Anda di halaman 1dari 47

5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Makalah Kelompok 

Analisis Peta Rupa Bumi Nabire dan Peta Geologi Unit Enarotali

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Arif Tunggal 1006678652


Heru Purwanto 1006678904
 Nugroho Ari Saputro 1006679106
Syifa Amirah 1006679333
Vivi Nurul Shovia 1006679365

Depok, 6 Mei 2011


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

KATA PENGANTAR 

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


selesainya revisi tugas Praktikum Geomorfologi ini. Rasa terima kasih yang sangat
 besar kami sampaikan kepada dosen kami, Pak Eko Kusratmoko dan instruktur kami
Kak Roland Sinulingga atas petunjuk mereka dalam penyelesaian tugas ini. Begitu
 pula teman-teman kami satu angkatan Departemen Geografi 2010 atas semangat yang
telah diberikan, kita semua bahu-membahu untuk menyelesaikan tugas ini.
Ada banyak kendala yang kami hadapi dalam penyelesaian tugas ini. Di luar 
kendala yang bersifat pribadi, ada kendala-kendala teknis, seperti ketidaksesuaian
informasi antara peta RBI Nabire yang dikeluarkan pada tahun 2004 dengan peta
geologinya yang keluar lebih awal yaitu pada tahun 90-an. Dalam usaha untuk 
melakukan analisa dan interpretasi seakurat mungkin, kami menyesuaikan situasi
yang ada peda kedua peta tersebut, dan untuk nama-nama wilayah, merujuk lebih
kepada peta rupa bumi.
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan-kekurangan
dalam tugas ini yang harus diperbaiki, baik dalam waktu dekat maupun pada jauh-
  jauh hari. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak selalu kami terima
dengan lapang dada. Demikianlah, kami sangat berharap bahwa tugas ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kami yang menyusun dan menyelesaikannya
dan bagi siapa pun yang menggunakannya.

Penyusun

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Analisis Masalah 1
C. Pembagian Tugas 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Klasifikasi Bentang Alam 5

B. Kerja Eksternal yang Mengubah Bentuk-Bentuk Alam 11


C. Formasi Batuan dan Stratigrafi 17
D. Informasi Lain dalam Peta Geologi 18
BAB III PEMBAHASAN 20
A. Bentang Alam Nabire Secara Umum 20
B. Kemiringan Lereng Nabire 21
C. Sifat-Sifat Sungai dan Daerah Aliran Sungai Nabire 24

D. Formasi Geologi dan Stratigrafi Nabire 28


E. Deskripsi Penampang Melintang Nabire 31
BAB IV PENUTUP 43
DAFTAR PUSTAKA 44

ii

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Nabire adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua yang terletak di antara
134,35 BT – 136,37 dan 2,25 LS – 4,15 LS. Luas wilayah kabupaten ini adalah
15.357,55 km2. Nabire berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten Yapen dan
Kabupaten Waropen, di sebelah timur dengan Kabupaten Paniai dan Kabupaten
Waropen, di sebelah selatan dengan Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Mimika,
dan di sebelah barat dengan Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana.

Suhu udara di Kabupaten Nabire bervariasi akibat topografinya yang


 bervariasi. Ini karena, setiap ketinggian 100 m, suhu udara mengalami penurunan
sebesar 0.6 ºC. Suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 20 ºC – 32 ºC,
dengan suhu maksimun 34 ºC.. Wilayah ini beriklim tropis basah dengan curah
hujan hampir merata sepanjang tahun.

 Nabire terletak pada posisi yang sangat strategis bagi lalu lintas perdagangan
dan transportasi, baik melalui laut maupun udara, juga untuk antar pulau dan antar 
kabupaten. Posisinya yang strategis ini mengakibatkan pembangunan dan
  pengembangan wilayah Nabire di masa mendatang tidak dapat dihindarkan.
Dalam perencanaan pembangunannya nanti, pihak manapun yang
melaksanakannya harus memperhatikan hubungan antara pembangunan dengan
lingkungan untuk menghindari bencana-bencana yang diakibatkan oleh kesalahan
infrastruktur. Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses belajar, analisa mengenai
rupa bumi Nabire serta unsur geologis daerah Nabire yang diwakili oleh unit
Enarotali, sangatlah penting.

B. Analisis Masalah

Analisa yang dilakukan mencakup hal-hal berikut ini:

1. Penampang melintang Nabire

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong


secara tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat
diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada
di muka bumi. Untuk wilayah Nabire, kami membuat lima penampang
melintang yang dianggap dapat mewakili keseluruhan topografi Kabupaten
 Nabire.

2. Kemiringan lereng Nabire

Kemiringan lereng didapatkan dengan menghitung perbedaan ketinggian


suatu lereng. Kemiringan lereng merupakan parameter penting untuk 

melakukan perencanaan manajemen lingkungan. Kemiringan lereng


direpresentasikan dalam bentuk persen: 0-2%, 2-8%, dst. Perlunya
mengetahui kemiringan lereng adalah untuk memprediksi biaya
  pembangunan, mengurangi resiko bencana alam seperti banjir dan tanah
longsor, serta meminimalisir dampak pembangunan terhadap sumber daya
alam.

3. Daerah aliran sungai Nabire

Daerah aliran sungai (DAS) adalah kawasan yang dibatasi oleh pemisah
topografis (punggung pegunungan atau sejenisnya) yang menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai
yang akhirnya bermuara ke danau atau ke laut. Penting sekali mengetahui
DAS agar dapat direncanakan usaha-usaha pengelolaan DAS untuk 
menangani masalah-masalah seperti banjir, menurunnya produktivitas

tanah, pengendapan lumpur, saluran irigasi, proyek tenaga air, dan


  penggunaan tanah yang tidak tepat. DAS dipengaruhi oleh iklim, jenis
 batuan yang dilalui, curah hujan, kemiringan lereng, dan topografi daerah
sekitar DAS.

4. Formasi geologi dan statigrafi Nabire

Formasi geologi mendeskripsikan formasi batuan dasar yang menyusun

suatu daerah. Mengetahui formasi geologi penting untuk memprediksi

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

  biaya pembangunan, selain itu juga untuk menentukan lokasi-lokasi


 pembangunan saluran bawah tanah seperti gorong-gorong, sumur, dan lain
sebagainya. Pengetahuan mengenai formasi geologi juga dapat membantu
dalam memprediksi pembentukan rupa bumi suatu wilayah, seperti
kemungkinan terjadinya pembentukan rawa, delta, atau endapan aluvium
lainnya. Untuk Statigrafi sendiri merupakan studi mengenai sejarah,
komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan batuan dan
interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari
hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi),
kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya
(kronostratigrafi

5. Penggunaan lahan

Tutupan Lahan merupakan tutupan atau penggunaan dari suatu lahan atau
area baik secara alami ataupun buatan yang dipergunakan untuk 
kepentingan bersama. Tutupan ini seperti hutan, pemukiman, ladang,

sawah dan jalan-jalan yang akhirnya dipergunakan oleh masyarakat


setempat.

6. Struktur geologi

Struktur geologi merupakan struktur perubahan lapisan batuan sedimen


akibat kerja kekuatan tektonik sehingga tidak lagi memenuhi hukum
superposisi, disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak 

  bumi produk deformasi tektonik. Struktur Geologi mencakup bentuk-


  bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi
geomorfologi. Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geolgi yang
 berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan
transformasi bentuk, susunan, atau sruktur internal batuan kedalam bentuk,
susunan, atau susunan intenal yang lain. Struktur geologi ini dapat
dianalisis menggunakan peta geologi unit enarotali, dimana didalam

legenda dan beberapa informasi didalamnya menggambarkan dan


menjelaskan satuan struktur geologi.

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

7. Geomorfologi

Struktur geomorfologi dapat diketahui melalui interpretasi peta topografi


yaitu dari penampakan gejala penelusuran sungai, penelusuran morfologi
dan garis kontur serta pola garis konturnya.

C. Pembagian Tugas

Untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, maka kami melakukan


 pembagian tugas sebagai berikut:
BAB I : Vivi Nurul
BAB II : Syifa Amirah
BAB III : Arif Tunggal, Heru Purwanto, Nugroho Ari, Vivi Nurul
1. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
A-B oleh Nugroho Ari
2. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
B-C oleh Heru Purwanto
3. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
D-E oleh Syifa Amirah
4. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
F-G oleh Vivi Nurul
5. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
G-H oleh Arif Tunggal
6. Deskripsi Penampang Melintang dan Penampang Melintang
H-I oleh Syifa Amirah
BAB IV : Arif Tunggal

Peta Kelerengan : Vivi Nurul dan Syifa Amirah


Tabel Kelerengan : Nugroho Ari Saputro, Heru Purwanto dan Arif Tunggal
DAS : Heru Purwanto dan Nugroho Ari

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Bentang Alam

Pada dasarnya, bentuk-bentuk muka bumi itu terbagi menjadi tiga berdasarkan
 proses pembentukannya:

1. Diastrofisme
Adalah proses pergerakan lempeng muka bumi yang satu terhadap yang
lainnya, mengakibatkan adanya berbagai bentuk di permukaan bumi. Bentuk-
 bentuk tersebut adalah:
- Sesar 
Biasanya terjadi pada batuan beku atau batuan lainnya seperti batuan
metamorfosa. Bagian patahan yang rendah disebut palung (graben).
Bagian yang terangkat istilahnya horst.

