Anda di halaman 1dari 31

I.

KONSEP DASAR PENYAKIT


Kanker Lambung ( Ca Lambung )
1. DEFINISI
Kanker lambung atau kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna
gastrointestinal. Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang
paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat
kanker (Cancer Facts and Figures, 1991).
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung, sebagian besar
adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma ( kanker otot polos ) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering
terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah
usia 50 tahun ( Osteon, 2003 ).
Kanker lambung merupakan jenis kanker tersering penyebab mortalitas setelah
kanker paru, jumlah angka mortalitasnya 866,000 setiap tahun ( WHO, 2007 ).
Gambar 1.1
Secara umum kanker lambung lebih sering terjadi pada laki-laki dengan
perbandingan 2:1 pada kanker kardia lambung, insidensi pada laki-laki tujuh kali
lebih banyak dari wanita. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5% pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1% kurang
dari 30 tahun ( Neugut, 1996 ).

Gambar 1.1 kanker lambung


2. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah
faktor dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa faktor eksogen
dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin
mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai
kontak yang lama dengan makanan, bahan-bahan makanan sudah dikaitkan.
Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat.
Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan
dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan
nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan. Penurunan kanker lambung di
USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang meningkat yang
mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu, sayuran,
buah, juice, daging sapi dan ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang
diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan
dan vit C (dalam buah segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Faktor genetik mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung.
Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan gol.darah A. Riwayat keluarga
meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dengan
karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga. Gambar 1.2

Gambar 1.2 penyebab kanker lambung


3. PATOFISIOLOGI
Sekitar 95% kanker lambung adalah jenis adenokarsinoma, dan 5%-nya bisa
berupa limfoma, leimiosarkoma, karsinoid, atau sarkoma. Menurut Fuccio, 2009,
adenokarsinoma lambung terdiri atas dua tipe, yaitu tipe intestinal ( tipe struktur
glandular) dan tipe difus (tipe infiltratif pada dinding lambung).
Dengan adanya kanker lambung , lesi tersebut akan menginvasi muskularis
propia dan akan melakukan metastasis pada kelenjar getah benung regional. Lesi
pada kanker lambung memberikan berbagai macam keluhan yang timbul, gangguan
dapat dirasakan pada pasien biasanya jika sudah pada fase progresif, dimana
berbagai kondisi akan muncul seperti dispepsia, anoreksia, penurunan BB, nyeri
abdomen, konstipasi, anemia,mual serta muntah.Kondisi ini akan memberikan
berbagai masalah keperawatan. Gambar 1.3

4. KLASIFIKASI
Ada 3 bentuk umum karsinoma atau kanker lambung, yaitu :
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus
dibedakan dari ulkus peptikum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam
lumen dan dapat berasal dari polip adenomatosa
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung
dan dapat menyebabkan terbentuknya ” lambbung botol kulit ” (linitis
plastica ) yan tidak lentur.
Gambar 1.3 Patofisiologi kanker lambung

5. TANDA DAN GEJALA


Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan
antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit
progresif dapat meliputi:
1. Biasanya nonspesifik (tidak khas)
2. Rasa tidak enak/nyaman pada perut (abdominal discomfort)
3. Nausea (perasaan/sensasi sebelum muntah)
4. Vomiting (muntah)
5. Anorexia (kehilangan selera makan)
6. Berat badan menurun (weight loss)
7. Perdarahan (hemorrhage)

6. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis seperti penurunan berat badan,
anemia, teraba massa di epigastrium, jika telah metastasisi ke hati akan terba hati
yang irreguler, dan terkadang terba kelenjar limfe klavikula.

7. PEMERIKASAAN PENUNJANG
1. Endoskopi untuk biopsi dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan
diagnostik umum.
2. Pemeriksaan sinar-X terhadap saluran GI atas dengan barium, karena
metastase sering terjadi sebelum tanda peringatan ada
3. Pemindai tomografi komputer, pemindai tulang, dan pemindai hepar
dilakukan dalam menentukan luasnya metastasis.

8. PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di
lambung, pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat
dieksisi secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan
pasien ini, paliasi efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh
dengan reseksi tumor.
Bila gasterktomi subtotal radikal dilakukan, puntung lambung
dianastomosiskan pada jejunum, seperti pada gastrektomi untuk ulkus. Bila
gastrektomi total dilakukan kontinuitas gastrointestinal diperbaiki dengan
anastomosis diantara ujung esofagus dan jejunum. Bila ada metastasis pada organ
vital lian, seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan
bukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi
atau disfagia. Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan
perbaikan, pengobatan dengan kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut terhadap
penyakit atau paliasi. Radiasi digunakan untuk paliasi pada kanker lambung.

II. MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien kanker lambung antara lain:

1) Kaji riwayat diet klien, seperti masukan makanan asap, diasinkan


masukan buah dan sayuran yang rendah.
2) Kaji rasa tidak nyaman pada epigastrium, tidak dapat makan, dan
perasaan kembung setelah makan. Jika sudah beberapa lama dan upaya
pengobatan apa yang telah dilakukan, apakah sudah berobat kedokter atau
minum obat yang dijual bebas.
3) Kaji adanya gejala nyeri abdomen, nyeri punggung, anemia, anoreksia,
mual, muntah, cepat kenyang, dispagia, dan malaise serta hematemesis.
4) Kaji adanya penurunan berat badan, sejak kapan dan berapa kg penurunan
berat badan sejak sakit.
5) Kaji apakah klien merokok, berapa banyak dalam sehari, sejak kapan dan
selama atau setelah merokok, apakah mengalami ketidak nyamanan pada
lambung.
6) Kaji apakah klien minum alkohol, berapa banyak dalam sehari dan sejak
kapan.
7) Kaji anggota keluarga ada yang menderita penyakit kanker, jika ada
apakah anggota keluarga langsung, keluarga dekat atau kerabat jauh.
8) Kaji apakah ada seseorang yang dapat memberikan dukungan emosional
pada klien.
9) Pemeriksaan fisik: melakukan palpasi pada abdomen untuk mengetahui
adanya masa dalam lambung.
Kaji adanya ansietas dan tanya kenapa yang menyebabkan ansie-tas pada klien.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien karker lambung antara
lain:

1) Ansietas berhubungan dengan penyakitnya, ancaman kematian dan


pengobatan.
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker,
konsekuensi kemoterapiradiasi, pembedahan, distresemosional, keletihan,
control nyeri buruk dan kesulitan menelan.
3) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses penyakit
kompresi/destruksi jaringan syaraf infiltrasi saraf atau suplai vaskulernya,
obstruksi jalan saraf implanmasi, efek samping berbagai agen terapi saraf.
4) Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan
fisiologis (kehilangan bagian tubuh, perubahan fungsi tubuh). Perubahan
gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian klien.
5) Kurang pengetahuan tentang gangguan lambung pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan medik, intervensi bedah dan rehabilitasi.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Ansietas berhubungan dengan penyakitnya, perubahan pada status kesehatan/


sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian dan pengobatan. (
Tabel 1.1 )
Kriteria hasil :
Ansietas berkurang/ teratasi, klien :
a. Tampak rileks.
b. Mengatakan ansietas berkurang.
c. Menggunakan mekanisme efektif.
Intervensi :
a. Kaji pengalaman klien / keluarga sebelumnya dengan kanker.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
c. Berikan lingkungan yang nyaman dan rileks.
d. Lakukan kontak dengan klien secara teratur dan sering.
e. Bantu klien mengenali dan mengklarifikasi rasa takut serta srategi
koping yang dimiliki.
f. Berikan informasi akurat ,konsiten mengenai prognosi.
g. Jelaskan tujuan pengobatan yang dianjurkan , dan kemungkinan efek
samping.
h. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
i. Monitor adanya koping takefektif : interaksi social buruk, tidak
berdaya .
j. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten.

