. Ditinjau dari segi keanekaragaman sumber daya tumbuhan di
Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku tumbuhan meliputi 25.000-35.000 jenis.
Dari jumlah ini diperkirakan separuhnya mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, terutama sebagai bahan ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna dan
sebagainya.
Dari sejumlah suku dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, ternyata hanya sekitar 3-4
% saja tumbuhan yang baru digunakan dan dibudidayakan, sedangkan sisanya masih berkeliaran
di hutan. Padahal, jenis tumbuhan yang masih alami dan tumbuh liar yang berpotensi sebagai
tumbuhan komoditas masih banyak yang belum terungkap, padahala sebenarnya memberikan
peluang yang cukup besar bagi masyarakat maupun peneliti untuk menjadikan tumbuhan yang
belum terungka itu, sebagai bahan penelitiannya, guna meningkatkan taraf hidupnya.
Beberapa tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut:
b. Persebaran tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan
ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan.
Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di
tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari
permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50C.
Berbagai vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut. 1) Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput
dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada. 2)
Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah
Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia. 3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri
vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. 4) Padang
rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat
a. Ekosistem air tawar Mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam rendah, variasi suhu
rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan
dipengaruhi oleh iklim serta cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat
ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut. 1) Litoral adalah daerah
dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar. 2) Limnetik adalah daerah terbuka yang
intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar. 3) Profundal adalah daerah dasar yang
dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.
b. Ekosistem air laut Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang
merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat
hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut. 1) Formasi
pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa,
Erythrina sp. 3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat
pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai
pembawaan. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun
terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu
spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas. Misalnya, ada varietas padi PB, rojo lele,
dan varietas padi tahan wereng (coba sebutkan yang lain). Demikian juga dengan adanya
berbagai varietas bunga, mangga, jeruk, anjing, dan burung. Sekilas penampakan antarvarietas
itu sama karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen
yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh tiap-tiap varietas itu.
Msing-masing individu memiliki susunan genetika yang berbeda, didalam tingkat jenisnya akan
terdapat pengelompokan yang menunjukkan adanya kisaran kesamaan dalam taraf-taraf tertentu.
Kelompok individu dari jenis yang sama dalam suatu lingkungan tertentu membentuk lungkang
Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya. Berbagai jenis
burung seperti burung kakak tua, elang, pipit, merpati, pelikan, kolibri, bebek dan nuri. Bentuk
paruh berbagai burung pun beraneka ragam. Paruh burung pipit yang memakan biji-bijian
ba\erbeda dengan paruh burung elang yang memakan daging. Demikian pula dengan paruh
burung pelikan dan burung bangau yang memakan ikan berbeda dengan paruh bebek yang
memakan cacing dari dalam lumpur.
Bentuk kaki burung juga beraneka ragam, keanekaragaman bentuk kaki burung sesuai
dengan kegunaannya. Kaki burung pelatuk untuk memanjat, kaki burung elang dan rajawalio
untuk mencengkram, kaki burung kutilang untuk bertengger, kaki ayam untuk mengais, dan lain
sebagainya.
Keanekaragaman jenis makhluk hidup di dunia bervariasi sekitar 325.000 jenis tumbuhan
dan hewan sekitar 1.600.000 jenis sedangkan jasad renik sekitar 160.000 jenis. Masing-masing
jenis makhluk hidup ini merupakan keseutuhan yang terpisah dan memiliki karakter kekhasan
sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dari dalam maupun sifat-sifat dari luarnya, diantaranya daya
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur,
padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-
lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas
komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya
keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan
tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu
anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan
yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan
(homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi
proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika,
daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai,
pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di
daerah dataran rendah.
Indonesia terdiri atas 17.058 pulau besar dan kecil mengalami proses pembentukan yang
berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa. Bentangan yang luas dengan susunan
daratan dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan kisaran
iklim yang luas. Dengan demikian mudah dimengerti, jika perpaduan antara tanah dan iklim
yang beraneka ragam, letak geografis yang membentang luas serta jenis-jenis makhuk yang
sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam.
