Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama manusia, agar hubungan ini
berjalan dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam tata
cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulllah SAW yang sering
kita sebut dengan sifat terpuji atau akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada makalah ini, bahwa kami akan
mengemukakan materi tentang akhlak terpuji yang sebaiknya patut dilakukan sehari-hari.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah, disamping untuk menambah
wawasan kami sebagai pemakalah mengenai pembahasan akhlak terpuji ini, dan juga
dengan pembahasan ini agar kami dan segenap pembaca lainnya mampu menjadikan ilmu
ini sebagai salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan sehari – hari.
Kemudian juga pembahasan ini kami buat sebagai bentuk tugas dari mata kuliah Etika
Umum yang disajikan dalam bentuk makalah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak ?
2. Apa akhlak terpuji ?
3. Apa urgensi dari akhlak terpuji ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan akhlak ?
5. Bagaimana penerapan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang
artinya perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif yang
mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik
berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang
yang mengerti benar tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak juga merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan.
Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana
yang cantik dan hal ini timbul dari futrahnya sebagai manusia.

B. SIFAT / AKHLAK TERPUJI


1. Raja’
Kata raja’ berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja’ pada
pembahasan ini adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat
adalah segala karunia dari Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlakul karomah terhadap allah SWT yang manfaatnya dapat
mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang muslim/muslimah
yang mengharapkan ampunan Allah berarti ia mengakui bahwa Allah itu maha
pengampun.
Kebalikan dari sifat raja’ adalah berputus harapan terhadap ridha dan rahmat Allah
SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia berprasangka buruk kepada
Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan ciri dari orang kafir.
Muslim/muslimat yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan bersikap optimis,
dinamis, berfikir kritis dan mengenal diri dalam mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Berikut adalah penjelasan ringkasan tentang hal tersebut.

2
a) Optimis
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud optimis
adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandagan) baik dalam menghadap segala hal
atau persoalan, misalnya :
 Seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB)
dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
 Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis,
tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima
serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan
berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu
khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak
mau berusaha untuk mencoba.
b) Dinamis
Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda “dynamisch” yang berarti giat bekerja,
tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Dia akan terus berusaha secara
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih
maju, misalnya :
 Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat
 Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang.
Kebalikan dari sifat dinamis ialah statis. Sifat statis harus dijauhi oleh setiap
muslim/muslimat karena termasuk akhlak tercela yang dapat menghambat kemajuan dan
mendatangkan kerugian.
c) Berfikir kritis
Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa berfikir kritis artinya tajam dalam
menganalisa, bersifat tidak lekas cepat percaya, dan sikap selalu berusaha menemukan
kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan. Orang yang ahli mmeberi kritik atau memberi
pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lengkap atau
belum disebut kritikus.
Kritik ada dua macam yaitu yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela.
Pertama , kritik yang termasuk akhlak terpuji yaitu kritik yang sehat, yang didasari dengan
niat ikhlas karena Allah SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati,
dan dengan maksud untuk mmeberikan pertolongan kepada orang yang dikritik agar

3
menyadari kesalahan, kekeliruan dan kekurangannya, disertai dengan memberikan
petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan, kekeliruan dan kekurangannya tersebut.
d) Mengenali diri dengan mengharapkan ridho Allah SWT
Seorang muslim yang mnegenali dirinya tentu akan menyadari bahwa dirinya adlah
makhluk Allah, yang harus selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan-Nya (sunnatullah).
Iapun menyadari tujuan hidupnya adalah memperoleh ridha Allah, sehingga hidupnya
diabdikan untuk menghambakan diri hanya kepada-Nya dengan cara melaksanakan
perintah-perintahnya dan meninggalkan semua larangan-Nya.

2. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada
sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu manifestasi
daripada ketakwaan kepada Allah.
Sebagaimana firman-Nya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Iaitu
orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik pada waktu lapang mahupun pada
waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(Ali Imran 3:133-134)
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan
orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah
kepadanya. Tidak ditemui satu ayat yang menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang
ada ialah perintah untuk memberi maaf.
Ada kalanya seseorang berbuat salah dan menyedari kesalahannya serta berniat
untuk meminta maaf, namun ia terhalang oleh hambatan psikologi untuk menyampaikan
permintaan maaf. Apatah lagi jika orang itu merasa status sosialnya lebih tinggi daripada
orang yang akan diminta maafnya. Contohnya seorang pemimpin kepada orang yang dia
pimpin, orang tua kepada anaknya, atau yang lebih tua kepada yang lebih muda.
Barangkali, itulah salah satu hikmah kenapa Allah memerintahkan kita untuk memberi
maaf sebelum diminta maaf itu.
Memberi maaf haruslah disertai dengan ketulusan hati dan berlapang dada,
sehingga tidak tersisa rasa dendam atau keinginan untuk membalasnya. Allah berfirman
dalam surah an-Nur ayat 22:

4
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan antara
kamu bersumpah bahawa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum
kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan
Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak
ingin Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Berlapang dada dalam bahasa Arab disebut as-safhu yang secara etimologinya
bererti lapang. Halaman pada buku dinamai safhah kerana kelapangan dan keluasannya.
Dari sini as-safhu dapat diertikan sebagai kelapangan dada. Berjabat tangan dinamai
musafahah, kerana melakukannya bererti berkelapangan dada.
Diibaratkan kita tersalah sewaktu menulis di sebuah lembaran kertas, kesalahan itu
kita padam dengan alat pemadam. Dengan apapun kita menghapusnya, tentu akan
meninggalkan kesan, bahkan barangkali kertas tersebut menjadi robek.
Justru, supaya lebih bersih dan rapi, kertas yang terdapat kesalahan tulisan padanya
itu diganti saja dengan lembaran yang baru. Memaafi diibaratkan menghapus kesalahan
pada kertas, sedangkan berlapang dada diibaratkan mengganti lembaran kertas yang salah
dengan lembaran yang baru.
Rasulullah SAW, pemilik akhlak yang paling mulia, dengan keagungan akhlaknya
telah memberikan suri teladan kepada umatnya. Antaranya ialah sikap pemaaf. Salah satu
sikap pemaaf baginda dapat kita semak dalam kisah ini:
Dalam peperangan Khaibar, Zainab binti al-Haris, iaitu isteri Salam bin Miskan,
salah seorang pemuka Yahudi, memberikan hadiah kambing bakar yang telah matang
kepada Rasulullah s.a.w. Zainab bertanya kepada Rasulullah tentang anggota badan
kambing yang disukai baginda, lalu ada yang menjelaskan kepadanya bahawa yang
disenangi Rasulullah adalah paha kambing.
Zainab pun membubuh racun sebanyak-banyaknya pada paha kambing dan
menghidangkannya kepada Rasulullah. Rasulullah s.a.w. mengambil sedikit daging paha
kambing tersebut dan mengunyahnya, tetapi tidak menyukai rasanya.
Bisyar al-Barra’ bin Ma’ruf yang saat itu bersama Rasulullah s.a.w. ikut menyantap
daging paha kambing tersebut. Rasulullah memuntahkan kembali daging kambing yang
beliau kunyah, kemudian berkata: “Sesungguhnya tulang ini memberi tahu kepadaku
bahawa dia diberi racun.”
Zainab dipanggil dan ditanya tentang hal tersebut, dan dia pun mengakui
perbuatannya. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Zainab tentang perbuatannya itu. Zainab
menjawab, “Engkau tahu bagaimana engkau telah menakluki kaumku, lalu terlintas di

