ASKEP Apendiksitis
ASKEP Apendiksitis
PENDAHULUAN
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer, 2001). Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing.
Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan
laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat,
angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai
cacing yang terinfeksi hancur.
Peradangan usus buntu lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita dan
terutama pada remaja. Pola hdup yang tidak sehat yaitu sering memakan makanan
yang cepat saji dan makanan rendah serat jadi pemicu peradangan pada apendiks. Jika
peradangan semakin parah bahkan terjadi perforasi maka diharuskan melakukan
apendiktomi segera.
1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Definisi Penyakit
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
G. Komplikasi
H. Asuhan keperawatan
B. Pengkajian Fisik
E. Diagnosa Keperawatan
BAB IV Penutup
A.Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.A.1 Pengertian
Apendix adalah suatu kantong seperti tabung terkait dengan cecum di bawah
katup ileocecal . Pada umumnya terletak di daerah iliac , pada suatu area yang
disebut titik McBurney. Fungsi dari apendix tidak secara penuh dipahami, walaupun
secara teratur terisi dan kosong pada saat pencernaan makanan.
2.A.2 Klasifikasi
3
- Apendisitis akut fokalis (segmentalis) yaitu setelah sembuh akan timbul striktur
lokal.
- Apendisitis kronis fokalis (parsial), setelah sembuh akan timbul striktur lokal.
Apendisitis atipikal
Gejala : Radang, sakit tidak hebat, batuk, saat berjalan tidak terasa sakit, nyeri
epigastrium, sering buang air kecil akibat iritasi pada ureter, sedikit terasa
nyeri pada pinggang sebelah kanan.
Apendisitis pelvic
Gejala : Sakit yang hebat, nyeri epigastrium, sering buang air kecil dan
defekasi, disuria dan diare, tidak ada nyeri tekan, nyeri rektal atau vagina.
Apendisitis obstruktif
Gejala : Sakit kejang hebat (kolik) akibat obstruksi uus halus dan terjadi
gangren yang akhirnya terjadi oklusi akut pembuluh mesenterial.
4
Apendisitis bizar
Apendisitis kehamilan
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara
lambung dan usus besar. Panjangnya 230 cm dan diameternya 2,5 - 2,75 cm bila
sedang relieks total.
Duodenum adalah tube yang berbentuk C, dengan panjang kira-kira 25 cm, pada
bagian belakang abdomen, melengkung melingkari pancreas.
Jeyenum merupakan bagian pertama dan ileum merupakan bagian kedua dari
seluruh usus halus. Semua bagian usus tersebut bervariasi dari 300 - 900 cm.
Jeyenum agak sedikit lebih besar, mempunyai dinding yang tebal, mempunyai
lipatan membran mukosa lebih banyak dan memiliki lebih sedikit peyers. Bila
sedang relaks panjangnya kira-kira 80 - 90 cm dan merupakan 40 % dari usus halus.
5
Ileum bila sedang relaks panjangnya hampir 120 - 140 cm dan merupakan 60 % dari
usus halus.
c. Usus Besar
Usus besar atau kolon yang kira-kira satu setengah meter panjangnya, adalah
sumbangan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat
sisa makanan lewat. Refleks gastrokolik terjadi ketika makanan masuk lambung dan
menimbulkan peristaltik di dalam usus besar. Refleks ini menyebabkan defekasi atau
pembuangan air besar. Kolon mulai sebagai kantong yang mekar dan padanya
terdapat apendix vermiformis atau umbai cacing. Apendix juga terdiri atas keempat
lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi
sejumlah besar jaringan limfe, yang dianggap mempunyai fungsi serupa dengan
tonsil. Sebagian terletak di bawah sekum dan sebagian di belakang sekum atau
disebut retrosekum. Dalam apendistis apendix meradang, yang umumnya
menghendaki operasi apendiktomi.
Adapun letak dari apendiktomi yaitu terletak di antara kolon asendens dan
kolon desendens, yang tepatnya terletak di kanan bawah kolon asendens. Sekum
terletak di daerah iliaka kanan dan menempel pada otot iliopsoas. Dari sini kolon naik
melalui daerah sebelah kanan lumbal dan disebut kolon asendens. Di bawah hati
berbelok pada tempat yang disebut flexura hepatika, lalu berjalan melalui tepi daerah
epigastrik dan umbilikal sebagai kolon transversus. Di bawah limpa ia membelok
sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian berjalan melalui daerah
kanan lumbal sebagai kolon desendens. Di daerah kanan iliaka terdapat belokan yang
disebut flexura sigmoid dan di bentuk kolon sigmoideus atau kolon pelvis dan
kemudian masuk pelvis besar dan menjadi rektum.
Fungsi kolon dapat diringkas sebagai berikut :
Absorpsi air, garam dan glukosa
Sekresi musin oleh kelenjar di dalam lapisan dalam
6
Penyedia selulosa yang berupa hidrat karbon di dalam tumbuh-
tumbuhan, buah-buahan dan sayuran hijau dan penyiapan sisa protein
yang belum dicernakan oleh kerja bakteri guna ekskresi
Defekasi (pembuangan air besar)
Appendiks merupakan organ yang kecil dan vestigial (organ yang tidak
berfungsi) yang melekat sepertiga jari.
Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan
bersifat basa mengandung amilase dan musin. Posisi apendiks Laterosekal: di lateral
kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis
minor.