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker ,
konsekuensi kemoterapi , radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihan
control nyeri buruk dan kesulitan menelan. ( Tabel 1.2 )
Kriteria hasil:

a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat


b. Nafsu makan meningkat
c. Makan habis satu porsi.
d. Berat badan bertambah
Intervensi :
a. Kaji masukan makan klien setiap hari.
b. Anjurkan klien makan dengan pelahan-lahan dan mengunyah
makanan secara seksama.
c. Berikan makan sedikit tapi sering dengan bahan makan yang tidak
bersifat iritatif.
d. Anjurkan klien untuk diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan
cairan adekuat.
e. Berikan cairan pada makanan / beri minim saat makan .
f. Siapkan makan dengan cara menarik.
g. Hindari makanan terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
h. Ajarkan klien teknik reraksasi , dan latihan sedang sebelum makan .
i. Timbang berat badan setiap hari sesuai program /
j. Berikan antiemetic sesuai jadwal saat pemberiaan agen
antineoplastik: kemoterapi.
k. Monitor hasil pemeriksaan labolatorium; limfosit, transferin, serum
dan albumin.
l. Berikan vitamin A, D, E dan B6 sesuai program.
m. Berikan antasida sesuai program terapi

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses penyakit (


kompresi/ destrruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau, suplaivaskulernya,
obstruksi jaras saraf, inflamasi, efek samping berbagai agen terapi saraf. ( Tabel
1.3 )
Kriteria hasil :
a. Kenyaman klien terpenuhi.
b. Nyeri hilang/ terkontrol
c. Ekspresi klien rileks
d. Klien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi :
a. Kaji riwayat nyeri : lokasi, frekuensi , durasi dan intesitas ( skala 0-10 )
b. Jelaskan pada klien/ orang terdekat apa yang diharapkan, dari program
terapi yang diberikan : pembedahan, radiasi, kemoterapi.
c. Berikan tindakan kenyaman dasar, misalnya reposisi, gosokm
punggungdan aktivitas dengar music , nonton televisi
d. Anjurkan menggunakan keterampilan manajemen nyeri, ( teknik
reraklasasi, visualisasi bimbingan imajinasi), tertawadan sentuhan
terapeutik
e. Jelaskan pada klien agar menghindari minuman terlalu panas/ dingin dan
makanan pedas
f. Jelaskan agar klien menghindari aktivitas yang merengangkan area local.
g. Anjurkan duduk tegak selama 1-4 jamsetiap selesai makan
h. Atur posisi tidur semiflower/ bagian kepala tempat tidur lebih tinggi 10-
20 cm
i. Jelaskan agar klien tidak menggunakan antasida yang berlebihan/ tanpa
resep dokter
j. Berikan antasida dan antaginis histamine sesuai program pengobatan.
k. Berikan analgesic sesuai program pengobatan.

4. Berbuka berhubungan dengan kehilangan yang diantipasi dari kesejahteraan


fisiologis ( kehilangan bagiantubuh, perubahan fungsi tubuh perubahan gaya
hidup, penerimaan kemungkinan kematian klien. ( Tabel 1.4 )
Kriteria hasil :
a. Mengekresikan perasaan dengan tepat
b. Melanjutkan aktivitas kehidupan normal.
c. Merencanakan masa depan.
d. Mengaharapkan untuk hari ini saja
e. Mengungkapkan pemahaman tentang prosesmenjelang ajal
f. Perasaan didukung saat melalui berduka
Intervensi :
a. Kaji klien / orang tedekat terhadapberduka yang mengalami. Jelaskan
prosese sesuai kebutuahan.
b. Anjurkan klien mengungkapkan pikiran / masalah dan penerimaan
ekspresi kesedihan, marah, penolakan.
c. Kaji perubahan alam perasaan bermusuhan dan perilaku lain yang
ditunjukkan
d. Kunjungi dan berikan kontak fisik dengan tepat/ sesuai kebutuhan
e. Berikan penyuluhan ulang tentang proress penyakit, pengobatan dan
berikan informasi sesuai permintaan tentang menjelang ajal.
f. Tinjau ulang pengalaman hidup masa lalu. Perubahan peran dan
keterampilan koping Identifikasi aspek positif dari situasi
g. Bantu klien / orang terdekat mengidentifikasi kekuatan pada diri sendiri/
situasi dan system pendukung.
h. Anjurkan partisipasi dalam perawatn dan pengobatan
i. Kaji ekspresi marah penyataan kecewa, rasa bersalah dan putus asa
j. Kaji cara klien memahami dan berespon terhadap kematian, keyakinan
pada Tuhan.
k. Ciptkan lingkungan yg kondusif untuk diskusi dengan klien / orang
terdekattentang keinginan / rencana mengalami kematian : membuat surat
warisan, rencana penguburan, asuransi dan lain-lain.
l. Rujuk pada konselor tepat sesuai yang kebutuhan.

