Triad of Concern
MAKALAH KELOMPOK
“TRIAD OF CONCERN”
KELOMPOK 8A
2014
Kelompok 8A 2
Triad of Concern
TRIAD OF CONCERN
Kelompok 2A
PENDAHULUAN
TRIAD OF CONCERN
Triad of Concern menyangkut segala bentuk atau cara berkomunikasi antara anak
dengan orang tua, anak dengan dokter gigi, dan antara dokter gigi dengan orang tua.
Komunikasi merupakan kunci utama dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan respon yang baik dari pasien dalam kelancaran
perawatan gigi.
Anak merupakan puncak dari Triad of Concern, segala perhatian orang tua dan dokter
gigi tertuju pada anak yang menjadi pasien. Pasien anak biasanya mengaami rasatakut saat
proses perawatan gigi berlangsung. Rasa takut merupakan suatu mekanisme perlindungan diri
dan bukan merupakan gejala abnormal karena secara naluriah seorang anak akan merasa
Kelompok 8A 3
Triad of Concern
takut dengan sesuatu yang asing baginya. Oleh karena itu, diperlukan konsep Triad of
Concern sebagai pendekatan berkomunikasi dengan anak, agar anak mau bekerja sama
dengan dokter gigi dan didukung oleh orang tua.3
A. PASIEN ANAK
Anak merupakan individu yang berada di dalam rentang perubahan dari bayi hingga
remaja. Menurut UU Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 1 ayat (1), anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 tahun 2014 tentang
Upaya Kesehatan Anak, anak dikelompokkan berdasarkan usia: (a)Bayi adalah anak mulai
umur 0 sampai 11 bulan, (b)Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai umur 59 bulan,
(c)Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan, dan (d)Anak usia sekolah
adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum usia 18 tahun.
Setiap anak berbeda-beda sikap, perilaku atau tingkah lakunya sesuai dengan usia dan
perkembangannya. Perkembangan anak berdasarkan usia dapat dibagi menjadi:
1. Kooperatif
Perilaku kooperatif ini menunjukkan sikap santai, rileks, dan pendekatan yang
dilakukan pun cukup sederhana. Anak-anak yang kooperatif sangat antusias saat
menerima perawatan dari dokter gigi. Sikap ini biasanya ditemukan pada usia 4 tahun
keatas.
2. KurangKooperatif
Sikap ini biasanya dimiliki anak-anak dengan usia muda dimana kemampuan
komunikasinya kurang baik. Anak-anak yang kurang kooperatif terkadang hanya
muram dan hanya diam ketika diajak bicara atau ditanya, dan untuk situasi yang parah
dapat menangis dengan kencang, histeris, ketakutan dan menoak secara terang-
terangan.
3. PotensialKooperatif
Anak-anak dengan sikap ini memiliki potensi atau kemampuan untuk menjadi
kooperatif. Mereka memiliki perilaku yang dapat diubah menjadi kooperatif ditandai
dengan ikhlas mematuhi dokter gigi walaupun terkadang timbul keraguan dan sedikit
takut. Anak-anak dengan sikap ini biasanya ditemukan muai dari usia peralihan usia
prasekolah menuju usia sekolah.
B. ORANG TUA
Peranan orang tua merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan perawatan pasien
anak oleh karena sikap orang tua akan mempengaruhi tingkah laku anak, misalnya orang tua
terlalu berlebihan memberikan perlindungan pada anak (over-protection) dapat
mengakibatkan anak akan selalu bergantung pada orang tuanya. Orang tua dapat dipimpin
untuk mengerti bahwa pada waktu berada di ruang praktek, dokter gigi mengetahui
bagaimana cara terbaik mengatasi emosi anak untuk keperluan perawatan. Orang tua harus
mempunyai keyakinan penuh pada dokter giginya dan mempercayakan anaknya untuk
dirawat. Pendekatan dengan orang tua dapat dilakukan dengan cara memberikan nasehat
(counseling) yaitu perawatan gigi yang harus diperhatikan, kapan dimulai dan pengaruh
lingkungan dimana hal ini dapat disebarkan melalui berbagai media massa atau secara
individu.
Kelompok 8A 5
Triad of Concern
C. DOKTER GIGI
1. Kepribadiandoktergigidanperawatnya
Doktergigidanperawatharusmemilikikepribadian yang
ramah,lemahlembutdansabar agar sianakmemunyaikeyakinanterhadap orang-orang
yang dijumpainya di tempatpraktek yang meliputipenerimakartu,
perawatandandoktergiginya.
2. Waktudanlamanyakunjungan
Membatasilamanyawaktukunjunganagarsianaktidakmerasabosandanmenangiss
ertamemilihwaktukunjungan yang tepatdansesuaidengansianak,
misalnyatidakmemilihwaktukunjunganpadasaat jam tidurnya.
3. Komunikasidoktergigi
Seorangdoktergigiharusmempelajaribagaimanakomunikasidenganpasiennya.
Dengankomunikasi,hubunganantaradoktergigidanpasiendapatmeningkat.
Usahakansaatberbicaradenganpasienanak-anakmenggunakanbahasa yang
tidakmenimbulkan rasa takutdanbingung.