Gambar 1 Sumber: http://geoce-ria.netau.net/GMBR/Gambar%202.jpg. Sesar

- Kekar 
Kekar adalah retakan pada batuan yang dibentuk oleh tekanan yang
dihasilkan oleh kejadian-kejadian tektonik, pendinginan, atau pantulan

isostasi. Panjangnya bervariasi mulai dari milimeter hingga kilometer.


Pada singkapan batuan kekar dapat berupa retakan kecil seukuran rambut
yang panjangnya hanya beberapa millimeter atau rekahan terbuka
sepanjang satu meter atau lebih. Kekar dapat terisi atau bisa juga tidak 
terisi, bila terisi biasanya diisi oleh tanah atau tanah liat. Mereka
dibedakan dari sesar melalui sedikitnya pergerakan antara dua sisi kekar.
- Lipatan
Lipatan adalah struktur yang tadinya datar namun telah dibengkokkan oleh
gaya-gaya horizontal dan vertikal pada kerak bumi. Lipatan dapat

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-g
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

dihasilkan dari berbagai proses: kompresi kerak bumi, pengangkatan balok 


di bawah selimut yang terdiri dari batuan sedimen sehingga selimut
tersebut tersampir di atas balok yang terangkat, dan luncuran gravitasional
serta pelipatan di mana batuan berlapis meluncur ke bawah sisi-sisi balok 
yang terangkat lalu remuk.
Bentang alam lipatan adalah:
 Antiklin
 Sinklin
 Monoklin
 Asymmetric fold 

Recumbent fold 

Gambar 2 Sumber: Encyclopedia of Geomorphology. Penampang melintang bentang alam lipatan

-
Cembungan ( Dome)
Proses terjadinya seperti lipatan namun bentuk yang dihasilkan bukan
memanjang melainkan seperti mangkuk terbalik.
- Cekungan ( Basin)
Proses terjadinya sama dengan cembungan, hanya saja berlawanan dengan
cembungan kulit bumi melentur ke bawah seperti sinklinal. Bentuknya
seperti mangkuk yang badannya terkubur.
- Plateau
Permukaan bumi yang datar dan cukup luas dengan tepiannya terjal. Garis
tinggi di permukaan plateau berjarak jauh, tetapi rapat di tepinya yang
terjal.
- Volkanisme
Volkanisme adalah bentuk-bentuk di alam yang dihasilkan oleh aktivitas
magma dan gunung api. Bentang alam vulkanisme digolongkan menjadi
dua golongan besar yaitu intrusif dan ekstrusif.
- Antesedensi

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-g
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Lipatan memiliki dampak yang besar terhadap sistem sungai. Apabila


terjadi pengangkatan muka bumi secara bertahap dan pelan-pelan di
tempat kikisan sungai berjalan lebih cepat dari proses pengangkatan
sehingga kenampakan yang terjadi seakan-akan sungai tersebut mengalir 
ke arah muka bumi yang lebih tinggi, maka pengangkatan akan
membentuk teras atau undak-undak dengan tebing sungai yang terjal.
- Atol
Atol umumnya adalah cincin setengah lingkaran tersusun dari batu karang
mengelilingi sebuah laguna tanpa ada daratan kering kecuali beberapa
 pulau (disebut motu) yang terbuat dari pasir dan detritus berukuran kerikil
terlempar ke atas karang selama badai.

2. Denudasi
Denudasi adalah semua kegiatan yang terjadi di atas muka bumi yang
mengakibatkan terkikisnya lapisan batuan di muka bumi baik secara mekanik 
ataupun kimia, baik berupa pengikisan ataupun pelapukan.
 Peneplain adalah suatu istilah yang diberikan oleh W.M. Davis untuk 
menyatakan suatu permukaan dengan relief rendah yang terkikis hingga
mencapai permukaan laut dan terbentuk melalui erosi pada jangka waktu
yang lama.
 Degradasi
Secara keseluruhan, muka bumi yang dapat dilihat saat ini merupakan
hasil degradasi atau perusakan yang diakibatkan oleh tenaga destruktif.
Tenaga destruktif utama adalah air yang menyebabkan kerusakan karena
mengalir dan karena larutnya berbagai zat di air yang juga mengakibatkan
terjadinya peristiwa kimia merusak batuan tertentu.
Di wilayah Nabire yang memiliki vegetasi padat (dengan hampir seluruh
wilayahnya didominasi oleh hutan) dan aliran sungai yang banyak dan
  bercabang-cabang, pengikisan yang terjadi dapat dipastikan dilakukan
oleh agen destruktif air. Oleh karena itu, pengikisan mekanik disini adalah
  pengikisan oleh aliran air dan pengikisan kimia adalah pengikisan yang
diakibatkan oleh zat-zat yang terlarut dalam air. Meskipun demikian, perlu

diingat bahwa pengikisan dapat dilakukan pula oleh angin atau gletser.
 Pengikisan mekanik pada patahan

7
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Pola pengairan yang dihasilkan bentuknya bersudut siku-siku


dinamakan rectangular. Namun, apabila topografinya tua (berarti
mengalami pengikisan lebih lanjut) pola pengairannya dendritik yaitu
menyerupai tulang daun. Jenis sungainya subsekuen atau insekuen.
 Pengikisan mekanik pada lipatan
Pola pengairan yang dihasilkan lazimnya trelis. Jenis sungainya
konsekuen pada topografi muda, resekuen pada topografi dewasa, serta
obsekuen dan subsekuen pada topografi tua.
 Pengikisan mekanik pada cembungan (dome)
Pola pengairannya anular atau melingkar untuk kemudian berlanjut
menjadi radial sementara anak-anak sungainya berpola trelis. Jenis
sungai pada awalnya subekuen. Apabila sungai pada cembungan yang
kikisannya sudah lanjut, sungai yang mengalir ke arah pusat
cembungan adalah sungai obsekuen. Sedangkan sungai-sungai yang
mengalir ke arah menjauhi pusat cembungan adalah sungai-sungai
resekuen.
 Pengikisan mekanik pada cekungan
Poa pengairannya seperti pada lipatan karena dia menyerupai sinklinal.
Jenis sungainya awalnya sungai konsekuen pada dasar cekungan.
Apabila pengikisannya telah lanjut, sungai menjadi obsekuen, atau
resekuen dan subsekuen.
 Pengikisan mekanik pada plateau
Mengingat bahwa plateau terjadi sebagai akibat proses pengangkatan
  bagian dari muka bumi yang cukup luas, dapat dipastikan bahwa
 plateau itu sendiri terdiri dari lapisan yang agak keras di permukaannya
sedangkan lapisan-lapisan yang di bawah permukaannya itu memiliki
 batuan yang sifatnya kurang keras.
Pola pengairannya beragam yaitu:
a. Plateau terangkat tinggi, tata airnya berupa sungai-sungai yang
dalam dan bertebing terjal.
  b. Plateau yang tidak terangkat tinggi, pengikisan dasar sungai
terhambat oleh ambang erosi.

