FDGD
FDGD
ABSTRAK
Terdapat gap antara supply dan demand aspal di Indonesia. Dua hal yang telah dilakukan pemerintah untuk itu,
yaitu mengimpor aspal dan penggunaan aspal alam yang ada di Indonesia yang dikenal dengan nama Asbuton.
Mahalnya biaya eksplorasi dan ketidakjelasan deposit serta pasar Asbuton menyebabkan kurangnya minat
investor untuk berinvestasi. Agar industri Asbuton dapat menjadi blue ocean bagi investor, insentif pemerintah
yang berkenaan dengan pemanfaatan Asbuton khususnya di bidang eksplorasi sangat diperlukan. Telah banyak
makalah yang secara parsial dilakukan namun hasilnya sangat jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Tujuan
dari makalah ini adalah untuk menjumlahkan secara terukur deposit Asbuton dan untuk mengetahui daerah-
daerah di pulau Buton yang mengandung Asbuton. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan survey geologi,
pengujian geolistrik dan pengeboran pada tempat-tempat yang secara geologi dan litologi mengandung
Asbuton. Pendekatan geostatistik dengan menggunakan interpolasi Kernel pada nilai tahanan jenis digunakan
untuk pemodelan dalam memperkirakan besarnya deposit Asbuton di pulau Buton, khususnya di Kabupaten
Buton. Dari makalah ini diketahui bahwa luas daerah yang mengandung Asbuton di pulau Buton diperkirakan
sekitar 37.653,57 ha dengan rincian 36.966,77 ha terdapat di Kabupaten Buton dan 687 ha di Kabupaten Buton
Utara. Dari pemodelan stratigrafi diketahui bahwa daerah Kabungka memiliki dua lapisan batuan, yang
memiliki kadar Asbuton pada Lapisan-1 ini diperkirakan hanya 1% dan 10% pada Lapisan-2. Berdasarkan
analisis volumetrik dari Reed, sumber daya Asbuton di Kabupaten Buton diperkirakan adalah sebesar
746.900.562,88 ton. Dengan menggunakan kadar bitumen optimis (1%), pesimis (35%) dan moderat (24%),
maka kandungan bitumen secara optimis, pesimis dan moderat yang terdapat di pulau Buton masing-masing
adalah sebesar 7.469.006; 261.415.197 dan 179.256.135 ton bitumen.
Kata kunci: Kabupaten Buton, Asbuton, geolistrik, sebaran, sumber daya terukur, interpolasi Kernel
ABSTRACT
There is a national gap of asphalt supply-demand in Indonesia. Two things that have been done by the
government for overcoming this, namely by the import of bitumen and and the
the use
use ofof Indonesia’s
Indonesia’s natural which
known as Asbuton. The The high
high costs
costs ofof exploration
explorationand anduncertainty
uncertaintydeposits
depositsofofAsbuton
Asbutonand anditsitsmarket
marketlead leadto to
a
alack
lackof ofinvestor
investorinterest
interesttotoinvest.
invest.InInorder
ordertotocreate
createAsbuton
Asbuton industry
industry became
became aa blueblue ocean
ocean for for investors,
government incentives regarding the use Asbuton particularly in the area of exploration is needed. There have
been many studies partially conducted but the the results
results are
are very different
different from one another. The purpose of this
study was to to quantify
quantifyAsbuton
Asbutondeposit
depositand andtotodetermine
determinethethe
areas
areas in in
Butonisland
Butonisland thatthat
contain Asbuton.
contain Asbuton.To gain
To gainthis
purpose, geological
this purpose, surveys,
geological geoelectric
surveys, testing testing
geoelectric and drilling on places
and drilling onthat are geology
places that areand lithology
geology andcontaining
lithology
Asbuton
containing were conducted.
Asbuton Geostatistical
were conducted. interpolation
Geostatistical approach approach
interpolation using Kernel usingonKernel
resistivity values arevalues
on resistivity used arefor
modeling in order to
used for modeling in estimate
order tothe amounttheofamount
estimate Asbutonofdeposit
Asbutonin Buton
depositisland,
in Butonespecially
island, in distric ofinButon.