2.A.4. Etiologi
7
o Cacing ascaris.
o Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica.
o Hiperplasia jaringan limfe.
2.A.5 Patofisiologi
8
karenan fibrosis akibat adanya peradangan sebelunnya. Sebab lain misalnya :
keganasan ( Karsinoma Karsinoid ).
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut
dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah,
dinamakan appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat
mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal,
keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses.
Pada anak-anak, omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding
apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang
menjadi kurang memudahkan terjadinya perforasi. Pada orang tua perforasi mudah
terjadi karena ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer, 2000).
Jika peradangan pada apendiks semakin parah bahkan terjadi perforasi maka
segera dilakukan apendiktomi yaitu pengangkatan apendiks yang meradang atau
terinfeksi tersebut.
9
2.A.6.Manifestasi Klinik
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual,
muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara
mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan
muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan
bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan
jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai
37,8-38,8° Celsius.
Gejala prodromal (tanda penyakit akan timbul) berupa lemas, mual, muntah dan
perut terasa tidak enak, kadang terasa sakit di sekitar pusat lalu pindah ke perut kanan
bawah. Pasien sering tidur dengan paha kanan ditekuk karena bila diluruskan
apendiks akan terangsang sehingga menimbulkan perasaan sakit.
10
8. Distensi abdomen akibat ileus paralitik
9. Kondisi pasien memburuk
2.A.7 Komplikasi
Peritonitis.
Dehidrasi.
Obstruksi usus.
Abses appendiks.
Plebitis (tromboplebitis septik vena porta yang akan mengakibatkan demam,
panas tinggi dan ikterus).
2.A.8 Pencegahan
11
Pencegahan pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan
peradangan pada lumen appendiks. Pola eliminasi klien harus dikaji,sebab obstruksi
oleh fekalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diet tinggi serat. Perawatan dan
pengobatan penyakit cacing juga menimbulkan resiko. Pengenalan yang cepat
terhadap gejala dan tanda appendiksitis menurunkan resiko terjadinya
gangren,perforasi dan peritonitis.
2.A.9 Penatalaksanaan
1. Sebelum operasi
o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
o Pemasangan kateter untuk control produksi urin.
o Rehidrasi
12
o Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara
intravena.
o Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil,
largaktil untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer
diberikan setelah rehidrasi tercapai.
o Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
2. Operasi
o Apendiktomi.
o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka
abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
o Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin
mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka
waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan
operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
3. Pasca operasi
o Observasi TTV.
o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan
lambung dapat dicegah.
o Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.
o Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan,
selama pasien dipuasakan.
o Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi, puasa
dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.
o Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30
ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya
diberikan makanan lunak.
o Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat
tidur selama 2x30 menit.
o Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
o Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
13
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif ditandai
dengan :
o Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
o Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas
terdapat tanda-tanda peritonitis
o Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat
pergeseran ke kiri.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda
ditandai dengan :
14
1. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
2. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan.
3. Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
2.B.1 Pengkajian
1. Identitas Kilen
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, status, pendidikan, pekerjaan
2. Keluhan Utama
Menjelaskan tentang keluhan yang dirasakan klien saat pertama kali
berobat ke rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit pada sistem pencernaan. Biasanya
berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang
b. Riwayat kesehatan Sekarang
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita klien saat ini dan penyakit
dulu pernah diderita yang mana sampai saat ini masih dirasakan klien.
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Adanya riwayat penyakit genetic yang berhubungan dengan penyakit
yang diderita sekarang.
1. Keadaan umum
15
Sirkulasi : Klien mungkin takikardia.
Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.
Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada awitan awal, diare
kadang-kadang.
Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak
ada bising usus.
Nyeri/kenyamanan. Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena
berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah
karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
Keamanan Demam, biasanya rendah.
Data psikologis Klien nampak gelisah.
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan
yang tidak tenang.
Test Mc-burney
Apabila perut kanan ditekan terasa sakit, disebut test Mc-burney positif. Pada
wanita ditemukan nyeri tekan pada perut kanan bawah, harus dilakukan periksa
dalam untuk membedakan dengan peradangan tuba atau ovarium. Demam tidak
terlalu tinggi, pada permulaan suhu yang tinggi 39° - 40°C biasanya bukan
disebabkan oleh apendisitis.
1. Jumlah leukosit yang lebih besar dari 16.000 /ul atau jumlah leukosit lebih
tinggi dari 1000 /mm3, normalnya 5000-10.000 /mm3. Tetap bahkan pada
perforasi apendisitis, jumlahnya mungkin normal. Hematuria mungkin
berkaitan dengan apendiksitis.
16
2. Pemeriksaan urin rutin.
3. Jumlah netrofil lebih tinggi dari 75 %.
4. Radiografi abdomen, yang besarnya dilakukan tetapi jarang memberikan
banyak manfaat akan menunjang secara kuat diagnosis apendisitis apabila
ditemukan fekalit. Fekalit ditemukan pada hampir 25 % pasien apendisitis.
1. Pemeriksaan Diagnostik
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling
terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga
terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di
titik Mc. Burney.
3) Test rektal.
17
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa
nyeri pada daerah prolitotomi. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai
respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi
lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada
keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada
ginjal. Pemeriksaan radiologi Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan
diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat
ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena
adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi
ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.