8
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

c. Plateau di daerah kering, pengikisan membentuk sudut-sudut


tajam.
d. Plateau di daerah basah, sudut-sudut kikisan tumpul diakibatkan
lebatnya vegetasi atau tumupukan tanah akibat pelapukan.
Plateau yang banyak terkikis meninggalkan bentuk mesa dan bila
 pengikisan berlanjut, bentuk mesa menyempit menjadi butte.
 Pengikisan mekanik pada volkanisme
Pola pengairannya radial dengan sungai yang jarang bercabang pada
kerucut volkanik yang masih muda. Jenis sungainya konsekuen.
 Pengikisan mekanik pada antesedensi
Jenis sungainya konsekuen dengan pola pengairan yang tidak menentu.
 Pengikisan mekanik pada atol
Mengakibatkan celah-celah di antara daratan yang berbentuk cincin,
akibatnya air laut di luar atol berhubungan langung dengan air yang
ada di dalam lingkaran daratan atol tersebut. Celah-celah itu terbentuk 
akibat pengikisan oleh arus laut terhadap atol.
 Pengikisan mekanik oleh glasier 
Di Indonesia ada glasier yaitu di daerah-daerah pegunungan tinggi.
Tetapi, tidak semua hasil pengikisan bisa nampak pada peta topografi.
Jelas hasil pengikisan seperti ini tidak nampak pada Peta Rupa Bumi
 Nabire.
 Pengikisan kimia pada batuan

3. Agradasi
Agradasi, atau pengendapan yang dilakukan oleh agen-agen pengerosi
seperti angin, air, dan es. Oleh karena di wilayah Indonesia agradasi aktif 
dilakukan oleh air dan khususnya di wilayah Nabire, tidak terjadi agradasi
selain yang dilakukan air, maka hanya akan dipaparkan mengenai agradasi
yang dilakukan oleh air.
Agradasi oleh air terjadi apabila daya angkutnya menurun. Penurunan
daya angkut air diakibatkan oleh menurunnya volume air atau menurunnya
gradien lereng.
- Endapan pada belokan dalam sungai

9
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Sungai selalu mengikis tepi luar belokannya sedangkan tepi dalam belokan
mengalami pengendapan. Karenanya, tepi dalam belokan makin lama
makin dangkal dan tanahnya meluas sementara tepi luar belokan sungai
tergusur oleh air. Tanah yang mengendap itu bukan berasal dari pengikisan
yang terjadi di seberang.
- Beting dan gosong
Kedua bentukan ini terjadi apabila daya angkut air tiba-tiba surut. Beting
adalah endapan yang selalu nampak di permukaan air, sedangkan gosong
 bersifat temporal, hilang timbul.
- Tanggul Sungai
Tanggul sungai terbentuk ketika air bah terjadi karena meluapnya air 
sungai melampaui tepinya. Muatan air sungai yang pada waktu itu
diangkut diendapkan di sekitar tepi sungai dan lambat laun membentuk 
tanggul dengan ketinggian lebih bila dibandingkan dengan muka bumi
yang letaknya lebih jauh dari batang sungai. Letaknya sejajar dengan
sungai, tetapi tegak lurus terhadap arah pantai dan tidak mempunyai
struktur lapisan khusus.
- Sungai Mati (Oxbow Lake)
Bila sebuah sungai mengalir di muka bumi yang bergradien 0 atau tidak 
 jauh dari 0, sungai akan berkelok-kelok menghasilkan meander. Sungai itu
akan membuat terobosan baru dan meninggalkan kelokannya yang lama di
suatu saat nanti. Hal ini mengakibatkan air sungai pada kelokan yang lama
tidak lagi mengalir menjadikan sebuah danau berbentuk melengkung.
Lambat laun danau itu mengering dan oleh penduduk digarap menjadi
sawah.
- Delta
Delta terjadi pada muara sungai yang alirannya tenang. Pembentukan delta
hanya sampai permukaan air. Karena itu, permukaan delta selalu datar.
Pembentukan delta melalui proses yang lama, berjalan dalam puluhan
musim atau lebih. Tiap musim membawa sumbangan untuk lapisan delta
itu. Pada musim hujan, lapisan delta tebal karena air mampu mengangkut
lebih banyak bahan. Pada musim kemarau, lapisan delta tipis, sesuai

volume bahan yang diangkut oleh sungai. Pada pengendapan delta yang

10
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

  prosesnya berjalan beberapa tahun, terbentuklah delta dengan struktur 


yang berlapis-lapis.
- Tanggul pantai
Tanggul pantai terdapat di pantai yang landai akibat banyak sungai yang
mengendapkan bahan. Tanggul pantai diendapkan oleh laut, letaknya
sejajar dengan pantai namun tegak lurus dengan arah letak tanggul sungai.
- Endapan pasir atau lumpur 
Meskipun pantai adalah dataran yang landai dan banyak sungai yang
 bermuara di pantai tersebut lengkap dengan endapannya. Tetapai, apabila
arus laut di depan pantai deras, tidak akan ada pembentukan delta di
tempat itu. Arus laut yang cukup deras, di atas dasar pantai yang landai,
 bisa menyebabkan timbulnya endapan pasir atau lumpur, yang merupakan
awal dari kemungkinan terjadinya tanggul pantai.
Wilayah endapan biasanya adalah bagian yang terendah dari muka bumi.
Akibatnya, selain berisi berbagai bentuk endapan seperti disebutkan
sebelumnya, wilayah endapan juga banyak terdiri dari rawa, baik rawa berair 
 payau ataupun rawa yang berair tawar.

B. Kerja Eksternal yang Mengubah Bentuk-Bentuk Alam

Di luar itu, ada faktor-faktor eksternal yang kerjanya dapat merubah bentang
alam, yaitu:

1. Sungai
Sungai merupakan bagian terendah dari sesuatu bagian muka bumi, hal ini

diakibatkan bagian muka bumi terendah merupakan bagian yang menampung


air yang jatuh ke atas muka bumi.
Sungai terbagi menjadi induk dan anak. Anak sungai juga memiliki anak.
Dalam usaha untuk lebih memahami keberadaan sungai, dibuatlah sebuah
aturan sistematik yaitu memberikan tingkatan pada sungai dimulai dari tingkat
1, tingkat 2, dan seterusnya.
Seluruh muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sebuah sungai beserta

seluruh cabang-cabangnya dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dengan


demikian, DAS bukan hanya batang sungai yang berisi air saja melainkan

11
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

keseluruhan daratan yang menumpahkan air hujan yang jatuh di atasnya ke


sungai serta anak-anak sungai yang bersangkutan. Akibatnya, sebuah pulau,
terlepas dari ukurannya, pasti habis terbagi oleh Daerah Aliran Sungai.
Sungai, pada umumnya sering dibagi menjadi hulu sungai dan hilir sungai.
Yang disebut hulu sungai adalah mata air dan bagian dari batang sungai yang
dekat dengan mata air. Hilir sungai, sementara itu, adalah bagian dari batang
sungai yang dekat dengan muara sungai.
Muara sungai sementara itu ada yang memiliki lebar normal dan ada yang
lebarnya melebihi normal. Muara sungai yang lebarnya melebihi normal
disebut estuarium, terjadi bila perbedaan air pasang dan air surut laut di muara
sungai besar.
a. Genetika sungai
Sungai dapat berawal langsung dari hujan. Biasanya, lembah-lembah yang
terdapat dekat puncak gunung terisi air bila hujan turun. Lembah-lembah
tersebut kering bila tidak ada hujan.
Ada juga sungai yang berawal dari mata air atau sumber air. Umumnya,
sumber air yang ada di lereng gunung letaknya di tempat-tempat yang
agak jauh ke bawah dari puncak gunung.
Beberapa sungai di Indonesia ada yang berawal dari cairan es (gletser)
seperti Kema Bu di Irian Jaya yang memperolah airnya dari cairan es
Puncak Jaya.
 b. Pola sungai
Sungai-sungai secara bersamaan dapat membentuk sebuah pola tertentu.
Pola-pola tersebut adalah:
 Rectangular 
Sungai-sungai membuat sudut tegak lurus satu sama lain
 Anular 
Sungai utama melingkar 
 Dendritic
Sungai-sungai tersusun seperti tulang-tulang daun
 Radial
Sungai-sungai tersusun seperti jari-jari lingkaran
 Trelis

12
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Sungai-sungai tersusun seperti plesteran batu bata

Gambar 3 Sumber: Encyclopedia of Geomorphology. Pola Pengairan

c. Jenis sungai
Oleh para pakar geomorfologi, sungai dikelompokkan atas dasar lembah
dan lapisan batuan tempat sungai itu mengalir. Maka, jenis-jenis sungai
terbagi menjadi:
 Konsekuen

Lembah tempat sungai mengalir merupakan bagian muka bumi


terendah sejak sungai terbentuk. Misalnya sungai yang mengalir pada
sinklinal.
 Resekuen
Sungai mengalir di atas lembah yang baru terbentuk sebagai hasil
 pengikisan. Proses terjadinya sama dengan sungai konsekuen.
 Insekuen

Bila ada perbedaan sangat kecil dalam sifat batuan-batuan yang


dilaluinya yang mengakibatkan terbentuknya pola sungai dendritik 
tanpa arah yang jelas dengan sungai induk konsekuen.
 Inkonsekuen
Sungai yang arahnya tegak lurus dengan arah sungai-sungai yang
konsekuen sebagai akibat dari perubahan tinggi rendah muka bumi
karena pengikisan. Bagian muka bumi yang tinggi tidak lagi terdiri
dari antiklinal melainkan sinklinal (dengan sifat batuan yang keras)