especially districIt of
is
known
Buton. Itfrom this study
is known fromthat
thisthe
studyestimated
that thearea of Asbuton
estimated area ofinAsbuton
Buton island wasisland
in Buton 37653.57
was ha, in details
37653.57 36966.77
ha, in details
ha locatedhainlocated
36966.77 distric indistric
of Butonofand Buton687andha 687
in North
ha in Buton
North district. FromFrom
Butondistric. stratigraphy modeling
stratigraphy is known
modeling that
is known
there are are
that there two layers of rock
two layers in Kabungka
of rock in Kabungka area, area,
the Layer-1 that isthat
the Layer-1 a layer of limestone
is a layer whichwhich
of limestone is the istopthelayer
top
of Sampolakosa
layer of Sampolakosa Formation and and
Formation conglomeratic
conglomeratic sandstone layers
sandstone thatthat
layers arearepart
partofofthe
the Tondo
Tondo Formation,
Formation, and
Layer-2 which is a layer of rock conglomeratic sand which is also part of of the
the Tondo
Tondo Formation. The Asbuton
content in Layer-1 is estimated that only 1% and 10% at Layer-2. Based on the volumetric analysis of Reed,
Asbuton measured resources on Buton district is about to 746,900,562.88 ton. With assuming of 5% bitumen
content, that resources are equivalent to 37,345,028.14 tons of bitumen.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN berinvestasi baik di hulu ataupun di hilir dalam
Kebutuhan aspal untuk pembangunan, berinvestasi
pemanfaatanbaik di hulu ataupun
Asbuton sehinggadi hilir dalam
timbulnya
Kebutuhan
peningkatan aspal untuk
dan perawatan jalanpembangunan,
di Indonesia pemanfaatan Asbuton sehingga
kesulitan untuk mendapatkan Asbuton secara timbulnya
peningkatan dan perawatan
dari tahun ketahun terus meningkat.jalan di Indonesia
Menurut kesulitan
tepat waktuuntuk
danmendapatkan Asbuton secara
kurang kompetitifnya harga
dari tahun ketahun terus meningkat.
Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Menurut tepat waktu dan kurang kompetitifnya
Asbuton dibandingkan baik dengan harga harga
Direktorat Jendral Bina Marga
Pekerjaan Umum, pada tahun 2009 saja Departemen Asbuton dibandingkan baik dengan
semen ataupun dengan harga aspal. Untuk itu, harga
Pekerjaan Umum,
kebutuhan aspal untukpada tahun
seluruh 2009 jalan
jaringan saja semen insentif
perlu ataupun pemerintah
dengan hargauntukaspal.menjadikan
Untuk itu,
kebutuhan aspal untuk seluruh jaringan
di Indonesia sudah lebih kurang 1 juta ton per jalan perlu insentif pemerintah untuk menjadikan
pulau Buton sebagai blue ocean bagi investor
di Indonesia
tahun sudah lebih
dan kebutuhan kurang
ini akan 1 juta
terus ton per
meningkat pulau
untuk Buton sebagai
berinvestasi blue ocean
khususnya bagi
yang investor
berkenaan
tahun dan kebutuhan ini akan
hingga beberapa periode pembangunan keterus meningkat untuk berinvestasi khususnya
dengan pemanfaatan Asbuton. yang berkenaan
hingga beberapa periode
depan. Peningkatan pembangunan
kebutuhan aspal secara ke denganTelah
pemanfaatan
banyak Asbuton.
makalah yang dilakukan
depan.
nasionalPeningkatan kebutuhan
ini tidak diikuti oleh aspal secara
peningkatan Telah banyak
untuk memperkirakan makalah yang dilakukan
deposit Asbuton.
nasional ini tidak diikuti oleh
kapasitas produksi nasional akan aspal, peningkatan untuk memperkirakan deposit
Namun, makalah-makalah tersebut dilakukan Asbuton.
kapasitas
sehingga adaproduksi nasional aspal.
gap supply-demand akan Untuk
aspal, Namun, makalah-makalah tersebut
secara parsial dan ada juga dengan hanya dilakukan
sehingga ada gap supply-demand aspal.
menutupi gap ini, dua hal yang telah dilakukan Untuk secara parsialpeta
berdasarkan dan geologi
ada jugasaja. denganDenganhanya
menutupi
pemerintah,gap yaitu
ini, duamengimport
hal yang telahaspal
dilakukan
dan berdasarkan peta geologi saja.
demikian, deposit Asbuton yang didapat Dengan
pemerintah, yaitu mengimport
penggunaan aspal alam yang ada di Indonesia.aspal dan demikian,biasdeposit
menjadi Asbuton
dan berbeda satuyang
dengan didapat
yang
penggunaan aspal alam
Keberadaan aspalyang ada di
alam di Indonesia.