5. Kurang pengetahuan tentang gangguan lambung, pemeriksaan diagnostic,


penetalaksanaan medic, interverensi bedah dan rehabilitasi. ( Tabel 1.5 )

Kriteria hasil :
Pemahan klien tentang penyakitnya meningkat
Intervensi :
a. Kaji pemahaman klien/ orang terdekat tentang diagnose dan alternative
pengobatan yang akan dilakukan.
b. Jeleskan dan diskusikan tentang diagnose dan alternative pengobatan/
prosedur tindakan serta tujuannya.
c. Siapkan secara fisik dan psikologis dan pengobatan dan kemungkinan
tindakan pembedahan.
d. Jelaskan beberapa gangguan esophagus dapat timbul sewaktu-waktu
akibat trauma ( luka bakar kimiawi atau perforasi ).
e. Evaluasi intervensi pengobatan secara terus menerus, dan beri informasi
yang cukup pada klien.

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajana informasi


tentang perawatan post operasi. ( Tabel 1.6)

Tujuan :
Klien mendapatkan pemahaman tentang penyakitnya
Kriteria hasil:
a. Klien mampu memahami tentanng proses, efek prosedur dan pengobatan.
b. Klien dapat menunjukkan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan
alasan suatu tindakan.
c. Kita mulai perubahan gaya yang dilakukan dan ikut serta dalam program
perawatan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit dan harapan untuk
sembuh .
b. Tinjau ulang penghindaran factor-faktor resiko, seperti pemajanan pada
lingkungan / orang terinfeksi.
c. Identifikasi keterbatasan aktivitas khusus.
d. Rekomendasikan rencana/ latiahn progresif.
e. Jadwalkan periode istirahat yang adekuat.
f. Tekankan pentingnya kunjungan lanjutan.
g. Libatkan orang terdekat dalam program pengajaran. ( Tabel 1.1 )

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan

1 2 3 4
1. Ansietas Ansietas berkurang/ 1. Kaji 1. Mengidentifikasi
berhubunga teratasi, klien : pengalaman rasa takut dan
n dengan a. Tampak rileks. klien / keluarga kesalahan konsep
penyakitnya b. Mengatakan sebelumnya berdasarkan
, perubahan ansietas dengan kanker. pengalaman
pada status berkurang. 2. Beri dengan kanker.
kesehatan/ c. Menggunakan kesempatan 2. Klien dapat
sosioekono mekanisme klien untuk menekspresikan
mi, fungsi efektif. mengungkapka rasa takut yang
peran, pola d. Partasipisi dalam n perasaannya. dialaminya.
interaksi, pengobatan 3. Berikan 3. Membantu klien
ancaman lingkungan agar merasa
kematian yang nyaman diterima pada
dan dan rileks. kondisi saat ini .
pengobatan. 4. Lakukan 4. Mmemberikan
kontak dengan keyakinan bahwa
klien secara klien tidak sendiri
teratur dan 5. Mmemungkinkan
sering. klien mengenal
5. Bantu klien dan mengadapi
mengenali dan rasa takut serta
mengklarifikasi menyakini bahwa
rasa takut serta strategi koping
srategi koping tersedia.
yang dimiliki. 6. Dapat
6. Berikan menurunkan
informasi ansietes dan
akurat memungkinkan
,konsiten klien membuat
mengenai keputusan realita.
prognosi. 7. Klien
7. Jelaskan tujuan mendapatkan
pengobatan pemahana tujuan
yang pengobatan
dianjurkan , kanker.
dan 8. Informasi akurat
kemungkinan dapat
efek samping. mengirimkan
ansietas

Tabel 1.1.

8. Jelaskan 9. Identifikasi
prosedur yang masalah dan
akan dilakukan memberikan
9. Monitor adanya dukungan pada
koping klien
takefektif : menggunakan
interaksi social keterampilan
buruk, tidak koping efektif.
berdaya . 10. Memungkinkan
10. Berikan untuk interaksi
informasi yang interpersonal lebih
dapat dipercaya baik sehingga
dan konsisten. menurunkan
asietas.