13
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

yang memiliki ketinggian lebih dibanding sungai. Sungai inkonsekuen


adalah sungai-sungai yang menjadi anak dari sungai konsekuen.
 Obsekuen

Arahnya berlawanan dengan arah awal sungai konsekuen dan mengalir 


ke dalam sungai yang subsekuen.
 Subsekuen
Mengalir di atas lapisan batuan terlembek pada sinklinal atau graben.
d. Alur sungai yang dialihkan
Alur sungai yang dialihkan arahnya, misalnya dengan pembuatan saluran,
menunjukkan bahwa kandungan endapan yang terdapat pada alur sungai
yang baru akan lebih besar bila dibandingkan dengan kandungan endapan
yang terdapat dalam air sungai asli.
e. Sungai Anastomosing dan Sungai Anabranching
 Sungai alluvial anabranching  adalah sebuah sistem multisaluran
dikarakterisasi oleh pulau alluvial yang stabil ataupun bervegetasi yang
membagi aliran sungai. Pulau tersebut mungkin dikembangkan dari
  pengendapan di dalam saluran, di bawa oleh aliran air dari dataran
 banjir yang ada di jalur yang dilaluinya.
 Sungai anastomosing  adalah sistem anabranching yang jelas terlihat
  beraliran pelan dengan sedimentasi butiran yang sangat halus atau
sedimentasi organik.
 Klasifikasi sungai anabranching  telah diperkenalkan oleh Nanson dan
Knighton (1996) dengan berdasarkan pada energi sungai, ukuran
sedimen, karakteristik morfologi:
o Tipe 1
Terdiri dari sungai sedimen kohesif (sungai anastomosing)
dengan rasio saluran rendah yang memperlihatkan sedikit atau
tidak sama sekali migrasi lateral.
o Tipe 2
Terdiri dari sungai yang membentuk pulau-pulau yang
didominasi oleh pasir.

14
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

o Tipe 3
Terdiri dari sungai meandering yang aktif secara lateral dengan
 bawaan campuran.
Tipe 1-3 adalah sistem dengan energi yang lebih rendah.
o Tipe 4
Terdiri dari sungai yang membentuk punggungan didominasi
  pasir memiliki karakteristik punggungan panjang parallel dan
memisahkan saluran.
o Tipe 5
Terdiri dari sungai-sungai yang aktif secara lateral dan
didominasi oleh kerikil yang merupakan perantara antara
meandering dan braiding di wilayah pegunungan.
o Tipe 6
Terdiri dari sungai-sungai stabil yang didominasi oleh kerikil
muncul sebagai saluran-saluran yang tidak bermigrasi pada
cekungan kecil dan relatif curam.

Gambar 4 Sumber: Encyclopedia of Geomorphology. Klasifikasi pola saluran sungai termasuk 


saluran tunggal dan anabranching. Saluran yang inaktif secara lateral-->straight dan sinuous
sementara saluran yang aktif secara lateral-->meandering dan braided

f. Dataran banjir ( floodplain)

15
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

 Floodplain umumnya dianggap sebagai suatu wilayah yang relatif datar 


terbentang dari sisi sungai induk hingga dasar dinding lembah dan
merupakan wilayah di mana air dari sungai induk yang meluap akan
terbuang.
 Floodplain terbentuk akibat proses-proses yang aktif terjadi baik di dalam
saluran sungai induk dan selama aliran melampaui tepi sungai.
Ada tiga kelas besar floodplain yang diketahui (menurut Nanson dan
Croke 1992), yaitu:
 Floodplain non-kohesif berenergi tinggi
Bentuk alam yang tidak seimbang tererosi sebagian atau seluruhnya
akibat kejadian-kejadian ekstrim.
 Floodplain non-kohesif berenergi sedang
Keseimbangan dinamis dengan rezim aliran anual atau decadal dari
salurah dan biasanya tidak terpengaruh oleh kejadian-kejadian ekstrim.
 Floodplain kohesif berenergi rendah
Biasanya diasosiasikan dengan saluran anastomosing. Dibentuk 
terutama oleh penambahan vertikal oleh endapan halus.

Gambar 5 Sumber: Encyclopedia of Geomorphology. Topografi floodplain.

2. Bentuk medan hasil kegiatan manusia (penggunaan lahan)


Kegiatan manusia seperti pertanian, pertambangan, pelayaran, lalu lintas darat,
industry, dan pembangunan perkotaan mempunyai pengaruh sangat besar 

16
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

terhadap perkembangan bentuk muka bumi. Namun, tidak semua akibat


 pengaruh itu dapat terlihat dalam sebuah peta topografi.
Beberapa contoh bentuk muka bumi yang merupakan akibat kegiatan manusia:
- Pemukiman dengan memanfaatkan bentuk endapan di atas tanggul pantai
- Pemukiman dengan memanfaatkan bentuk endapan di atas tanggul sungai
- Pemukiman dengan memanfaatkan bentuk endapan di daerah perkebunan
 besar 
- Pemukiman dengan memanfaatkan bentuk endapan di sebuah pulau kecil
volkanik 
- Pemukiman dengan memanfaatkan bentuk endapan di daerah rawa
- Telaga buatan
- Pertambangan

C. Formasi Batuan dan Stratigrafi


Pada gambar di samping, diperlihatkan klafisikasi umur batuan mulai dari era,
  periode, dan jaman (epoch), beserta waktu
terbentuknya. Skema seperti ini merupakan salah
satu komponen untuk mengetahui stratigrafi
  batuan. Pada Peta Geologi Lemba Enarotali,
informasi ini terletak pada sisi kiri peta, dan
dilengkapi dengan korelasi dengan jenis batuan.
Informasi sepert ini membantu pembaca peta untuk 
memperkirakan kapan terbentuknya suatu dataran.
Bersama informasi ini adalah informasi
mengenai jenis batuan. Jenis batuan pada peta
geologi dilambangkan dengan simbol warna. Jenis
  batuan secara garis besar terbagi menjadi tiga
golongan utama, yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan beku adalah batuan hasil pembekuan
magma. Batuan beku terbagi menjadi dua, batuan
  beku intrusif dan batuan beku ekstrusif. Batuan

  beku intrusif membeku di bawah kerak bumi,

17
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

sementara batuan beku ekstrusif membeku ketika telah berada di luar kerak bumi.
Batuan beku misalnya adalah batu granit dan basal. Dalam peta geologi, batuan
 beku adalah batuan-batuan vulkanis.
Seiring berlalunya waktu, batuan akan mengalami pelapukan, sehingga hancur 
menjadi kepingan-kepingan yang berukuran lebih kecil yang dinamakan sedimen.
Kepingan-kepingan sedimen tersebut kemudian berkumpul menghasilkan lapisan
sedimen. Apabila lapisan tersebut terus bertambah, maka lapisan paling bawah
akan mendapatkan tekanan dari lapisan yang di atas menghasilkan batuan baru.
Batuan baru yang dihasilkan dari sedimen batuan lama ini dinamakan batuan
sedimen. Batugamping dan batupasir merupakan batuan sedimen. Selain
membentuk pasir, sedimen juga seringkali mengendap seperti alluvium yang
mengendap di sisi-sisi sungai dan di muara sungai.
Sementara itu, batuan metamorf adalah batuan yang berubah jenis dari satu
tipe batuan menjadi tipe batuan yang lain, diakibatkan oleh panas dan tekanan.
Sebagai contoh, dalam waktu ribuan tahun, apabila dihadapkan pada temperatur 
dan tekanan tinggi, batugamping dapat berubah menjadi marbel dan batubara dapat
 berubah menjadi intan. Batuan metamorf dapat terbentuk dari batuan beku, batuan
sedimen, bahkan dari batuan metamorf sendiri. Dalam peta geologi, batuan
metamorf dinamakan batuan metamorf atau batuan termalihkan (batuan malihan),
dengan lambang (~ ~ ~) sebagai motif pada simbol area berwarna yang diberikan
Jenis-jenis batuan tersebut menyusun suatu formasi geologis yang biasanya
diklasifikasikan berdasarkan jenis batuan yang termasuk di dalamnya. Formasi-
formasi geologis diberi nama berdasarkan tempat keberadaannya. Formasi-formasi
ini membentuk sistem yang membentuk erathem, yaitu korelasi antara waktu
geologis dengan batuan yang terbentuk pada masing-masing jaman atau periode,
atau era. Semua itu membentuk unit stratigrafi yang unik dan berbeda-beda di
setiap daerah penelitian. Seperti yang disebutkan pada awal bagian ini, unit
stratigrafi informasinya diberikan di setiap peta geologi yang baik.

D. Informasi Lain dalam Peta Geologi


Selain memberikan informasi mengenai unit stratigrafi, sebuah peta geologi
  juga memberikan informasi mengenai keberadaan kelurusan lineament 
( ).