Indonesia menjadi
lainnya. Pada Tabel 1 dan Tabelyang
bias dan berbeda satu dengan 2,
ditemukan di pulau Buton yangdi merupakan
Keberadaan aspal alam Indonesia lainnya.
ditunjukkan Pada Tabelcadangan
perkiraan 1 danAsbuton Tabelyang 2,
ditemukan di pulau Buton yang
bitumen murni yang berasal dari pemisahan merupakan ditunjukkan perkiraan cadangan Asbuton
didapat dari beberapa makalah sebelumnya. yang
bitumen
minyak bumimurni secara
yang berasal
alamiah.dariBitumen
pemisahan ini didapat
Menurut dari beberapa
Sulawesi makalahDalam
Tenggara sebelumnya.
Angka
minyak bumi secara alamiah.
merupakan sisa dari minyak bumi yang Bitumen ini Menurut Sulawesi Tenggara Dalam
Tahun 2009 (BPS 2009-a), deposit Asbuton Angka
merupakan sisa dari minyak
memiliki dengan berat jenis besar dan bumi yang Tahun 2009 (BPS 2009-a), deposit
adalah 3,5 milyar ton, sedangkan menurut Asbuton
memiliki
terperangkap dengan berat jenis
pada reservoir batuan.besar dan
Sejalan adalah Dalam
Buton 3,5 milyar
Angkaton,
Tahunsedangkan
2010 (BPS menurut
2009-
terperangkap pada reservoir batuan.
dengan waktu, gas dan minyak bumi dengan Sejalan Buton
b), deposit Asbuton adalah 680 juta ton. 2009-
Dalam Angka Tahun 2010 (BPS
denganjenis
berat waktu, gas dan
ringan yangminyak bumi dengan
terkandung dalam b), deposit Asbuton
Tujuan adalah 680
dari makalah inijuta ton. untuk
adalah
berat jenis ringan yang terkandung
batuan tersebut menguap sehingga menyisakan dalam Tujuan dari makalah ini adalah
menguantifikasi deposit Asbuton dan untuk untuk
batuan tersebut menguap sehingga
bitumen yang terperangkap dalam matriks menyisakan menguantifikasi deposit Asbuton
mengetahui daerah-daerah di pulau Buton dan untuk
bitumentersebut.
batuan yang Aspal
terperangkap
alam ini dalam matriks
dikenal sebagai mengetahui
yang daerah-daerah
mengandung Asbuton. diUntuk pulau Buton
mencapai
batuan tersebut. Aspal alam ini dikenal sebagai
Asbuton. yang mengandung
tujuan Asbuton.
tersebut, delineasi Untuk mencapai
dan pemilihan daerah
Asbuton.
Sejauh ini, pemanfaatan Asbuton belum tujuan tersebut, delineasi dan pemilihan
yang mengandung Asbuton harus dilakukan, daerah
banyakSejauh ini, pemanfaatan
dilakukan. Mahalnya biaya Asbuton belum
eksplorasi yang mengandung Asbuton harus
disamping hal ini merupakan salah satu dilakukan,
banyak dilakukan. Mahalnya biaya eksplorasi
dan ketidakjelasan deposit serta pasar Asbuton disamping hal ini untuk
insentif pemerintah merupakan salah satu
pemanfaatan dan
dan ketidakjelasan
menyebabkan depositminat
kurangnya serta investor
pasar Asbuton
untuk insentif pemerintah
pengembangan Asbuton. untuk pemanfaatan dan
menyebabkan kurangnya minat investor untuk pengembangan Asbuton.