5
hatiku untuk mengujimu dengan racun itu. Jikalau Muhammad seorang raja, maka aku
akan aman daripada tindakannya (mati lantaran memakan daging paha kambing yang telah
diberi racun), dan jikalau dia memang seorang nabi, tentu dia akan diberitahu (tentang
daging yang beracun itu). ” Lalu Zainab dimaafkan oleh Rasulullah SAW, sedangkan
Bisyar al-Barra’ yang telah memakannya, meninggal dunia.
Sebenarnya pengakuan Zainab hanya dusta belaka. Dia benar-benar berniat untuk
berbuat jahat terhadap Rasulullahs.a.w. Walaupun demikian, niat jahatnya itu telah
diampuni oleh Rasulullah berkat sifat pemaafnya dan kelapangan dadanya.
Kisah di atas adalah satu daripada sekian banyak kisah tentang keluhuran budi
pekerti dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. Betapapun besarnya
kezaliman yang dilakukan ke atas diri baginda, tidak sedikit pun baginda menaruh benci,
apatah lagi dendam untuk membalasnya. Bahkan pintu kemaafan selalu baginda buka
dengan lebar bagi siapa saja yang bermaksud untuk berlaku jahat dan menganiaya baginda.
Perlu disedari, bahawa di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat
kesalahan. Maka hal yang terbaik bagi setiap diri adalah menyedari akan kesalahan yang
pernah dilakukannya, kemudian bersegera untuk memohon maaf atas kesalahannya itu.
Jika kesalahan itu terhadap Allah SWT, maka bersegeralah memohon keampunan-Nya.
Dan jika kesalahan itu terhadap sesama manusia, maka bersegeralah meminta maaf
daripadanya.
Paling utama adalah jika ada yang pernah berbuat kesalahan terhadap kita, maka
maafkanlah kesalahannya, sekalipun orang yang berbuat kesalahan itu tidak pernah
memohon maaf daripada kita. Kerana ketahuilah, bahawa dengan begitu rahmat Allah akan
senantiasa meliputi kita. Allahu a’lam.

3. Tobat
Kata tobat berasal dari bahasa Arab At-Taubah yang berarti ruju; kembali. Menurut
istilah yang dikemukakan ulama, pengertian tobat adalah :
a) Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dijalan yang jauh dari
Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
b) Membersihkan hati dari segala dosa
c) Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah
dilakukan karena mengagungkan Allah SWT dan menjauhkan diri kemurkaannya.

6
Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah
ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat tobat ada empat macam,
yaitu :
a) Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat ( nadam )
b) Meninggalkan maksiat itu
c) Bertekad dan berjanji dengan sungguh – sungguh tidak akan mengulangi perbuatan
maksiat itu.
d) Mengikutinya dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik akan menghapus
keburukan.
Namun apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat tobatnya selain
yang empat macam tersebut ditambah dengan dua syarat, yaitu :
a) Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
b) Mengganti kerugian yang setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang
diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaan.

4. Pemurah
Pemurah adalah sifat yang paling mulia. Jika seseorang memiliki sifat ini,
sebenarnya mereka telah beruntung. Itulah salah satu tanda orang beriman dari sejumlah
tanda yang lain. Manusia paling pemurah adalah Rasulullah SAW, kemudian para
sahabatnya, istri-istrinya, anak-anaknya, para cucu dan ulama yang mengikuti jejaknya.
Beberapa sahabat yag paling pemurah antara lain; Abubakar Siddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf dan seterusnya. Saya pikir semua sahabat Rasulullah memiliki
kepekaan sosial yang tinggi.
Sayyidina Usman bin Affan ra.yang juga menantu Nabi sangat pemurah. Dia orang
kaya yang paling dermawan. Usman pernah menyumbang seribu ekor unta lengkap dengan
barang-barang dagangan yang dibawa dari Syam. Dia menyumbang kepada fakir miskin
yang menderita kelaparan di musim paceklik. Usman juga membeli sumur milik Yahudi
untuk diwaqafkan kepada orang-orang Islam yang membutuhkan air minum.
Usman siap mengeluarkan harta demi tegaknya daulah Islamiyah pertama di
Madinah. Tentang kemurahan Usman sudah sangat masyhur. Dia juga yang mengeluarkan
biaya (dengan hartanya sendiri) untuk mengumpulkan ayat-ayat Alquran yang waktu itu
masih terserak. Sikap Usman yang pemurah ini diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain.
Saatnya kita mengikuti langkah mereka. ( H. Ameer Hamzah )