4) Foto Abdomen
5) Barium Enema
Appendiks terisi barium hanya sebagian.
2. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah
1. Lekosit > 10.000 - 18.000
2. Netrofil meningkat 75 %.
o Urine
a. Data Subyektif
Sebelum operasi
18
- Rasa sakit di epigastrium atau daerah periumbilikalis kemudian menjalar
ke bagian perut kanan bawah.
- Rasa sakit hilang timbul.
- Mual dan muntah.
- Diare atau konstipasi.
- Tungkai kanan tidak dapat diluruskan.
- Rewel dan menangis.
- Lemah dan lesu.
- Suhu tubuh meningkat.
Sesudah operasi
- Mengeluh sakit pada daerah luka operasi terutama bila digerakkan.
- Haus dan lapar.
- Takut melakukan aktivitas.
- Pendarahan.
b. Data Obyektif
Sebelum operasi
- Nyeri tekan titik Mc. Burney.
- Bising usus meningkat, perut kembung.
- Suhu tubuh meningkat, nadi cepat.
- Hasil lekosit meningkat 10.000 - 12.000 dan 13.000 UI bila sudah terjadi
perforasi.
- Obstipasi.
Sesudah operasi
- Luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen.
- Bed rest / aktivitas terbatas.
- Puasa dan infus.
- Bising usus berkurang.
19
a. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Kaji bagaimana keyakinan klien akan kesembuhan penyakitnya.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Kaji bagaimana asupan nutrisi dan pola makan klien, serta nafsu makan klien.
c. Pola Eliminasi
Kaji bagaimana pola BAB dan BAK klien selama di lakukan perawatan.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Kaji bagaimana tidur dan istirahat klien selama perawatan.
Menyangkut kualitas dan kuantitas tidur dan istirahat dari klien.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Kaji bagaimana aktivitas dan latihan selama perawatan. Dikaji bagaimana
mobilisasi klien.
f. Pola Kognitif dan Persepsi diri
Kaji bagaimana kesadaran dan fungsi indera klien selama perawatan.
g. Pola Persepsi dan Konsep diri
Kaji bagaimana emosi klien selama perawatan.
h. Pola peran dan Hubungan
Kaji bagaimana peran klien dalam keluarga
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji bagaimana tingkat seksualitas dan reproduksi klien.
j. Pola koping stres
Kaji bagaimana klien mentoleran stress yang timbul selama perawatan.
k. Pola keyakinan
Mengkaji bagaimana pandangan dari agama klien terhadap penyakit yg
dideritanya.
Diagnosa yang muncul pada anak dengan kasus apendiksitis berdasarkan rumusan
diagnosa keperawatan menurut NANDA antara lain :
20
Pre Operasi
Post Operasi
21
Tingkah laku klien Kegelisahan untuk mencari dan
ekspresif (gelisah, Ketegangan otot menemukan dukungan
merintih, menangis, Perubahan frekuensi Kontrol lingkungan yang
waspada, iritabel, nafas pernafasan dapat mempengaruhi nyeri
panjang/berkeluh kesah) Perubahan tekanan seperti suhu ruangan,
Perubahan dalam nafsu darah pencahayaan dan
makan dan minum Perubahan ukuran pupil kebisingan
Berkeringat Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Hilangnya nafsu makan
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
Kontrol Nyeri
intervensi
Recognize lamanya
Ajarkan tentang teknik non
nyeri
farmakologi: napas dala,
Gunakan ukuran relaksasi, distraksi,
pencegahan
kompres hangat/ dingin
Penggunanaan Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri mengurangi nyeri: ……...
dengan non analgesic Tingkatkan istirahat
Penggunaan analgesic Berikan informasi tentang
yang tepat nyeri seperti penyebab
Gunakan TTV nyeri, berapa lama nyeri
memantau perawatan akan berkurang dan
Laporkan tanda/gejala antisipasi ketidaknyamanan
nyeri pada tenaga dari prosedur
kesehatan professional Monitor vital sign sebelum
Gunakan sumber dan sesudah pemberian
yang tersedia analgesik pertama kali
Menilai gejala dari
nyeri
Gunakan catatan nyeri
Laporkan bila nyeri
terkontrol
Ketidakseimbangan Status Nutrisi : Pengontrolan Nutrisi
nutrisi berhubungan Intake nutrisi Aktivitas:
dengan mual, muntah, Intake makanan dan Menanyakan apakah
anoreksia cairan pasien mempunyai alergi
Energy terhadap makanan
Data Subjektif : Massa tubuh Menetukan makanan
Berat tubuh pilihan pasien
· Pasien mengatakan tidak Ukuran biokimia Menentukan jumlah kalori
nafsu dan jenis zat makanan
makan Status nutrisi : Intake yang diperlukan untuk
makanan dan cairan memenuhi nutrisi, ketika
22
· Mual, muntah berkolaborasi dengan ahli
Intake makanan di makanan, jika diperlukan
· Diare atau konstipasi mulut Tunjukkan intake kalori
Intake di saluran yang tepat sesuai tipe
· Malaise makanan tubuh dan gaya hidup
Intake cairan di mulut Anjurkan menambah
Data Objektif : Intake cairan intake zat besi makanan,
jika diperlukan
· Nafsu makan menurun Status Nutrisi : Intake Memastikan bahwa
nutrisi makanan meliputi
· Berat badan menurun Intake kalori makanan tinggi serat