Tabel 1. Perkiraan cadangan Asbuton di beberapa Tabel 2. Perkiraan cadangan Asbuton di Lawele
Tabel 1. daerah
Perkiraan cadangan Asbuton di beberapa Tabel 2. Perkiraan cadangan Asbuton di Lawele
daerah No Daerah Deposit Asbuton (juta ton)
PT.Saka No Daerah Deposit Asbuton (juta ton)
No Lokasi Bothe (1933) PT.Saka 1 Batu Awu 60,690
No Lokasi Bothe (1933) (1986) 1 Batu Awu 60,690
(1986) 2 Mempenga 29,232
1 Waisin 3600 100 ribu
1 Waisin 3600 100 ribu 2 Mempenga 29,232
2 Kabungka 825 ribu 60 juta 3 Lagunturu 37,149
2
3 Kabungka
Winto 825 ribu
kecil 60 juta
3,2 juta 3 Lagunturu 37,149
4 Kabukubuku 41,325
43 Winto
Wariti kecil
- 3,2 juta
600 ribu 4
5
Kabukubuku
Siantopina
41,325
181,25
45 Wariti
Lawele -
jutaan 600
100 ribu
juta 5 Siantopina 181,25
5 Lawele 6 Ulala 47,089
(Sumber: Gompul 1992) jutaan 100 juta 6 Ulala 47,089
(Sumber: Gompul 1992) (Sumber: Kurniadji 2003)
(Sumber: Kurniadji 2003)
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 139
Revisi2/220213
Formasi Tondo
Formasi Sampolakosa
Gambar 2. Formasi Tondo dan Sampolakosa berumur tersier atas sebagai formasi pembawa Asbuton
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 141
Revisi2/220213
Revisi2/220213
interpolasi
lokal data dilakukan
polinomial orde dengan
ke-5 teknik
dengan
….......(1) menggunakan
interpolasi
lokal Persamaan
Kernel, yaitu
polinomial 2, di dengan
suatu interpolasi
orde ke-5 mana
lokal
….......(1) ketidakstabilan
polinomial
menggunakan ordedalam
ke-5 perhitungan (r/h
dengan 2,menggunakan
Persamaan di mana> 1)
harus dihindari.
Persamaan 2, didalam
ketidakstabilan Model
mana interpolasi
(r/hKernel
ketidakstabilan
perhitungan dalam
> 1)
Keterangan::
Keterangan menggunakan
harus dihindari.
perhitungan jarak
(r/h > 1) terpendek
Model antar
harus interpolasi
dihindari. Kerneltitik
Model
∆V
Keterangan : = beda potensial antara elektroda sehingga
menggunakan
interpolasi titik-titik
Kerneljarak pada
terpendek
menggunakan batasan
jarakantar yang
titik
terpendek
P 1 danpotensial
P2 ditentukan
∆V = beda antara elektroda titik dihubungkan
sehingga
antar titik-titik oleh suatu
pada
sehingga titik-titik garisbatasan
batasan
pada lurus.
yang
P1 dan P2 = elektroda
P1 dan P2 1 dan 2 Dengan teknik ini, perkiraan
rP11.rdan
ditentukan
yang dihubungkan
ditentukan dihubungkan oleh data
oleh suatu garis hasil
suatu lurus.
garis
2, r3 P
dan r4 == jarak elektroda
elektroda 1 dan 2
2 interpolasi
Dengan jauh
teknik lebih
ini, tepat sehingga
perkiraan data
lurus. Dengan teknik ini, perkiraan data hasil dapat
hasil
r1.r2, r3 dan r4 = jarak elektroda memperkecil
interpolasi bias.
jauh lebih tepat sehingga dapat
Pengujian geolistrik menggunakan interpolasi jauh lebih tepat sehingga dapat
memperkecil bias.
memperkecil bias.
asumsiPengujian
bahwa lapisan
geolistrik bumimenggunakan
merupakan 1. Pemetaan dan Pemrosesan
medium homogen isotropik.
asumsi bahwa lapisan bumi merupakan Dengan Pemeriksaan Data
1. Pemetaan dan
Data
Pemrosesan
demikian,
medium tahanan
homogen jenis yang
isotropik. terukur
Dengan Pemeriksaan Data Data
merupakan tahanan 3. Model Struktur 4. Strategi
demikian, tahananjenisjenis
sebenarnya
yang dan tidak
terukur Spasial Pencarian
tergantung tahanan
merupakan atas jenis
spasisebenarnya
elektroda. Pada
dan tidak 3. Model Struktur 4. Strategi
Spasial Pencarian
kenyataannya,atasbumi
tergantung spasi bukan merupakan
elektroda. Pada
medium homogenbumi
kenyataannya, isotropik tetapi merupakan
bukan terdiri dari 5. Nilai predikasi pada lokasi 6 . Kuantifikasi hasil predikasi
Yang tidak disampling yang menyimpang
atas lapisan-lapisan
medium dengan tahanan
homogen isotropik jenis yang
tetapi terdiri dari 5. Nilai predikasi pada lokasi 6 . Kuantifikasi hasil predikasi
Yang tidak disampling
berbeda-beda.