Kelurusan adalah kenampakan yang paling jelas diperlihatkan dan memiliki


manfaat yang paling nyata dari keseluruhan peta. Kelurusan memperlihatkan zona-

18
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

zona kelemahan kerak bumi, biasanya diakibatkan oleh faulting . Kenampakan


struktural seperti lipatan, patahan, dip dan strike dari formasi batuan begitu pula
dengan kelurusan, bentuk-bentuk alam, pola pengairan, dan anomali-anomali lain
memberikan begitu banyak petunjuk mengenai apa yang tersimpan di balik kerak 
  bumi, termasuk sumber daya-sumber daya alam seperti minyak bumi. Meskipun
demikian, dalam pembahasan hanya akan membahas mengenai keberadaan
 berbagai kenampakan alam yang ada dan sedikit mengenai sumber daya alam yang
dapat langsung terlihat.

Bab tinjauan pustaka ini dan berbagai informasi yang diberikan di dalamnya
akan menjadi dasar-dasar analisa dan interpretasi yang kami lakukan terhadap peta
rupa bumi, peta geologi, dan penampang melintang Nabire. Dalam bab ini, hanya
digambarkan secara umum atau garis besar saja. Deskripsi yang lebih mendetail
dan bersifat unik dari wilayah Nabire akan dipaparkan lebih jauh dalam bab
 pembahasan.

19
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

BAB III
PEMBAHASAN

A. Bentang Alam Nabire Secara Umum

Bentang alam merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh


 proses alami, memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual
dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentang alam tersebut terdapat.
(Sukmantalya, 1995). Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis
yang kami analisis, bentang alam wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Bagian Tenggara merupakan daerah pegunungan dengan relief 

 bergelombang dan curam


 b. Bagian Tengah merupakan daerah yang relative datar, merupakan lembah
sungai Wanggar dan Ojalan
c. Bagian Selatan sebagian merupakan daerah pegunungan yang berrelif 
curam, dan sebagian daerah datar yang terdapat rawa
Topografi wilayah ini sebagian besar (75% lebih) berada di ketinggian antara
500 s/d 2000 meter dari permukaan laut, 15% dibawah ketinggian 500 mdpl dan 10

% d bawah 100 mdpl.


Bentang alam Nabire didominasi oleh pegunungan kompleks (complex
mountain ), yaitu pegunungan yang tersusun dari bentuk-bentuk patahan dan
lipatan. Hal ini dapat dilihat dari penampang melintang Nabire yang
memperlihatkan kenampakan lipatan pada beberapa transek dan sesar atau kekar 
 pada transek lainnya. Kontur daerah lipatan dan sesar atau kekar memperlihatkan
ketinggian mencapai lebih dari 1000 mdpl diikuti medan yang memperlihatkan
adanya jurang-jurang, lembah-lembah, serta lereng-lereng. Pola sungai di wilayah
  Nabire yang berbentuk perpaduan dendritik dan rectangular juga menunjukkan
  bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah yang banyak terbangun dari bentuk-
  bentuk sesar, kekar, dan lipatan. Pola sungai demikian merupakan salah satu
karakteristik pegunungan kompleks. Ada dua pegunungan di wilayah Nabire yaitu
Pegunungan Undundiwandadi dan Pegunungan Amera.
Selain pegunungan, Nabire juga memiliki dataran pantai yang terdiri dari
  batuan yang termasuk dalam provinsi geologi Kerak Samudera (oceanic crust).
Dataran pantai Nabire menghadap ke Teluk Cenderawasih, merupakan wilayah

20
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

  pemukiman utama di Nabire. Selain pemukiman, di daerah pantai, warga Nabire


 juga mengembangkan perkebunan.
Terdapat areal rawa yang luas di wilayah Nabire, baik di dataran rendah,
maupun di dataran tinggi. Rawa ini terbentuk pada daerah yang berada di dekat
 perairan. Di dataran rendah, rawa terbentuk di pinggir pantai, berbatasan langsung
dengan Teluk Cenderawasih. Jenis batuan yang banyak ditemukan di rawa tersebut
adalah sedimen, tepatnya alluvium. Di daerah dataran tinggi Nabire yang terletak 
di bagian tenggara, juga terbentuk rawa. Rawa ini adalah hasil endapan danau yang
terdiri dari lumpur dan pasir.
Hampir seluruh lahan Nabire ditutupi oleh hutan. Selain di Kecamatan Nabire
sendiri, sedikit sekali terdapat pemukiman di sana. Kalaupun ada, pemukimannya
tersebar saling berjauhan satu sama lain, dan dihubungkan oleh jalan-jalan yang,
  berdasarkan peta, tidak selalu berhubungan satu dengan yang lain, seakan-akan
 jalan buntu. Namun, kondisi demikian tampaknya diakibatkan oleh informasi yang
kurang akurat, atau pengambilan data yang tertutupi oleh vegetasi hutan, sehingga
tidak aktual. Warga Nabire yang tinggal di dekat pantai, membuka lahan untuk 
  berkebun. Sementara itu, warga Nabire yang tinggal di dataran tinggi, membuka
lahan untuk berladang. Hanya ada satu bandar udara yang menghubungkan Nabire
dengan daerah-daerah sekitarnya, yaitu Bandara Enarotali yang sebenarnya
terdapat di Kabupaten Paniai, tepatnya di Kecamatan Paniai Barat.

B. Kemiringan Lereng Nabire


Wilayah Nabire memiliki kemiringan lereng rata-rata berada pada klasifikasi
25-40% dan 15-25% yang berarti keadaan medannya cukup terjal dan curam,
sedangkan daerah dengan kelerengan 0-2%, 2-8%, dan 8-15% terdapat pada
wilayah yang mendekati garis pantai. Untuk daerah Nabire sendiri berada pada
kemiringan lereng 2-8% hingga 0-2%. Kemiringan lereng ini kami simpulkan
  berdasarkan kenampakan kontur Nabire. Wilayah kecamatan Nabire misalnya,
dalam peta memiliki garis kontur yang jarang bahkan tidak memiliki garis kontur.
Keadaaan garis kontur yang demikian terlihat di seluruh daerah yang berada di
  pinggir pantai. Sementara itu, selain daerah rawa yang berada pada timur laut
  Nabire, seluruh wilayah Nabire memiliki kontur cenderung rapat hingga sangat

rapat yang artinya lereng-lereng terjal dengan tingkat kemiringan lereng yang
tinggi.

21
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

22

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

23

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Untuk memperlihatkan kemiringan lereng wilayah Nabire dengan lebih jelas,


kami melakukan penghitungan nilai kemiringan lereng (dalam %) untuk suatu area
di Kabupaten Nabire yang melintasi pegunungan dan dataran rendah. Ada dua
metode yang kami gunakan untuk memperlihatkan kemiringan lereng yaitu
membuat peta kemiringan lereng dan tabel kemiringan lereng. Peta Kemiringan
Lereng dibuat oleh Vivi Nurul dan dilengkapi oleh Syifa Amirah. Tabel
Kemiringan Lereng dihitung nilainya oleh Arif Tunggal dan Heru Purwanto,
kemudian dibuat dan dilengkapi oleh Nugroho Ari.
Klasifikasi kemiringan lereng yang kami gunakan adalah:
1. 0-2% : datar  
2. 2-8% : landai
3. 8-15% : agak landai
4. 15-25% : agak curam
5. 25-40% : curam
6. >40% : sangat curam
Hasil analisa Tabel Kemiringan Lereng dan Peta Kemiringan Lereng yang
telah dibuat memperlihatkan bahwa, oleh karena wilayah sampel didominasi oleh
lereng yang tergolong curam hingga sangat curam dapat dipastikan bahwa daerah
sampel memiliki lereng yang tidak stabil dan rawan longsor. Terlebih lagi tutupan
lahannya adalah vegetasi hutan.

C. Sifat-Sifat Sungai dan Daerah Aliran Sungai Nabire

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sungai-sungai yang ada di wilayah


  Nabire membentuk perpaduan pola dendritik dan rectangular. Ini menandakan
  bahwa dataran Nabire sendiri merupakan susunan lipatan dan patahan, dan
  pegunungan yang tersebar di hampir seluruh bagian wilayah Nabire adalah
 pegunungan kompleks.
Sebagian besar anak sungai yang ada di Nabire adalah sungai-sungai muda.
Bentuk alirannya lurus dan dikelilingi oleh lembah-lembah yang dalam dengan
  penampang sungai yang berbentuk V tetapi ada pula yang berbentuk U. Namun,
 beberapa anak sungai yang induknya mengalir di daerah dengan kemiringan lereng
datar, memiliki penampang sungai yang datar, tampaknya memperlihatkan bahwa

24
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

sungai-sungai tersebut merupakan sungai-sungai yang baru terbentuk di kekar pada


 batuan.
Sungai-sungai induk utama di Nabire
memperlihatkan pola sungai yang sudah
mencapai masa tuanya. Pada gambar di
samping yang memperlihatkan aliran sungai
utama dari Sungai Siriwo, dapat terlihat
  bahwa pada daerah hilir, telah terbentuk 
oxbow lake. Oxbow lake adalah bentukan
alam yang terjadi ketika sebuah sungai tidak 
lagi mampu untuk terus mengalirkan airnya,
sehingga sungai mencari jalur baru, dan
meninggalkan danau berbentuk oxbow.
Selain pembentukan oxbow lake, juga
terlihat pola aliran sungai yang berkelok-
kelok (meandering ). Hal ini jelas sekali
menunjukkan bahwa sungai telah memasuki
masa tua. Apalagi didukung dengan adanya
 bentuk anabranching  alluvial. Anabranching 
(braiding / berjalinan) adalah pola suatu
sungai yang membentuk cabang sebelum
  bertemu kembali sehingga menghasilkan
semacam pulau di antara cabang-cabangnya
tersebut. Pulau ini merupakan pulau alluvial
yang bervegetasi. Mengenai pulau yang
terbentuk merupakan pulau alluvial adalah
hasil kesimpulan dari pembacaan peta

Gambar 6 Sumber: Peta RBI Nabire. geologi.


