ABSTRACT
Field ‘CA’ located in the South Sumatra Basin with an area of 6433 Km 2. This study aimed to evaluate
the hydrocarbon potential of Air Benakat Formation. Based on the results of the petrophysical analysis
from well HA, BA, PA, RI and SE show the results are : Vsh cut off 0.34, Phie cut off 0.136 and SW cut
off 0.59. Determination of reservoir netpay performed on HA well, that have thick of netpay 14.638
meters. The results of picking seismic horizon are time and depth structure maps of Air Benakat
Formation and Gumai Formation. The map was made for determining lead in the research area.
Calculation of estimated hydrocarbon reserves in the research area shows the value of OOIP is 345
MMBO.
Keywords: Hydrocarbon, potential, Formation of Air Benakat, South Sumatra Basin
ABSTRAK
Lapangan ‘CA’ terletak pada Cekungan Sumatera Selatan dengan luas area sebesar 6.433 Km 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hidrokarbon pada Formasi Air Benakat. Berdasarkan
hasil analisis petrofisika pada sumur HA, BA, PA, RI dan SE menunjukkan hasil sebagai berikut : nilai cut
off Vsh 0.34, cut off PHIE 0.136 dan cut off SW 0.59. Penentuan netpay reservoar dilakukan pada sumur
HA yang memiliki tebal sebesar 14,638 meter. Hasil penarikan marker horison berdasarkan marker top
Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai adalah peta struktur waktu dan kedalaman yang kemudian
dilakukan model patahan. Peta tersebut dibuat dengan tujuan untuk menentukan lead pada daerah
penelitian. Dari hasil perhitungan estimasi cadangan hidrokarbon pada daerah penelitian menunjukkan
jumlah OOIP sebesar 345 MMBO.
Kata kunci: Hidrokarbon, potensi, Formasi Air Benakat, Cekungan Sumatera Selatan
79
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
81
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
secara tidak selaras pada batuan Pra- perkalian antara densitas () dan ke-
Tersier. Selama fase pengendapan ini, cepatan (V). Impedansi akustik meru-
penurunan dasar cekungan lebih ce- pakan sifat batuan yang dipengaruhi
pat dibandingkan proses sedimentasi oleh jenis litologi, porositas (Φ), kan-
yang berlangsung, sehingga terbentuk dungan fluida, kedalaman, tekanan
urutan fasies non marin, transisi, laut (P), dan temperatur (T). Impedansi
dangkal dan laut dalam (De Coster, akustik dapat digunakan sebagai indi-
1974; Koesoemadinata, et. al., 1976). kator litologi, menentukan besarnya
Fase regresi ditandai dengan pengen- porositas (Φ), perkiraan keberadaan
dapan kelompok Palembang. Fase ini hidrokarbon, dan sebagai alat analisis
merupakan kebalikan dari fase trans- kuantitatif. Atribut-atribut seismik ad-
gresi, dimana pengendapan lebih ce- lah sifat-sifat dari suatu trace seismik
pat dibandingkan dengan penurunan kompleks, yaitu amplitudo, besaran,
dasar cekungan, sehingga terbentuk fase, frekuensi, dan polaritas. Istilah
urutan seperti fasies laut dangkal, instaneous diberikan pada fase dan
transisi, dan non marin (De Coster, frekuensi apabila harga-harga ini di-
1974; Koesoemadinata et al., 1976). kalkulasi dari setiap sampel suatu
trace seismic.
Well Logging & Seismik
Geologi Bawah Permukaan
Well Logging adalah suatu metoda
penelitian dengan pekerjaan mencatat Pada dasarnya dalam melakukan
atau merekam data di bawah permu- pemetaan geologi bawah permukaan
kaan dengan menggunakan peralatan sama dengan melakukan pemetaan
elektronik secara berkesinambungan geologi permukaan, namun demikian
dan teratur, selaras dengan pergerak- terdapat beberapa perbedaaan yang
an alat yang dipakai, sehingga dia- agak mencolok diantara kedua meto-
gram yang dihasilkan akan merupa- de tersebut. Pada pemetaan geologi
kan gambaran hubungan antara keda- permukaan data-data pendukung un-
laman dengan karakter atau sifat-sifat tuk membuat suatu peta berdasarkan
formasi batuan (Harsono, 1997). Seti- segala sesuatu yang ada diatas per-
ap log yang berbeda memiliki jang- mukaan yang dapat kita amati bentuk
kauan perekaman data yang berbeda- maupun karakteristiknya, kemudian
beda, maka dibutuhkan koreksi lagi dimanifestasikan pada suatu bidang
setelah dilakukan pengukuran. Para- permukaan. Namun beda halnya de-
meter petrofisik batuan yaitu porosi- ngan pemetaan bawah permukaan,
tas, permeabilitas, resistivity, Volume data yang didapat berdasarkan suatu
shale dan saturasi air, didapat dengan bidang acuan kemudian penyebaran-
melakukan analisis petrofisika. nya secara korelatif dihubungkan de-
Perkembangan dunia teknologi ngan data acuan lainnya, dalam hal
telah membantu para ahli geologi un- ini dapat berupa data cutting/core.
