2018
BAB I
PENDAHULUAN
Secara khusus penanganan jenazah penting guna mengurangi resiko infeksi nosocomial.
Proses penanganan di RS Cinta Kasih Tzu Chi hanya meliputi penempatan sementara sebelum
jenazah di bawa keluarga keluar dari Rumah Sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan
pelayanan di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi adalah melalui pemberian pelayanan penunjang
medik yang professional, mengingat bahwa linen digunakan disetiap ruangan di Rumah Sakit
Cinta Kasih Tzu Chi, maka diperlukan pengelolaan linen secara komprehensif.
I. LATAR BELAKANG
Di Rumah sakit Cinta Kasih Tzu Chi kamar jenazah berada di lantai 1 berdekatan dengan
ruang Instalasi Gawat Darurat, dimana alur untuk penanganan pelayanan kamar jenazah sudah
di atur, Kamar jenazah di bawa melalui koridor IGD, keluarga serta pengunjung lewat dari pintu
luar / samping ruang IGD. Penanganan untuk jenazah yang dilakukan oleh rumah sakit Tebet
hanya sekedar melakukan perawatan sebelum jenazah di perlihatkan kepada keluarga, bukan
pemulasaran.
Artinya jenazah yang meninggal di Rumah sakit Cinta Kasih Tzu Chi dilakukan perawatan
di bersihkan / lap badan saja, Sedangkan SDM di Kamar jenazah di lakukan oleh petugas IGD yang
sedang bertugas, yang telah mememiliki pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi sehingga selalu disiplin dalam pemakaian APD.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di rumah sakit. Infeksi ini
telah dikenal sejak lama. Permasalahan yang terjadi akibat infeksi nosokomial sangatlah
kompleks dan dapat menyebabkan kerugian bagi pasien maupun bagi rumah sakit. Megingat
bahwa penularan penyakit dapat melalui udara, percikan dan kontak, sehingga indikator kejadian
infeksi nosokomial menjadi penting untuk diperhatikan.
II. TUJUAN
Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi manajemen Rumah sakit Cinta Kasih Tzu Chi untuk dapat
melaksanakan pelayanan jenazah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Cinta
Kasih Tzu Chi.
Tujuan Khusus :
1. Sebagai pedoman pelaksanaan pelayan di kamar jenazah yang merupakan salah satu
upaya Rumah Sakit dalam mencegah infeksi Nosokomial
2. Mencegah terjadinya infeksi pada petugas kesehatan, pasien, keluarga dan masyarakat.
3. Sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pelayanan jenazah sebelum ditunjukkan dan
dibawa pulang oleh keluarga.
4. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang.
V. LANDASAN HUKUM
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 106 / MENKES / SK / 1 / 2004 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT ).
4. Permenkes No. 986 / Menkes / Per / XI / 1992 tentang penyehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 983 / Menkes / SK / X / 1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit.
6. Buku Pedoman Infeksi Nosokomial Tahun 2001.
7. Standart Pelayanan Rumah Sakit Tahun 1999.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
I. KUALIFIKASI SDM
Status Kesehatan
Seluruh tenaga / Perawat IGD yang bekerja di kamar jenazah semua berbadan sehat
Petugas Kamar jenazah antara lain :
1. Kepala Kamar jenazah di rangkap kepala ruang IGD.
2. Staff / Petugas Kamar jenazah di rangkap dengan perawat IGD yang sedang
bertugas pada saat shift dinas.
I. DENAH
II. STANDAR FASILITAS
Lokasi
Lokasi berada di bagian samping Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi , berada di
bagian samping belakang ruangan IGD
ALUR PENANGANAN JENAZAH DI KAMAR JENAZAH RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI
Pasien dari ruang perawatan yang sudah dinyatakan meninggal ( jenazah ) dikirim ke
kamar jenazah, yang terlebih dahulu di rapikan dari ruang perawatan ( di bersikan / dirapikan )
Kamar jenazah di Rumah Sakit Tebet sebagai salah satu bagian penting rumah sakit untuk
mencegah resiko infeksi dan menunjang pelayanan medis baik untuk petugas, pasien dan pengunjung.
Apabila alat dan bahan untuk pemrosesan linen habis maka petugas atau staf menulis permintaan barang
kepada gudang logistik . Kepala kamar jenazah memberikan formulir permintaan bahan dan alat kepada
bagian gudang logistik.
Untuk pengajuan kebutuhan logistik serta keperluan gudang kamar jenazah selama satu bulan
dibuatkan dalam satu anggaran pada satu bulan berjalan. Setiap anggaran yang dibuat diharapkan dapat
digunakan secara optimal dalam bulan berjalan. Sistem Logistik yang digunakan mengacu pada panduan
logistik yang dibuat oleh Bagian Logistik dan Inventaris dengan mengacu pada sistem yang baku.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keseimbangan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi. (KKP-RS)
B. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar terciptan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan. (KKP-RS)
1. Hak pasien
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun
UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan
kerja adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan
dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit..
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud
pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi
sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai
dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap
pekerja dalam hal ini tim PPK dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral
dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai
dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada
tiga kelompok, yaitu :
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
terjadi bila :
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau
terlalu dingin;
• Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan
• Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara
harus menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin)
• Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari
kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di unit
perawatan intensif (ICU), ruang rawat anak, ruang bayi.
• Petugas terpajan yang tidak memiliki gejala demam atau gangguan pernapasan
tidak perlu dibebastugaskan namun harus melaporkan pajanan yang dialami
segera kepada Tim Dalin.
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan ditingkatkan
dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang akan digunakan untuk mengukur mutu
pelayanan. Adapun pengendalian mutu Instalasi kamar jenazah harus sesuai dengan protap yang telah
ditentukan. Setiap proses pelayanan jenazah berjalan petuga selalu mengenakan APD. Dan tidak ada
kejadian infeksi yang terjadi.
BAB IX
PENUTUP
Undang-undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menjadi tantangan yang harus
diantisipasi oleh para praktisi pelayanan kesehatan. Selain itu juga dituntut memberikan pelayanan yang
professional dengan diberlakukannya undang – undang tentang praktek kedokteran yang ditujukan kepa
da kepastian hukum baik bagi penerima pelayanan kesehatan maupun pemberi pelayanan kesehatan.
Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat
di rumah sakit. Bagi pasien dirumah sakit, infeksi nosokomial merupakan masalah serius yang dapat
menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien.
Salah satu kegiatan untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah dengan melaksanakan
pelayanan instalasi kamar jenazah yang baik. Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara
aman dilingkungan pusat sterilisasi menjadi tanggungjawab petugas instalasi kamar jenazah. Pada
dasarnya kecelakaan kerja di lingkungan pusat sterilisasi dapat dihindari dengan cara megetahui potensi
bahaya yang dapat timbul. Dengan cara memperhatikan secara seksama dan melatih teknik – teknik
bekerja secara aman maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.