Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
2.1PERMASALAHAN
Penelitian dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahn yang dimulai dengan adanya
penyimpangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) permasalahan merupakan hal
yang menjadikan masalah atau hal yang dimasalahkan atau persoalan. Stonner mengemukakan
bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya
pengaduan, dan kompetisi. Menurut Suryabrata masalah merupakan kesenjangan antara harapan
(das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang
seharusnya (what should be) dengan yang ada (What it is). Penelitian dimaksudkan untuk menutup
kesenjangan (What can be). Masalah adalah deskripsi mengenai kesenjangan antara teori dan
praktek, antara aturan dan pelaksanaan, atau antara harapan dan kenyataan.
Langkah awal untuk mengembangkan judul, tujuan penelitian, kerangka konsep dan
rancangan penelitian
Selain itu, Hadjar mengemukakan bahwa masalah juga dapat bersumber dari elemen lain,
seperti berikut:
1. Observasi Masalah
Dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu
yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu
tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.
2. Dedukasi Dari Teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang
penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan
terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris
praktik tentang teori.
3. Kepustakaan
4. Masalah Sosial
Masalah yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot news)
dapat menjadi sumber masalah penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Dalam penulisan perumusan masalah terdapat syarat-syarat tertentu, Pertama ialah latar
belakang masalah berupa analisis situasi yang harus menjelaskan mengapa penelitian perlu
dilakukan. Lalu pada identifikasi masalah menjelaskan faktor-faktor yang diduga
berhubungan/menyebabkan terjadinya suatu masalah, perlu ditunjang data kuantitatif atau
kualitatif yang berasal dari teori atau penelitian sebelumnya. Pembatasan masalah penelitian harus
berdasarkan justifikasi, adekuasi dan fisibilitas penelitian yang akan dilakukan. Serta prediksi
terhadap keberhasilan penelitian untuk menjawab masalah penelitian. Ciri perumusan masalah
penelitian yang baik, yaitu:
Aspek kelayakan dari segi biaya, waktu, alat, keahlian, subjek penelitian
1. Fisibel, berdasarkan biaya, waktu, alat, keahlian, subjek penelitian, dan lainnya.
Tersedia biaya yang mencukupi untuk penyusunan proposal, persiapan penelitian,
pengumpulan data, analisis data dan penulisan laporan.
Tersedia waktu yang memadai untuk penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian dan
penulisan laporan penelitian
Tersedia fasilitas dan peralatan yang sesuai untuk penelitian
Tersedia keahlian peneliti yang sesuai dengan topik penelitian
Tersedia subjek penelitian yang karakteristik dan jumlahnya mencukupi
2. Interesting bagi peneliti, umumnya sesuai dengan bidang kepakarannya.
3. Novel, yaitu hasil penelitian dapat menguatkan, membantah, melengkapi atau berbeda dari
penelitian sebelumnya.
4. Etika penelitian dipenuhi terutama dalam penelitian terhadap manusia.
5. Relevan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan mendukung program atau kebijakan.
Pada umumnya mahasiswa atau peneliti pemula mendapat kesulitan dalam menemukan
masalah penelitian. Bagi pemula dalam penelitian dapat menggunakan langkah-langkah yang
dapat mempermudah menemukan masalah penelitian yang baik dan benar. Berikut adalah tahapan
dalam membentuk suatu permasalahan dalam penelitian:
Topik yang ditentukan sebaiknya berhubungan dengan bidang studi atau keahlian dari peneliti.
Dianjurkan untuk tidak mengambil topik di luar bidang studi atau keahlian peneliti kecuali bila
penelitian yang akan dilakukan menyangkut beberapa aspek disiplin ilmu sehingga membutuhkan
lebih dari satu orang peneliti
Topik yang bersifat umum tersebut dibagi ke dalam beberapa sub-topik. Sub-topik ini yang
nantinya dapat dijadikan sebagai masalah penelitian. Untuk dapat menghasilkan beberapa sub-
topik lakukan brain-storming dengan diri Saudara sendiri, teman, atau para ahli.
4. Evaluasi
Pilihan yang sudah dibuat perlu dievaluasi kembali apakah pilihan tersebut sudah dibuat dengan
benar. Masalah penelitian yang baik memiliki sekurang-kurangnya lima karakteristik. Oleh karena
itu evaluasi masalah penelitian didasarkan pada lima karakteristik, antara lain:
a. Menarik.