7
5. Tabah
Pengertian Tabah atau Sabar - Kali ini saya akan mengshare sebuah artikel yang
bertema Tabah/Sabar. Sabar yang artinya tahan terhadap setiap penderitaan atau sesuatu
yang tidak disenanginya dengan sikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah SWT. Berbagai kesulitan dan bahaya. Sedangkan menurut refernsi lain, Sabar adalah
suatu bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seorang muslim dan masalah dunia dan
agama. Salah seorang ulama pernah berkata bahwa pada intinya sabar dan ikhlas adalah
inti dalam menjalankan agama.
Sabar dibagi menjadi 3 macam:
a) Sabar menahan diri dari segala perbuatan jahat.
Sabar yang dimaksud disini adalah menghindarkan diri dari perbuatan yang dapat
menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain sehingga salah satunya merasa
dirugikan. Sabar merupakan suatu pertahanan yang dapat mencegah berbagai
dorongan nafsu yang setiap saat menggoda manusia.
b) Sabar dalam melakukan ibadah
Sabar yang dimaksud disini adalah sikap menahan diri dari berbagai kesulitan dan
rasa berat dalam menjalankan ibadahnya. Ibadah tidak hanya dituntut memenuhi
syarat dqn rukunnya secara lengkap, tetapi juga harus melakukannya secara khusus
dan penyerahan diri kepada Allah secara total. Dalam hal ini pasti banyak ditemui
berbagai rintangan dan godaan yang menghantui pikiran sehingga ibadah kita tidak
khusyu atau ketika hendak memulainya terasa berat bahkan kadang tertunda-tunda.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45:

c) Sabar karena menghadapi kemunduran.


Sabar yang dimaksud disini adalah menahan diri dari berbagai godaan yang
menyebabkan kita tidak berani dalam melakukan sesuatu yang baik seperti:

8
membela keadilan, membela harga diri kita atau orang lain, berjuang demi bangsa
dan lain sebagainya.
Sikap pantang mundur dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan ini seperti
digambarkan oleh para sahabat Nabi ketika diperintahkan untuk hijrah ke Madinah dengan
meninggalkan sanak saudara, harta kekayaan dan sejumlah posisi lain yang sudah mapan.
Hijrah tersebut dilakukan tak lain karena mengharapkan ketentraman dalam beribadah dan
memunuhi panggilan Allah SWT semata. Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahqaaf ayat
35 menjelaskan:

6. Istirja’
Kalimat istirja’ berbunyi “inna lillahi wa inna illahi raji’un”. kalimat tersebut
mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali”.
Maksudnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik dan ciptaan
Allah, maka kelak semuanya akan kembali kepada yang menciptakan dan yang memiliki
yakni Allah swt.
Kalimat istirja bisa di ucapkan pada saat seseorang sedang tertimpah musibah atau
cobaan. misalnya, pada saat salah seorang diantara kita meninggal dunia atau terkena
bencana, seperti tsunami, tanah longsor, banjir, terpeleset, atau hal-hal lainya.
Sesungguhnya setiap musibah yang menimpah manusia disebabkan oleh ulah
manusia itu sendiri. Musibah tersebut ditimpahkan oleh Allah sebagai peringatan agar
manusia itu kembali ke jalan yang benar. Bahkan jika semua kesalahan manusia dibalas
langsung oleh Allah dengan musibah, bisa jadi seumur hidupnya manusia dicerca dengan
berbagai musibah. Hanya saja banyak kesalahan manusia itu yang diampuni oleh Allah
swt, sehingga musibah yang menimpah manusia tidak terlalu banyak.

