Anda di halaman 1dari 2

b.

Batuan yang mengandung bahan utama silikat

Dengan komposisi kandungan bahan pembentuk tersebut diatas, maka jenis batuan-batuan ini
dijelaskan sebagai berikut :

2.a. Batuan kapur

Batuan kapur merupakan bahan bangunan yang penting dikenal sejak zaman Mesir Kuno.
Batuan kapur ini lebih bersifat sebagai pengikat apabila dicampur dengan bahan yang lain
dengan perbandingan tertentu, sebagai contoh kapur dicampur dengan pasir dan Portland
Cement (PC), kapur dicampur dengan semen merah dan pasir. Kelebihan kapur sebagai bahan
pengikat ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kapur sebagai berikut :

1. Kapur mempunyai sifat plastik yang baik, dalam arti tidak getas.

2. Sebagai bahan pengikat, kapur dapat mengeras dengan mudah dan cepat, sehingga

memberikan kekuatan pengikat kepada dinding.

3. Mudah dikerjakan, tanpa harus melalui proses pabrik.

Dalam keadaan sehari-hari di pasaran dikenal beberapa jenis kapur yang digunakan sebagai
bahan bangunan, yaitu :

1. Kapur tohor (Ca.O), yaitu hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya

sebagian besar merupakan kalsium karbonat (Ca.CO3).

2. Kapur udara, yaitu kapur padam yang di aduk dengan air setelah beberapa waktu

campuran tersebut dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida.

3. Kapur hidrolis merupakan kapur padam yang diaduk dengan air, setelah beberapa

waktu campuran dapat mengeras, baik di dalam air maupun di udara.

Pembuatan kapur merupakan proses pembakaran batu kapur yang mengandung kalsium
karbonat (Ca.CO3) dengan suhu ± 980 Celsius, hingga karbon dioksidanya keluar. Akibat dari
pemanasan dan keluarnya karbon dioksida tersebut maka unsur Ca.O atau kapurnya saja yang
tertinggal.

Proses kimia dari pemanasan Ca.CO3, menjadi kapur dapat ditulis sebagai berikut :
Ca.CO3 Ca.O + CO2

Ca. O + H2O Ca. (OH2) + panas

Ca. (OH2) + CO2 Ca.CO3 + H2O

Susunan kimia maupun sifat fisis bahan dasar yang mengandung kapur ini berbeda dari satu
tempat dengan tempat lain. Bahkan dalam satu tempatpun belum tentu sama. Dari proses
tersebut, kalsium oksida (Ca.O) yang diperoleh, biasa disebut dengan quick lime.

Kapur dari hasil pembakaran ini, bila ditambah dengan air akan mengembang dan retak-retak
sebagai akibat banyaknya jumlah panas yang dikeluarkan hingga seperti mendidih. Proses ini
menghasilkan Ca. (OH2) atau kalsium hidroksida. Perbandingan berat air yang digunakan untuk
proses ini merupakan 32 % dari berat kapur, tetapi karena faktor-faktor pembakaran, jenis
kapur dan sebagainya, kadang-kadang jumlah air yang dibutuhkan dan sebagainya, kadang-
kadang jumlah air yang dibutuhkan sampai 2 atau 3 kali berat kapur.

Proses penambahan air pada kapur ini disebut slaking, yang menghasilkan kalsium hidroksida,
yang disebut dengan slaked lime atau hydrated line.

Bila kalsium hidrat ini dicampur dengan air, akan diperoleh mortar kapur atau spesi campuran
kapur. Di udara terbuka mortar ini menyerap karbon dioksida CO2 dan dengan proses kimia
menghasilkan Ca. CO3 yang bersifat keras dan tidak larut dalam air.

2.b. Batuan yang mengandung silikat

batuan ini lebih bersifat batuan keras, mempunyai warna yang menarik dengan permukaan
licin. Warna dari batuan in banyak dipengaruhi oleh komposisi mineral pembentukan batuan
tersebut yaitu :

1. Felspar yaitu kombinasi silikat, aluminium dengan kapur dan potasium, berwarna merah,
merah jambu, bahkan bening.

2. Bornblende merupakan silikat aluminium yang dengan campuran kapur dan bijih besi,
sebagai bahan mineral yang keras dan kuat, sebagai kristal berwarna hijau, coklat dan hitam.

3. Mica merupakan mempunyai bahan dasar utama silikat aluminium, tetapi mempunyai
kombinasi dari beberapa bahan mineral besi atau potasium, biasanya merupakan butiran
kristal, yang mudah lepas sebagai lempengan-lempengan kecil.

4. Sepentine merupakan silikat magnesium, yang penampilannya selalu menjadi satu dengan
kapur, berwarna hijau muda atau kuning, dan permukaannya berupa lempengan rata dan halus,
serta mudah dipisahkan.

Anda mungkin juga menyukai