Sungai Siriwo Utama.
Tipe sungai seperti terlihat pada bagian
 bawah gambar di samping adalah sungai anabranching  tipe 3. Menandakan bahwa
sungai ini bersifat aktif secara lateral, atau aktif membawa bebannya, dengan beban
atau sedimen yang dibawa adalah beban campuran.

25
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

Bentuk-bentuk semacam ini juga banyak terlihat pada sungai-sungai induk 


utama lainnya.

Gambar 7. Sumber: Peta RBI Nabire. Sungai Poronai yang meandering beserta oxbow lake yang terbentuk.

Gambar 8 Sumber: Peta RBI Nabire. Sungai Wanggar yang membentuk pola braiding/anabranching.

Sementara itu, istilah Daerah Aliran Sungai (DAS) digunakan untuk 


mendefinisikan suatu region yang diairi oleh, atau menambahkan air ke, sebuah
sungai, danau atau badan air lainnya dan seringkali digunakan secara sinonim
dengan istilah drainage basin atau drainage catchment  (Bates and Jackson, 1980).
Region ini dibatasi oleh punggung bukit, bubungan, atau puncak dari dataran yang
lebih tinggi yang memisahkan aliran air ke dua arah yang berbeda.
DAS dapat dibagi lagi menjadi beberapa Sub-DAS yang mengarahkan air dari
kedua sisi lereng-lereng gunung sekitar ke sebuah saluran sungai atau mengalirkan

26
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

air dari saluran-salura anak ke saluran yang lebih besar pada orde yang lebih
tinggi.
Untuk tugas ini, k ami melakukan analisa terhadap sebuah DA yang tersusun
dari tiga sub-DAS yan g mengairi daerah Kecamatan Napan, Siriwo, Aradide, dan
Paniai Barat.
Dalam menentuka orde sungai kami mengikuti sistem Horton- Strahler.
1. Sub-DAS Siriwo, mengairi wilayah Siriwo dan Napan

Berdasarkan b ntuk sungai, dapat disimpulkan bahwa Sungai Siriwo


merupakan sungai de asa yang mengalir di wilayah dengan ke iringan lereng
hampir datar hingga da tar. Hal ini terlihat dari bentuk sungai yang berkelok-kelok 
(meandering ). Sementara itu, anak-anak sungai Siriwo pada DAS bagian ini terdiri
dari Sungai Aigihe dan Sungai Kurare. Keduanya memperlihatk an pola sungai
dendritik yang menandakan bahwa sungai ini mengalir ke daerah d ngan cekungan
yang bundar atau oval an lapisan batuan dasarnya homogen.
Sungai Siriwo utama yang merupakan sungai orde keenam berasal dari
 pertemuan dua buah su ngai, yaitu anak Sungai Siriwo yang merupa an sungai orde
kelima dan Sungai Ota a.
2. Sub-DAS Siriwo 2, mengairi wilayah kecamatan Aradide dan Paniai Barat
Dari bentuk su gai, diperkirakan bahwa Sungai Siriwo yan mengairi sub-
DAS ini adalah sungai dewasa yang meandernya belum berkemba g dengan baik.
Dengan demikian, dap t dibayangkan lembah sungai yang lebar da n lantai lembah
yang ditutupi oleh allu vium dan dinding lembah yang landai, ses ai karakteristik 

27
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

sungai dewasa. Pola sungai memperlihatkan pola rect angular yang


mengindikasikan pola r ekahan batuan (kekar/sesar) pada daerah yang dialirinya.

3. DAS Otawa, dengan sungai-sungai yang merupakan anak sungai Siriwo

Sungai-sungai yang mengairi DAS Otawa memperlihatk  n pola sungai


campuran dendritik d n rectangular. Hal ini menandakan lapisan batuan yang
homogen dengan kekar atau sesar pada batuan.

D. Formasi Geologi dan Stratigrafi Nabire


Secara geologis, wilayah Nabire terbagi menjadi tiga provinsi, aitu:
1. Kerak samude a
Provinsi geol gis kerak samudera yang menyusun dat aran pantai di

wilayah Nabir  yang terbentuk sekitar 114 – 97,5 juta tahu yang lalu pada
era kapur (cre aceous). Formasi batuan yang termasuk di dalam provinsi

28
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

ini tergolong homogen yaitu didominasi oleh batuan beku pada lapisan
dasarnya. Namun, erosi dan pengendapan akibat kerja banyak sungai yang
tersebar di seluruh dataran Nabire mengakibatkan adanya lapisan
alluvium, batulumpur dan batugamping menutupi lapisan dasar kerak 
samudera tersebut. Alluvium, batulumpur dan batugamping yang
dimaksud di sini semuanya merupakan hasil sedimentasi dan tergolong
 batuan sedimen.

Gambar 9 Sumber: Peta Geologi Enarotali. Provinsi Geologi di Irian Jaya

2. Jalur peralihan
Seperti namanya jalur peralihan, batuan pada provinsi ini didominasi oleh
 batuan malihan atau secara universal dikenal sebagai batuan metamorf. Ini
adalah provinsi geologi yang terbentuk paling terakhir sekitar 36,6 juta
tahun yan lalu pada periode oligosen. Pembentukan provinsi peralihan
yang tergolong baru ini, adalah karena batuan dasar yang menyusun

  provinsi ini adalah batuan metamorf yang dihasilkan dari metamorfosis


 batuan sedimen ke batuan beku, batuan beku ke batuan sedimen, atau dari
satu jenis batuan metamorfosis ke jenis batuan metamorfosis lainnya.
3. Anjungan Irian Jaya
Provinsi geologi anjungan irian jaya terbentuk 438 juta tahun yang lalu
  pada periode silur era paleozoikum. Batuan yang menyusun provinsi
geologi ini terdiri beragam. Formasi batuan yang terdapat di daerah ini

adalah formasi tipuna, formasi kopai, formasi waripi, dan formasi aiduna
yang terdiri dari batuan sedimen dan metamorf, khusus untuk formasi

29
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

aiduna terdapat batubara. Selain formasi-formasi tersebut, ada juga


kelompok kembelengan dan kelompok paniai yang terdiri dari batuan
sedimen. Batuan tertua pada provinsi ini adalah batuan paleozoikum (Pzu)
sejensi batu kuarsa yang sesuai namanya terbentuk pada era paleozoikum,
yaitu era paling awal dari perkembangan bumi.
4. Batuan di luar provinsi geologis
Di luar provinsi geologis yang telah disebutkan pada poin-poin
sebelumnya, terdapat banyak sedimen di wilayah Nabire, mulai dari
sedimentasi alluvium dari wilayah dataran tinggi, hancuran tanah longsor,
endapan danau, batulumpur dan batugamping. Jenis batuan demikian
mudah tererosi sehingga endapan-endapan danau dan sedimen alluvium
inilah yang merupakan penyusun utama dari rawa-rawa yang terbentuk di
wilayah Nabire.
Apabila dilihat dari peta geologi Nabire, terlihat bahwa wilayah Nabire
terutama tersusun dari batu granit, batugamping, dan batupasir, serta sejumlah
daerah yang mengandung batubara, semuanya merupakan sumber daya alam yang
dapat dijadikan aset wilayah Nabire.
Informasi lain yang penting diungkapkan dalam bagian ini adalah mengenai
struktur geologi Nabire. Pada peta geologi, diperlihatkan banyak kekar dan
sesar/patahan, serta lipatan baik sinklin ataupun antiklin pada titik-titik yang
tersebar luas di Nabire. Ada tiga jalur patahan utama yang terdapat di Nabire, akan
dapat langsung terlihat pada peta geologi, yaitu Sesar Derewo, Sesar Siriwo, dan
Sesar Sungkup Weyland. Keberadaan tiga jalur patahan pada satu wilayah ini
menunjukkan bahwa wilayah Nabire termasuk wilayah rawan gempa.
Informasi tersebut sangat penting untuk dipahami oleh para pembuat rencana
tata ruang wilayah (RTRW) dan pemerintah daerah Nabire. Informasi ini dapat
memberikan gambaran mengenai potensi sumberdaya mineral di Nabire serta
  potensi bencana alam gempa bumi dan tsunami di Nabire. Dengan mengetahui
mengenai semua itu, maka pemerintah daerah dapat lebih efektif lagi melakukan
  pengelolaan wilayah. Terutama, melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan yang dapat meminimalisir korban harta benda dan jiwa, serta bahaya
gempa bumi di Nabire.