1 2 3 4
2. Gangguan Pemenuhan kebutuhan 1. Kaji masukan 1. Mengidentifikasi
pemenuhan nutrisi adekuat makan klien status nutrisi klien
kebutuhan a. Nafsu makan setiap hari. .
nutrisi: meningkat 2. Anjurkan klien 2. Memudahkan
kurang dari b. Makan habis satu makan dengan makan masuk
kebutuhan porsi. pelahan-lahan kedalam lambung.
tubuh c. Berat badan dan mengunyah 3. Untuk
berhubunga bertambah makanan secara mengurangi mual
n dengan seksama. dan mencegah
status 3. Berikan makan muntah.
hipermetabo sedikit tapi 4. Meningkatkan
lik sering dengan pemenuhan
berkenaan bahan makan kebutuahan
dengan yang tidak metabolic dan
kanker , bersifat iritatif. cairan .
konsekuensi 4. Anjurkan klien 5. Cairan
kemoterapi , untuk diet meudahankan
radiasi, tinggi kalori klien menelan
pembedahan kaya nutrien makanan.
, distress dengan 6. Untuk membantu
emosional, masukan cairan merangsang nafsu
keletihan adekuat. makan.
control nyeri 5. Berikan cairan 7. Dapat mencegah
buruk dan pada makanan / respon mual/
kesulitan beri minim saat muntah.
menelan makan .
1 2 3 4
6. Siapkan makan 8. Dapat
dengan cara menurunkan
menarik. perasaan mual
7. Hindari makanan dan
terlalu manis, meningkatkan
berlemak atau masukan oral.
makanan pedas. 9. Membantu
8. Ajarkan klien dalam
teknik reraksasi , identifikasi
dan latihan sedang terjadinya
sebelum makan . malnutrasi
9. Timbang berat 10. Untuk
badan setiap hari menurunkan
sesuai program / atau
10. Berikan antiemetic menghilangkan
sesuai jadwal saat mua/muntah
pemberiaan agen setelah
antineoplastik: kemoterapi.
kemoterapi. 11. Mengidentifikas
11. Monitor hasil i terjadinya
pemeriksaan malnutrisi dan
labolatorium; menentukan
limfosit, transferin, diet yang tepat.
serum dan 12. Mencegah
albumin. kekurangan
12. Berikan vitamin A, vitamin karena
D, E dan B6 sesuai penurunan
program. absorpsi
13. Berikan antasida vitamin larut
sesuai program dalam lemak.
terapi. 13. Meminimalkan
iritasi lambung
dan mengurangi
resiko ulserasi
mukosa.
14. Untuk
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi

1 2 3 4
14. Pasang atau
pertahankan
selang lambung
atau pemberian
makan enteral,
dan parenteral
sesuai indikasi.
3. Gangguan Kenyaman klien 1. Kaji riwayat 1. Identifikasi data
rasa terpenuhi. nyeri : lokasi, dasar untuk
nyaman : 1. Nyeri hilang/ frekuensi , durasi mengevaluasi
nyeri terkontrol dan intesitas ( kebutuhan atau
berhubung 2. Ekspresi klien skala 0-10 ) keeftifan
an dengan rileks 2. Jelaskan pada intervensi
proses 3. Klien dapat klien/ orang 2. Klien
penyakit ( istirahat terdekat apa mendapatkan
kompresi/ dengan cukup yang diharapkan, pemahaman
destrruksi dari program tentang
jaringan terapi yang ketindaknyaman
saraf, diberikan : nan yang
infiltrasi pembedahan, mungkin terjadi
saraf atau, radiasi, seperti : nyeri
suplaivask kemoterapi. insisi, kulit
ulernya, 3. Berikan tindakan terbakar , nyeri
obstruksi kenyaman dasar, punggung
jaras saraf, misalnya reposisi, bawah , sakit
inflamasi, gosokm kepala.
efek punggungdan 3. Meningkatakan
samping aktivitas dengar relaksasidan
berbagai music , nonton membantu
agen televisi memfokuskan
terapi 4. Anjurkan kembali
saraf. menggunakan perhatian
keterampilan 4. Memungkinkan
manajemen nyeri, klien utuk
( teknik berpartipasi
reraklasasi, secara aktif dan
visualisasi meningtkan rasa
bimbingan control
imajinasi), 5. Karena
tertawadan merangsang
sentuhan spasme
terapeutik esophagus
sekresi asam
hidroksida.
6. Karena dapat
meningkatkan
nyeri
7. Untuk
mencegah
terjadinya refluk
8. Untuk
mencegah
refluk.
Tabel 1.3
1 2 3 4
5. Jelaskan pada klien agar 9. Penggunaan
menghindari minuman antasida
terlalu panas/ dingin dan yang
makanan pedas berlebihanme
6. Jelaskan agar klien nyebabkan
menghindari aktivitas peningkatan
yang merengangkan area asam
local. lambang dan
7. Anjurkan duduk tegak iritasi
selama 1-4 jamsetiap esophagus
selesai makan 10. Untuk
8. Atur posisi tidur mentrelaisasi
semiflower/ bagian dan
kepala tempat tidur lebih menurunkan
tinggi 10-20 cm lambung ,
9. Jelaskan agar klien tidak sehingga
menggunakan antasida mencegah
yang berlebihan/ tanpa iritasi
resep dokter esophagus
10. Berikan antasida dan dan lambung.
antaginis histamine sesuai 11. Dapat
program pengobatan. menurunkan
11. Berikan analgesic sesuai atau
program pengobatan. menhilangka
n nyeri, nyeri
meruakan
komplikasi
yang sering
terjadi dari
kanker,
meskipun
respon
individu
berbeda
1 2 3 4

4. Berbuka Mengekresikan 1. Kaji klien / orang 1. Pengetahuan


berhubunga perasaan dengan tepat tedekat tentang proses
n dengan a. Melanjutkan terhadapberduka berduka
kehilangan aktivitas yang mengalami. memperkuat
yang kehidupan Jelaskan prosese normalitas
diantipasi normal. sesuai kebutuahan. perasaan /
dari b. Merencanakan 2. Anjurkan klien reaksi terhadap
kesejahtera masa depan. mengungkapkan apa yang
an c. Mengaharpkan pikiran / masalah dan dialami dan
fisiologis ( untuk hari ini penerimaan ekspresi dapat
kehilangan saja kesedihan, marah, membantu
bagiantubu d. Mengungkapkan penolakan. klienefektif
h, pemahaman 3. Kaji perubahan alam dengan mereka.
perubahan tentang perasaan 2. Klien merasa
fungsi prosesmenjelang bermusuhan dan terdukung
tubuh ajal perilaku lain yang mengekpresikan
perubahan e. Perasaan ditunjukkan perasaan
gaya hidup, didukung saat 4. Kunjungi dan dengan
penerimaan melalui berduka berikan kontak fisik memahami
kemungkin dengan tepat/ sesuai bahwa konflik
an kebutuhan emosi yang
kematian 5. Berikan penyuluhan dlam dan sering
klien. ulang tentang proress adalah normal
penyakit, pengobatan 3. Indikator
dan berikan koping tidak
informasi sesuai efektif dan
permintaan tentang kebutuhanterha
menjelang ajal. dap intervensi
6. Tinjau ulang tambahan.
pengalaman hidup 4. Membanatu
masa lalu. Perubahan mengurangi
peran dan peraasn isolasi
keterampilan koping dan diabaikan
7. Identifikasi aspek 5. Klien
positif dari situasi mendapatkeuntu
ngan informasi
factual
6. Kesempatan
untuk
mengidentifikas
i
keterampilanya
ngdapat
membantu
individu
menghadapi
berduka
terhadap situasi
baru.
1 2 3 4
8. Bantu klien / orang 7. Kemungkianan
terdekat mengidentifikasi progresif dari
kekuatan pada diri sendiri/ penyakit/ terapi
situasi dan system baru dapat masa
pendukung. depan.
9. Anjurkan partisipasi 8. Mengenali
dalam perawatn dan sumber ini
pengobatan memberi
10. Kaji ekspresi marah kesempatan
penyataan kecewa, rasa melalui perasaan
bersalah dan putus asa berduka.
11. Kaji cara klien memahami 9. Mendrong klien
dan berespon terhadap mempertahankan
kematian, keyakinan pada control terhadap
Tuhan. kehidupan.
12. Ciptkan lingkungan yg 10. Perilaku marah
kondusif untuk diskusi mungkin caen ra-
dengan klien / orang car klien untuk
terdekattentang keinginan mengekpresikan
/ rencana mengalami perasaan kecewa/
kematian : membuat surat distress spiritual
warisan, rencana dan dapat
penguburan, asuransi dan menandakan ide
lain-lain. bunuh diri.
13. Rujuk pada konselor tepat 11. Faktor-faktor
sesuai yang kebutuhan. mempengaruhi
bagaimana
individu
menghadapi
kemungkinan
kematian dan
mempengaruhi
bagaiman mereka
berespon dan
berinteraksi.
12. Bila klien
bersama-sma
menyadari
ancaman
kematian , mudah
menghadapi
aktivitas yg
diinginkan yang
belum selesai.

