Anda di halaman 1dari 2

Ofiolit

Ofiolit adalah nama sekelompok batuan beku berkomposisi dominan ultrabasa-basa berasal dari
bagian paling atas mantel Bumi dan kerak samudera di atasnya. Sehingga, urutan batuannya dari
bawah ke atas adalah: peridotit yang digenerasikan di lapisan paling atas mantel Bumi; lalu di
atasnya ada lapisan batuan penyusun kerak samudera, terdiri atas: gabro, retas lempeng dan tiang
(sill dan dike) dolerit, dan lava bantal basal.

Dengan urutan seperti begitu, diyakini bahwa ofiolit digenerasikan di tengah-tengah samudera,
tepatnya di punggungan/pematang tengah samudera (mid-oceanic ridge -MOR), tempat celah
besar kerak samudera terhubung ke mantel Bumi. Di MOR, magma induk yang berkomposisi
ultrabasa keluar di celah MOR lalu menyusun sebagian kompleks ofiolit dan magmanya
terdiferensiasi sampai berkomposisi basa.

Bila kita menemukan batuan-batuan ofiolit di daratan, padahal mereka harusnya berada di tengah
samudera, apa yang telah terjadi? Yang telah terjadi adalah ada proses-proses tektonik yang luar
biasa yang telah memindahkan sebagian penyusun dasar samudera ke daratan. Proses pemindahan
seperti itu bisa berjalan melalui: (1) subduksi lempeng samudera, (2) obduksi sebagian lempeng
samudera.

Subduksi lempeng samudera, proses ini membawa lempeng samudera yang disusun ofiolit berjalan
mendekati pinggir benua. Lalu karena lempeng samudera lebih berat maka terjadi subduksi
lempeng samudera, subduksi adalah menekuknya, menunjamnya lempeng samudera relatif ke
bawah lempeng benua. Dalam proses pertemuan kedua lempeng ini, sebagian kerak samudera
yang berjalan menunjam di bawah benua menuju mantel akan dikeruk (scrapped off), dan batuan-
batuan kerak samudera serta sebagian penyusun mantel atas akan dialihtempatkan (emplaced) ke
lereng palung. Palung adalah tempat lempeng samudera menunjam. Suatu waktu, oleh proses
tekanan pertemuan lempeng, lereng palung akan terdeformasi, terangkat sehingga menyingkapkan
batuan-batuan ofiolitnya di daratan. Dengan cara begitu, tersingkaplah ofiolit di Ciletuh-
Sukabumi, Luk Ulo-Kebumen, atau Bantimala-Sulawesi Selatan.

Obduksi sebagian kerak samudera, terjadi dalam proses benturan dua benua. Satu benua dengan
benua yang lain semula berjauhan, di tengahnya lempeng samudera. Tetapi karena proses tektonik
lempeng, benua-benua ini saling mendekat, lempeng samudera di antaranya menunjam ke bawah
satu benua. Kedua benua terus saling mendekat sampai akhirnya berbenturan. Dalam proses
benturan ini, sebagian massa lempeng samudera berupa mantel bagian atas (lithospheric mantle)
dan kerak samudera akan terputus (detached) dari lempeng samudera induknya yang terus
menunjam masuk ke dalam mantel Bumi. Lepasan segmen lempeng samudera ini kemudian akan
menumpu (obducted) di atas satu lempeng benua. Dengan cara begitu, segmen lempeng samudera
ini, yaitu ofiolit, tersingkap, misalnya di Pegunungan Meratus-Kalimantan Selatan, Sulawesi
Timur, sebagian Pegunungan Tengah Papua dan sebagian Timor.
Ofiolit yang tersingkap di Sulawesi adalah singkapan ofiolit paling luas di Indonesia, meliputi dua
lengan Sulawesi, yaitu Lengan Timur dan Lengan Tenggara. Ofiolit ini diyakini hasil obduksi,
sebagai akibat benturan mikrokontinen/benua Banggai dengan Sulawesi bagian timur. Ofiolit ini,
yang menurut penelitian berumur Kapur Atas (Kadarusman et al., 2004), sekitar 80 juta tahun yang
lalu, tersesarkan dan menumpu menutupi lempeng benua Banggai yang ditutupi batuan sedimen
gampingan Formasi Poh berumur Miosen Atas-Pliosen (7-5 juta tahun yang lalu). Ada batuan
berumur 80 juta tahun yang lalu yang berposisi di atas batuan berumur 5 juta tahun menunjukkan
suatu proses tektonik-deformasi yang sangat kuat.
Bila kawasan itu punya jalur ofiolit, maka kawasan itu telah mengalami sejarah geologi dan
tektonik yang luar biasa, termasuk benturan antar segmen-segmen litosfer Bumi.

Anda mungkin juga menyukai