Topik yang dipilih harus dapat menarik peneliti. Jika topik menarik, maka peneliti akan termotivasi
untuk melakukan penelitian dan diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang terbaik.
b. Bermanfaat.
Penelitian harus memberikan manfaat yang berarti terutama pada ilmu pengetahuan, peningkatan
kesejahteraan manusia, dan memperbaiki cara manusia melakukan sesuatu.
Penelitian diharapkan menghasilkan sesuatu yang baru, apakah sama sekali baru atau memperbaiki
yang sudah ada.
d. Dapat dilaksanakan.
Sangat penting untuk diyakini bahwa penelitian yang akan dilakukan benar-benar dapat
dilaksanakan. Pertanyaan berikut dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah masalah penelitian
yang telah dipilih dapat dilaksanakan dengan baik.
Perumusan masalah penelitian juga terdapat dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan
sebagai dasar dalam pembuatan judul penelitian, contoh:
2.2HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hypo (di bawah) dan thesis (kaidah) adalah suatu pernyataan
sementara yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai.
Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan hubungan antar dua variabel atau lebih yang diharapkan
dapat menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga hipotesis tidak menilai benar atau salah tetapi
menguji asumsi dengan data empiris apakah sahih atau tidak. Hipotesis diperlukan untuk penelitian
eksperimen dan analitik. Hipotesis dalam penelitian ini harus operasional dalam bentuk narasi
(bukan hipotesis nol). Sumber hipotesis adalah pengalaman dalam klinik, teori, kajian dari
literature. Dari kedua kata tersebut berkembang beberapa pengertian hipotesis sebagai berikut:
"Kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih (Kerlinger, 1973)
"Dugaan-dugaan yang diuji dengan mengumpulkan fakta-fakta yang mengarah pada
penerimaan atau penolakan" (Abramson, 1991)
"Rumusan sementara yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua
fakta atau lebih" (Koentjaraningrat, 1986)
Tidak seluruh penelitian menggunakan hipotesis. Hal ini berkaitan dengan jenis penelitian
yang dilakukan. Pada penelitian eksploratif, belum banyak pemahaman mengenai topik yang
diteliti. Konsekuensinya, penelitian tidak bertujuan utuk menguji hipotesis, melainkan justru
bertujuan untuk menghasilkan hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Pertanyaan penelitian umumnya
digunakan pada penelitian kualitatif, sedangkan hipotesis terdapat pada penelitian kuantitatif, baik
deskriptif, analitik ataupun eksperimental. Fungsi utama hipotesis adalah memberikan “kejelasan
operasional” terhadap masalah yang akan diteliti. Selain itu, hipotesis juga akan mengarahkan
rancangan penelitian yang akan digunakan serta memberikan informasi yang jelas mengenai data
yang akan (dan tidak akan) dikumpulkan sesuai dengan fokus penelitian. Fungsi lainnya dari
hipotesis adalah sebagai berikut:
Hipotesis adalah hasil kontruksi dari gagasan-gagasan yang dapat diterangkan berdasarkan
teori-teori atau dibuat berdasarkan kerangka konsep penelitian,
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) dan bukan dalam bentuk
pertanyaan,
Hipotesis selalu dikaitkan dengan populasi, sampel penelitan hanya berfungsi sebagai
wahana pengujian hipotesis yang akan digeneralisasikan pada populasi
Hipotesis paling sedikit melibatkan dua variabel yang perlu diuji kebenarannya
Berdasarkan luas cakupannya hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan
minor. Contoh hipotesis mayor: Kepatuhan terhadap standar penatalaksanaan pasien TB di ruang
rawat inap dengan adanya peran manajer kasus lebih baik daripada penatalaksanaan di ruang rawat
inap tanpa adanya peran manajer kasus (Kasim, 2007).
Hipotesis minor pada dasarnya merupakan penjabaran dari hipotesis mayor. Pada contoh
di atas, hipotesis minornya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan sifat permasalahan yang akan diteliti, hipotesis dapat dibedakan menjadi
hipotesis relasional (atau hipotesis yang bersifat menghubungkan 2 fakta atau lebih) dan hipotesis
deskriptif (yaitu menggambarkan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu). Contoh
hipotesis relasional dalam penelitian mengenai implementasi perbaikan mutu dan kinerja rumah
sakit dalam keselamatan pasien. Sedangkan contoh hipotesis deskriptif misalnya kejadian keluhan
pasien lebih banyak terdapat pada pasien yang dirawat di klas I dibanding dengan klas lainnya di
rumah sakit.