9
Akan tetapi walaupun musibah yang menimpah manusia itu karena perbuatan
manusia itu sendiri, keputusan akhir tetap ada di tangan Allah. Jika Allah mengijinkan
musibah itu terjadi maka terjadilah, jika Allah tidak mengijinkan musibah itu tidak terjadi
maka tidak akan terjadi. Oleh karena itu , selayaknya manusia bersyukur kepada Allah agar
mendapat petunjuk-Nya.
Bagaimana bentuk bersyukur kepada Allah saat tertimpah musibah? Syukur saat
ditimpah musibah itu menerima ketentuan Allah dengan penuh ikhlas dan kesabaran.
Kembalikan semuanya kepada Allah karena segala hal dan termasuk diri kita adalah
milik-Nya.

3. URGENSI AKHLAK TERPUJI


Akhlak terpuji memiliki urgensi penting. Kehidupan modern yang cenderung bisa
menyebabkan dehumanisasi (tercabutnya nilai-nilai kemanusiaan) dan alienasi (merasa
terasing dalam kehidupan) memerlukan terapi konkret yaitu manusia lebih dekat kepada
Allah SWT dan memperbaiki hubungan sosialnya dengan manusia lain.4(Jamil, 2013 :24)
Hilangnya akhlak terpuji dalam masyarakat modern biasanya diawali dengan penggeseran
nilai-nilai kebaikan yang selama ini dianut oleh masyarakat yang bersumber dari nilai-nilai
agama yang sedikit demi sedikit mengalami penyimpangan. Berikut contoh beberapa
penyimpangan akhlak yang ditemukan dimasyarakat modern, antara lain:5 (Jamil, 2013
:24) 1. Pergaulan bebas 2. Budaya membuka aurat atau berpakaian mini 3. Sikap
individualistis dan egoisme 4. Tidak memperdulikan halal dan haram 5. Jauh dari ajaran
agama Hal ini dapat terjadi karena minimnya pemahaman masyarakat terhadap hakikat
hidup yang sebenarnya. Pemahaman yang sempit dimana hidup hanya untuk bersenang-
senang. Dalam hal ini maka perpaduan 3 akhlak sangat diperlukan, yaitu akhlak kepada
tuhan, akhlak kepada manusia serta akhlak kepada lingkungan.6 (Jamil, 2013 :24)

4. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKHLAK


Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan
pendidikan.
a) Insting
Definisi insting oleh para ahli jiwa masih ada perselisihan pendapat. Namun perlu
diungkapkan juga, bahwa menurut james, yang dikutip oleh mustafa bahwa insting ialah

10
suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan
berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu dan tiada dengan didahului latihan perbuatan itu.
Pengertian insting lebih lanjut ialah sifat jiwa yang pertama yang membentuk akkhlak,
akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu
saja, bahkan wajib di didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-
kadang dengan ditolak dan kadang-kadang pula diterima.
Dengan demikian insting itu berbeda-beda bagi manusia sebagai kita katakan diata.
Kadang-kadang seorang manusia diberi kekuatan dalam suatu insting, dan diberi
kelemahan dalam insting lainnya. Demikian juga seorang telah kuat instingnya sedang lain
orang kelihatan lemah, dan begitu sebaliknya. Banyak dari pemuda-pemuda mempunyai
persediaan insting untuk menghasilkan keahlian dalam cabang kehidupan yang beraneka
warna. Keahlian ini akan dapat kelihatan apabila seorang dapat memelihara keinginannya
yang baik dan mengetahui cara bagaimana memberi semangat dan memberi petunjuk yang
seharusnya dikerjakan dang apa yang seharusnya ditinggalkan. Sehingga matanglah
insting-instingnya.
b) Pola Dasar Bawaan
Pada awal perkembangan kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan
kelahiran manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi
pendapat baru mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam
tubuh, akal dari akhlaknya.
Ada teori yang mengemukakan masalah turunan, yaitu:
1. Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.
Dimana-mana tempat orang membawa turunan dengan berbeda-beda sifat yang
bersamaan. Seperti bentuk, pancaindera, perasaan, akal dan kehendak. Dengan sifat sifat
manusia yang diturunkan ini, manusia dapat mengalahkan alam didalam beberapa perkara,
sedang seluruh binatang tidak dapat menghadapinya.
2. Sifat-sifat bangsa.
Selain adat kebiasaan tiap-tiap bangsa, ada juga sifat yang diturunkan sekelompok
orang dahulu kepada kelompok orang sekarang. Sifat-sifat ini ialah menjadikan beberapa
orang dari tiap-tiap bangsa berlainan dari beberapa orang dari bangsa lain, bukan saja
dalam bentuk mukanya bahkan juga dalam sifat-sifat yang mengenai akal.