atas lapisan-lapisan dengan tahanan jenis yang
Oleh sebab itu, potensial yang menyimpang
Pada makalah ini, besarnya tahanan Pada makalah ini titik pengeboran dilakukan
jenis yang dihasilkan dari tahanan jenis pada area uji geolistrik pada Formasi
medium yang diuji dihitung dengan Sampolakosa dan Formasi Tondo dimana
menggunakan Persamaan (1). Dengan singkapan Asbutonya secara visual dapat
mengetahui tahanan jenis Asbuton, dilihat secara jelas. Kedalamnya pengeboran
keberadaan Asbuton di daerah pemetaan rata-rata dilakukan sampai dengan
geologi dapat diidentifikasi. Hasil pengujian kedalaman 40 m dengan kedalaman
ini secara tipikal seperti yang ditunjukkan maksimum pengeboran hanya dapat
pada Gambar 4. mencapai 67,5 m. Hasil dari pengeboran ini
secara tipikal seperti yang diberikan pada
Hasil pengeboran Gambar 5.
Kegiatan pengeboran dilakukan sebagai
pembuktian kondisi fisik medium di bawah
permukaan terhadap hasil pengujian
geolistrik.
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 143
Revisi2/220213
Dari hasil uji geolistrik diketahui bahwa
Asbuton di pulau ini terdapat pada kedalaman
yang bervariasi mulai dari permukaan tanah
hingga kedalaman 30 m lebih. Sedangkan dari
hasil pengeboran diketahui bahwa ketebalan
Asbuton di bawah permukaan tanah bervariasi
dengan ketebalan lebih dari 15 m.
Selanjutnya, untuk mengetahui sebaran
Asbuton, analisis data dilakukan dengan
menghubungkan data singkapan batuan yang
mengandung Asbuton yang memiliki
karakteristik yang sama dan selanjutnya
Gambar 5. Tipikal hasil pengeboran titik bh-10- mengkorelasikannya dengan data geolistrik
Kabungka yang memiliki nilai tahanan jenis yang relatif
sama yang diduga sebagai lapisan Asbuton.
Dari hasil pemetaan geologi, diketahui Dari hasil korelasi ini kemudian dilakukan
bahwa satuan batu pasir kelanauan merupakan interpretasi kualitatif untuk mengetahui
sumber utama Asbuton yang terdapat di penyebaran Asbuton di bawah permukaan
daerah Rongi dan Kabungka. Selain terdapat tanah. Interpretasi ini dilakukan dengan
di satuan batu pasir kelanauan, di beberapa mempertimbangkan penyebaran litologi
tempat pada satuan batu pasir gampingan juga pembawa Asbuton, stratigrafi, struktur geologi
mengandung Asbuton tetapi di beberapa serta pengukuran arah jurus dan kemiringan
tempat lainnya hanya mengeluarkan aroma lapisan. Interpretasi dilakukan dengan
aspal. menggunakan software RockWork, selanjutnya
Asbuton yang ditemui di lapangan hasil interpretasi ini diintergrasikan ke
secara alamiah umumnya massif. Asbuton ini program ArcGis Versi 10. Pada Gambar 6
berada pada lapisan dengan kemiringan 5 ditunjukkan hasil interpretasi sebaran batuan
sampai 20 derajat, mempunyai pelamparan yang mengandung Asbuton di Kabupaten
horisontal sesuai dengan arah jurus perlapisan Buton. Pada bagian Utara dari kabupaten ini,
serta perlamparan vertikal searah dengan sudut sebaran Asbuton secara umum berarah
kemiringan lapisan. Pemetaan yang dilakukan Timurlaut-Baratdaya. Sedangkan pada bagian
hanya dapat diketahui satuan batuan yang Selatan, sebarannya cenderung relatif berarah
mengandung Asbuton, sedangkan sebarannya Utara-Selatan. Di beberapa daerah (Gambar 7)
di bawah permukaan dapat dipastikan melalui di kabupaten ini, yang sebagian besar
hasil geolistrik dan pengeboran. Asbutonnya terdeposit pada daerah yang
relatif dangkal.
Gambar 7. Sebaran Asbuton pada daerah yang relatif dangkal di Kabupaten Buton
Berdasarkan perhitungan secara spatial ini, bahasan selanjutnya dari makalah ini lebih
dapat diketahui bahwa perkiraan luas daerah fokus pada cadangan Asbuton di Kabupaten
yang mengandung Asbuton di kabupaten Buton khususnya di daerah Kabungka.
