Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

AMPUTASI

DI SUSUN OLEH :

1. AMELIA (001 SYE 16)


2. DINA RAHMATILLAH (006 SYE 16)
3. EFA YULIANA (007 SYE 16)
4. MARDIASEH (014 SYE 16)
5. R.DANANG HARRI P (022 SYE 16)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JEJANG DIII

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau seluruhanggota
tubuh bagian ekstremitas.Seringkali masyarakat merasa takut dan tidak mau
untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menggangap hal tersebut sangat berbahaya
dandapat menyebabkan kematian.Padahal dalam konteks pembedahan, amputasi bertujuan
untuk menyelamatkan hidup.Secara umum, amputasi merupakan pilihan pembedahan yang
terakhir, dimanasedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan
ekstremitas. Namun pada beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang
sudah menginfiltrasi semuastruktur lokal di ekstremitas, amputasi merupakan pilihan.
Sebagai ukuran medis, amputasidigunakan untuk memeriksa rasa sakit atau proses
penyebaran penyakit dalam kelenjar yangterpengaruh, misalnya pada malignancy atau
gangrene. Dalam beberapa kasus amputasidilakukan untuk mencegah penyakit tersebut menyebar
lebih jauh dalam tubuh. Jadi,amputasi dilakukan sebagai pilihan terakhir jika segala pengobatan
yang telah dilakukantidak berhasil.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Amputansi ?
2. Penyebab Amputansi ?
3. Tanda dan gejala Amputansi ?
4. Penanganan dan pengobatan amputansi ?
5. Pencegahan Tersier Amputansi ?
BAB II
KEGIATAN PENYULUHAN

2.1 Topik
Topik : AMPUTASI
Sub Topik :
Sasaran :
Waktu :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Pemateri :
2.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang penanganan tersier dari amputasi,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami mengenai penanganan amputasi yang
benar.
b. Tujuan Khusus
1. Pasien dapat menyebutkan definisi Amputasi
2. Pasien dapat menyebutkan etiologi Amputasi
3. Pasien dapat menyebutkan manifestasi klinis Amputasi
4. Pasien dapat menjelaskan penanganan dan pengobatan Amputasi
5. Pasien dapat menjelaskan pencegahan tersier Amputansi.
2.3 Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

2.3 Media Penyuluhan


a. LCD
b. Laeflet
c. Leptop
2.4 pelaksanaan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan Memberi salam dan kontrak waktu Menjawab salam
5 menit Menjelaskan tujuan, manfaat materi Mendengarkan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2 Kegiatan inti  Pengertian Amputansi Menyimak semua materi yang
20 menit  Penyebab Amputansi disampaikan
 Tanda dan gejala Amputansi
 Penanganan dan pengobatan
amputansi
 Pencegahan Tersier Amputansi

3 Penutup Mengevaluasi pengetahuan tentang· Menjawab pertanyaan


5 menit materi yang sudah dijelaskan · Mendengarkan
dengan memberikan pertanyaan Menjawab salam
· Menyimpulkan materi yang telah
dijelaskan
Menutup pertemuan dan memberi
salam
BAB III
PEMBAHASAN MATERI

3.1 Pengertian Amputasi


Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian
atau seluruh bagian alat gerak. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada alat gerak sudah tidak
mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ
dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh
yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.

3.2 Etiologi Amputasi

Indikasi utama bedah amputasi adalah :

1) Iskemia. Karena penyakit vaskularisasi perifer (sering terjadi sebagai gejala sisa
diabetes militus), gangrene, tumor ganas, infeksi dan arterosklerosis. Penyakit
vaskularisasi perifer merupakan penyebab tertinggi amputasi ekstremitas bawah.
2) Trauma. Dapat diakibatkan karena perang, kecelakaan thermal injury seperti luka
bakar, cedera remuk dan sebagainya.
Selain itu amputasi juga dilakukan pada kondisi :
1) Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
3) Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
4) Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya.
5) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
6) Deformitas organ

3.3 Manifestasi Klinis Amputasi

1. Kehilangan anggota gerak (ekstremitas atas atau bawah)


2. Nyeri pada bagian yang di amputasi yang berasal dari neuroma ujung saraf yang dekat
dengan permukaan
3. Edema yang apabila tidak ditangani menyebabkan hiperplasia varikosa dengan
keronitis
4. Sedih dan harga diri rendah dan diikuti proses kehilaangan

3.4 Penatalaksanaan Amputasi

Tujuan utama pembedahan adalah mencapai penyembuhan luka amputasi,


menghasilkan sisa tungkai (puntung) yang tidak nyeri tekan dengan kulit yang untuk
penggunaan prostesis. Lansia mungkin mengalami keterlambatan penyembuhan, karena
nutrisi yang buruk dan masalah kesehatan lain. Percepatan penyembuhan dapat dilakukan
dengan penanganan yang lembut terhadap sisa tungkai, pengontrolan edema sisa tungkai
dengan balutan kompres lunak atau rigid,dan menggunakan teknik aseptik dalam
perawatan luka untuk menghindari infeksi.