Intake protein untuk mencegah
· Porsi makan tidak Intake lemak konstipasi
dihabiskan Intake karbohidrat Memberi pasien makanan
Intake vitamin dan minuman tinggi
Intake mineral protein, tinggi kalori, dan
bernutrisi yang siap
Intake zat besi
dikonsumsi, jika
Intake kalsium
diperlukan
Memberi pilihan makanan
Membenarkan makanan
dalam gaya hidup pasien,
jika diperlukan
Mengajarkan pasien
bagaimana membuat buku
harian tentang makanan,
jika diperlukan
Membuat catatan yang
berisi intake nutrisi dan
kalori
Menimbang berat badan
pasien pad jarak waktu
yang tepat
Memberi informasi yang
tepat tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Ajarkan teknik pengolahan
dan pemeliharaan
makanan yang aman
Memantau kemampuan
pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
Mengajarkan dan
23
merencanakan makan, jika
diperlukan
Terapi Nutrisi
Aktivitas:
Mengontrol penyerapan
makanan/cairan dan
menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Memantau ketepatan
urutan makanan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi harian
Menentukan jimlah kalori
dan jenis zat makanan
yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Menentukan makanan
pilihan dengan
mempertimbangkan
budaya dan agama
Menetukan kebutuhan
makanan saluran
nasogastric
Memilih makanan
gandum, minuman kocok,
dan es krim sebagai
suplemen nutrisi
Memastikan bahwa
makanan berupa makanan
yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberi pasien makanan
dan minuman tinggi
protein, tinggi kalori, dan
bernutrisi yang siap
dikonsumsi, jika
diperlukan
Mengatur pemasukan
makanan, jika diperlukan
Mengontrol cairan
24
pencernaan, jika
diperlukan
Memastikan keadaan
terapeutik terhadap
kemajuan makanan
Memberi pemeliharaan
yang diperlukan dalam
batas makanan yang
ditentukan
Anjurkan membawa
masakan rumah ke tempat
bekerja, jika diperlukan
Mengontrol keadaan
lingkungan untuk
membuat udara teras
menyenangkan dan relaks
Memberi makanan yang
punya daya tarik, dengan
cara yang menyenangkan,
memberi penambahan
warna, tekstur, dan variasi
Mengajarkan pasien dan
kelurga tentang memilih
makanan
Memberi pasien dan
keluarga contoh tertulis
makanan pilihan
Kurangnya pengetahuan Pengetahuan : proses
tentang proses Kowlwdge : disease penyakit
penyakitnya process Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan dengan Kowledge : health pasien dan keluarga
ansietas atau informasi Behavior Jelaskan patofisiologi
kurang. Setelah dilakukan dari penyakit dan
tindakan keperawatan bagaimana hal ini
DS: Klien mengaku tidak selama …. pasien berhubungan dengan
mengetahui tentang menunjukkan anatomi dan fisiologi,
penyakitnya pengetahuan tentang dengan cara yang tepat.
DO: ketidakakuratan proses penyakit dengan Gambarkan tanda dan
mengikuti instruksi, kriteria hasil: gejala yang biasa muncul
perilaku tidak sesuai Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahaman tentang Gambarkan proses
penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara
prognosis dan program yang tepat
25
pengobatan Identifikasi kemungkinan
Pasien dan keluarga penyebab, dengan cara
mampu melaksanakan yang tepat
prosedur yang Sediakan informasi pada
dijelaskan secara benar pasien tentang kondisi,
Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan Sediakan bagi keluarga
kembali apa yang informasi tentang
dijelaskan perawat/tim kemajuan pasien dengan
kesehatan lainnya cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
POST OPERASI
Nyeri akut berhubungan Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
dengan terputusnya Mengenali faktor Lakukan pengkajian nyeri
kontinuitas jaringan penyebab secara komprehensif
Mengenali onset termasuk lokasi,
Data Subjektif : (lamanya sakit) karakteristik, durasi,
Menggunakan metode frekuensi, kualitas dan
· Kliedn mengatakan Rasa pencegahan faktor presipitasi
sakit hilang timbul Menggunakan metode Observasi reaksi nonverbal
nonanalgetik untuk dari ketidaknyamanan
· Klien mengeluh Sakit di mengurangi nyeri Menggunaakan strategi
daerah epigastrum hingga Menggunakan komunikasi terapeutik
perut bagian bawah analgetik sesuai untuk mengetahui
kebutuhan mengalami rasa sakit dan
· Klien mengeluh Tungkai Laporkan tanda/gejala menyampaikan penerimaan
kanan tidak dapat nyeri pada tenaga respon pasien terhadap
diluruskan kesehatan professional nyeri.
Menetukan dampak dari
Gunakan sumber
Data Objektif : pengalaman nyeri pada
yang tersedia
kualitas hidup.
Menilai gejala dari
· Tampak meringis Pemberian analgesic
nyeri
menahan Menentukan lokais,
26
sakit Gunakan catatan nyeri karakteristik, mutu,dan
Laporkan bila nyeri intensitas nyeri sebelum
· Nyeri tekan titik terkontrol mengobati pasien.