11
c) Lingkungan
Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-
tumbuhan oleh adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusian ialah apa yang
melingkungi dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa.
Lingkungan ada dua macam, yaitu:
1. Lingkungan alam
Lingkungan alam telah menjadikan perhatian para ahli-ahli sejak zaman plato
hingga sekarang ini. Dengan memberikan penjelasan-penjelasan dan sampai akhirnya
membawa pengaruh. Ibnu Chaldun telah menulis dalam kitab pendahuluannya. Maka
tubuh yang hidup tumbuhnya bahkan hidupnya tergantung pada keadaan lingkungan yang
ia hidup didalamnya. Kalau lingkungan tidak cocok kepada tubuh, maka tubu tersebut akan
lemah dan mati. Udara, cahaya, logam di dalam tanah, letaknya negeri dan apa yang ada
padanya dari lautan, sungai dan pelabuhan adalah mempengaruhi kesehatan penduduk dan
keadaan mereka yang mengenai akal dan akhlak.
2. Lingkungan pergaulan
Sekolah, pekerjaan, pemerintah, syiar agama, ideal, keyakinan, pikiran-pikiran,
adat-istiadat, pendapat umum, bahasa, kesusastraan, kesenian, pengetahuan dan akhlak.
Pendeknya segala apa yang diperbuahkan oleh kemajuan manusia.
Manusia dalam masa kemundurannya lebih banyak terpengaruh dalam lingkungan
alam. Apabila ia telah dapat mendapat sedikit kemajuan, lingkungan pergaulanlah yang
banyak menguasainya, sehingga ia dapat mengubah lingkungan atau menguasainya atau
menyesuaikan diri kepadanya.
d) Kebiasaan
Ada pemahaman singkat, bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang
terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian,
berbicara, berpidato, mengajar dan lain sebagainya.
Orang berbuat baik atau buruk karena ada dua faktor dari kebiasaan yaitu:
1. Kesukaan hati terhadap suatu pekerjaan
2. Menerima kesukaan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan, dan diulang terus
menerus.
Orang yang hanya melakukan tindakan dengan cara berulang-ulang tidak ada
manfaatnya dalam pembentukan kebiasaan. Tetapi hal ini harus dibarengi dengan perasaan
suka didalam hati. Dan sebalikanya tidak hanya senang atau suka hati saja tanpa diulang-

12
ulang tidak akan menjadi kebiasaan. Maka kebiasaan dapat tercapai karena keinginan hati
dan dilakukan berulang-ulang.
e) Kehendak
Suatu perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak.
Contoh berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan
lain sebagainya. Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati,
bernafas dan gerak mata.
Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang adalah keinginan yang
alamnya lebih kuat meskipun dia bukan keinginan yang lebih kuat.
Keinginan yang kuat desebut “roghbah”, lalu datang 4 azam atau niat berbuat. Azam ini
ialah yang disebut dengan kehendak kemudian diikuti dengan perbuatan.
f) Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku
akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat
melakukan perubahan pada dirinya.
Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan pusat
perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku yang baik. Maka
dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agen, perubahan sikap
dan perilaku manusia, yaitu:
1. Tenaga pendidik
2. Materi pengajaran
3. Metodologis pengajaran
4. Lingkungan sekolah

Menurut Para Aliran


Berdasarkan buku karangan H. Abudin Nata faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak pada khususnya, ada 3 aliran yang sudah amat populer. Pertama,
nativisme. Kedua, empirisme. Ketiga, korvengensi.
1. Aliran nativisme
Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat
berupa kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki
kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.