Buton dan Buton Utara yaitu seperti yang Dari hasil analisis pendugaan geolistrik,
diberikan pada Tabel 3. Secara keseluruhan pada lokasi pendugaan daerah Kabungka
luas daerah yang mengandung Asbuton di didapatkan 2 jenis perlapisan batuan yang
pulau Buton diperkirakan sekitar 37.653,57 ha memiliki ketebalan bervariasi. Kedua lapisan
dengan rincian 36.966,77 ha terdapat di batuan ini terlipat kuat dengan adanya struktur
Kabupaten Buton dan 687 ha di Kabupaten antiklin dan sinklin, sesar naik dan sesar geser.
Buton Utara. Selain tidak begitu luas, sebaran Bentuk struktur seperti ini mencirikan bahwa
Asbuton di Kabupaten Buton Utara tidak batuan tersebut pernah berkali-kali mengalami
menerus, umumnya berupa rembesan bahkan tektonik yang cukup kuat.
hanya berupa bercak aspal. Berdasarkan hal
Dari
Dari nilai-nilai
nilai-nilai tahanan
tahanan jenis
jenis pada
pada a. Lapisan-1
dari Formasi Sampolakosa, serta lapisan batu
daerah Kabungka ini
daerah Kabungka ini dibuatkan dibuatkan peta
peta Lapisan batuan
pasir konglomeratan yangini terdiri atas
merupakan batu
bagian
isoresistivity. Peta ini kemudian diinterpolasi
isoresistivity. Peta ini kemudian diinterpolasi gamping yang merupakan lapisan paling
dari Formasi Tondo. Kemunculan lapisan atas
dengan
dengan menggunakan
menggunakan metoda metoda interpolasi
interpolasi dari Formasi Sampolakosa, serta lapisan
batuan ini dari permukaan pada ketinggian 240
Kernel dengan memperhatikan
Kernel dengan memperhatikan batasan
batasan batu
mdpl pasir
(meterkonglomeratan
dari permukaan yang merupakan
laut) hingga pada
formasi batuan yang memiliki pola nilai bagian dari Formasi Tondo. Kemunculan
formasi batuan yang memiliki pola nilai ketinggian 172 mdpl dengan kedalaman rata-
tahanan jenis yang sangat berbeda. Dengan lapisan batuan ini dari permukaan pada
tahanan jenis yang sangat berbeda. Dengan rata 38 meter. Pada Gambar 8, yang
metoda ini didapatkan geometri lapisan ketinggian 240 mdpl (meter dari permukaan
metoda ini didapatkan
batuan pada geometriyaitu:
daerah tersebut, lapisan batuan merupakan
laut) hinggahasil cross-validation
pada ketinggian 172 mdpldari
pada daerah tersebut, yaitu: interpolasi Kernel Polinomial orde
dengan kedalaman rata-rata 38 meter. Pada ke-5
a. Lapisan-1 dengan menggunakan Persamaan (2) pada
Lapisan batuan ini terdiri atas batu Lapisan-1, dapat dilihat bahwa pada Lapisan-1
gamping yang merupakan lapisan paling atas sedikitnya ada dua kelompok nilai tahanan
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 145
Gambar 8, yang merupakan hasil cross- gamping dan batu pasir konglomeratan.
validation dari interpolasi Kernel Polinomial
Revisi2/220213 Data geostatistik yang dihasilkan,
orde ke-5 dengan menggunakan Persamaan didapatkan gambaran geometri dari batuan
(2)
jenispada Lapisan-1,
yang dapatsebagai
dinyatakan dilihat bahwa pada
dua satuan yang pada Lapisan-1,
yang Lapisan-1, yaitu seperti yang
Lapisan-1 sedikitnya ada dua kelompok
batuan yang berbeda yaitu batu gamping dan ditunjukkan pada Gambar
ditunjukkan pada Gambar 9. Berdasarkan
Berdasarkan
nilai tahanan
batu pasir jenis yang dinyatakan sebagai
konglomeratan. gambar tersebut, volume
gambar tersebut, volume padapada batuan
batuan ini
ini
dua satuan batuan yang berbeda
Data geostatistik yang yaitu batu
dihasilkan, diperkirakan sebesar 703.228.655,69 ton.
diperkirakan sebesar 703.228.655,69 ton.