MC.Burney Tingkat Nyeri Periksa order dokter untuk
Melaporkan adanya obat/dosis dan frekuensi
· Skala nyeri ( 1 – 10 ) nyeri yang ditentukan analgesic
Luas bagian tubuh Cek riwayat alergi obat
· Pasien memegang yang terpengaruh Tentukan analgesic yang
daerah perut Frekuensi nyeri cocok, rute pemberian dan
Panjangnya episode dosis optimal
· Pernapasan tachipnea nyeri Utamakan pemberian
Pernyataan nyeri secara IV dibanding IM
· Sirkulasi tachycardia Ekspresi nyeri pada sebagai lokasi
wajah penyuntikan, jika mungkin
· Gelisah
Posisi tubuh protektif Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian obat
Pasien tampak meringis narkotik dengan dosis
karena nyeri di perutnya pertama atau jika ada
catatan luar biasa
Cek pemberian analgesic
selama 24 jam
Resiko kekurangan a. Faktor Resiko
volume cairan Pembedahan
Penurunan perdarahan :
berhubungan dengan abdominal
asupan cairan yang Ascites GIT
tidak adekuat Luka Bakar
Penurunan perdarahan
Obstruksi intestinal
DO : Pankreatitis pada luka
Receiving apheresis Balutan
Klien tampak lemah Sepsis
Luka traumatic Manajemen elektrolit
Kulit klien tampak kering
(misalnya fraktur Manajemen cairan
pinggul)
DS : Monitoring cairan
Hasil yang disarankan :
Klien mengatakan kurang Pengaturan hemodinamik
Eliminasi usus
minum, hanya 3 gelas
Pola eliminasi dalam Tindakan pencegahan
sehari.
rentang yang
pembedahan
diharapkan
Control gerakan usus Persiapan pembedahan
Warna BAB dalam Identifikasi resiko
batas normal
Jumlah feses untuk diet Perawatan selang : GIT
27
Kelembekan dan Monitoring tanda-tanda
pembentukan feses
vital
Lemak dalam fesek
dalam batas normal
Pengosongan feses dari
mucus
Konstipasi yang tidak
ditujukan
28
atau tidak
c. PROTEKSI TERHADAP
INFEKSI
Aktivitas :
Monitor sistem, lokasi
tanda dan gejala infeksi
Monitor tingkat kerentanan
terkena
Berikan tindakan isolasi
Lakukan perawatan kulit
Memberikan pemasukan
cairan seseui yang
dibutuhkan
Monitor perubahan energi/
malaise
Laporkan hasil kontrol
infeksi yang terhadap klien.
29
BAB III
SKENARIO
3.1 Pengkajian
1. Identitas Kilen
Nama : Nn. Z
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Hayam Wuruk no 56 Padang
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 14 Februari 2012
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit pada sistem pencernaan
sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan Sekarang
30
Klien merasakan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa
waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena
nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus). Badan
lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan
pergerakan, di perut terasa nyeri. Sifat keluhan nyeri dirasakan terus-
menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama.
N = 90 x/menit P = 26 x/menit
31
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan
yang tidak tenang.
1. Pemeriksaan Diagnostik
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling
terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga
terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di
titik Mc. Burney.
32
3) Test rektal.
Pada pemeriksaan rektal toucher teraba benjolan dan penderita merasa nyeri
pada daerah prolitotomi. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat. Hb
(hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan
apendisitis infiltrat.
4) Foto Abdomen
6) Barium Enema
Appendiks terisi barium hanya sebagian.
4. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah
1. Lekosit 13.000
2. Netrofil meningkat 80 %.
o Urine
Data Subyektif
Sebelum operasi
- Rasa sakit di epigastrium atau daerah periumbilikalis kemudian menjalar
ke bagian perut kanan bawah.
- Rasa sakit hilang timbul.
- Mual dan muntah.
- Tungkai kanan tidak dapat diluruskan.
- Rewel dan menangis.
- Lemah dan lesu.
33
- Suhu tubuh meningkat.
Sesudah operasi
- Mengeluh sakit pada daerah luka operasi terutama bila digerakkan.
- Haus dan lapar.
- Takut melakukan aktivitas.
- Pendarahan.
Data Obyektif
Sebelum operasi
- Nyeri tekan titik Mc. Burney.
- Bising usus meningkat, perut kembung
- Suhu tubuh meningkat, nadi cepat.
- Hasil lekosit meningkat 13.000 UI sudah terjadi perforasi.
- Obstipasi.
Sesudah operasi
- Luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen.
- Bed rest / aktivitas terbatas.
- Puasa dan infus.
- Bising usus berkurang.
Klien tidak pernah mengonsumsi obat-obat di warung bila sakit. Klien merasa
bahwa kesehatan itu penting, terlihat dari respon klien. Klien tidak mengetahui
tentang penyakit yang dialami sekarang
Klien merasa tidak nafsu makan, mual dan muntah sehingga asupan nutrisi
klien terganggu. Klien juga jarang minum, hanya 2 gelas air putih sehari sehingga
34
intake cairan tubuh klien kurang. Klien mengaku tidak pernah menonsumsi suplemen
atau vitamin.
3. Pola Eliminasi
BAB klien tidak normal, keras dan tidak setiap hari. BAK klien normal, tetapi
output caran lebih banyak dari intake cairan sehinggga klien dehidrasi.
Klien tidur selama 4-5 jam sehari. Klien mengaku tidur kurang nyenyak dan
sering terbangun di malam hari karena nyeri yang dirasakan.