30
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

E. Deskripsi Penampang Melintang Nabire


1. Transek A-B
Transek penampang melintang Nabire dari titik A-B ini mencakup daerah
Sukikai hingga Yaur. Titik A berada di sekitar Kecamatan Sukikai dan
titik B berada di sekitar Kecamatan Yaur. Penampang melintang di tarik 
melalui daerah dengan topogafi yang didominasi oleh lipatan, sehingga
menghasilkan pola antiklin dan sinklin pada penampang melintang.
Terlihat dari penampang melintang yang dihasilkan, bahwa pegunungan
yang terdapat di daerah ini adalah pegunungan yang terbentuk dari lipatan
(dome mountain). Pegunungan dan dataran tinggi dimulai di Sukikai, dan
sampai ke Yaur semakin melandai. Daerah Yaur berada di dataran pantai.
Sungai-sungai yang berada di sepanjang penampang melintang ini, telah
melakukan pengikisan lebih lanjut, sehingga lembah sungainya sudah
  berbentuk U, sementara semakin mendekati Yaur, pengikisan tidak lagi
 berlangsung dengan aktif, tetapi didominasi dengan pengendapan alluvium
sehingga lembah sungainya datar. Batuan beku yang mendominasi bagian
tengah penampang melintang memperlihatkan bahwa terdapat aktivitas
vulkanisme di daerah tersebut. Keberadaan batuan beku ini, bisa berupa
  batuan beku ekstrusif maupun batuan beku intrusif yang tersingkap.
  Namun, oleh karena tidak ditemukan adanya tanda-tanda gunung berapi
aktif, maka, diperkirakan, batuan beku yang ada di daerah ini adalah
  batuan beku intrusif yang lapisan terluarnya telah tersingkap
memperlihatkan magma yang membeku di dalamnya. Ini didukung dengan
  bentuk pegunungan yang berupa dome mountain yang diketahui, selain
terjadi karena ada lipatan, dapat juga terjadi karena ada dorongan dari
  bawah akibat intrusi magma. Batuan granit terdapat di daerah ini,
merupakan batuan beku yang dilambangkan dengan huruf Tmu. Selain itu
  juga ada batuan malihan derewo yang merupakan batuan metamorf.
Wilayah sampel penampang melintang yang diambil ini termasuk ke
dalam provinsi geologis Jalur Peralihan, meskipun aktivitas magmatis
yang terjadi di dalamnya mengakibatkan batuan penyusun provinsi
geologis ini menjadi sangat beragam.

31
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

32

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

2. Transek B-C
Penampang melintang B-C melalui garis yang dimulai dari titik B yang
  berada di Kecamatan Yaur dan berakhir di titik C yang berada di
Kecamatan Ikrar, dimana Pegunungan Amera terbentang. Di Pegunungan
Amera ini banyak terdapat puncak-puncak yaitu Gunung Yage, Gunung
Baro, Gunung Simori, Gunung Wakai, Gunung Eraidini, Gunung Bobo,
Gunung Kapual, dan paling dekat dengan titik C adalah Gunung Kita.
Bentuk penampang melintang dari sebagian daerah Pegunungan Amera
yang terambil dalam sampel, memperlihatkan pola pegunungan kompleks.
Sungai-sungai yang memotong penampang melintang hampir seluruhnya
merupakan sungai yang memiliki tingkat erosi rendah atau melakukan
 pengikisan lanjutan, terlihat dari lembah sungainya yang datar atau paling
terjal berbentuk U. Pada daerah yang dekat ke Yaur, banyak tanda-tanda
sedimen seperti adanya batuan sedimen pada daerah yang dilalui Sungai
Waigi dan Sungai Ojolan. Sementara juga banyak tersebar batuan beku
diorit dan batuan metamorf malihan derewo. Wilayah ini memiliki tutupan
lahan vegetasi hutan, tidak melalui pemukiman sama sekali sepanjang 75
km yang dilaluinya. Banyaknya sebaran batuan beku memperlihatkan
adanya aktivitas magmatis di bawah kerak bumi yang dilintasi oleh transek 
  penampang melintang. Diperkirakan bahwa batuan beku yang terjadi
adalah batuan beku intrusif, sekali lagi karena tidak ditemukan adanya
tanda-tanda gunung api aktif yang umumnya mengeluarkan magma dalam
  jumlah besar untuk pembentukan batuan beku ekstrusif. Selain itu, usia
  batuan yang mencapai hingga 114 juta tahun (untuk batuan beku
ultramafik dilambangkan dengan Mu), memperlihatkan bahwa batuan
  beku ini terbentuk pada lapisan bawah kerak bumi, sebelum tersingkap
akibat proses pelapukan dan pengikisan lapisan atas kerak bumi. Kondisi
kemiringan lereng di daerah ini tergolong landai, karena hampir 70%
wilayahnya merupakan daerah dengan kemiringan lereng datar hingga
agak landai, sisanya agak curam dan curam, tidak ada lereng yang
termasuk sangat curam dilalui oleh penampang melintang ini.

33
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

34

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

3. Transek D-E
Penampang melintang D-E ditarik dari titik D yang terletak di Kecamatan
Mapia hingga ke titik E yang terletak di Kecamatan Nabire. Penampang
melintang ini melintasi Gunung Simori yang merupakan gunung vulkanis,
terlihat dari tipe batuan yang berada pada daerah puncak gunung
merupakan batuan beku. Di jalur penampang melintang ini banyak 
terdapat sesar dan kekar. Antaranya melalui sesar yang dialiri oleh salah
satu anak Sungai Memo dan sesar anjak ( thrust fault ). Sesar anjak adalah
situasi dimana suatu lapisan batuan yang posisi stratigrafinya lebih rendah
terdorong ke atas melampaui lapisan batuan pada strata yang lebih tinggi.
Dalam hal ini, kasusnya diperlihatkan dengan batuan beku diorit (Tmu)
yang terangkat melampaui batuan ultramafik (Mu). Selain itu ada juga
kekar-kekar (kelurusan) yang terbentuk pada batuan sedimen berupa
 batulumpur (TQbm) dan antara batuan beku gunung api tobo (Tlt) dengan
  batulumpur (TQbm). Kekar ini terbentuk karena tekanan tinggi,
menimbulkan rekahan-rekahan pada batuan, yang bila mengalami
 pengikisan seperti yang terjadi pada penampang melintang, akan memiliki
  bentuk dan ketinggian yang berbeda. Sungai-sungai yang melintas di
 penampang melintang D-E berturut-turut merupakan sungai muda dengan
lembah sungai berbentuk V, sungai muda dengan aktivitas erosi lanjutan
sehingga lembah sungainya berbentuk U, dan sungai-sungai dengan
lembah sungai yang datar, diperkirakan karena banyaknya sungai yang
melalui suatu wilayah yang sama mengakibatkan erosi yang terjadi merata,
sehingga bentang alamnya menjadi datar. Sementara itu, kemiringan
lereng wilayah transek ini tergolong sangat beragam, namun memiliki
lereng-lereng yang hampir tegak lurus dengan penampang melintangnya.
Wilayah sekitar daerah ini lerengnya tidak stabil, kepala-kepala lerengnya
sangat terjal atau berbentuk kasar tidak rata, menandakan erosi lanjutan.
Tutupan lahan di daerah ini adalah vegetasi hutan.