didapatkan gambaran geometri dari batuan
Lapisan-1
Gambar 8. Hasil interpolasi Kernel polinomial orde ke-5 pada lapisan-1
Gambar 9. Geometri satuan batu gamping dan satuan batu pasir konglomeratan lapisan-1
Lapisan-1
Interpolasi Kernel
Gambar 10. Hasil interpolasi Kernel Polinomial
Polinomial orde
orde ke-5
ke-5 pada
pada lapisan-2
Lapisan-2
PEMBAHASAN lebih
Asbuton kecilyang
lagi dilakukan
pada tempat-tempat yang
hanya sebatas
mengandung
ketebalan yang Asbuton
dapat yang
dibor lebih
saja. lunak. Oleh
Ketebalan
Dari hasil pengujian geolistrik dan sebab
lapisanitu, perhitungan
Asbtuon deposit Asbuton
pada kedalaman yang
pengeboran
pengeboran pada daerah-daerah singkapan dilakukan
yang dapathanya sebatas
dicapai dapatketebalan
dianggapyangsebagai
dapat
Asbuton diketahui bahwa lapisan Asbuton dibor saja. ekonomis
ketebalan Ketebalanyang lapisan Asbtuon
dapat pada
ditambang
memiliki tahanan jenis yang berbeda-beda. kedalaman
adalah setebalpengeboran
15 m. yang dapat dicapai
Hal ini menunjukan bahwa kekerasan (jenis) dapat Dari
dianggap
peta sebagai ketebalan
isoresistivity ekonomis
tahanan jenis
Asbuton yang terdapat di suatu tempat yang yang dapat ditambang adalah
selanjutnya setebal 15dengan
diinterpolasi m.
sama adalah tidak sama. Ketebalan lapisan Dari peta metoda
menggunakan isoresistivity tahananKernel
interpolasi jenis
Asbuton ini berbeda-beda walaupun dalam yang
diketahuiselanjutnya
bahwa tidak diinterpolasi
semua tempat didengan pulau
satu lubang pengeboran yang sama. menggunakan
Buton mengandung metodaAsbuton.
interpolasi
Pada Kernel
bagian
Letak deposit
depositAsbuton
Asbuton Asbuton
Asbuton di
di pulau diketahui bahwa tidak
Utara Kabupaten Buton,semua
deposittempat di pulau
Asbuton yang
pulau Buton
Buton bervariasi,
bervariasi, ada ada yangterdapat
yang terdapat di Buton
terdapat mengandung
di terbentangAsbuton. Pada sampai
dari Timurlaut bagian
permukaan tanah (tanpa overburden) dan pada Utara Kabupaten
ke Baratdaya Buton, tersebut
kabupaten deposit Asbuton yang
dan di bagian
kedalam tertentu (30m) dari permukaan tanah. terdapat di terbentang
Selatan sebarannya dariUtara-Selatan.
berarah Timurlaut sampai
Dari hasil pengeboran tidak diketahui secara ke Baratdaya kabupaten
Dari hasil tersebut
diinterpolasi dan di
inipun bagian
diketahui
pasti sampai
sampai kedalaman
kedalamanberapa berapa
lapisan Asbuton
lapisan Selatan sebarannya
bahwa secara umum berarah
pulauUtara-Selatan.
Buton terdiri dari
tersebut terdapat.
Asbuton Hal ini disebabkan
tersebut terdapat. karena
Hal ini disebabkan Dari hasil
dua lapisan diinterpolasi
utama, inipun diketahui
yaitu Lapisan-1 yang
pengeboran
karena yang dilakukan
pengeboran dapat menembus
yang dilakukan dapat bahwa
merupakansecara
batuumum pulau
gamping Butonketebalan
dengan terdiri dari
38
hanya sampai kedalaman 67,5 m
menembus hanya sampai kedalaman 67,5 m dan bahkan dua lapisan utama, yaitu Lapisan-1
m. Di bawah lapisan ini terdapat Lapisan-2 yang
dan bahkan lebih kecil lagi pada tempat- yang merupakan lapisan batu pasir
tempat yang mengandung Asbuton yang lebih konglomeratan dengan ketebalan sekitar 20 m.