4. Pengetahuantentangpasien
Doktergigiharusmemunyaiinformasitentangsianakterlebihdahulusebelumiadud
uk di kursigigi. Informasitersebutdapatdigunakanuntukmenyiapkanperlakuanyang
akandiberikanpadasianaksaatkunjungan.
5. Perhatianterhadappasien
Setiapanakharusdiberiperhatianpenuholehdoktergiginya.
Selalumerawatsianakdenganberanggapanbahwaiasatu-
satunyapasienpadahariitu.Janganmeninggalkansianaksendirian di
kursigigidikarenakan rasa takutnya yang belumhilangakanbertambah.
6. Keterampilandoktergigi
Kelompok 8A 6
Triad of Concern
Seorangdoktergigiharusmampumelaksanakantugasnyadengancekatan,
terampildansedikitmungkinmenimbulkan rasa sakit.
Dalammelakukanperawatanpadapasienanak, tenagaasistenakansangatdiperlukan,
terutamapadasaatmenolongmengontrolanakdanmelakukantindakanoperatif.
7. Kelayakandoktergigi
Setiapberhubungandenganpasienanak, harusrealistikdanbertanggungjawab.
Janganmenghukumnyakarenaiapenakut.
Cobauntukmengambilhatianakdanmengertimengapaiabersikapsepertiitu.
Berikansianakkesempatanuntukberpartisipasidalamprosedurperawatan,
sehinggamerekamerasalebihtertarikdankoperatif.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjalin hubungan
dengan anak. Melalui komunikasi tersebut, dokter gigi dapat mengambil data yang terdapat
dalam diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan tindakan perawatan. Dalam
berkomunikasi dengan anak, seorang dokter gigi harus memperhatikan kematangan kognitif
anak, membuat situasi yang kondusif, dan berkomunikasi sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.3
Pada saat wawancara medis pasien anak, tidak hanya anak yang memberikan
informasi, tetapi orang tuanya juga, sehingga disebut dual patient. Kedudukan anak disini
sebagai individu yang sakit sekaligus sebagai anggota keluarga. Dokter membutuhkan
informasi keduanya untuk melengkapi data yang diperlukan dan untuk memperkuat
diagnosis. Dengan dual patient, dokter dapat memperhatikan anak dan orang tuanya
Kelompok 8A 8
Triad of Concern
sekaligus. Misalnya pada saat dokter mendapat pasien anak yang berumur tiga tahun, dokter
dapat berkomunikasi dengan anak dan orang tua untuk mengetahui akan sakitnya. Tidak
hanya itu, dokter juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan komunikasi anak dan
bagaimana kedekatan hubungan anak dengan orang tua, sehingga dokter dapat menilai
dominasi orang tua terhadap anak.
Ada beberapa hal yang harus ditekankan dokter dalam komunikasi dengan orang tua
anak, yaitu:8
1. Mendengarkan
Seorang dokter harus mampu menjadi pendengar yang baik bagi orang tua
anak yang dapat ditunjukkan melalui kata-kata ataupun bahasa tubuh, misalnya
dengan cara duduk kita yang condong ke depan, menatap mata, menunjukkan
perhatian, dan merespon semua kata-kata pasien baik yang verbal maupun nonverbal.
Memberikan jeda waktu juga diperlukan untuk orang tua agar dapat menceritakan dan
memberitahukan tentang riwayat penyakit yang diderita anaknya.
2. Memfasilitasi Dialog
Seorang dokter harus mampu mendengarkan cerita orang tua dengan penuh
empati tanpa menginterupsi, merubah pokok bahasan pembicaraan, atau langsung
menghakimi pasien. Seorang dokter juga jangan memberikan diagnosa terlalu dini
sebelum orang tua selesai bercerita agar tidak mempengaruhi orang tua.
Oleh karena itu seorang dokter juga perlu mengarahkan jalannya wawancara.
Adapun strategi untuk melakukan wawancara medis dengan orang tua, yaitu :
a. Mengetahui alasan mereka pergi ke dokter (untuk mencari keluhan utama)
b. Mengetahui harapan orang tua
c. Menuntun dalam melakukan wawancara dan tidak mendominasi
3. Bersikap Sopan dan Santun
Seorang dokter diharapkan mampu menerapkan sikap sopan santun umum
kepada orang tua pasien, termasuk sikap peduli agar orang tua merasa senang, yaitu
dengan situasi yang bersahabat dan professional, bukan suasana yang kaku.
4. Melakukan Konseling
Memberikan nasihat dan konseling tentang penyakit yang diderita pasien
kepada orang tua merupakan kewajiban dokter dalam melakukan tugasnya sehari-hari.
Hendaknya dokter menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang tua, karena
Kelompok 8A 9
Triad of Concern
orang tua ingin penjelasan yang mudah dimengerti tentang diagnosa penyakit anaknya
dan juga tentang hal-hal yang menyangkut tata pelaksanaannya.
