ASITES
A. Definisi
Asites adalah akumulasi cairan dirongga peritoneal yang di sebabkan paling
banyak adalah sirosis hepatis, keganasan peritoneal, dan gagal jantung
(Yamada, 2009).
B. Penyebab
Menurut Grace (2007) dalam buku At a Glance ilmu bedah, asites
merupakan cairan yang berakumulasi dalam rongga peritoneal disebabkan
oleh 6 hal yaitu :
1. Peritonitis kronis misalnya TBC, apendisitis yang tidak terdiagnosis
2. Karsinomatosis (tumor ganas, khususnya ovarium, lambung)
3. Penyakit hati kronis (sirosis, deposit sekunder, obstruksi vena porta atau
hepatic, infeksi parasite)
4. Gagal jantung kongestif (gagal jantung kanan, RVF)
5. Gagal ginjal kronis (nefrotil sindrom)
6. Kilus (obstruksi duktus limfatikus)
D. Patofisiologi Asites
Adanya akumulasi cairan asites menunjukkan kondisi total natrium dan air
di tubuh berlebih, tetapi faktor dan penyebab yang mendasari ketidak
seimbangan ini belum diketahui. Meskipun banyak proses
patogenesis yang telah menunjukkan terjadinya asites pada abdomen, tetapi
sekitar 75% kasus disebabkan hipertensi portal pada sirosis hepatis dengan
fase infektif, inflamasi dan infiltratif.
Terdapat 3 teori tentang terbentuknya asites ini, seperti : underfilling,
overflow dan vasodilatasi arteri perifer.
1. Teori underfiling, menunjukkan bahwa abnormalitas primer berkaitan
dengan sequestrasi cairan pada pembuluh splangnic, yang memicu
hipertensi portal dan konsekuensinya, menurunkan efektifitas volume
darah yang bersirkulasi. Kondisi ini mengaktifasi renin plasma,
aldosteron, nervus simpatis yang memicu retensi natrium dan air di
ginjal.
2. Teori Overflow, pada terodi ini abdnormalitas primer disebabkan
gangguan retensi ginjal terhadap natrium dan air akibat tidak adanya
deplesi volume. Teori ini berkembang berdasarkan observvasi pasien
sirosis yang terjadi hipervolumia intravaskuler tibanding hipovolumia.
3. Teori yang sekarang digunakan adalah adanya hipotesa vasodilatasi
arteri perifer. Adanya hipertensi portal memicu vasodilatasi yang
menyebabkan penurunan efektifitas volume darah arteri. Eksitasi
neurohormonal meningkat, retensi natrium ginjal meningkat dan
volume plasma terekspansi. Kondisi ini akan memicu overflow cairan
ke cavum peritoneal abdomen. Teori vasodilatasi ini, juga
menunjukkan bahwa undefiling adalah fase awal dan overflow adalah
fase akhir pada sirosis.
Virus Alkohol
Kerusakan Liver
Bendungan inflamasi
di vena porta Nyeri Penumpukan cairan
G. Komplikasi
1) Perdarahan varises
2) Gangguan elektrolit
3) Ensefalopati hepatik
4) Gangguan keseimbangan asam basa
5) Hepatoma (Grace, 2007)
H. Penatalaksanaan
Menurut Niederhurber (2014) penatalaksanaan asites dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian deuretik
2. Kateter drainase
3. Peritoneovenous shunting
4. Terapi intraperitoneal
5. Imunoterapi
6. Radioisotop
7. Diet pembatasan natrium
8. Large volume parasentesis (pungsi asites):
Parasentesi (pungsi asites) adalah tindakan memasukkan
suatu kanula ke dalam rongga peritoneum untuk mengeluarkan
cairan asites. Parasentesis dilakukan untuk alasan diagnostic dan
bila asites menyebabkan kesulitan bernafas yang berat akibat
volume cairan yang besar. Parasentesis cairan asites dapat dilakukan
5-10 ltr/hr, dengan catatan harus dilakukan infuse albumin sebanyak
6-8 gr/L cairan asites yang dikeluarkan. Efek dari parasentesis
adalah hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia, ensefalopati
hepatica dan gagal ginjal. Cairan asites dapat mengandung 10-30 gr
protein/L, sehingga albumin serum kemudian mengalami deplesi,
mencetuskan hipotensi dan tertimbunnya kembali cairan asites.
(Price,, 2005).