Anda di halaman 1dari 5

1.

Mata uang komoditi atau commodity currency adalah mata uang yang nilainya sangat dipengaruhi
oleh harga komoditi ekspor yang dihasilkan oleh negara yang menggunakan mata uang tersebut. Naik
turunnya nilai mata uang komoditi bergantung pada naik turunnya harga komoditi ekspor utama negara
tersebut. Selain itu, keadaan neraca perdagangan yang berhubungan dengan komoditi ekspor utama
negara tersebut juga turut mempengaruhi fluktuasi nilai mata uang komoditi.

3. Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama dari satu-satunya yang
memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah
uang beredar di masyrakat. inflasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan
indeks harga umum hanya diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank Sentral ingin
mencapai dan memelihara tingkat inflasi yang rendah dan stabil, maka yang harus dilakukan adalah
mengendalikan atau mengontrol jumlah uang beredar.

4. a. Motif Transaksi ( Transaction Motive )

Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi
yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan ( MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang
diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.

b. Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )

Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa
mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang yang dipegang unutk berjaga-jaga
tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula
uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat
disimpulkan dengan persamaan sbb ( MDp = f(Y) ).

c. Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )

Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan
spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi
pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang
dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi
permintaannya adalah ( MDs = f(i) ).

Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative. Artinya setiap
adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan berkurang. Dan begitupun
sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka permintaan uang untuk spekulasi akan
meningkat. Dari pr=enjelasan ini dapat ditulis dengan persamaan ( N = R/i ), dimana N itu adalah
harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat berharga dan juga i adalah suku bunga dari
surat berharga.

MD = MDt + MDp + MDs

Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang secara total menurut Keynes adalah:

Atau dapat juga dirumuskan sbb :

L = L1 + L2

Dimana :

L1 = L1 (Y)

L2 = L2 (i)

Sehingga :
L = L1(Y) + L2 (i)

L = L (Y, i )

L1 : Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh pendapatan (Y)

L2 : Permintaan akan uang untukspekulasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( i )

5. Inflasi ringan, inflasi dengan tingkat keparahan dibawah 10% dalam satu tahun

Inflasi sedang, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 10%-30% dalam satu tahun

Inflasi berat, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 30%-100% dalam satu tahun

Hiper inflasi, inflasi dengan tingkat keparahan diatas 100% dalam satu tahun, inflasi ini merupakan inflasi
yang sangat parah

Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan non-moneter, contoh dari cara mengatasi inflasi dengan
kebijakan ini adalah dengan meningkatkan produksi, pemerintah membantu dan mendorong para
pengusaha untuk menaikkan atau meningkatkan produksinya, diharapkan dengan meningkatnya
produksi akan menghasilkan output yang lebih banyak, dengan output yang beredar dipasaran lebih
banyak maka harga diharapkan akan turun sehingga inflasi dapat diatasi.

Cara mengatasi inflasi dengan menggunakan kebijakan moneter, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
dengan kebijakan ini, contohnya adalah dengan politik diskonto, cara politik diskonto ini dilakukan
dengan cara menaikkan suku bunga bank, dengan harapan agar masyarakat lebih tertarik untuk
menyimpan uang yang dimilikinya dibank, jika cara tersebut sukses, maka jumlah uang yang beredar
akan berkurang. Contoh lain dari kebijakan moneter adalah dengan politik sanering, sanering merupakan
istilah untuk pemotongan nilai uang, bukan pemotongan jumlah angka uang (redenominasi).

Cara mengatasi inflasi dengan menggunakan kebijakan fiskal, ada beberapa cara juga yang dapat
dilakukan dengan kebijakan ini, salah satu contohnya adalah dengan pajak, dengan tarif pajak dinaikkan
diharapkan uang yang beredar akan berkurang, uang yang beredar berkurang karena jumlah pajak yang
disetorkan oleh masyarakat lebih besar (banyak) daripada sebelum tarif pajak naik.

7. tugas dari Bank Indonesia sebagai bank sentral, yaitu :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


Kebijakan moneter terkait dengan kebijakan untuk mengatur jumlah uang beredar, yang termasuk dalam
kebijakan moneter adalah :

a. Operasi Pasar Terbuka

OPT dapat dilakukan dengan penjualan Sertifikat Bank Indonesia dan Intervensi

b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Giro wajib minimum oleh BI ditetapkan sebesar 5% dari aktiva yang dimiliki bank. Untuk melaksakan
kebijakan moneter ini bank dapat menurunkan tingkat giro wajib minimum jika BI menginginkan
penambahan jumlah uang beredar dan menaikkan tingkat giro wajib minimum ketika kondisi
mengharuskan penurunan jumlah uang beredar.

c. Pengelolaan cadangan devisa

Dalam mengelola cadangan devisanya, Bank Indonesia menerapkan sistem diversifikasi berdasarkan jenis
valuta asing atau pun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Cadangan devisi sendiri adalah posisi
bersih aktiva luar negeri pemerintah dan bank-bank devisa yang harus dipelihara untuk kepentingan
internasional.

Pemahaman selengkapnya mengenai kebijakan moneter dapat dilihat pada website Bank Indonesia

2. Mengatur dan menjaga sistem pembayaran

Tugas ke-2 dari Bank Indonesia ini tersurat dalam UU No.23 Tahun 1999, dalam sistem pembayaran, Bank
Indonesia mempunyai hak oktroi atau hak tunggal untuk mengedarkan uang rupiah serta mencabut,
menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. Sementara itu untuk layanan pembayaran dana antar
nasabah dilakukan melalui transfer elektronik, sistem kliring, dan Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS).

Keterangan selengkapnya mengenai tugas BI yang ke-2 ini dapat dilihat pada website BI

3. Mengatur dan mengawasi bank

Untuk mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan peraturan yang
harus dipatuhi oleh perbankan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha
tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank serta mengenakan sanksi terhadap bank-bank
yang melanggar peraturan perbankan.

8. Faktor :

. Inflasi Karena Permintaan (Demand Pull Inflation)2. Inflasi Karena Bertambahnya Uang Yang Beredar
(Quantity Theory Inflation3. Inflasi Karena Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)4. Inflasi
Campuran (Mix Inflation5. Inflasi Karena Struktural Ekonomi yang Kaku (Structural Inflation Theory6.
Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)7. Kenaikan Harga Barang Dalam Negeri 8.Pengeluaran Agregat
yang Melebihi Kemampuan 9.Tuntutan Kenaikan Upah Pekerja10. Penambahan Penawaran Uang

Anda mungkin juga menyukai