Klien dapat melakukan aktifitas seperti biasa jika tidak terjadi nyeri. Namun
rasa nyeri akan muncul tiba-tiba dan menyebabkan klien tidak dapat melakukan
aktifitasnya dengan baik serta menghindari pergerakan di daerah sekitar nyeri.
35
Klien seorang mahasiswa, tinggal jauh dari orang tua karena kuliahnya berada
di luar kota. Klien tidak mengalami perubahan peran dalam keluarga maupun
lingkungan.
Klien belum berumah tangga. Siklus menstruasi klien tidak normal atau belum
beraturan.
Klien tidak mengalami stress dengan penyakitnya, namun merasa takut dan
cemas ketika akan dioperasi.
Diagnosa yang muncul pada anak dengan kasus apendiksitis berdasarkan rumusan
diagnosa keperawatan menurut NANDA antara lain :
Pre Operasi
36
Post Operasi
37
relaksasi, distraksi, kompres
Kontrol Nyeri hangat/ dingin
Recognize lamanya Tingkatkan istirahat
nyeri Berikan informasi tentang
Gunakan ukuran nyeri seperti penyebab nyeri,
pencegahan berapa lama nyeri akan
Penggunanaan berkurang dan antisipasi
mengurangi nyeri ketidaknyamanan dari
dengan non analgesic prosedur
Penggunaan analgesic
yang tepat Self care assistance
Gunakan TTV Monitor kemempuan
memantau perawatan klien untuk perawatan
Laporkan diri yang mandiri.
tanda/gejala nyeri Monitor kebutuhan klien
pada tenaga untuk alat-alat bantu
kesehatan untuk kebersihan diri,
professional berpakaian, berhias,
toileting dan makan.
Gunakan sumber
Sediakan bantuan sampai
yang tersedia
klien mampu secara utuh
Menilai gejala dari
untuk melakukan self-
nyeri
care.
Gunakan catatan
Dorong klien untuk
nyeri
melakukan aktivitas
Laporkan bila nyeri sehari-hari yang normal
terkontrol sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
38
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
Positioning
Menempatkan pasien
di tempat tidur yang
nyaman, yang bersifat
terapeutik.
Menyediakan tempat
tidur yang kuat/kokoh.
Menempatkan pada
posisi yang terapeutik.
Memposisikan tubuh
pasien dengan tepat.
Menghentikan atau
mendukung pengaruh
bagian tubuh.
Meningkatkan
pengaruh bagian-
bagian tubuh.
Mencegah terjadinya
amputasi pada posisi
flexi.
Memposisikan pasien
untuk mengurangi
dyspnea.
Memberikan tindakan
keperawatan untuk
mengurangi edema
seperti memberi alas
di bawah lengan.
Memposisikan pasien
agar pertukaran gas
menjadi lancar.
Memberi dorongan
pada pasien untuk
melakukan latihan
secara aktif.
Memberikan bantuan
pada leher yang
mengalami trauma.
Menggunakan papan
kaki pada kasur.
Kembali
39
menggunakan teknik.
Memposisikan saluran
urin dengan tepat.
Memposisikan pasien
untuk mencegah nyeri
pada luka.
Menyanggah
punggung dengan
menggunakan
penopang punggung
dengan tepat.
Meningkatkan efek
anggota badan pada
tingkat 20 atau lebih di
atas tingkat jantung
untuk memperbaiki
aliran pembuluh balik.
Memberikan arahan
pada pasien tentang
bagaimana
menggunakan postur
tubuh yang baik ketika
melakukan kegiatan.
Mengontrol
penggunaan alat
penarik yang tepat.
Mempertahankan
posisi dan integritas
daya tarik.
Meninggikan tempat
tidur pada posisi
kepala.
Membalikkan tubuh
pasien dengan
memperhatikan
kondisi kulit.
Mengistirahatkan
pasien setidaknya
setiap 2 jam sesuai
jadwal.
Menggunakan alat
yang tepat untuk
menopang
tungkai/lengan.
40
Menempatkan pasien
pada tempat yang
mudah dicapai.
Penempatan tempat
tidur-tombol yang
mudah dijangkau.
Tempatkan lampu
tanda panggilan yang
mudah dilihat.
41
bagaimana membuat buku
harian tentang makanan,
jika diperlukan
Membuat catatan yang
berisi intake nutrisi dan
kalori
Menimbang berat badan
pasien pad jarak waktu yang
tepat
Memberi informasi yang
tepat tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Ajarkan teknik pengolahan
dan pemeliharaan makanan
yang aman
Memantau kemampuan
pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
Mengajarkan dan
merencanakan makan, jika
diperlukan
Terapi Nutrisi
Aktivitas:
Mengontrol penyerapan
makanan/cairan dan
menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Memantau ketepatan urutan
makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
Menentukan jimlah kalori
dan jenis zat makanan yang
diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Menentukan makanan
pilihan dengan
mempertimbangkan budaya
dan agama
Menetukan kebutuhan
makanan saluran nasogastric
42
Memilih makanan gandum,
minuman kocok, dan es
krim sebagai suplemen
nutrisi
Memastikan bahwa
makanan berupa makanan
yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberi pasien makanan
dan minuman tinggi protein,
tinggi kalori, dan bernutrisi
yang siap dikonsumsi, jika
diperlukan
Mengatur pemasukan
makanan, jika diperlukan
Mengontrol cairan
pencernaan, jika diperlukan
Memastikan keadaan
terapeutik terhadap
kemajuan makanan
Memberi pemeliharaan
yang diperlukan dalam batas
makanan yang ditentukan
Anjurkan membawa
masakan rumah ke tempat
bekerja, jika diperlukan
Mengontrol keadaan
lingkungan untuk membuat
udara teras menyenangkan
dan relaks
Memberi makanan yang
punya daya tarik, dengan
cara yang menyenangkan,
memberi penambahan
warna, tekstur, dan variasi
Mengajarkan pasien dan
kelurga tentang memilih
makanan
Memberi pasien dan
keluarga contoh tertulis
makanan pilihan
Kurangnya pengetahuan Pengetahuan : proses
tentang proses Kowlwdge : disease penyakit
penyakitnya process Kaji tingkat pengetahuan
43
berhubungan dengan Kowledge : health pasien dan keluarga
ansietas atau informasi Behavior Jelaskan patofisiologi dari
kurang. Setelah dilakukan penyakit dan bagaimana
tindakan keperawatan hal ini berhubungan
DS: Klien mengaku tidak selama …. pasien dengan anatomi dan
mengetahui tentang menunjukkan fisiologi, dengan cara yang
penyakitnya pengetahuan tentang tepat.
