Dosen Pembimbing :
Ns. Yusnilawati,S.Kep
Disusun oleh :
Ilhamdi Yunus
M. ali
Rossy Yulinar
S1.KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang tiada terkira saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah “NURSING ADVOCACY” dengan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan penyusunan makalah ini bagi kami adalah untuk melatih pemecahan masalah secara
ilmiah. Selain itu juga untuk memenuhi target untuk tugas sendiri berhubungan dengan
pelajaran keperawatan.
Kami menyadari akan kurang sempurna penulisan makalah ini, karena itu kritik dan
saran selalu kami harapkan untuk bahan perbaikan di kemudian hari.
Akhirnya dalam kesederhanaan Makalah ini semoga bisa bermanfaat. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan
karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana tertera dalam
Undang-Undang Kesehatan no 23 tahun 1992. Praktik keperawatan merupakan inti dari
berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui registrasi, seritifikasi, akreditasi pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model
medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke
paradigma sehat yang lebih holistic yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi
dan bukan sebagai focus pelayanan (Cohen, 1996), maka perawat berada pada posisi
kunci dalam reformasi kesehatan ini. Hal ini ditopang oleh kenyataan bahwa 40%-75%
pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan (Gillies, 1994),
Swansburg dan Swansburg, 1999) dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun di tatanan pelayanan kesehatan lain
dilakukan oleh perawat. Hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI tentang
kegiatan perawat di Puskesmas, ternyata lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan
adalah kegiatan pelayanan keperawatan (Depkes, 2005) dan 60% tenaga kesehatan
adalah perawat yang bekerja pada berbagai sarana/tatanan pelayanan kesehatan dengan
pelayanan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, merupakan kontak pertama dengan sistem
klien (1).
B. Rumusan Masalah
1. Masalah dalam Praktek Keperawatan
2. Alasan Perlunya Perlindungan Hukum dalam Praktek Keperawatan
3. Undang – Undang dalam Praktek Keperawatan
4. Undang – Undang Praktek Keperawatan di berbagai Negara
5. Substansi RRU Praktek Keperawatan
C. Tujuan
1) Tujuan utama :
Mengatahui landasan hukum terhadap praktik keperawatan untuk melindungi baik
masyarakat maupun perawat.
2) Tujuan khusus :
Dapat mengatahui standar pelayanan keperawatan.
Menilai mana yang boleh dan tidaknya perawat untuk menjalankan praktik
keperawatan.
Mengatahui, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
dan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
BAB II
PEBAHASAN
Secara garis besar hal-hal substansial yang dimuat dan ditampung dalam
Rancangan Undang-Undang Praktik Keperawatan ini antara lain menyangkut:
1. Pengaturan kompetensi seorang tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
2. Pengaturan ijin praktik kaitannya dengan sertifikasi, registrasi dan lisensi.
3. Akreditasi tempat praktik dan orang-orang yang bertangung jawab terhadap praktik.
4. Pengaturan tentang keterkaitan antarapraktik dengan penelitian.
5. Pengaturan penetapan kebijakan yang sekarang ini ada pada departemen kesehatan.
6. Ketatalaksanaan hubungan antara pasien dengan perawat.
7. Penerapan ilmu kaitannya dengan penapisan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
8. Pemberian sanksi disiplin.
KASUS
Tuan M, umur 55 tahun dirawat di rumah sakit Jongkar Balik dengan penyakit katarak
pada mata. Tn. M akan melaksanakan operasi, namun pada setelah selesai operasi matanya
malah tidak bisa melihat lagi. Kemudian keluarga pasien pun menuntut perawat tersebut.
Kemudian masalah ini pun dibawa ke pengadilan. Karena perawat dan dokter tersebut
sudah melakukan operasi tersebut sesuai prosedur yang berlaku maka tuntutan itu dicabut.
Analisa Kasus
Dalam hal ini apabila perawat tidak melakukan kelalaian ataupun kecerobohan dalam
operasi tersebut, kemudian sesuai dengan prosedur kerja mereka dan dikuatkan dengan
bukti – bukti dengan tidak adanya kecerobohan dalam operasi maka perawat tersebut tidak
akan hukum, karena ada hukum keperawatan.
BAB. III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penyelenggaraan
praktik keperawatan saat ini didominasi oleh kebutuhan formil dan kepentingan
pemerintah, sedangkan peran profesi masih kurang apalagi bila dibandingkan dengan
perangkat hukum negara lain di Asia dan Eropa. Perawat telah memberi konstribusi
yang cukup besar dalam pemberian pelayanan kesehatan, akan tetapi belum mendapat
pengimbangan dari perlindungan hukum, bahkan sering menjadi objek dalam masalah
hukum. Untuk itu sangat dibutuhkan undang – undang yang mengatur dan melindungi
perawat dalam menjalnkan tugas sebagai perawat profesional. Adanya undang-undang
praktik keperawatan merupakan salah satu prasyarat mutlak untuk ikut berperan dalam
kancah global, apalagi Indonesia telah memproduk tenaga keparawatan dalam jumlah
yag besar. Dengan adanya undang-undang praktik keperawatan merupakan jaminan
terhadap mutu dan standard praktik disamping sebagai perlindungan hukum bagi
pemberi dan penerima jasa pelayanan keperawat.
B. Saran
a) Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif dan partisipatif
semua pihak (Stake Holder) yang terkait dalam penyelenggaran Praktik
Keperawatan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu.
b) Perlu adanya peraturan perundang-undangan dibidang keperawatan yang
diselenggarakan oleh tenaga keperawatan dapat mengayomi dan bersikap mendidik
sekaligus bersifat menghukum yang mudah dipahami dan dilaksanakan, karena
penyelenggaraan praktik keperawatan menyangkut berbagai pihak sehingga yang
terkait hendaknya bersifat proaktif dalam melaksanakan peraturan perundang-
undangan tersebut.
c) Setelah mengatahui perkembangan UU yang mengatur tentang praktek
keperawatan, sebagai calon perawat atau mahasiswa keperawatan harus
meningkatkan mutu belajar agar memiliki kemampuan berpikir rasional dalam
menyalankan tugas sebagai perawat profesional.
Daftar Pustaka