13
Aliran ini tampak begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, dan hal
ini kelihatannya erat kaiyannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal baik dan
buruk sebagaiman telah diuraikan diatas.
2. Aliran empirisme
Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang
diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebalikanya. Aliran
ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan
pengajaran.
3. Aliran konvergensi
Dalam pada itu aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan
pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.
Fitrah dan kecenderungan kearah yang baik yang ada didalam diri manusia dibina secara
intensif melalui berbagai metode.

5. PENERAPAN AKHLAQ DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


a) Akhlak kepada Pencipta
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah
Taubat. Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran. Secara istilah adalah
meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan
dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa. Dengan kata
lain, taubat mengandung arti kembali kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan
benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan.
 Menurut Ibnu Katsir
Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali
atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan
kesalahan yang sama pada masa mendatang.
 Menurut A. Jurjani
Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari
perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.

14
 Menurut Hamka
Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat
sesat dan tidak tentu ujungnya.
b) Akhlak terhadap Sesama
Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara
masalah kehidupan. Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk
kehidupan selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah
hidup. Kehidupan sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang
untuk bebas berekspresi,berkarya. Kehidupan adalah saling berketergantungan antara
sesama makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup
baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan
norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak
antara sesama manusia dan makhluk lainnya.
Dalam akhlak terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :
 Akhlak kepada sesama muslim.
Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru
besar umat Islam yang harus diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang di
nukilkan dalam sebuah hadist yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak
yang terbentuk dari hati manusia yang mempunyai nilai ibadah setelah menerima
rangsangan dari keadaan social. Karena kondisi realitas social yang membentuk hadirnya
karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan. Contohnya:ketika kita ingin di
hargai oleh orang lain,maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain,menghormati
orang yang lebih tua,menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir karena hal itu
merupakan ciri-ciri akhlak yang baik dan terpuji. Contoh lain yang merupakan akhlak
terpuji antar sesame muslim adalah menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat
orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara
hanya dengan melalui bisikan halus ditelinga teman dihadapan teman-teman yang lain,
karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
 Akhlak kepada sesama non muslim
Akhlak antara sesama non muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun
mereka, mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai
kemanusiaan.Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa
serta keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu

15
untuk perubahan diri. Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang
hidup social. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi
kemerdekaan yang tidak biasa dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang
lain,apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai
kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya etika social. Berbicara masalah
etika social adalah tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup
dan lain-lain. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan
mereka,ketika upacara keagamaan sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas
sekalipun. Memberi bantuan bila mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena
hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non muslim.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan
kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam
diri seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari – hari.
Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada beberapa bagian, yang semuanya
itu memiliki sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik dalam melakukan hubungan
yang bersifat horizontal atau dalam melakukan hubungan dengan Allah SWT atau dalam
melakukan hubungan secara vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar
sesama Manusia.

B. SARAN
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah – mudahan
setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini, agar bisa kita jadikan
sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan dengan
Allah atau bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap
kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus
kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama
– sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang membahas masalah
akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita
mengenai pembahasan akhlak terpuji tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

 http://makalah73.blogspot.com/2012/11/menjadi-manusia-yang-pemaaf.html
 http://cacawitarsa.blogspot.com/2010/10/perilaku-sifat-sifat-terpuji-taubat.html
 http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=17880:sifat-pemurah&catid=80:lentera&Itemid=251
 http://ritzberbagiilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-tabah-atau-sabar.html
 http://nrlisti.blogspot.com/
 http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-prilaku-akhlak-terpuji_23.html

18

Anda mungkin juga menyukai