1 2 3 4
13. Dapat membantu
untuk menghilangkan
distress atau
mengatasi perasaan
berduka untuk
memudahkan koping
dan mengembangkan
pertumbuhan.
5. Kurang Pemahan klien 1. Kaji pemahaman 1. Mengidentifikasikan
pengetahuan tentang penyakitnya klien/ orang terdekat pemahaman klien dan
tentang meningkat tentang diagnose menentukan
gangguan dan alternative kebutuhan informasi
lambung, pengobatan yang yg diperlukan
pemeriksaan akan dilakukan. 2. Klien mendapatkan
diagnostic, 2. Jeleskan dan kejelasan tentang
penetalaksa diskusikan tentang penyakitnya yang
naan medic, diagnose dan alternative
interverensi alternative pengobatan yang akan
bedah dan pengobatan/ dilakukan
rehabilitasi prosedur tindakan 3. Mengurangi
serta tujuannya kecemasan klien dan
3. Siapkan secara fisik dapat berpartisipasi
dan psikologis dan dalam pengobatan
pengobatan dan 4. Agar klien
kemungkinan mengetahui
tindakan kemungkinan yang
pembedahan akan terjadi
4. Jelaskan beberapa 5. Untuk mengetahui
gangguan esophagus efek terapi dank lien
dapat timbul berpartisipasi dalam
sewaktu-waktu perawatan.
akibat trauma ( luka
bakar kimiawi atau
perforasi )
5. Evaluasi intervensi
pengobatan secara
terus menerus, dan
beri informasi yang
cukup pada klien

1 2 3 4
6. Kurang Tujuan : 1. Kaji tingkat 1. Memberikan
pengetahuan Klien mendapatkan pengetahuan klien dasar
berhubungan pemahaman tentang tentang penyakit dan pengetahuanpa
dengan penyakitnya harapan untuk da klien yang
kurang Kriteria hasil sembuh . memungkinka
pemajana 1. Klien mampu 2. Tinjau ulang n membuat
informasi memahami penghindaran factor- pilihan untuk
tentang tentanng proses, faktor resiko, seperti informasi
perawatan efek prosedur dan pemajanan pada 2. Mengurangi
post operasi. pengobatan lingkungan / orang potensial
2. Klien dapat terinfeksi. untuk infeksi
menunjukkan 3. Identifikasi yang diperoleh
prosedur yang keterbatasan aktivitas 3. Mencegah
diperlukan dan khusus renganan yang
menjelaskan alas 4. Rekomendasikan tidakdinginkan
an suatu tindakan rencana/ latiahn pada luka
3. Kita mulai progresif operasi
perubahan gaya 5. Jadwalkan periode 4. Meningkatkan
yang dilakukan istirahat yang pengembalian
dan ikut serta adekuat. ke fungsi
dalam program 6. Tekankan pentingnya normal
perawatan kunjungan lanjutan meningkatkan
7. Libatkan orang perasaan sehat
terdekat dalam 5. Mencegah
program pengajaran kepenatan dan
mengumpulka
n energy untuk
penyembuhan
6. Membantu
perkembangan
penyebuahan
dan evaluasi
keefektifan
dan regimen
7. Memberikan
sumber-
sumber
tambahanuntu
k referensi
setelah
penghetian

Anda mungkin juga menyukai