lunak. Oleh sebab itu, perhitungan deposit
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 147
merupakan batu gamping dengan ketebalan 38 Lawele, Suandala dan Kabukubuku, Tjitjik
m. Di bawah lapisan ini terdapat Lapisan-2 yang (2012), mendapatkan kadar bitumen minimum,
merupakan lapisan batu pasir konglomeratan maksimum dan rata-rata masing-masing
dengan ketebalan sekitar 20 m. sebesar 1; 35 dan 24%. Dengan menggunakan
Dengan memperhatikan luas sebaran data ini, bila kadar bitumen optimis, pesimis
dan ketebalan masing-masing lapisan, volume dan moderat diasumsikan berdasarkan hasil
Lapisan-1 dan Lapisan-2 diperkirakan penelitian Wasiah (2012), yaitu sebesar 1; 35
masing-masing sebesar 703.228.655,69 ton dan dan 24%, maka dari seluruh cadangan terukur
417.077.994,41 ton. tersebut di atas (746.900.562,88 ton) memiliki
Dengan volume tersebut, rasio volume kandungan bitumen secara optimis, pesimis
kedua lapisan (Lapisan-1: Lapisan-2) adalah dan moderatnya masing-masing adalah sebesar
0,63 : 0,37. Sedangkan dari hasil beberapa 7.469.006; 261.415.197 dan 179.256.135 ton
titik bor diketahui bahwa pada Lapisan-1 bitumen.
kandungan Asbutonnya sangat sedikit
(<1%) dan cenderung berupa bintik-bintik
hitam. Sedangkan kandungan Asbuton pada KESIMPULAN DAN SARAN
Lapisan-2 adalah lebih besar, diperkirakan
sekitar 10%. Jika nilai ratio ini dianalogikan Kesimpulan
pada sebaran Asbuton secara keseluruhan dan Beberapa kesimpulan yang didapatkan
kandungan Asbuton masing-masing lapisan dari pemodelan batuan mengandung Asbuton
dianggap relatif sama maka akan dihasilkan ini antara lain ini adalah:
nilai sumberdaya pada daerah pulau Buton 1. Dari hasil ini diketahui bahwa pada daerah
bagian selatan ini. Berdasarkan hal tersebut Kabungka terdapat 2 lapisan yang berbeda,
dan dengan menggunakan Volumetric Analysis yaitu lapisan batu gamping dan lapisan
dari Reed (2007), maka sumberdaya Asbuton batu pasir konglomeratan.
di daerah Buton Selatan diperkirakan sebesar 2. Luas daerah yang mengandung Asbuton di
746.900.562,88 ton. Menurut BSN (1998), pulau Buton diperkirakan sekitar 37.653,57
cadangan sumber daya yang didapat dari tahapan ha; 36.966,77 ha di Kabupaten Buton dan
survey eksplorasi adalah cadangan sumber 687 ha di Kabupaten Buton Utara.
daya terukur (measured resources). Berdasar 3. Kandungan Asbuton tersbesar terdapat di
pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa daerah Kabungka.
sumber daya Asbuton terukur di Kabupaten 4. Dengan teknik interpolasi Kernel dikatahui
Buton adalah sebesar 746.900.562,88 ton. bahwa sumber daya Asbuton terukur
Besarnya perbedaan kandungan di Kabupaten Buton adalah sebesar
Asbuton yang didapat dalam studi ini dengan 746.900.562,88 ton.
jumlah yang didapat oleh Gompul, (1992) dan 5. Dengan menggunakan kadar bitumen
Kurniadji (2003) diduga sebagai akibat dari optimis (1%), pesimis (35%) dan moderat
perbedaan luas daerah makalah dan metode (24%), maka kandungan bitumen secara
pengukurannya. Pada makalah ini luas daerah optimis, pesimis dan moderat yang terdapat
yang diukur adalah mencakup seluruh daerah di pulau Buton masing-masing adalah
sebaran Asbuton sepulau Buton. Sedangkan sebesar 7.469.006; 261.415.197 dan
volume kandungan Asbutonnya didapat dari 179.256.135 ton bitumen.
hasil interpolasi Kernel pada peta isoresistivity
hasil pengujian nilai tahanan jenis dengan Saran
alat geolistrik. Dengan demikian, hasil yang Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut
didapat dari makalah ini lebih mewakili dan untuk mengetahui jenis (kekerasan) dan kadar
lebih akurat. bitumen asbuton dari daerah studi. Dengan
Dari hasil pengujian pada 5 contoh pengujian ini diharapkan jenis asbuton dan
Asbuton dari Kabungka dan Lawele, Kurniadji kuantitas bitumen dari cadangan asbuton di
(2012) mendapatkan kadar bitumen minimum, pulau Buton dapat terukur dengan cukup akurat.
maksimum dan rata-rata masing-masing sebesar
16; 37 dan 27%. Dengan menggunakan 50
contoh Asbuton dari Kamaru, Wasiu, Kabungka,
Perkiraan Sumber Daya Asbuton dengan Pendekatan Interpolasi Kernel pada Nilai Tahanan Jenis, (Anwar Yamin1), Nazib Faizal2)) 149