DO: ketidakakuratan proses penyakit dengan Gambarkan tanda dan
mengikuti instruksi, kriteria hasil: gejala yang biasa muncul
perilaku tidak sesuai Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan cara
menyatakan yang tepat
pemahaman tentang Gambarkan proses
penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara yang
prognosis dan tepat
program pengobatan Identifikasi kemungkinan
Pasien dan keluarga penyebab, dengan cara
mampu yang tepat
melaksanakan Sediakan informasi pada
prosedur yang pasien tentang kondisi,
dijelaskan secara dengan cara yang tepat
benar Sediakan bagi keluarga
Pasien dan keluarga informasi tentang
mampu menjelaskan kemajuan pasien dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim Diskusikan pilihan terapi
kesehatan lainnya atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Teaching preoperative
Informasikan klien dan
keluarga tentang jadwal
pembedahan
Informasikan klien dan
keluarga berapa lama
pembedahan
Tanyakan pengetahuan klien
yang berhubungan dengan
44
pembedahan
Gambarkan apa saja yang
dilakukan sebelum operasi
Perkuat kenyamanan klien
dengan staff yang terlibat
Menyediakan informasi
tentang apa yang akan
didengar, dicium,dilihat,
dirasakan selama operasi
Gambarkan apa saja
kegiatan setelah operasi.
Informasikan klien tentang
proses pemilihan.
POST OPERASI
Nyeri akut berhubungan Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
dengan terputusnya Mengenali faktor Lakukan pengkajian nyeri
kontinuitas jaringan penyebab secara komprehensif
Mengenali onset termasuk lokasi,
Data Subjektif : (lamanya sakit) karakteristik, durasi,
Menggunakan frekuensi, kualitas dan faktor
· Kliedn mengatakan Rasa metode pencegahan presipitasi
sakit hilang timbul Menggunakan Observasi reaksi nonverbal
metode nonanalgetik dari ketidaknyamanan
· Klien mengeluh Sakit di untuk mengurangi Menggunaakan strategi
daerah epigastrum hingga nyeri komunikasi terapeutik untuk
perut bagian bawah Menggunakan mengetahui mengalami rasa
analgetik sesuai sakit dan menyampaikan
· Klien mengeluh Tungkai kebutuhan penerimaan respon pasien
kanan tidak dapat Laporkan terhadap nyeri.
diluruskan tanda/gejala nyeri Menetukan dampak dari
pada tenaga pengalaman nyeri pada
Data Objektif : kesehatan kualitas hidup.
professional
· Tampak meringis Gunakan sumber Pemberian analgesic
menahan yang tersedia Menentukan lokais,
sakit karakteristik, mutu,dan
Menilai gejala dari
intensitas nyeri sebelum
nyeri
· Nyeri tekan titik mengobati pasien.
Gunakan catatan
MC.Burney
nyeri Periksa order dokter untuk
obat/dosis dan frekuensi
Laporkan bila nyeri
· Skala nyeri ( 1 – 10 ) yang ditentukan analgesic
terkontrol
Cek riwayat alergi obat
Tingkat Nyeri
· Pasien memegang Tentukan analgesic yang
45
daerah perut Melaporkan adanya cocok, rute pemberian dan
nyeri dosis optimal
· Pernapasan tachipnea Luas bagian tubuh Utamakan pemberian secara
yang terpengaruh IV dibanding IM sebagai
· Sirkulasi tachycardia Frekuensi nyeri lokasi penyuntikan, jika
Panjangnya episode mungkin
· Gelisah nyeri Monitor TTV sebelum dan
Pernyataan nyeri sesudah pemberian obat
Pasien tampak meringis Ekspresi nyeri pada narkotik dengan dosis
karena nyeri di perutnya wajah pertama atau jika ada
Posisi tubuh protektif catatan luar biasa
Cek pemberian analgesic
selama 24 jam
Self care assistance
Monitor kemempuan
klien untuk perawatan
diri yang mandiri.
Monitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-
care.
Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
46
kemampuan.
Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
Positioning
Tindakan:
Menempatkan pasien
di tempat tidur yang
nyaman, yang bersifat
terapeutik.
Menyediakan tempat
tidur yang kuat/kokoh.