RANGKUMAN
Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negaranegara lain dan
memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan sifatnya endemik. Keanekaragaman hayati
Indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayahnya; penyebarannya (Biogeografi); ekosistem
perairannya. Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu
pada lingkungan tertentu di bumi.
LATIHAN
Saya kira penjelasan tentang keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem sudah
cukup jelas. Sekarang anda harus mulai mencoba mengerjakan soal latihan berikut: . Cermati
gambar di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimana hasil pekerjaan anda? Saya yakin anda mampu mengerjakan dengan benar. Setelah
yakin anda telah menguasai materi modul ini dengan baik ,maka kerjakanlah tugas mandiri
berikut ini dengan sungguh-sungguh. Usahakanlah untuk tidak melihat kunci jawaban terlebih
dahulu. Cocokan jawaban anda setelah selesai mengerjakan tes tersebut dengan kunci jawaban
yang disediakan. Jika ternyata anda belum merasa puas kerjakan tugas mandiri sekali lagi.
TUGAS MANDIRI
Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf di depan jawaban tersebut.
2. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan yang sama persis untuk semua sifat. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan…………
A. lingkungan B. induknya C. jenisnya D. lingkungan dan gen E. gen dan plasma nutfah
3. Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan oleh adanya perbedaan komponen berikut ini, kecuali
…………..
4. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies apabila …….
A. habitat dan warna rambutnya sama D. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama
B. warna dan bentuk rambutnya sama E. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil
5. Anjing pudel dapat dikawinkan dengan anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan
anak-anak yang fertil karena anjing-anjing tersebut ……
A. satu genus B. satu familia C. satu species D. satu ordo E. satu kingdom
6. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan savanna di Papua,
merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat …….
7. Keanekaragaman warna bulu, misalnya pada burung parkit, merupakan hasil segregasi gen
secara bebas. Contoh keanekaragaman bulu pada burung parkit tersebut merupakan adanya
keanekaragaman tingkat ……
9. Berikut ini yang bukan faktor-faktor penyebab terjadinya keaneragaman hayati adalah
…………
C. keanekaragaman genetic
Tujuan :Mengetahui adanya variasi morfologi pada buah mangga. Alat dan bahan :Berbagai
macam buah mangga yang terdapat di sekitarmu. Cara kerja :
1. Amatilah ciri-ciri masing-masing buah mangga. Ciri-ciri yang harus diamati, misalnya warna
kulit, bentuk buah, ukuran buah, warna daging buah dan ukuran biji.
2. Tuliskan hasil pengamatan Anda ke dalam tabel berikut !
TABEL HASIL PENGAMATAN
Pertanyaan :
1. Penggaris
2. Timbangan
3. Lima (5) jenis biji kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, kacang kapri, dan kacang
panjang.
4. Buku catatan praktikum
Langkah Kerja:
Pertanyaan:
1. Berdasarkan hasil pengamatan, adakah keanekaragaman sifat pada bijibiji kacang tersebut?
2. Menurut Anda, apakah yang menyebabkan adanya keanekaragaman jenis?
3. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman tingkat jenis?
A. SOAL LATIHAN
1. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam satu spesies. Contohnya: berbagai macam buah
mangga, berbagai macam buah jeruk
2. Keanekaragaman tingkat gen ditunjukan adanya variasi pada satu spesies. Sedangkan
keanekaragaman tingkat jenis dapat ditunjukan dengan adanya berbagai jenis mahluk hidup.
3. Faktor lingkungan, misalnya letak geografis
4. Faktor gen dan lingkungan.
5. Karena ada nya perbedaan susunan perangkat gen, yang merupakan penggabungan dari ke
dua induknya.
C. KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI 1
1. C 3. A 5. C 7. A 9. D
2. D 4. E 6. C 8. C 10. B
Habitat : Tempat suatu organisme hidup, mengalami pertumbuhan dan perkembangan serta
bereproduksi
Plasma nutfah : Faktor-faktor menurun yang diwariskan pada keturunan (sumber gen)
Spesies : Suatu mahluk hidup apabila melakukan perkawinan menghasilkan keturunan yang fertil