35
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

36

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-ge
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

4. Transek F-G
Penampang melintang F-G mengambil titik F di wilayah paling timur laut
Kecamatan Homeyo, Kabupaten Paniai dan titik G di Kecamatan Siriwo,
Kabupaten Nabire. Pengambilan titik ini dilakukan karena melalui daerah
dengan jenis batuan yang beragam, dan melalui daerah rawa pada dataran
rendah di Nabire. Tidak terdapat pemukiman, ladang, maupun perkebunan
  pada daerah sampel penampang melintang ini. Tutupan lahan adalah
vegetasi hutan, sementara pada daerah yang tidak berhutan, maka melalui
rawa-rawa. Rawa-rawa yang ada di sini merupakan hasil sedimentasi
alluvium dari beban alluvial yang dibawah oleh Sungai Diewiewa (disebut
  juga Sungai Desawewa), dan Sungai Siewa. Sungai-sungai yang melintas
di daerah sampel penampang melintang ini merupakan sungai-sungai yang
lembah sungainya datar. Ini mengindikasikan terjadinya endapan alluvium,
apabila terbentuk di daerah sedimen alluvium, atau sungainya baru
terbentuk karena ada sedikit rekahan di batuan yang tidak terdeteksi di
dalam peta apabila terbentuk pada batuan jenis lainnya. Jenis batuan yang
tersebar di hampir sepanjang daerah sampel penampang melintang adalah
 batuan metamorf, dan sisanya batuan sedimen yang berada pada titik F di
mana batuan sedimen membentuk rawa-rawa. Daerah ini sebagiannya
termasuk pada provinsi geologi Kerak Samudera dan Jalur Peralihan yang
didominasi oleh batuan malihan derewo (metamorf). Daerah penampang
melintang ini juga melalui semacam wilayah perbukitan di bagian tengah,
yang pada puncaknya terdapat rekahan batuan. Daerah ini dapat dikatakan
landai, karena sekitar 80% -nya merupakan daerah dengan kategori datar.
Ini juga merupakan pendukung terbentuknya endapan alluvium menjadi
rawa-rawa. Daerah berkategori sangat curam hanya terdapat pada wilayah
 perbukitan yang dilintasi saja.

37
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

38

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

5. Transek G-H
Penampang melintang ini ditarik dari titik G yang terdapat di Kecamatan
Siriwo, Kabupaten Nabire, hingga titik H yang terdapat di Kecamatan
Bogobaida, Kabupaten Paniai. Transek penampang melintang ini melalui
Pegunungan Undundiwandadi, yang terbentang di Kabupaten Paniai.
Pegunungan Undundiwandadi adalah contoh pegunungan lipatan yang
terdapat di wilayah Nabire. Ini menandakan bahwa tipe-tipe pegunungan
yang terdapat di daerah Nabire pun beragam. Daerah sampel yang diambil
  penampang melintangnya memiliki tutupan lahan berupa vegetasi hutan.
Tidak ada pemukiman, ladang, maupun perkebunan yang terdapat di
daerah ini, karena melintasi wilayah pegunungan yang medannya sulit
dengan ketinggian mencapai lebih dari 3000 mdpl dan kemiringan lereng
yang 70%-nya sangat curam dan 30%-nya curam, landai, hingga datar.
Batuan daerah sini adalah batuan metamorf, jenisnya batuan malihan
derewo yang merupakan bagian dari jalur peralihan batuan. Jenis batuan
ini merata terdapat di daerah ini, sehingga batuan di sini adalah batuan
homogen. Banyaknya sungai yang melintasi wilayah pegunungan ini, yaitu
anak-anak Sungai Poronai yang memiliki banyak cabang, telah mengikis
kenampakan rupa bumi di daerah ini sedemikian rupa, sehingga dari
  penampang melintang, terlihat bentuknya tidak lagi merata, tetapi
 berundak-undak dan banyak lembah-lembah sungai muda. Ini menandakan
  bahwa anak-anak sungai tersebut masih mengerosi secara aktif terhadap
medan yang dilaluinya, kecuali pada satu bagian dimana lembah sungainya
telah berbentuk U.

39
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

40

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

6. Transek H-I
Penampang melintang Nabire H-I ditarik dari titik H yang terletak di
Kecamatan Bogobaida, Kabupaten Paniai hingga titik I Kecamatan Paniai
Barat, Kabupaten Paniai. Penampang melintang ini melalui jalur patahan
Sesar Derewo yang diisi oleh Sungai Derewo, mengalir di dalam jurang-
  jurang terbentuk dari pengangkatan lempeng yang menghasilkan sesar 
yang dimaksud. Daerah yang diambil sebagai bagian penampang
melintang ini masuk ke dalam provinsi geologis Anjungan Irian Jaya.
Terlihat bentukan pegunungan kompleks pada penampang melintang,
karena selain ditemukan bentukan patahan pada dataran tinggi, juga
ditemukan bentukan antiklin dan sinklin. Pada penampang melintang juga
terdapat bentukan kekar. Kemiringan lereng dekat jalur patahan Sesar 
Derewo sangat curam dan terdiri dari batuan sedimen yang mudah tererosi
serta memiliki tutupan lahan berupa vegetasi hutan. Lereng tersebut
cenderung tidak stabil, terlebih karena jenis batuan penyusunnya adalah
  batuan sedimen yang mudah mengalami erosi. Selain itu, terdapat rawa.
Rawa ini terbentuk pada daerah datar tempat sungai bermuara di Danau
Paniai. Sungai yang bermuara di danau ini berasal dari wilayah
  pegunungan Undundiwandadi yang tersusun dari batuan sedimen juga
  batuan metamorf. Tampaknya, jangka waktu jutaan tahun telah
mengakibatkan ada cukup banyak sedimen yang dihasilkan sungai
sepanjang perjalanannya dari hulu hingga ke hilir. Rawa-rawa yang
terbentuk di sini merupakan endapan dari beban sedimen yang dibawa
sungai. Pengendapan ini hanya mungkin dapat terjadi karena daerah
tersebut bersifat datar dan lebih rendah juga dari daerah sekitarnya.
Kecamatan Paniai Timur sendiri merupakan kecamatan yang tergolong
maju. Di sini, warga membangun pemukiman di dataran dengan
ketinggian 2000 mdpl, yang artinya dataran tersebut tergolong dataran
tinggi. Mata pencaharian mereka adalah berladang. Di sini terdapat satu-
satunya bandara di wilayah Kabupaten Nabire dan sekitarnya, yaitu
Bandara Enarotali.

41
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

42
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

BAB IV

PENUTUP

Dari analisis yang kami lakukan terhadap enam sampel kontur wilayah Nabire
telah diketahui bahwa topografinya tergolong rapat dengan kelerengan rata-rata
 berada pada klasifikasi 15-25% hingga > 40% yang berarti keadaan medannya terjal
dan curam, sedangkan daerah dengan kelerengan 0-2%, 2-8%, dan 8-15% sangat
 jarang ditemu kecuali pada wilayah dataran pantai. Kemudian dari Sketsa Penampang
melintang yang ditarik pada berbagai daerah yang dianggap memiliki kenampakan
topografi signifikan begitu pula dengan analisis objek geologi didapat kesimpulan
  bahwa jenis batuan pada wilayah Nabire sangat beragam, mulai dari batuan beku
ekstrusif maupun intrusif, batuan sedimen, maupun batuan metamorf, semuanya
tersebar di berbagai titik di wilayah Nabire. Namun terlihat bahwa paling banyak 
terdapat di wilayah ini adalah batuan malihan derewo, sejenis batuan metamorf yang
termasuk batuan yang banyak ditemukan di provinsi geologis jalur peralihan. Struktur 
geologi pada daerah ini adalah lipatan, kekar, dan sesar, atau kombinasi ketiganya.
Ada tiga jalur patahan yang melalui wilayah Nabire, menandakan bahwa wilayah ini
merupakan wilayah rawan gempa. Bentang alam yang terdapat di Nabire adalah
  pegunungan kompleks, pegunungan patahan, dan pegunungan lipatan. Dataran ini
sendiri telah memasuki masa dewasanya, dengan begitu banyaknya kenampakan-
kenampakan hasil erosi seperti lembah-lembah sungai yang terjal dan sungai-sungai
tua sebagai sungai-sungai induk dengan lembah sungai mereka yang datar serta
dilapisi oleh alluvium. Selain itu juga terdapat rawa baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi yang mengindikasikan bahwa daerah yang dilalui sungai batuuannya
mudah tererosi. Tutupan lahan di daerah ini adalah hutan, dan hanya sebagian kecil

saja yang dibuka untuk dimanfaatkan sebagai pemukiman. Masyarakat di sini


melakukan usaha perkebunan dan berladang sebagai mata pencaharian mereka.

43
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo
5/12/2018 PraktikumGeomorfologi2011_AnalisisPetaRupaBumiDan PetaGeologiNabire-s...

DAFTAR PUSTAKA

Bakosurtanal. Peta Rupa Bumi Nabire.


Bakosurtanal. Peta Geologi Lembar Enarotali

Erickson, Jon. 2001. Rock Formations and Unusual Geological Structures. New
York: Facts On File, Inc.
Goudie , A.S. 2004. Encyclopedia of Geomorphology. London: Routledge.
Lobeck, A. K. 1939. GEOMORPHOLOGY. New York: McGraw Hill.
Sandy, I Made, dkk. 1985. Geomorfologi Terapan. Jakarta: Penerbit Jurusan Geografi
MIPA – Universitas Indonesia.

44
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-geomorfologi-2011analisis-peta-rupa-bumi-dan-peta-geo

Anda mungkin juga menyukai