5. Bicara dengan Anak
Komunikasi dengan anak dapat dilakukan diawal pertemuan. Dengan adanya
komunikasi dan interaksi awal yang baik, maka akan menciptakan hubungan yang
baik pula antara pasien dan dokter. Disamping itu, dokter juga dapat melakukan
diagnosa awal melalui kontak fisik yang dilakukan, misalnya dengan salaman atau
kontak mata. Perilaku komunikasi antara dokter dengan anak sering dijadikan contoh
bagi orang tua tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan yang baik.
6. Penutup
Dalam melakukan wawancara medis dengan orang tau, dokter harus
melakukan hal-hal berikut:
a.Membuat ringkasan semua informasi yang telah diceritakan oleh orang tua pasien
dan memasukkannya kedalam rekam medis anak tersebut.
b.Jika ada, berikan materi edukasi yang terkait dengan sakit anaknya. Jelaskan
karakteristik anak yang kita tangani dan prognosisnya.
c. Tanyakan kepada anak yang sudah besar, orang tua, atau pengasuhnya tentang hal-
hal yang belum jelas. Bila waktu terbatas, kita dapat membuatkan rencana kunjungan
berikutnya.
C. KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DAN PASIEN ANAK
Orang tua memiliki peranan penting dalam mengelola tingkah laku anak dalam
perawatan gigi. Jika anak bersifat nonkooperatif dalam perawatan gigi, orang tua haruslah
melakukan komunikasi efektif dengan anaknya untuk membantu dokter gigi. Misalnya,
dengan membujuk secara halus, memberi dukungan-dukungan positif, dan meyakinkan si
anak bahwa tindakan yang sedang dilakukan dokter gigi bukanlah sesuatu yang berbahaya.
PEMBAHASAN
Melalui komunikasi yang efektif dan perintah yang mudah dipahami, akan menjadi
manajemen yang baik dalam merawat gigi anak, baik anak untuk yang memiliki sikap yang
kooperatif ataupun tidak kooperatif.
Kelompok 8A 11
Triad of Concern
Membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dan dokter gigi juga sangat
diperlukan untuk memberlangsungkan proses perawatan gigi yang efektif. Orangtua dapat
memberikan kontribusi wawasan (banyak dapat memprediksi perilaku anak-anak),
menjelaskan masalah pribadi, dan yang terpenting, berfungsi sebagai sumber dorongan dan
motivasi bagi anak-anak mereka. Tanpa partisipasi orang tua, pekerjaan seorang dokter gigi
lebih sulit dan kurang produktif. Singkatnya, layanan gigi paling efektif saat orang tua
menjadi anggota aktif tim pemandu. Gerald Wright dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Anak dalam Kedokteran Gigi, orang tua dapat dibedakan menjadi compliant dan non-
compliant. Kepada orang tua yang sesuai dengan dokter gigi adalah orang-orang yang anak-
anaknya diminta untuk melakukan pengangkatan dan umumnya memiliki sikap positif
terhadap perawatan gigi. Di sisi lain, orang tua yang tidak patuh menggantikan beberapa
sikap orang tua yang negatif: perilaku overprotektif, perilaku bermusuhan, dan perilaku lalai.9
Komunikasi yang efektif sangat penting untuk pengembangan hubungan baik
pasien dan mungkin merupakan dasar keberhasilan banyak dokter gigi dengan anak-anak
dalam praktik mereka. Dengan demikian komunikasi merupakan aspek penting dalam
pengelolaan anak. Dengan melibatkan anak dalam percakapan, dokter gigi tidak hanya
belajar tentang pasien tapi juga bisa menenangkan anak muda. Mengawali komunikasi antara
dokter gigi dan pasien anak lebih baik dilakukan dengan komunikasi verbal yang disertai
komentar-komentarnya, karena anak umumnya bangga dengan barang baru mereka dan suka
ditanyai tentangnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan perawatan gigi anak dapat digunakan
konsep Triad of Concern, yang melibatkan 3 komponen utama yakni anak, orangtua, dan
dokter gigi, dengan memfokuskan komunikasi efektif antara dokter gigi dan orang tua, antara
dokter gigi dan pasien anak, antara orang tua dan pasien anak.
REFERENSI
1. Wilisusanto.Pedo–triad of concern.http://dokumen.tipsdocumentspedo-triad-of-
concern.html(21 november 2017).
2. Badrinatheswargv. Pedodontics Practice and Management. 1st ed., India; Jaypee
Brothers Medical Publishers, 2010:2.
3. MahasiswaFakultasKedokteran Gigi. Triad of Concern. 21 April 2017.
https://docuri.com/download/triad-of-concern_59c1ea14f581710b286d9a7d_pdf(21
November 2017).
4. Paradipta A. 10 februari 2011. http://paradipta.blogspot.com/2011/02/tiga-komponen-
yang-harus.html(23 November 2017).
Kelompok 8A 12
Triad of Concern
5. Saptiana TA.
GambaranMetodePengelolaanTingkahLakuSecaraNonfarmakologipadaPerawatan
Gigi danMulutAnak di RSGM DRG. HJ. HALIMAH DG. SIKATI FKG UNHAS.
Skripsi: Makassar: UniversitasHasanuddin, 2011: 24-9.