tuk mengetahui pola pengendapan Permasalahan yang dihadapi dalam
pada suatu daerah berdasarkan re- pemetaan bawah permukaan adalah
kaman gelombang akustik yang me- analisa kemenerusan suatu bidang
rambat pada batuan (seismic), sepan- lapisan batuan atau bidang lainnya
jang gelombang tersebut terekam o- seperti bidang patahan dan bidang
leh receiver. Metode ini sebagai salah ketidakselarasan. Oleh sebab itu, da-
satu acuan dalam pemodelan struktur lam membuat peta bawah permukaan
dan stratigrafi suatu daerah sebelum harus dibantu dengan beberapa alat
dilakukan pemboran eksplorasi atau- bantu seperti software dan data pe-
pun pekerjaan lapangan lanjut. nunjangnya seperti line sesmic dan
Salah satu sifat akustik yang khas well log. Secara garis besar proses
pada batuan adalah Impedansi Akus- pembuatan peta bawah permukaan
tik (IA) yang merupakan hasil dari adalah sebagai berikut :
82
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
83
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
84
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
85
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
rusan pola dari peak dan through pa- titik tumpah (spill point) dengan luas
da seismik. Penarikan patahan yang area yang diindikasikan sebagai lead.
sebelumnya telah dilakukan menjadi
suatu batas perpotongan dalam pena- Pembuatan Model Patahan pada Peta
rikan horison, dan kita juga harus bisa Struktur Kedalaman
menentukan kelanjutan marker terse- Pembuatan model patahan bertu-
but. Sumur yang dilewati oleh seismik juan untuk menyajikan bentuk per-
menjadi dasar penarikan horison pada mukaan yang dipengaruhi oleh bidang
data seismik. Marker yang menjadi patahan. Hasil dari penarikan sesar
dasar penarikan horison adalah Top yang memiliki domain waktu dikon-
Formasi Air Benakat (Biru), Reservoar versi kedalam bentuk domain keda-
(Jingga) dan Top Formasi Gumai (me- laman menggunakan persamaan yang
rah muda). telah dibahas sebelumnya, kemudian
dari hasil peta struktur kedalaman pa-
Pembuatan Peta Struktur Waktu da top Formasi Air Benakat dan top
Peta struktur waktu merupakan Formasi Gumai didapat lah interval
suatu model bidang 2D maupun 3D kedalaman dimana diantaranya meru-
dari hasil penarikan patahan dan ho- pakan bidang yang terpatahkan oleh
rison yang bertujuan untuk menge- sesar. Maka untuk membuat bidang
tahui bentuk permukaan bidang mar- sesar tersebut hanya pada interval
ker yang telah dibuat. Data seismik Formasi Air Benakat hingga Formasi
memiliki domain waktu, maka hasil Gumai dilakukan pillar gridding yang
dari peta tersebut juga memiliki do- nantinya dibuat kedalam bentuk zona.
main waktu. Bentuk pola penyebaran Hasil dari pemodelan patahan ini terli-
marker yang dibuat dapat dilihat dari hat pada offside kontur pada peta
peta struktur waktu. struktur kedalaman
86
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
87
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
88
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
89
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
90
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 80-92
Tabel 3. Nilai net pay Formasi Air Benakat dan Lapisan Reservoar
91
Potensi Hidrokarbon Formasi Air Benakat, Lapangan ‘CA’, Cekungan Sumatera Selatan
(Adycipta Anis Prawoto, Yusi Firmansyah, Nurdrajat, Edy Sunardi)
Gambar 4. Penentuan Lead pada Peta Struktur Kedalaman Formasi Air Benakat
Gambar 5. Lead - 2
92