Ada 2 cara perawatan post amputasi yaitu :

1) Rigid dressing
Menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi.Pada waktu
memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau tidak. Bila tidak
diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan
konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-tempat tulang
yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema (pembengkakan),
mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.Setelah pemasangan rigid dressing bisa
dilanjutkan dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah 7 – 10 hari post operasi setelah
luka sembuh, setelah 2 – 3 minggu, setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk
mobilisasi dengan rigid dressing ini dipertimbangkan juga dalam faktor usia, kekuatan,
kecerdasan penderita, tersedianya perawat yang terampil, therapist dan prosthetist serta
kerelaan dan kemauan dokter bedah untuk melakukan supervisi program perawatan.
Rigid dressing dibuka pada hari ke 7 – 10 post operasi untuk melihat luka operasi atau
bila ditemukan cast yang kendor atau tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik.
2) Soft dressing
Ujung stump dirawat secara konvensional, maka digunakan pembalut steril yang rapi
dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus diperhatikan
penggunaan elastik perban jangan sampai menyebabkan konstriksi pada stump.Ujung
stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan elevasi dengan
mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab akan menyebabkan fleksi kontraktur.
Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan
sedikit dengan soft dressing dan pasien diizinkan secepat mungkin untuk berdiri setelah
kondisinya mengizinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10 – 14 post operasi.Pada
amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal dibawah
stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
Selain perawatan luka setelah amputasi, ada pula penanganan psikososial:
a. Beranikan untuk melihat bagian tubuh yang telah diamputasi
b. Sentuhlah dan nyatakan bahwa sebagian dari tubuh sudah tidak lengkap lagi
c. Cobalah bertemu dan diskusikan dengan beberapa orang yang sebelumnya telah
mengalami amputasi
d. Berinteraksi dengan orang sekitar
e. Sadarkan diri bahwa amputasi bukanlah akhir dari kehidupan
f. Tumbuhkan motivasi anda untuk melakukan aktivitas (kehidupan) kembali, seperti
dengan dukungan keluarga atau orang yang dikasihi

3.5 Pencegahan (tersier) setelah dilakukan Amputasi

Pencegahan atau perawatan setelah amputasi yang dapat dilakukan:

1. Melakukan perawatan luka bersih, sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan


2. Melakukan mobilisasi
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
4. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup seperti :
a. Protein dapat membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein
merupakan zat penting dalam sintesis dan pembelahan sel yang sangat vital
untuk penyembuhan luka. Contoh yang paling banyak mengandung protein
adalah telur, tenderloid ayam, dada ayam, daging sapi, ikan segar, udang, susu
murni, kacang, kedelai, tahu, tempe dan bayam.
b. Vitamin A memiliki peran dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin ini
memiliki peran sebagai antioksidan yang melawan reaksi radikal bebas dan
memiliki peran kunci dalam imunitas khususnya respons antibodi terhadap
infeksi. Contohnya makanan hewani, seperti daging sapi, hati ayam, ikan, susu,
dan keju. Dan makanan nabati, seperti bayam, brokoli, dan wortel.
c. Vitamin E penting untuk menjaga kesehatan kulit dan pembuluh darah,
sehingga vitamin ini penting untuk perbaikan jaringan. Contoh yang paling
banyak mengandung vitamin E adalah pada buah-buahan, susu, mentega, telur,
sayur-sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran yang paling banyak
mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak
jagung, alfalfa, selada, kacang-kacangan, asparagus, pisang, strawberry, biji
bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau. Vitamin E lebih
banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah.
d. Vitamin C sangat penting untuk kesehatan sistim imun dan untuk
penyembuhan luka yang efisien. Vitamin C adalah vitamin larut air yang
membantu absorbsi zat besi dari sumber makanan bukan daging. Pemenuhan
kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan
sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega,
kentang, ikan, dan hati.
e. Kalsium sangat penting untuk banyak fungsi tubuh, peran spesifiknya dalam
penyembuhan adalah pembekuan darah. Contoh yang paling banyak
mengandung kalsium adalah susu, keju, yoghurt, sayuran hijau, ikan salmon,
kacang kedelai, buah-buahan kering, kacang putih, brokoli dan pisang.
f. Magnesium memiliki peran penting dalam reaksi enzim dan pembekuan darah,
serta berperan penting dalam sistem imun. Contoh yang paling banyak
mengandung magnesium adalah biji bunga matahari, ikan, kacang kedelai dal
alpukat.
g. Zink sangat penting untuk sistem imun tubuh. Zink terutama penting dalam
penyembuhan luka, karena penurunan kadar zink dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Contoh yang paling banyak mengandung zink
adalah cokelat hitam, bayam, kepiting, jamur, bawang putih, kacang-kacangan,
tiram, kuning telur, biji-bijian dan daging merah.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau seluruhanggota
tubuh bagian ekstremitas.Seringkali masyarakat merasa takut dan tidak mau
untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menggangap hal tersebut sangat
berbahaya dandapat menyebabkan kematian.
4.2 Saran
Tindakan amputasi merupakan bentuk operasi dengan resiko yang cukup besar bagi klien
sehingga asuhan keperawatan perioperatif harus benar”adekuat untuk mencapai tingkat
homeostatis maksimal tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia. 2009.Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Amputasi. Jakarta : EGC

Ergam, Barbara. 2007. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5. Jakarta : EGC

Smelter & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Brunner n Sudart. Edisi 8. Volume
2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai