Anda di halaman 1dari 15

Tinjauan Umum Botani Cucurbita moschata

Pada beberapa daerah nama tanaman yang dalam bahasa latin dikenal
dengan Cucurbita moschata yang termasuk suku Cucurbitaceae ini berbeda-beda. Di
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat buah ini dikenal dengan nama waluh atau
labu kuning atau labu parang. Labu kuning diyakini berasal dari kawasan Meksiko
Tengah. Tanaman semusim itu menyebar ke Amerika bagian utara dan selatan.
Selanjutnya spesies itu dibawa ke kawasan Eropa, Asia, dan Afrika. Dibanding labu-
labuan lain Cucurbita moschata banyak ditemukan di Asia Tenggara karena gampang
beradaptasi di kawasan tropis dataran rendah. Sinonimnya Cucurbita pepo var.
moschata dan Cucurbita mocrocorpo. Termasuk bangsa Cucurbitales.
(Wijayakusuma, 1996)

Gambar 1. Cucurbita moschata

Cucurbitaceae kebanyakan terdiri atas terna yang berumur 1 tahun, jarang


sekali berupa semak-semak kecil atau perdu. Yang berupa semak dan berumur
panjang seringkali mempunyai akar-akar yang membengkak atau seperti umbi.
Batangnya seringkali beralur dan berigi, tidak jarang mempunyai rambut-rambut
yang kasar, kadang-kadang memanjat dengan alat-alat pembelit yang biasanya
keluar dari ketiak-ketiak daun. Daun tersebar, tunggal bertepi rata sampai berbagi
dalam atau majemuk menjari, tanpa daun penumpu. Daun penumpu telah berubah
menjadi alat pembelit yang dapat berasal dari daun, daun penumpu, atau kuncup
ketiak. Bunga aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal, berumah satu atau
berumah dua, berbilangan 5, jarang sekali berbilangan 4, terkumpul dalam suatu
bunga majemuk yang bersifat “cymeus" atau berupa tandan atau bulir, kadang-
kadang juga terdapat bunga-bunga yang terpisah-pisah dan terdapat dalam ketiak
daun.
Kelopak terdiri atas 5 daun kelopak yang gamosepal, melekat pada bakal
buahnya. Mahkota terdiri atas 5 daun mahkota yang berlekatan (jarang hanya 4),
warna-warna berbeda-beda dari kehijau-hijauan sampai kuning atau putih. Bunga
jantan mempunyai 5 benang sari yang atau semuanya berlekatan merupakan
sinandrium atau berkelompok 2 + 2 + 1. Pada yang berlekatan kepala sarinya
seringkali melengkung atau berbentuk S. Bunga betina dengan bakal buah yang
tenggelam, berruang 3 dengan bakal-bakal biji yang parietal. Buahnya buah buni.

Ditemukan pula buah yang mempunyai kulit yang kuat dan mengandung
banyak biji. Biji tanpa endosperm. Suku ini mencakup kira-kira 800 jenis yang
terbagi dalam ± 100 marga, terutama teragih di daerah-daerah beriklim panas.
Banyak di antara warganya yang buahnya dimakan sebagai buah segar, digunakan
sebagai sayuran. atau digunakan untuk keperluan lain. (Tjitrosoepomo, 2010)

Contoh-contoh:

Cucurbita: C. moschata (waluh), buahnya dapat dimakan sebagai kolak atau


digunakan dalam pembuatan makanan lain, C. pepo.

Luffa: L. cylindrica (bestru), L. acutangula (oyong, cemeh), buah yang muda


dimakan sebagai sayur. Sechium: S. edule (waluh jipang), buah yang muda sebagai
sayur.

Legenaria: L. leucantha (labu air), buah untuk sayuran.

Citrullus: C. vulgaris (semangka). buah segar; C. colocyn.

Momordica: M. charantia (pare ayam), buah muda untuk sayur.

Cucumis: C. sativus (mentimum), buah yang muda sebagai sayuran; C. melo


(buah melun), buah segar.

Benincasa: B. hispida (beligo), buah untuk pembuatan manisan (tangkuwah),


juga sebagai sayur. Trichosanthes: T. anguina (pare belut), buah sebagai sayuran.

Bryonia: B. dioica.

Coccinia: C. cordifolia (tapasan).


Senyawa Kimia dari Famili Cucurbitaceae

Pada beberapa sampel, neoxanthin (1), zeaxanthin (2), carotene diepoxide (3)
dan flavoxanthin (4) terdeteksi. Adanya isomer cis β, β-karoten juga terdeteksi oleh
HPLC. Nilai vitamin A yang diperoleh adalah 432 m g RE / 100 g sampel segar,
menunjukkan sayuran ini sebagai sumber penting provitamin A. Prinsipnya
karotenoid di Cucurbita moschata mengandung β-karoten (6) dan α-karoten (5),
sedangkan lutein (7) dan β -karoten didominasi di C. maxima dan violaxanthin (8),
β-karoten dan lutein di C. pepo (Azevedo-Meleiro dan Rodriguez-Amaya, 2007)

(1)

(2)

(3)

(4)
(5)

(6)

(7)

(8)

Eight new phenolic glycosides, cucurbitosides F-M (1-8), were isolated from
the seeds of Cucurbita pepo. Their structures were elucidated as

 4-(2-hydroxyethyl)phenyl 5-O-(2-S-2-methylbutyryl)-beta-d-apiofuranosyl(l--
>2)-beta-d-glucopyranoside (9),
 4-(2-hydroxyethyl)phenyl 5-O-(3-methylbutyryl)-beta-d-apiofuranosyl(l-->2)-
beta-d-glucopyranoside (10),
 4-(2-hydroxyethyl)phenyl 5-O-nicotinyl-beta-d-apiofuranosyl(l-->2)-beta-d-
glucopyranoside (11),
 4-(2-hydroxyethyl)phenyl 5-O-(4-aminobenzoyl)-beta-d-apiofuranosyl(l-->2)-
beta-d-glucopyranoside (12),
 4-(2-hydroxyethyl)-2-methoxyphenyl 5-O-(2-S-2-methylbutyryl)-beta-d-
apiofuranosyl(l-->2)-beta-d-glucopyranoside (13),
 4-(hydroxymethyl)phenyl 5-O-(2-S-2-methylbutyryl)-beta-d-apiofuranosyl(l--
>2)-beta-d-glucopyranoside (14),
 4-(hydroxymethyl)phenyl 5-O-nicotinyl-beta-d-apiofuranosyl(l-->2)-beta-d-
glucopyranoside (15),
 4-(hydroxymethyl)phenyl 5-O-(4-aminobenzoyl)-beta-d-apiofuranosyl(l-->2)-
beta-d-glucopyranoside (16)

Senyawa Kimia dari Cucurbita moschata

Li et all (2009) mengisolasi Dua glikosida fenolik baru dari biji mosaik
Cucurbita. Struktur mereka dijelaskan sebagai (2-hidroksi) fenilkarbinyl 5-O-
benzoyl-beta-D-apiofuranosil (1 -> 2) -beta-D-glukopiranosida (17) dan 4-beta-D-
(glukopiranosil hidroksimetil) fenil 5-O-benzoil-beta-D-apiofuranosil (1 -> 2) -beta-
D-glukopiranosida (18) berdasarkan analisis spektroskopi dan bukti kimia.

(17)
(18)
Lima senyawa glikosida fenolik baru cucurbitosides A—E (1—5), diisolasi
dari biji Cucurbita moschata yaitu

 cucurbitosides A (2-(4-hydroxy)phenylethanol 4-O-(5-O-benzoyl)-β-D-


apiofuranosyl(1→2)-β-D-glucopyranoside)(19),
 cucurbitosides B (2-(4-hydroxyphenyl)ethanol4-O-[5-O-(4-hydroxy)benzoyl]-
β-D-apiofuranosyl(1→2)-β-D-glucopyranoside)(20),
 cucurbitosides C (4-hydroxybenzyl alcohol 4-O-(5-O-benzoyl)-β-D-
apiofuranosyl(1→2)-β-D-glucopyranoside)(21),
 cucurbitosides D (4-hydroxybenzyl alcohol 4-O-[5-O-(4-hydroxy)benzoyl]-β-
D-apiofuranosyl(1→2)-β-D-glucopyranoside) (22) dan
 cucurbitosides E (4-hydroxyphenyl 5-O-benzoyl-β-D-apiofuranosyl(1→2)-β-
D-glucopyranoside) (23) (Koike K., et al., 2005).

(20)
(19)

(21)

(22) (23)

Fraksi sterol minyak biji C. moschata ditemukan terdiri dari 5 dan 7 sterol
(Rodriguez et al. 1996). Komponen utamanya di identifikasi sebagai 24S-ethyl 5 α-
cholesta-7,22E-dien-3 β-ol (α-spinasterol) (24) ; 24S-ethyl 5 α-cholesta-7,22E,25-trien-3
β-ol (25-dehydrochondrillasterol) (25) ; 24S-ethyl 5 α-cholesta-7,25-dien-3 β-ol (26);
24R-ethyl-cholesta-7-en-3 β-ol (delta 7-stigmastenol) (27) dan 24-ethyl-cholesta-7,
24(28)-dien-3 β-ol (delta 7,24(28)-stigmastadienol) (28).

(24) R =

(25) R =

(26) R =

(27) R =

(28) R =
Asam lemak hidroksi tak jenuh yang baru diisolasi dari daun Cucurbita
moschata melalui kromatografi kolom silika gel dan metode kimia. Struktur asam
lemak baru ditentukan sebagai 13-hydroxy-9,11,15-octadecatrienoic acid (29)
berdasarkan beberapa data spektral termasuk 2D-NMR. (Bang et al, 2002)

(29)

Dehydrodiconiferyl alcohol (DHCA) (30), yang diisolasi dari ekstrak


Cucurbita moschata, menghambat ekspansi klonal mitosis dengan menekan
aktivitas pengikatan DNA C/EBPβ dan secara langsung menghambat ekspresi
regulator lipogenesis pada 3T3-L1 dan fibroblas embrionik primer. DHCA mungkin
mengandung anti-adipogenesis dan juga anti-lipogenesis. (Lee et all, 2009).

(30)

Aktivitas penurun kadar gula darah (antidiabetes) tetrasaccharide


glyceroglycolipids (31) dari Cucurbita moscha0ta. Tetrasaccharide glyceroglycolipids
juga di laporkan memiliki aktivitas sebagai anti virus dan anti trombotika. (Jiang &
Du, 2011).

(31)
Cucurbita moschata Duch. diekstraksi dengan alkohol dan kloroform,
kemudian diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi kolom silika dan sephadex
LH-20. Senyawa diidentifikasi dan dijelaskan dengan metode spektral dan
kimia. Hasil: Enam senyawa diperoleh dan diidentifikasi sebagai asam β-sitosterol
(32), asam cis-15-vaccenic (33), asam stearat (34), asam cis-15-vaccenic acid methyl
ester (35), soya-cerebroside I (36) dan sukrosa (37). (Wang et al, 2010)

(32)

(33)

(34)

(35)
(36)

(37)

Identifikasi Phospolipid (PL) dan Komposisi asam lemak dari Cucurbita


moschata, Komposisi asam PL individual diidentifikasi dengan kromatografi gas -
spektrometri massa (GC-MS). Total PL dalam biji biji labu adalah 1,27% yang terdiri
dari phosphatidylcholine (PC) (38), phosphatidylserine (PS) (39) dan
phosphatidyletanolamine (PE) (40). Asam lemak utama PL adalah asam oleat dan
palmitat pada PC dan PS. Sedangkan asam lemak PS secara dominan terdiri dari
asam oleat dan asam linoleat.

(38)
(39)

(40)
Tabel

Penggunaan Tradisional Penggunaan Medik


Klaim Di india, C. Moschata Anthelmintika, (Lim, 2012).
digunakan untuk mengatasi
masalah luka bakar,
pembengkakan, melepuh,
abses-bisul bernanah, bisul,
migren, dan neuralgia.
(Lim, 2012).

Biji labu digunakan sebagai


vermifuge. Dimakan segar
atau panggang untuk
menghilangkan kram perut
dan distensi akibat
cacingan. Biasanya biji
digiling menjadi tepung,
kemudian dibuat menjadi
emulsi dengan air dan
dikonsumsi. Hal ini
kemudian diperlukan untuk
mengambil pembersihan
dalam rangka untuk
mengusir cacing pita atau
parasit lainnya dari tubuh.
Bunga-bunga itu digunakan
secara topikal untuk
menenangkan luka ringan.
Akar-nya direbus
digunakan sebagai
galactogue (Lim, 2012).

