Anda di halaman 1dari 2

Senin, 03 Agustus 2009

TEKNOLOGI AHAN & KONSTRUKSI (AHAN ALAM)

MODUL PERTEMUAN KE - 1

MATA KULIAH :

TEKNOLOGI AHAN & KONSTRUKSI

TOPIK : BAHAN ALAM

Bahan alam ialah bahan bangunan yang dihasilkan dari alam, antara lain tanah dan batuan,
yang didalam penggunaannya tidak melalui proses lain, hingga menjadi suatu yang berbeda dari
bentuk asalnya.

2.1. Tanah

2.1.1. Definisi dan sifat umum tanah

Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, berupa bumi ini, yang terdiri dari
air, udara dan butir-butir tanah yang padat, dimana bagian yang berisi dengan air dan udara
disebut dengan rongga atau pori. Perbandingan isi air dengan udara dalam pori ini menentukan
kondisi tanah tersebut, yaitu apabila tanah tersebut kering, maka volume udara dalam pori
lebih sedikit dibanding volume udara, maka tanah tersebut dikatakan basah. Apabila pori penuh
diisi air, sehingga tidak ada udara di dalamnya, maka tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.

Sifat-sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai-nilai parameter tanah yang
bersangkutan, misalnya :

a. Berat volume tanah, yaitu berat tanah per satuan volume.


b. Berat volume kering, yaitu berat tanah dalam keadaan kering per satuan volume.
c. Berat volume butir, yaitu berat tanah lepas per satuan volume.
d. Spesifik gravity, yaitu berat spesifik setiap butiran tanah, atau biasa disebut
berat jenis.
e. Angka rongga, yaitu perbandingan volume rongga dengan volume total tanah.
f. Porositas merupakan perbandingan volume air dengan volume pori.
g. Kadar air merupakan jumlah air dalam tanah atau volume air dibanding dengan
volume tanah.
h. Derajat kejenuhan dan lain-lain.

2.1.2. Macam-macam tanah


Dalam membahas masalah macam-macam tanah, maka perlu diketahui bahwa yang digunakan
untuk membedakannya adalah dari besar butiran, berdasarkan kepada analisa ayakan.

a. Pasir

Pasir merupakan tanah dengan butiran yang keras dan tajam, yang lolos pada ukuran saringan
0,07 mm sampai dengan 4,76 mm, merupakan butiran-butiran yang kepas. Dalam
penggunaannya sebagai agregat halus pada beton tidak diijinkan mengandung lumpur lebih
besar dari 5% dari berat kering pasir.

b. Lanau

Lanau merupakan tanah dengan butiran kecil dari 0,07 mm, dan bersifat mudah menyerap air.
Sehingga apabila terendam air menjadi lumpur.

c. Lempung

Lempung atau tanah liat merupakan tanah dengan butiran yang sangat halus, bersifat plastik,
yaitu mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat.

2.1.3. Pengujian terhadap lempung

Lempung mempunyai sifat yang sangat spesifik, antara lain mempunyi sifat muai susut yang
sangat besar dalam keadaan aslinya, tetapi setelah lempung diolah, maka sifat muai susut yang
besar ini dapat dihilangkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan banguanan olahan.

Untuk mendapatkan data-data tentang tingkat plastistas dan tingkat kejenuhan lempung, maka
dilakukan pengujian-pengujian, baik di laboratorium maupun dilapangan. Jenis pengujian tanah
lempung yaitu:

a. Plastic limit atau batas plastis.


b. Shringkage limit atau batasan susut.
c. Liquid limit atau batasan cair.

Berdasarkan pengujian-pengujian plastisitas tanah lempung berdasarkan pada daya lekat


lempung dan tingkat muai susutnya, dengan melihat jumlah air yang dikandung, maka
plastisitas yang diuji berbeda-beda pada setiap jenis lempung.

2.1.4. Pemanfaatan tanah sebagai bahan bangunan

Tanah sebagai bahan bangunan dalam kondisi alami dan yang telah diproses banyak digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :

2.a. Bahan tanah tanpa diolah

Anda mungkin juga menyukai