Menempatkan pada
posisi yang terapeutik.
Memposisikan tubuh
pasien dengan tepat.
Menghentikan atau
mendukung pengaruh
bagian tubuh.
Meningkatkan
pengaruh bagian-
bagian tubuh.
Mencegah terjadinya
amputasi pada posisi
flexi.
Memposisikan pasien
untuk mengurangi
dyspnea.
Memberikan tindakan
keperawatan untuk
mengurangi edema
seperti memberi alas
di bawah lengan.
Memposisikan pasien
agar pertukaran gas
menjadi lancar.
Memberi dorongan
pada pasien untuk
melakukan latihan
secara aktif.
Memberikan bantuan
pada leher yang
47
mengalami trauma.
Menggunakan papan
kaki pada kasur.
Kembali
menggunakan teknik.
Memposisikan saluran
urin dengan tepat.
Memposisikan pasien
untuk mencegah nyeri
pada luka.
Menyanggah
punggung dengan
menggunakan
penopang punggung
dengan tepat.
Meningkatkan efek
anggota badan pada
tingkat 20 atau lebih di
atas tingkat jantung
untuk memperbaiki
aliran pembuluh balik.
Memberikan arahan
pada pasien tentang
bagaimana
menggunakan postur
tubuh yang baik ketika
melakukan kegiatan.
Mengontrol
penggunaan alat
penarik yang tepat.
Mempertahankan
posisi dan integritas
daya tarik.
Meninggikan tempat
tidur pada posisi
kepala.
Membalikkan tubuh
pasien dengan
memperhatikan
kondisi kulit.
Mengistirahatkan
pasien setidaknya
setiap 2 jam sesuai
jadwal.
48
Menggunakan alat
yang tepat untuk
menopang
tungkai/lengan.
Menempatkan pasien
pada tempat yang
mudah dicapai.
Penempatan tempat
tidur-tombol yang
mudah dijangkau.
Tempatkan lampu
tanda panggilan yang
mudah dilihat.
Exercise promotion
Aktivitas :
- Menilai keyakinan
kesehatan individu
tentang latihan fisik.
- Memeriksa terlebih dahulu
pengalaman-pengalaman
latihan sebelumnya
- Menentukan motivasi
pasien untuk memulai atau
melanjutkan program
latihan
- Memeriksa halangan untuk
melakukan gerakan badan.
- Menganjurkan pasien
mengungkapkan perasaan
tentang menggerakkan
tubuh atau kebutuhan
untuk menggerakkan
tubuh
49
- Menganjurkan pasien
untuk memulai atau
melanjutkan latihan
- Membantu klien
mengindentifikasi peran
positif untuk
mempertahan program
latihan
- Bantu pasien untuk
membangun sebuah
program latihan yang tepat
untuk memenuhi
kebutuhan
- Membantu pasien untuk
mengatur tujuan jangka
panjang atau jangka
pendek untuk program
latihan
- Membantu individu untuk
menjadwalkan periode
secara teratur program
latihan secara rutin
perminggu
- Menampilkan aktivitas
latihan dengan pasien
- Melibatkan keluarga atau
perawat lain dalam
pembuatan rencana dan
program latihan
50
- Menginformasikan pasien
tentang keuntungan
kesehatan dan efek
psiologis dari latihan
- Mengintruksikan pasien
tentang tipe latihan yang
tepat untuk meningkatkan
kesehatan dalam
kolaborasi dengan dokter.
- Mengintruksikan pasien
tentang frekuensi, durasi,
dan intensitas dari program
latihan.
- Memonitor kepatuhan
pasien untuk melakukan
program latihan
- Monitor respon pasien
terhadap program latihan
- Memberikan respon positiv
dari usaha pasien.
51
Klien mengatakan kurang Eliminasi usus Tindakan pencegahan
minum, hanya 3 gelas Pola eliminasi dalam
sehari. pembedahan
rentang yang
diharapkan Persiapan pembedahan
Control gerakan usus
Identifikasi resiko
Warna BAB dalam
batas normal Perawatan selang : GIT
Jumlah feses untuk
Monitoring tanda-tanda
diet
Kelembekan dan vital
pembentukan feses
Lemak dalam fesek
dalam batas normal
Pengosongan feses
dari mucus
Konstipasi yang tidak
ditujukan
52
Albumin darah kalori yang seharusnya
. masuk
Tentukan makanan yang
seharusnya dimakan untuk
mencukupi kebutuhan tubuh
klien
Tentukan apakah klien
butuh alat bantu makan atau
tidak
f. PROTEKSI TERHADAP
INFEKSI
Aktivitas :
Monitor sistem, lokasi tanda
dan gejala infeksi
Monitor tingkat kerentanan
terkena
Berikan tindakan isolasi
Lakukan perawatan kulit
Memberikan pemasukan
cairan seseui yang
dibutuhkan
Monitor perubahan energi/
malaise
Laporkan hasil kontrol
infeksi yang terhadap klien.
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan nantinya, kita sebagai calon perawat dapat mengkaji
penyakit klien dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan indikasi
keluhan klien dan dapat mempraktekkan tindakan-tindakan keperawatan yang sesuai dengan
konsep yang telah teruji kebenarannya sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan
dapat diminimalisir dan tim perawat pun semakin diakui kelayakkannya sebagai salah satu
tim pelayanan kesehatan
54
DAFTAR PUSTAKA
55