Pembuktiaan  Campuran pinang dan  Penurun Kolesterol, dari hasil


biji labu ditemukan penelitian ekstrak labu dapat
berkhasiat melawan menurunkan kadar kolesterol
infeksi cacing Taenia total, trigliserida, LDL, dan
saginata (Chung dan meningkatkan kadar HDL dalam
Ko, 1976) darah.
 Penduduk asli Amerika  Antidiabetes, Dua glikerolokidid
telah menggunakan biji tetrasakarida baru (QGMG-3 dan
labu untuk pengobatan QGMG-2) diisolasi dari buah
infeksi usus dan hal ini Cucurbita moschata. Kedua
akhirnya senyawa tersebut secara
Pharmacopoeia signifikan mengurangi tingkat
Amerika Serikat glukosa darah dari tikus yang
mendaftarkan biji labu diinduksi dengan streptozocin.
sebagai obat resmi (Jiang and Du, 2011 )
untuk parasit eliminasi  Antiobesitas, Ekstrak larut air
dari 1863 ke 1936. Bibit batang C. Moschata (PG105)
Labu juga telah memiliki potensi sebagai agen
digunakan untuk antiobesitas pada penghambatan
mengobati berbagai sintesis lemak dan akselerasi
masalah ginjal oleh pemecahan asam lemak yang
penduduk asli. (Lim, diinduksi reagen (Choi et al.
2012). 2008)
Antidiapogenik, Ekstrak larut air
batang C. Moschata (PG105)
memiliki efek antipembentukan
lemak. PG105 ketika di
murnikan, strukturnya di
ketahui sebagai DHCA. DHCA
dapat berpengaruh baik pada
adipogenis dan lipogenis.
 Curcurbitin, konstituen dalam
biji labu yang ditemukan
menunjukkan aktivitas anti-
parasit in-vitro. (anti parasit).
(Rybaltovskii 1966 )
DAFTAR PUSTAKA

Trubus, T. P. 2013. 100 Plus Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan. Edisi.
Depok: Trubus.

Wijayakusuma, H. 1996. Tanaman berkhasiat obat di Indonesia (Vol. 4). Pustaka


Kartini.

Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Gadjah Mada University


Press.

Li, F. S., Dou, D. Q., Xu, L., Chi, X. F., Kang, T. G., & Kuang, H. X. 2009. New
phenolic glycosides from the seeds of Cucurbita moschata. Journal of Asian natural
products research, 11(7), 639-642.

Koike, K., Li, W., Liu, L., Hata, E., & Nikaido, T. (2005). New phenolic glycosides
from the seeds of Cucurbita moschata. Chemical and pharmaceutical bulletin, 53(2), 225-
228.

Bang, M. H., Han, J. T., Kim, H. Y., Park, Y. D., Park, C. H., Lee, K. R., & Baek, N. L.
(2002). 13-hydroxy-9 Z, 11 E, 15 E-octadecatrienoic acid from the leaves of cucurbita
moschata. Archives of pharmacal research, 25(4), 438-440.

Lee, J., Kim, D., Choi, J., Choi, H., Ryu, J. H., Jeong, J., ... & Kim, S. (2012).
Dehydrodiconiferyl alcohol isolated from Cucurbita moschata shows anti-
adipogenic and anti-lipogenic effects in 3T3-L1 cells and primary mouse embryonic
fibroblasts. Journal of Biological Chemistry, 287(12), 8839-8851.

Jiang, Z., & Du, Q. (2011). Glucose-lowering activity of novel tetrasaccharide


glyceroglycolipids from the fruits of Cucurbita moschata. Bioorganic & medicinal
chemistry letters, 21(3), 1001-1003.

Raharjo, T. J., Nurliana, L., & Mastjeh, S. (2011). Phospholipids from pumpkin
(Cucurbita moschata (Duch.) Poir) seed kernel oil and their fatty acid
composition. Indonesian Journal of Chemistry, 11(1), 48-52.

Azevedo-Meleiro, C. H., & Rodriguez-Amaya, D. B. (2007). Qualitative and


quantitative differences in carotenoid composition among Cucurbita moschata,
Cucurbita maxima, and Cucurbita pepo. Journal of agricultural and food
chemistry, 55(10), 4027-4033.
Wang DJ, Du QZ, Wang X, Geng YL, Zhang LJ, Duan WJ, Fu MR, Ge CJ (2010) Study
on chemical constituents of Cucurbita moschata Duch. Food drug 12(1):36–38 In
Chinese

Rodriguez JB, Gros EG, Bertoni MH, Cattaneo P (1996) The sterols of Cucurbita
moschata (“calabacita”) seed oil. Lipids 31(11):1205–1208

Lim, T. K. (2012). Cucurbita moschata. In Edible Medicinal And Non-Medicinal


Plants (pp. 266-280). Springer Netherlands.

Rybaltovskii OV (1966) On the discovery of cucurbitin-a component of pumpkin


seed with anthelmintic action. Med Parazitol Mosk 35:487–488, In Russian

Choi H, Eo H, Park K, Jin M, Park EJ, Kim SH, Park JE, Kim S (2008) A water-soluble
extract from Cucurbita moschata shows anti-obesity effects by controlling lipid
metabolism in a high fat diet-induced obesity mouse model. Biochem Biophys Res
Commun 359(3):419–425

Anda mungkin juga menyukai