Struktur Beton 2
12
Teknik Perencanaan Teknik Sipil W111700023 Ivan Jansen S., ST, MT
dan Desain
Abstract Kompetensi
Modul ini bertujuan untuk memberikan Mahasiswa/i mengerti konsep dari
pemahaman dasar mengenai sifat dan detailing pada penulangan kolom kolom
juga mekanika dari material baja. di wilayah gempa.
Detail Tulangan (1)
Batasan Rasio Penulangan
Untuk penampang persegi-panjang, :
1. Batas atas
0.75 bal SNI 03-2847-2013 pasal 12.3.3
Kondisi ini akan memastikan tulangan leleh pada kondisi ultimit; s (1.8 sampai 2.0)
s pada saat runtuh
Rasio tulangan = ( 0.4 hingga 0.5 ) bal adalah yang ideal agar terdapat ruang yang
cukup untuk penempatan tulangan dan dapat membatasi retak dan lendutan yang terjadi.
Batas bawah diperlukan agar tulangan yang digunakan tidak terlalu sedikit. Konsekuensi:
a. luas tulangan As yang terlalu kecil ( Mn < Mcr ) b.
b. s besar (lendutan yang terjadi besar)
c. ketika beton retak (Ms > Mcr ), balok akan segera runtuh karena Mn < Mcr
Persyaratan Tambahan untuk Batas Bawah
Jika As (terpasang) 4/3 As (yang diperlukan) berdasarkan hasil analisis, maka As minimum
tidak diperlukan. Jadi
Berdasarkan SNI pasal 10.9.1 mensyaratkan 0,01 g 0,08. SNI Beton Pasal 10.9.2
menyatakan bahwa jumlah tulangan minimum yang dipasang dikolom:
• Minimal 6 tulangan pada kolom berspiral
• Minimal 4 tulangan pada kolom dengan sengkang pesegi atau sengkang cincin
• Minimal 3 tulangan pada kolom denga sengkang ikat segitiga
Tulangan spiral:
Berdasarkan SNI Pasal 9.10.4
- ukuran 10 mm
- spasi bersih 25 mm
75 mm
SNI Beton Pasal 10.9.3 mensyaratkan rasio tulangan spiral s tidak boleh kurang dari nilai
yang diberikan oleh
Dengan:
Asp = luas penampang tulangan spiral
Ac = luas inti beton = Dc2/4
Dc = diameter inti kolom beton = jarak tepi ke tepi tulangan spiral
s = spasi spiral (center to center)
fy = kuat leleh tulangan spiral ( 400 Mpa)
Ag = d2 d= 587.8 mm d = 600 mm
Gunakan sengkang ikat D13 (karena diameter tulangan longit. = D40), dan hitung spasi bersih
tulangan longitudinal